Alvaro Sadar Bahwa Sebenarnya Widya Tidak Bersalah

Pulang ngedate bareng calon istrinya, membuat Alvaro tak tenang. Kali ini bukan karena dengan acara paksa itu, tapi karena pertemuannya kembali dengan ingatannya yang terfokus pada sang mantan istri.

Jujur Alvaro merasakan hal lain saat menatap mata wanita yang pernah menemani harinya. Meski hanya sebentar, tetap saja ada kenangan indah yang tercipta di dalam hatinya.

Hati Alvaro bergetar mengingat kenangan itu. Nyatanya saat ini kenangan indah yang pernah tercipta antara dirinya dan dan sang mantan istri, membuatnya ingin sekali mengulangnya lagi. Senyum Widya saat menyanbutnya pulang kerja. Tutur sapa wanita itu. Aroma tubuhnya. Cara Widya memanjakannya. Baik itu tentang hasrat atau prihal perut. Semua bisa berjalan sangat mulus di tangan Widya. Sungguh, Alvaro merindukan saat itu. Merindukan perhatian itu.

"Astaga! kenapa aku merindukan saat bersamanya? Kenapa aku jadi ingin mengulang saat itu?" gumam Alvaro, jujur pada hatinya sendiri.

Tak hanya itu, obrolan setiap menjelang tidur ternyata juga membekas di hati Alvaro. Walaupun pernikahan mereka karena sebuah perjodohan, tapi Widya begitu pandai memerankan peran sebagai seorang istri. Menjadi pendengar yang baik untuk keluh kesahnya.

Bukan hanya itu, Widya tak pernah menolaknya meskipun ia merasakan tubuhnya letih karena ikut membantu pekerjaannya di perkebunan teh milik keluarga Alvaro.

Wanita itu selalu menyiapkan makanan baik untuk raga maupun jiwanya. Widya selalu bisa membuatnya puas dalam segala hal.

Widya bisa memanjakan lidah dan perutnya dengan masakan yang ia buat. Widya juga bisa memuaskan hasratnya di ranjang meskipun kaku. Maklum, Widya adalah gadis desa yang lugu. Bukan wanita sembarangan yang punya pergaulan bebas sebelum menikah.

Melihat sang putra melamun, Ibu Zanna pun menghampiri putra semata wayangnya itu.

"Ada apa, Al? Kenapa Mami lihat kamu resah sekali?" tanya Ibu Zanna.

"Mami mau tahu apa yang Al rasakan. Al tidak suka dengan perjodohan ini, Mi. Tapi papi memaksa. Papi mengancam nggak mau jadi investor di perusahaan Al, Mi. Jika demikian bagaimana nasib karyawan, Al, Mi. Mami tahu Al masih merintis," kawan Alvaro dengan wajah masam.

"Ya, Mami paham. Tapi jika boleh jujur, Mami juga tak begitu suka dengan perjodohan ini, Al. Meski Widya anak penipu, Mami lebih cocok sama mantanmu itu. Dia lembut, baik dan Mami nggak perlu ceritain kebaikan dia. Kamu bisa merasakan sendiri betapa dia tulus padamu," jawab Ibu Zanna, terlihat sedih saat menceritakan mantan menantunya itu.

Alvaro terdiam saat, memikirkan kembali apa yang ibunya katakan. Sebab apa yang dikatakan oleh wanita yang melahirkan nya itu memang benar adanya.

Al tak menampik apa yang dikatakan maminya, sebab apa yang dikatakan wanita itu adalah benar. Bahwa Widya memang selalu bersikap baik padanya. Bahkan saat ia marah tentang masalah penipuan itu. Widya tetap diam. Menunduk. Tak membalas sedikitpun apa yang ia ucapkan.

"Mami sebenarnya sedih dengan perpisahan kalian, Al. Widya tak tahu apa-apa tentang tujuan orang tuanya menikahkan kalian. Mami yakin, jika dia juga terpaksa menikah denganmu. Tapi dengan keiklasan berbakti pada ayah dan ibunya, membuat Widya mau menerima pernikahan ini. Hanya saja nasibnya malang. Kamu terlalu emosi menghadapi masalah ini, Al, sampai tidak bisa melihat bahwa istrimu tidak tahu menahu perihal kebohongan ayah dan ibunya," ucap Ibu Zanna. Sesuai apa yang ia amati selama ini.

Alvaro tercengang mendengar ucapan mami nya. Sekali lagi Al merasa tertampar akan kecerobohannya sendiri. Ia rela melepaskan istri baiknya hanya karena hasutan dari papinya. Di detik itu Alvaro tersadar bahwa ia telah melakukan kesalahan fatal terhadap pernikahannya dengan sang istri.

"Kenapa Mami baru menyuarakan masalah ini. Kenapa baru sekarang, Mi?" tanya Alvaro, kesal.

"Kami tahu bagaimana papimu. Apakah pria itu pernah memberi kesempatan ibumu ini untuk menyuarakan isi hatinya? Apa papimu pernah mengizinkan mami mu ini untuk memberikan pendapat? Pernikahanmu di sepakati olehnya juga. Dia juga yang mengatur semuanya. Tapi lihat sekarang, setelah ia tahu kebusukan keluarga Widya, Mami juga yang di salahkan. Mami juga yang dihujat Al! Alasan papimu menyalahkan Mami karena ibunya Widya adalah teman masa kecil Mami. Papimu nggak mikir jika pernikahan yang ia setujui itu juga bertujuan bisnis. Dia juga kan yang menerimanya," ucap Ibu Zanna dengan tatapan nanar seakan hatinya terluka oleh perlakuan suaminya selama ini.

Alvaro tak tahu harus bagaimana menimpali setiap kata yang diucapkan ibunya. Nyatanya ucapan wanita itu sangat mengores hatinya.

Selama ini maminya selalu diam dituduh bodoh dan segalanya oleh papinya. Namun, nyatanya kediaman wanita itu menyimpan luka yang dalam. Menyimpan perihnya luka hati yang menyedihkan. Membuat Alvay terenyuh dan akhirnya memutuskan wanita yang selama ini ia lupa untuk ia sayangi.

"Maafkan Al, Mi. Selama ini Al nggak sadar kalo ternyata Mami sangat menderita atas perlakuan papi. Maafkan atas keegoisan papi, Mi. Atas nama papi, Al minta maaf, Mi!" ucap Alvaro sedih.

"Mami sadar, jika Mami anak orang yang tidak punya saat dijodohkan dengannya. Tapi apa salah Mami sehingga Mami terlalu terlihat buruk di matanya, Al! Salah Mami di mana? Mami pun nggak minta dinikahkan dengannya. Semua atas kehendak orang tua. Mami sedih Al. Mami sedih dengan nasib Mami sendiri. Tapi Mami juga sedih dengan nasib Widya. Karena kita bernasib sama. Hanya saja Widya bisa terbebas dari pria kaya egois seperti kalian. Sedangkan aku, aku harus tetap bertahan menerima perlakuan buruk kalian pria-pria tak punya hati," ucap aibu Zanna.

Lelehan air mata tak sanggup ia bendung lagi. Selama ini sikap sang suami selalu menyakitkan baginya. Pria itu selalu bermulut pedas dan jarang menghargainya. Bahkan hampir tak pernah menghargainya. Ini sungguh menyakitkan untuk Ibu Zanna. Ibu Zanna tak bohong.

"Sudah, Mami jangan nangis. Mulai hari ini, Al yang akan jaga Mami. Al yang akan bela Mami. Kita bernasib sama, Mi. Kita selalu berada dalam kendali papi. Mulai sekarang Al janji, Al nggak akan ngebiarin Mami di sakiti oleh papi lagi." Alvaro kembali memeluk ibunya yang menangis karena kesedihan yang ia rasakan selama ini.

Sedangkan Alvaro... pria yang belum tahu bahwa dirinya saat ini adalah seorang ayah, berjanji akan mencari mantan istrinya dan meminta maaf padanya.

Alvaro berjanji akan memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat. Alvaro berjanji akan meminta maaf pada mantan istrinya itu. Alvaro sadar bahwa apa yang dia lakukan sangat keterlaluan. Dan mungkin akan sulit di maafkan. Namun begitu ia tetap berjanji akan memperbaiki segalanya.

"Ya, aku harus melakukan itu!" guman Alvaro.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

tapi kamu terlambat ..

2023-02-02

0

Defi

Defi

setuju dengan Mami Al, walaupun sedih dan sakit Widya ditinggalkan dan diabaikan oleh Alvaro tapi sekarang dia sudah bebas dari orang2 yang tidak pernah menghargainya

2023-01-23

0

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

kamu sadar dan tahu nya setelah Widya pergi jauh Al
semoga kamu kuat saat mengetahui kenyataan kalau Widya juga melahirkan anakmu

2023-01-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!