Mengejar Cinta Mantan

Mengejar Cinta Mantan

Kelahiran Sang Buah Hati

Di sebuah klinik bersalin...

"Selamat Ibu Widya, putra anda lahir dengan berat 3,2kg, panjang 51 cm. Silakan anda melihatnya," ucap seorang Suster sembari menyerahkan bayi mungil itu kepada Widya.

"Terima kasih, Suster. Terima kasih banyak. Ya Tuhan, dia tampan sekali," ucap Widya dengan lelehan air mata kebahagiaan sekaligus kesedihan yang sulit ia kendalikan.

Widya begitu bahagia atas kelahiran putra pertamanya. Namun, ia sedih karena tak ada satupun keluarga yang menemaninya bersalin. Termasuk ayah bayi dari tersebut.

Widya sendirian. Sendirian berjuang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan bayinya ini ke dunia.

Wanita malang ini, hanya ditemani oleh bidan yang selama ini memeriksanya. Dan juga seorang wanita yang menjadi sandaran hidupnya. Seorang wanita yang menolongnya tanpa pamrih. Seorang wanita yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

Sedangkan Alvaro, yang notabene adalah ayah dari bayi yang ia lahirkan, malah tak tahu menahu kabar tentang dirinya dan buah hati mereka.

Sejak pria itu menjatuhkan talak padanya, Alvaro memblokir akses komunikasi antara mereka berdua. Sehingga tak ada jalan untuk Widya memberi kabar untuknya.

Widya tak bisa berbuat apapun selain memasrahkan apa yang terjadi padanya ke pada Dia, Sang Pemilik hidup.

Widya yakin, tanpa pria itu dia pasti bisa menjaga dan membesarkan putra semata wayangnya.

***

Sekilas tentang hubungannya dengan sang mantan suami.....

Alvaro meninggalkan Widya dan menceraikannya sesaat setelah ia mengetahui bahwa keluarga Widya sengaja menjebaknya, agar dia mau menikahi anak gadis mereka.

Alvaro marah besar. Ia tak terima dengan perlakukan menjijikkan keluarga Widya. Sebab baginya itu adalah bentuk penipuan, tindakan dzolim yang tak pantas untuk dimaafkan.

Sedangkan Widya sendiri, wanita malang yang tak tahu apa-apa itu, langsung terkena imbas dari kemarahan pria yang merasa ditipu oleh nya dan oleh keluarganya itu.

Dan imbas dari kepergian Alvaro dari rumah. Widya diusir oleh keluarga besarnya, karena mereka tak tahan dengan cibiran para tetangga.

Widya dianggap tidak becus membina rumah tangga. Wanita malang ini dinilai tidak bisa menjadi istri yang baik. Sehingga suaminya meninggalkannya tanpa sebab.

Widya tak punya pilihan lain selain menerima nasib. Dengan hanya bermodalkan uang 200 ribu dan handphone jadul, wanita malang ini pun memutuskan untuk pergi dari rumah.

Meninggalkan kampung halaman dan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.

Nasib baik memihak padanya, ia ditolong oleh wanita paruh baya. Wanita tersebut memiliki sebuah toko roti dan kue. Widya dipekerjakan di sana sebagai kasir. Kadang-kadang jika pesanan banyak, Widya juga diminta membantu di dapur untuk membuat roti atau menghias kue pesanan.

Sayangnya, nasib baik tidak serta merta berpihak pada Widya. Sebulan setelah ia bekerja, Widya jatuh sakit.

Setiap hari ia muntah dan tak bisa mencium aroma-aroma yang berbau wangi. Sehingga Widya memutuskan untuk berhenti kerja.

Semakin hari tubuh Widya semakin kurus. Karena ia tak bisa makan. Jangan kan untuk makan, minum air putih saja dia muntah. Widya mengalami ngidam yang cukup parah.

Takut terjangkit penyakit serius, akhirnya wanita yang menolong Widya pun membawa wanita malang itu ke dokter.

Alangkah terkejutnya mereka, karena hasil pemeriksaan yang dilakukan, Widya tidak terjangkit penyakit apapun. Tapi penyebab Widya mengalami muntah dan tak bisa makan adalah dirinya sedang hamil.

Sungguh, ini adalah kabar yang mengguncang jiwa Widya.

Bagaimana tidak?

Ia sedang menata hidupnya. Sedang mencoba bangkit untuk membuktikan pada dunia bahwa dia bukanlah wanita lemah. Namun sayang, sebelum itu semua terbukti, ia malah diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaga titipanNya.

Awalnya Widya stress berat.

Beberapa kali ia mencoba bunuh diri.

Namun, Tuhan tidak mengizinkannya melakukan itu. Orang baik yang kala itu membantunya, ternyata memiliki jiwa yang sangat tulus.

Wanita tersebut kembali membantunya. Widya diizinkan tinggal bersama karyawan yang lain di rumah milik wanita itu. Selama Widya belum mampu bekerja, ia lah yang menanggung biaya hidup, rumah sakit dan bahkan apapun yang Widya butuhkan. Termasuk memeriksa perkembangan janin yang ada di dalam kandungannya setiap bulan.

Widya amat sangat bersyukur untuk itu. Ternyata dibalik setiap musibah yang menghampirinya, masih ada orang-orang baik yang dikirim oleh Tuhan untuknya.

Widya tersadar dari lamunan ketika suster menepuk pundaknya untuk mengajaknya membicarakan perihal akte kelahiran untuk si jabang bayi.

"Ibu Widya, oke?" tanya suster tersebut.

"O.. O.. Oke, Sus. Maafkan saya, kok jadi melamun!" ucap Widya sembari menghapus air matanya.

"Tak apa, Bu. Aduh, dia lapar, Bu. Sebaiknya Ibu segera memberinya Asi," ucap sang suster sambil membantu Widya menata posisi agar nyaman saat memberikan Asi.

"Terima kasih banyak, Suster. Terima kasih sudah mau membantu saya. Maafkan saya dan si baby sudah merepotkan," jawab Widya sembari menerima bantuan suster agar dirinya bisa memberikan Asi untuk si baby.

"Sama-sama, Ibu. Mari saya bantu kasih Asi," ucap Suster tersebut sembari membantu Widya memencet ****** susu Widya, serta membantu si bayi untuk mencari ****** tersebut.

Widya terlihat sedikit kesusahan. Tetapi ia cepat belajar. Sehingga sang baby pun cepat menemukan apa yang ia cari.

"Makasih banyak, Suster. Maafkan saya sudah merepotkan," ucap Widya lagi.

"Tidak, Ibu. Ini sudah tugas kami untuk melayani pasien. Terlebih untuk ibu muda seperti anda. Bukankah ini pengalaman pertama." Suster tersebut tersenyum. Lalu membiarkan Widya memberikan Asi untuk bayinya.

Di sela-sela memberi Asi, suster kembali berucap, "Sebelumya saya minta maaf, Ibu, bolehkah saya bertanya?" tanya Suster itu lagi.

"Tentu saja, Suster. Suster mau tanya apa?"

"Maafkan saya jika ini sedikit kurang nyaman, tapi kami membutuhkan data suami ibu untuk mengisi formulir kelahiran adek bayi. Maksud kami untuk melengkapi data surat kelahiran adek bayi. Em, Kami juga butuh tanda tangan beliau untuk melengkapi administrasi akte adek, Bu. Bisakah suami ibu datang ke sini?" tanya Suster itu lagi.

Ya Tuhan, ini sungguh pertanyaan yang menyayat hati. Tapi, Widya harus memberikan jawaban yang ditunggu oleh suster itu. Seperih apapun kenyataan yang kini sedang ia hadapi, Widya harus tetap menjelaskannya bukan? Widya tak ingin ada kebohongan dalam hidupnya.

"Oh, saya minta maaf, Suster. Sebelumnya, saya sudah menyerahkan semua surat-surat yang dibutuhkan untuk kelengkapan data tersebut. Silakan Suster tanya sama bidan yang merujuk saya ke sini. Di sana semua surat yang butuhkan sudah saya kasih engkap kok. Untuk suami, saya dan beliau sudah berpisah, Suster. Bisakah saya saja yang tanda tangan untuknya. Saya wali satu-satunya, Suster. Maafkan saya. ," jawab Widya dengan senyum manisnya.

Bohong jika ucapan tersebut tidak menyayat hati siapapun yang mendengar pernyataan itu.

Pernyataan itu terdengar sedih, bukan? Namun mau bagaimana? Inilah hidup. Bukankah harus tetap diperjuangkan dan dijalani? Dengan adanya dia atau pun tidak. Hidup Widya dan bayinya harus tetap berjalan.

"Oh, baiklah ibu kalo demikian. Maafkan saya, Bu. Saya tidak tahu."

"Tidak apa, Suster.Saya dan bayi ini baik-baik saja kok!" jawab Widya sedih.

"Baiklah, Bu. Sebaiknya saya menghubungi bidan anda. Mungkin beliau belum menyerahkan pada pihak rumah sakit. Kalo begitu saya permisi dulu," jawab Sang suster.

"Iya, Suster. Terima kasih atas bantuannya," Jawab Widya.

Tak ada perbincangan lagi. Suster tersebut pun langsung berpamitan dan meninggalkan ruang rawat Widya dan bayinya.

Sedangkan Widya, wanita malang ini pun hanya bisa termenung sembari berdoa. Supaya Tuhan selalu menjaganya. Menjaga dia dan buah hatinya.

Widya juga berharap, Tuhan tidak memberinya ujian yang berat lagi. Sehingga ia bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. Bisa memberikan kehidupan yang layak untuk putra semata wayangnya. Tanpa merepotkan orang lain. Tanpa mengharap belas kasih orang lain.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

dijebak atau ga, tp alvaro udah menanamkn benihnya. tp trserah alvaro ajalah, yg nyesel kan dia juga.

2023-02-02

0

Defi

Defi

Widya kamu bisa bangkit demi putramu 💪

2023-01-23

0

Wahyuni Puspita Dewi

Wahyuni Puspita Dewi

mengandung bawang 😭😭😭😭

2023-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!