Penolakan Alvaro

Di kediaman Dirgantara...

Terlihat seorang pria paruh baya sedang duduk di meja makan sembari memijat keningnya. Seakan sedang memusingkan sesuatu! Tak berapa lama terlihat seorang pria muda menuruni anak tangga.

"Pagi, Pi!" sapa pria muda itu.

"Hemm, pagi. Gimana? apa kamu sudah memutuskan tawaran Papi tadi malam?" tanya Pria paruh baya yang biasa dipanggil Pak Tyo.

"Nggak, Pi. Al nggak akan pernah menikah karena perjodohan lagi. Al muak berdrama menjijikan seperti itu, Pi!" tolak Alvaro kesal.

"Kali ini bukan jebakan, Al. Papi nggak mau tahu, pokoknya kamu harus menerima perjodohan ini. Dia anak sahabat Papi. Gadis ini seorang sarjana, beda dengan mantan istrimu yang pembohong itu. Katanya sarjana pendidikan, ternyata SMA saja nggak lulus. Percayalah, kali ini nggak akan ada kebohongan. Papi tidak seperti mami mu yang nggak bisa berpikir jernih itu," bujuk Pak Tyo, kesal. Di liriknya sang istri yang saat ini sedang sibuk membuatkan kopi untuknya.

"Whatever Pi, pokoknya aku nggak mau menikah. Mau itu pilihan mami atau pilihan papi. Pokoknya Al mau memilih sendiri!" tolak pria tampan ini.

"Mau sampai kapan kamu sendiri ha! Jangan salahkan papi perihal kegagalanmu itu. Salahkan mami mu yang nggak teliti itu. Anak dari keluarga penipu dijadiin mantu. Miris sekali!" sindir Pak Tyo pada istrinya yang sedari tadi hanya diam mendengarkan setiap tuduhkan yang di tujukan padanya.

"Al sudah bilang, Al akan pilih sendiri. Papi sama mami ga usah pusing. Oke, Al mau ke kantor. Tolong jangan bahas lagi masalah istri. Al masih muak dengan istri, Pi! Al harap, tolong kasih kesempatan Al untuk menyembuhkan luka ini, Pi," ucap Al seraya meraih kunci mobilnya dan segera melangkah meninggalkan mami dan papinya yang saling menatap tak suka.

"Ini semua gara-gara, Mami, cari mantu nggak becus begitu!" Jugde Pak Tyo kesal.

"Sudah, Pi. Dia sudah diceraikan. Mau sampai kapan Papi mengungkit masalah ini. Lagian Mami juga udah nggak berurusan sama mereka. Mami mana tahu kalo ayahnya Widya hanya menginginkan dan memanfaatkan harta keluarga kita. Mami mana tahu kalo mereka hanya manusia nebeng tenar dari nama keluarga kita. Ku pikir, mereka mau menjodohkan putrinya dengan putra kita karena dasar ketulusan, Pi. Mami mana tahu kalo mereka selicik itu!" jawab Ibu Zanna, kesal.

"Putra kita jadi anti wanita, itu semua gara-gara Mami. Lalu sekarang gimana kalo dia nggak mau nikah, Mi. Lihat, usianya udah nggak muda lagi. Yang di pikirin cuma kerja sama kerja. Kapan kita dapat cucu kalo begini!" Pak Tyo menatap tak suka pada istri yang sudah mendampinginya hampir 33 tahun ini.

"Tolong, Pi. Jangan salahkan Mami terus Semua keputusan yang kita ambil juga berdasarkan musyawarah bersama. Bukan hanya karena mami seorang. Tapi papi sama Al, memandang mami seakan mami seorang yang salah, yang maksa-maksa Al buat nikah sama anak penipu itu. Astaga!" balas Ibu Zanna tak kalah kesal.

Pak Tyo diam. Namun dalam hati ia akan tetap memaksa Alvaro untuk bertunangan dan menikah dengan putri teman masa kecilnya itu.

Sedangkan Alvaro terlihat kesal dan membanting keras pintu mobilnya. Kesal, marah, geram, karena teringat dengan penipuan yang dilakukan oleh orang tua mantan istrinya itu.

***

Di lain pihak... Di rumah sakit di mana Widya dan sang buah hati di rawat...

"Sayang... selamat ya," sapa Nia, wanita paruh baya yang sudah menganggap Widya sebagai putrinya sendiri.

"Makasih, Ibu. Ibu datang sama siapa?" tanya Widya.

"Sama Mozza, siapa lagi? Eh mana babymu. Sini Oma mau gendong!" jawab Nia seraya meminta baby mungil yang ada di dalam dekapan Widya.

"Hati-hati, Oma. Dia sangat kecil sekali. Tapi Widya bahagia sekali. Lihatlah dia, dia sangat manis! Makasih banyak Oma, jika bukan karena, Oma, mungkin aku nggak akan memilikinya," jawab Widya sembari menunjukan baby mungil pada Ibu Nia.

"Ish, jangan ngomong begitu. Ya Tuhan, dia manis sekali. Oma menyukainya, Wid. Sebaiknya kamu tinggal di rumah aja. Sampai baby mu kuat. Kamu bisa tinggal di rumah bersama Oma. Jangan di kontrakan lagi ya. Eh, kok Ibu jadi senang dipanggil Oma sekarang? Apakah Ibu sudah ingin punya cucu?" Ibu Nia mencolek pipi baby mungil itu dengan senyuman bahagianya.

"Mungkin, Bu. Mungkin ini kode kalo Ibu ingin Mozza cepat menikah!" jawab Widya dengan senyuman bahagia.

"Ah, doakan saja. Kamu tahu bagaimana Mozza. Dia seperti tak suka dengan pria. Ahhh, entahlah. Sebaliknya kita jangan bahas dia. Nanti dia marah kalo dengar. Kita bahas kamu sama baby tampan ini aja. Gimana tawaran ku? Gimana kalo kamu dan dia tinggal di rumah aja? Pasti rumah bakalan rame kalo ada dia!" pinta Ibu Nia sembari menimang bocah tampan ini.

"Aduh, makasih banyak, Ibu. Tapi maaf, Widya nggak bisa. Widya nggak mau ngrepotin Ibu. Ga pa-pa, Bu, Widya tinggal di kontrakan. Yang penting jangan pecat Widya dari toko. Nanti ga mampu bayar kontrakan," ucap Widya sembari tertawa lirih.

"Ish, mana mungkin Ibu pecat pegawai sebaik kamu. Ibu nggak akan lakukan itu. Ibu suruh kamu tinggal biar kamu bisa menghemat biaya hidup. Kasihan baby mu, dia masih banyak butuh biaya untuk banyak hal, termasuk sekolahnya nanti," ucap Ibu Nia, realistis.

"Iya, Bu, tapi Widya nggak mau terlalu banyak punya hutang budi sama Ibu. Gimana cara Widya membayarnya nanti," jawab Widya, dengan senyum sedihnya.

"Baiklah, terserah mu. Tapi Ibu sih berharap kamu pikirkan tawaran ibu. Oiya, ibu mau kasih tahu kamu sesuatu!" Ibu Nia mendekati Widya dan berbisik, "Mozza mau dilamar sama pengusaha kaya. Do'ain ya biar mereka jodoh!" ucap Ibu Nia.

Widya tersenyum lalu menjawab, "Tentu saja, Bu.Widya pasti do'akan!"

"Seminggu lagi mereka akan kami kenalkan. Semoga cocok!"

"Aamin. Semoga jodoh, Bu. Widya ikut senang jika mereka jodoh!"

"Ya, itu yang Ibu harapkan. Semoga mereka berjodoh. Calonnya di Mozza ini cakep, santun, kaya, pokoknya pria idaman banget deh. Cuma dia duda, Wid!" ucap Ibu Nia dengan senyum senangnya.

"Alhamdulilah, Widya ikut mendoakan, Bu. Mau duda mau perjaka, yang penting kan bukan punya orang!" jawab Widya.

"Kamu benar, Wid! Ibu berharap, Mozza nggak nolak dia. Begitupun pria itu. Semoga mereka berjodoh. Ibu suka sama dia karena dia santun. Dari keluarga baik-baik juga." Ibu Nia tersenyum sekali lagi.

Widya tak membalas ucapan itu dengan kata-kata. Melainkan dengan senyuman. Sebab di detik ini, ia teringat di kala kedua orang tuanya memaksanya untuk menikah. Lalu di usia pernikahan yang masih terbilang muda, sang suami tiba-tiba marah dan menuduhnya sebagai penipu. Bukan hanya itu, seminggu setelah pertengkaran itu, sang suami mengiriminya surat cerai.

Hati siapa yang tidak hancur jika diperlakukan seperti itu. Ia tak tahu apa salahnya, Tiba-tiba saja ia dipaksa mempertanggungjawabkan perbuatan yang dituduhkan padanya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

Widia kayanya Alvaro deh yang di jodohkan sama mozza

2023-08-05

0

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

ini pasti Alvaro yang akan di jodohkan sama mozza dan disinilah akhirnya mereka bertemu lagi dan Alvaro tau kalo ternyata dia punya anak dari mantan istrinya ... mungkin itu tebakan aku sih 😁😁

2023-02-02

1

Defi

Defi

Oma Nia semoga bukan Alvaro ya yang akan dijodohkan dengan Mozza

2023-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!