Seventh Blood Vampire

Seventh Blood Vampire

Tersesat Seribu Tahun

Hai kak,

Selamat datang di Seventh Blood Vampire. Mari tes gelombang laut dulu sebelum berlayar! Jangan lupa semboyan kita hari ini : Safety first then go wild ya!

*

*

*

Menurut kepercayaan lama, ada tanda-tanda ketika seorang vampir sedang mencari mangsa. Di tengah malam, setiap anjing yang ada di desa akan mulai mengaum ke arah bulan.

\*\*

Transylvania kuno, 1023

Count Drakula generasi ketujuh memutuskan untuk pindah dari Transylvania ke London, mengikuti jejak leluhurnya. Jujur ia bosan selama sepuluh tahun terakhir harus tidur dalam peti di dalam kastilnya yang gelap, lembab dan berdebu. Misi yang diberikan padanya untuk membentuk populasi penghisap darah di London membuatnya bersemangat untuk meninggalkan pedalaman Rumania.

Evander, sang pangeran kegelapan memutuskan tidak akan kembali ke kastilnya walaupun misi telah selesai, ia akan menetap di London. Ia bahkan sudah membeli sebuah rumah kuno yang memiliki ruang bawah tanah cukup luas.

Bukan tanpa alasan Evander enggan kembali ke Transylvania, seluruh penghuni kastil yang ditempatinya puluhan tahun itu memusuhinya. Beberapa pangeran kegelapan lain malah bernafsu sekali untuk menghilangkan kehidupannya.

Sebagai Count Drakula paling muda, Evander dikucilkan karena tidak memiliki keistimewaan. Semua mengatakan Evander adalah sebuah kecacatan dalam keluarga. Evander tidak mampu mengendalikan cuaca, tidak bisa berubah menjadi hewan tertentu seperti kelelawar atau serigala, tubuhnya juga tidak bisa pecah berkeping-keping menjadi debu saat harus keluar masuk petinya.

Evander hanya memiliki kekuatan fisik tanpa sihir-sihir yang seharusnya menjadi ciri khas seorang Count Drakula. Karena itulah Evander dikurung di dalam kastil tanpa dipercaya melakukan apapun selama beberapa dekade. Ia dianggap sebagai pangeran paling tak berguna.

London adalah misi pertamanya, dan Evander tidak boleh gagal. Keberhasilannya akan menjadi bukti bahwa julukan 'tak berguna' itu tak lebih dari omong kosong. Mereka yang tinggal di kastil bersamanya hanya merasa dengki. Alasannya, Evander adalah putra kegelapan kesayangan karena tidak pernah mendapatkan tugas, tepatnya terlalu dimanja.

Sebagai persiapan tinggal di London, Evander membawa tempat tidurnya, sepuluh peti berisi tanah Transylvania sudah diangkut oleh kereta kuda orang gipsi menuju pelabuhan Varna. Evander benar-benar siap berlayar selama kurang lebih tiga minggu untuk mencapai negara tujuannya.

Evander menyeringai gembira di malam pertama di atas kapal, ia haus melihat awak kapal lalu lalang di depan kamarnya, giginya gatal. Hingga di satu kesempatan, Evander menggigit pelayan kamar yang mengantarkan makanan padanya. Menghisap darahnya hingga habis dan melempar jasad pelayan tersebut ke laut.

Rasa haus Evander tidak pernah surut karena stok manusia yang ada di atas kapal cukup banyak. Bahkan di hari kelima, Evander sudah menghisap darah dua belas awak kapal tanpa mengubah mereka menjadi vampir seperti dirinya.

Fajar masih jauh ketika Evander sudah menyelesaikan dua hisapannya. Ia sengaja meninggalkan kamar dan masuk ke dalam peti di dek bawah, berniat tidur hingga dua hari kedepan.

Malang bagi Evander, badai mengganas saat kapal sudah ada di laut lepas. Sebagai drakula penghisap darah yang tidak bisa mengendalikan cuaca, hal tersebut adalah petaka besar. Kini, kapal yang membawanya ke London mulai masuk ke dalam pusaran badai.

Evander mendengar suara air menghantam kapal, lalu masuk ke dalam dek dan membanjiri peti tempatnya beristirahat. Evander merasa terombang-ambing seperti sedang berlayar dengan kapal yang lebih kecil karena petinya mengapung. Lalu suara ledakan besar terdengar memekakkan telinga.

Meski penuh kecacatan, Evander adalah bagian dari makhluk yang tidak bisa mati. Maka ia menendang tutup peti dan segera keluar kapal yang ternyata mulai karam.

Evander bergerak ke segala arah dengan tangan dan kaki untuk mencapai permukaan. Membiarkan sepuluh peti berisi tanah Transylvania yang akan menjadi rumahnya ikut tenggelam bersama awak kapal yang tersisa.

Kilat membelah malam seperti cambuk dari neraka dan suara petir bersahutan mengirim kengerian dan ancaman. Evander mendongak, bergerak sangat cepat menghindari badai bercampur petir. Ia tidak sudi tersambar energi jutaan volt itu di tengah laut. Ia harus selamat demi misi pertamanya.

Evander berenang berputar sebentar, lalu dengan mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya, ia pergi ke satu titik yang menurut instingnya adalah sebuah daratan.

**

Maine, 2023

Kegelapan menyelimuti pedesaan ketika Ariana selesai bekerja dan berkendara menuju tempat tinggalnya. Pondok yang ditempati Ariana dibangun dekat tebing yang menghadap Samudera Atlantik.

Ariana tinggal sendiri, menyendiri karena berbagai alasan yang mungkin tak logis bagi manusia lain. Ia sedang patah hati, sehingga memilih pondok orang tuanya yang jarang dikunjungi untuk ditinggali sementara waktu. Mungkin lebih lama, karena Ariana sudah mulai betah dengan suasananya yang sepi dari keramaian.

Ia hanya mendengar suara angin dan ombak yang menghantam tebing setiap hari. Musik alam yang memberinya ketenangan dan kesembuhan. Laut lepas menjadi pemandangan indah di waktu fajar dan juga senja, tak jarang Ariana juga menikmati menatap laut yang gemerlap saat bulan purnama.

Ariana mengambil tas kerja dan kantong kecil belanjaan di kursi belakang mobilnya, lalu berjalan mendekati rumahnya yang gelap tanpa cahaya sedikitpun. Ia tidak ingat meninggalkan pencahayaan teras ketika pergi bekerja tadi pagi.

Biasanya, ia tak pulang selarut ini. Pekerjaan sungguh menyita perhatiannya. Sebagai seorang dokter, Ariana diwajibkan ada ketika dibutuhkan dadakan di ruang operasi.

Sambil berjalan, Ariana mengingat kekasihnya yang berkhianat. Tadi di rumah sakit, masih tanpa malu berciuman dengan salah satu perawat di depan matanya. Apa Ariana cemburu? Sama sekali tidak, justru pemandangan itu menjadi sebab terkikisnya cinta yang selama ini selalu diagungkan kesetiaannya.

Ia beruntung tidak lagi bersama dengan pria brengsek yang hanya memanfaatkan posisinya. Kini, ketika kekasihnya memilih perawat yang lebih seksi darinya, Ariana bersyukur, akhirnya penderitaan berakhir juga. Baguslah!

Ariana berhenti melamun, membuang udara yang menumpuk di paru-paru dengan hembusan besar, baru membuka pintu pondok. Tak disangka ia mendapatkan sambutan, dan sebuah kejutan besar tentunya. Bau karat dan anyir darah memenuhi ruang tamunya, bercampur dengan bau basah air laut.

Segera setelah Ariana melangkahi pintu masuk, sebuah lengan melingkari pinggangnya dan mengangkatnya dari lantai. Detik berikutnya sesuatu yang sangat dingin menempel di leher Ariana. Tekstur kenyal itu lalu terbuka dan ada benda keras menyentuh batang tenggorokan Ariana. Dua buah gigi taring.

Kantong belanjaan Ariana jatuh berdebam ke lantai, sobek, dan tas kerjanya juga melorot menumpahkan isinya. Ariana dalam kepanikan. Bagaimana bisa ia disergap di pondoknya sendiri? Dan bau mulut penyerangnya sungguh membuatnya mual. Bau karat bercampur amis darah. Ariana familiar dengan bau tersebut karena bekerja di rumah sakit.

"Lepaskan aku!" pekik Ariana, kakinya yang menggantung menendang ke depan dan ke belakang. Kedua tangan Ariana mendorong kepala orang yang menyergap agar menjauhi lehernya.

Tangan Ariana bukan hanya mendorong kepala penyerangnya, tapi juga memukul paha yang basah. Ia meronta sekuat tenaga agar bisa lepas. "Lepaskan!"

Oh tidak! Pria yang menyergapnya sama sekali tak bergerak atau mengendurkan pegangan di pinggangnya. Tapi pria itu tidak jadi menggigit lehernya, hanya menggumamkan kata yang tidak jelas di telinga Ariana.

Evander mencerna ucapan wanita yang ada di pelukannya, cukup lama untuk mengerti bahasanya. Tapi akhirnya ia bisa mengerti secara ajaib arti kata yang dilontarkan mangsanya. Apa itu satu kelebihan dari seribu kecacatan yang dimilikinya sebagai keturunan Count Drakula?

"Tolong! Tolong!" teriak Ariana di malam buta. Siapa yang akan mendengarnya? Pondoknya jauh dari rumah tetangga, juga jauh dari jalan raya.

Ariana kembali bergerak sekuat tenaga dan berteriak putus asa, "Kumohon lepaskan aku! Kau bisa ambil apapun yang aku punya, kau bisa merampokku tanpa perlu memperkosa!"

"Diamlah, kalau kau diam aku akan melepasmu!" Evander bahkan bisa berbicara dengan bahasa yang sama dengan wanita yang terus meronta berusaha melepaskan diri dari dekapannya.

"Baik, aku akan diam, lepaskan aku sekarang!" pinta Ariana menyudahi semua aksinya.

Pria itu menurunkan Ariana tanpa bicara, hanya menatap wanita yang ketakutan di depannya dengan seringai dingin menyeramkan.

Ariana mengerjap beberapa kali untuk mendapatkan pandangan yang lebih fokus, rumahnya gelap, hanya ada cahaya bulan yang masuk melalui jendela kaca.

Namun, Ariana menyadari sesuatu sedikit ganjil. Pria yang menjulang tinggi di depannya wajahnya tidak menakutkan, justru terlihat sangat keren dengan rambut perak acak-acakan.

Jubah hitam yang masih meneteskan air di ruang tamunya tampak kuno dan elegan. Persis dengan pakaian yang biasa dipakai para bangsawan di masa lampau.

Ariana menelan ludahnya kasar sebelum bertanya ketus, "Siapa kau?"

"Aku? Count Drakula generasi ketujuh!"

***

Terpopuler

Comments

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

kok aku jadi inget film dracula jaman dulu yg dibintangi keanu reaves dan gary oldman ..

2023-11-19

1

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

lha kenapa gak beli spring bed atau kasur lipat mas vampir...kan engap di dalam peti terus

2023-11-19

1

YjGee

YjGee

mau cari emot legend yg terkenal ituuuh ternyata disini ada🤭😂

2023-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!