Kau Adalah Pengecualian

“Evan … kau gila!” desis Ariana. Ia bergerak gelisah, berusaha melepaskan diri dari himpitan Evander. Kedua tangannya bergerak mendorong bahu Evander dan juga dadanya.

“Aku memang gila sejak lama, Ana! Kali ini aku gila karenamu ….”

Evander sekokoh tebing yang dihantam ombak setiap waktu di luar sana. Tak bergerak meski Ariana memberontak. Ia malah menaikkan posisi Ariana agar himpitannya lebih mengena.

Sungguh vampir brengsek yang bisa membuat Ariana ikut gila. Dada Ariana seolah ingin meledak merasakan tubuh Evander yang menempel semakin ketat padanya. Begitu juga dengan bibir mereka yang saling bertautan memberikan rasa hangat. Belum lagi kaki Ariana yang mendadak lemas seperti tak menjejak bumi.

Bukankah Ariana memang tak lagi menjejak lantai pondoknya? Tubuhnya sudah terangkat dari lantai beberapa waktu lalu, bahkan kakinya mengait rapat pada pinggang Evander. Tangan yang semula mendorong untuk menjauhkan Evander justru merangkul, bergelayut di leher sambil menjambak ringan rambut perak berantakan yang terasa lembut di sela-sela jari.

Ariana tak mampu memberontak ataupun mengendalikan diri dari serangan nikmat yang memantik hormonnya semakin meluber kemana-mana. Tapi ia tidak ingin bercinta dengan Evander. Tidak sekarang!

Ancaman Evander yang akan menggigitnya memiliki artian lain. Bukan menggigit untuk menghisap darahnya, tapi menggigit untuk memberinya sebuah kenikmatan yang biasa dilakukan sepasang manusia dewasa.

Ariana tak menyangkal kalau hasratnya yang dibangkitkan oleh Evander menimbulkan perasaan baru yang menggelisahkan. Tapi sungguh Ariana ingin memahaminya lebih dulu dengan pikiran jernih sebelum memberikan seluruh dirinya untuk Evander.

Dengan berat hati, Ariana mengatur nafasnya, memejamkan mata lebih rapat untuk mendapatkan kewarasan yang sesaat lalu sudah hilang.

“Tidak … tidak sekarang, Evan! Tolong lepaskan aku!” kata Ariana lirih di antara badai yang siap menghempasnya.

Evander melepaskan pagutan dengan ekspresi runyam, menatap dalam pada mata Ariana yang memohon untuk dilepaskan. Mata hijau zamrud yang membuatnya tak berdaya … dan juga bodoh di saat yang sama. Evander mengangguk samar.

Tak ada pilihan lain, Evander menurunkan Ariana dari dekapan eratnya dengan berat hati. Ia tidak bisa melanjutkan menjamah jika Ariana tidak berkenan dengan sentuhannya. Keterpaksaan tidak akan bisa menciptakan suasana romantis di antara mereka.

“Aku membutuhkanmu …,” bisik Evander tepat di depan bibir Ariana, dengan keinginan dan sikap memuja yang tidak dibuat-buat. Penuh kejujuran nyata dan juga kepedihan yang mampu menyentuh hati Ariana. “My Lady.”

Ariana menatap mata Evander yang kembali cerah secara perlahan. Ia bisa memahami dan menerima perasaan yang terungkap lewat tatapan tersebut. Yang dibutuhkan Evander padanya bukan hanya pelampiasan hasrat, tapi ada hal lain yang lebih intim, dalam dan misterius. Mungkinkah sebuah keinginan akan kepemilikan?

Evander melepas Ariana semudah membalikkan telapak tangan, tidak memaksa apalagi melakukan kekerasan. Vampir yang selalu disebut Ariana gila dan bodoh itu bahkan sudah kembali ceria dengan menyunggingkan senyum menawan. Melupakan penolakan Ariana tanpa banyak bertanya.

Ariana membalas senyuman Evander dengan masuk ke dalam pelukan pria itu. Dalam penyerahan diri, ia berkata lembut. “Aku juga membutuhkanmu, Evan!”

“Kita makan sekarang?” Evander menarik tangan Ariana ke meja makan. “Ohya, bolehkah aku minum dua gelas malam ini?”

“Oh Evan … aku tidak ingin kau menjadi gendut!” Ariana menyiapkan makanan untuk Evander dan juga dirinya, sambil terkikik geli.

Evander ikut terkekeh, “Kau takut aku tidak menarik perhatianmu lagi jika kelebihan berat badan? Aku bisa berolahraga, Ana!”

“Hm, bagaimana dengan jogging pagi?”

“Aku bisa menemanimu jika dilakukan sebelum matahari terbit,” jawab Evander setelah menghabiskan satu gelas besar darah. “Bukankah bercinta juga bisa membakar banyak lemak tubuh?”

“Lupakan soal itu, kita belum menikah!”

“Apa kau juga memikirkan kemungkinan hidup selamanya denganku? Bagaimana jika kita menikah dengan upacara khusus seperti pernikahan para vampir misalnya!”

Ariana tergelak tak percaya, “Dan kau mengubahku menjadi vampir seperti di film-film?”

“Hm, apa kalian juga membuat film tentang pernikahan kami? Aku tidak perlu mengubahmu menjadi sepertiku jika kau tidak ingin, Ana! Sungguh aku lebih menyukai bercinta dengan manusia dari pada dengan vampir.”

“Bagaimana bisa begitu?” tanya Ariana.

Evander menjelaskan, “Tubuh manusia hangat! Beberapa hal tentang manusia juga lebih bisa dipercaya. Kadang, gadis sepertimu bisa tulus mencintai dan menerima, memahami dan mengerti bagaimana para vampir harus hidup. Sebagian lain bahkan rela menjadi santapan kami karena alasan yang sulit dilogika! Cinta dan banyak kebodohan!”

“Sepertinya … kekasihmu di masa lalu adalah manusia!”

“Aku tidak lagi memiliki kekasih setelah Diane mati. Kau tau … aku tidak berbagi kekasih dengan siapapun, tapi kehidupan di kastil terlalu kacau. Memiliki kekasih manusia adalah petaka. Diane bukan hanya dimiliki oleh pangeran lain, tapi juga mati kehabisan darah dalam sebuah pesta keluarga. Aku tidak bisa menyelamatkannya karena aku tidak memiliki kekuatan seperti vampir lainnya.” Evander tertawa masam setelah menghabiskan gelas darah kedua.

Ariana menyimak dengan ekspresi tegang, terkejut sekaligus skeptis dengan cerita Evander. “Kau tidak sedang membual?”

“Kau tidak percaya? Ikut aku melintasi waktu ke zamanku, Ana!”

“Maksudku di zamanmu kau tidak lagi memiliki kekasih manusia? Tapi vampir wanita jumlahnya banyak, bukan? Kenapa kau tidak memilih satu dari mereka, aku yakin ada vampir wanita yang memiliki cinta dan kesetiaan padamu seperti Diane!”

“Ya, jumlah vampir wanita cukup banyak untuk menyenangkan para pria. Tapi … aku tidak menyukai kulit mereka yang dingin. Aku juga jijik ketika mereka berubah menjadi kelelawar atau anjing ketika keluar kastil, dan karena mereka adalah bagian dari makhluk tidak mati … mereka tidak ada yang perawan lagi hahaha,” ujar Evander diselingi dengan tawa yang menurut Ariana sangat menjengkelkan dan tidak sopan.

“Kau menyebalkan, Evan! Kau suka tinggal di zaman ini?”

Evander menjawab serius, “Aku belum pernah kemana-mana selain ke rumah sakit, Ana! Aku tidak tau apakah aku suka tinggal di sini atau tidak. Aku merasa sudah mati dan tidak berdaya karena tersesat di tahun ini. Aku belum menemukan jalan pulang ataupun informasi yang berarti.”

Ariana berbicara dengan nada lembut dan tenang seperti seorang dokter pada pasien, seperti ibu pada anak. “Kau masih hidup, Evan! Begini saja, besok aku tidak ada jadwal ke rumah sakit. Kita bisa pergi berbelanja, kau butuh pakaian dan juga yang lainnya selama di sini. Setelah belanja, kita jalan-jalan keliling kota, bagaimana menurutmu?”

“Menurutku cukup menghibur.”

“Mengenai jalan pulang, ayo membaca lagi untuk mendapatkan informasi! Aku membawa dua buku baru mengenai perjalanan menjelajahi waktu seorang indian. Aku yakin kau pasti menemukan jalan pulang, aku akan membantu sebisaku. Kau percaya padaku?”

Evander tertawa mengejek, “Bagaimana aku bisa percaya pada wanita yang mungkin akan membunuhku?”

“Itu seperti aku percaya kau tidak akan menggigitku, Evan! Kita bisa memegang janji untuk tidak saling merugikan dan menyakiti,” ujar Ariana dengan seulas senyum manis.

“Kali ini aku akan menepati janji seperti pria sejati, My Lady! Selama ada di zaman ini, aku tidak akan lagi menghisap darah manusia. Kau adalah pengecualian!” kata Evander tegas dan tajam.

Tenggorokan Ariana serasa tercekik. Tanpa sadar Ariana mengusapkan tangan di lehernya yang mendadak kering. Ia berucap serak, “Bagus! Tapi ada yang perlu kau ketahui, Evan! Menjadi vampir bukanlah salah satu dari sekian banyak hal yang kuinginkan di dunia ini, terutama darimu!”

***

Terpopuler

Comments

Prio Ajik

Prio Ajik

karyamu selalu menariku mas Al....... aku suka 😍😍😍

2023-01-16

0

tias

tias

lanjut al

2023-01-16

1

safa Wardana

safa Wardana

masa Allah selalu suka sama karyamu mas Al🥰sehat selalu..

2023-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!