Bagi Evander, malam adalah kehidupan sebenarnya. Ia tidak perlu ada di dalam kotak tertutup untuk menghindari matahari. Menghindari dunia dengan cara bersembunyi.
Padahal, menutupi jati diri bukan hal yang disukai Evander. Ia senang jika orang lain mengenalnya sebagai Count Drakula penghisap darah, bukan sebagai bangsawan Rumania yang berpura-pura hidup normal seperti manusia.
Berkebalikan dengan Evander, Ariana tanpa sengaja lelap di sofa ketika menemani Evander membaca. Bukan hanya membaca, mereka sudah mengobrol mengenai banyak hal. Ariana memilih topik umum soal kebiasaan manusia di masa sekarang, sementara Evander lebih tertarik membahas hubungan percintaan antar manusia.
Setelah mengambilkan selimut untuk menutupi tubuh Ariana, Evander melanjutkan membaca buku yang diberikan Ariana. Buku yang bercerita kisah-kisah penghisap darah dari Rumania, yang ditulis oleh para peneliti kehidupan vampir.
Evander menyadari bahwa ia ternyata memiliki kelebihan yang tidak berhubungan dengan kekuatan sihir keluarga drakula. Ia tidak menyesal karena tidak bisa berubah menjadi kelelawar atau mengendalikan cuaca, karena di masa sekarang Evander justru menemukan keistimewaannya sebagai Count Drakula.
Ariana mengatakan kalau dirinya memiliki skill fast learning yang luar biasa sehingga bisa memahami bahasa, berbicara, membaca dan juga mengoperasikan komputer seperti manusia umumnya hanya dalam hitungan jam.
Awalnya Ariana meragukan kalau Evander berasal dari masa seribu tahun lalu karena kecepatan belajarnya. Tapi setelah Evander bercerita sejarah Rumania abad kesepuluh tanpa kesalahan, Ariana berusaha memahami konsep penjelajahan waktu yang tak sengaja terjadi pada Evander.
Pria yang mengaku Count Drakula generasi ketujuh ini memang berasal dari Transylvania seribu tahun lalu. Ariana membiarkan Evander membaca buku-buku vampir dari perpustakaan kota yang dipinjamnya. Sayangnya, Ariana tidak bisa ikut begadang di perpustakaan mini miliknya untuk menemani Evander mencari informasi. Ariana butuh tidur karena pagi hari harus bekerja.
Buku berjudul 'Sejarah Vampir Bangsawan Transylvania’ yang dibaca Evander tidak begitu menarik di awal. Namun, Evander tidak putus asa. Ia bahkan membaca dua kali silsilah Count Drakula yang tinggal di Transylvania yang diceritakan dalam buku tersebut.
Semua nama vampir yang ditulis di buku itu dikenalnya dengan baik, situasi kastilnya yang digambarkan secara detail oleh si penulis bisa dibayangkan Evander. Buku itu jelas sekali mengangkat cerita tentang keluarga dan tempat tinggalnya.
Hanya saja, nama Evander disebutkan sebagai Count Drakula generasi ketujuh yang hilang dalam pelayaran menuju London. Kapal yang ditumpangi Evander karam dan tidak ada satu penumpang atau awak pun yang selamat, tak terkecuali Evander.
Putra kegelapan yang berasal dari Transylvania kuno itu membanting buku yang dibacanya. Ia sangat marah, dadanya serasa hampir meledak setelah membaca kisahnya sendiri. Suara debam keras di lantai menyebabkan Ariana bangun dari tidurnya.
“Evan, ada apa?” Ariana duduk dengan wajah kaget dan mengantuk.
Evander tidak menjawab pertanyaan Ariana. Ia mondar mandir di dalam ruangan dengan wajah dingin, frustasi dan kecewa.
“Ada masalah apa, Evan? Kenapa dengan bukunya? Kau menemukan informasi penting?”
“Buku itu pasti salah! Kau tau Ana, peneliti mengatakan kalau aku tidak selamat dalam perjalanan ke London! Bagaimana peneliti itu mengatakan kalau aku tidak selamat sementara aku sekarang masih hidup, ada di sini bersamamu, Ana? Tolong jelaskan padaku situasi aneh ini!”
Ariana langsung memahami apa yang dimaksud Evander. “Begini … aku rasa peneliti itu tidak tahu apa yang terjadi denganmu. Lihatlah, Buku ini diterbitkan beberapa abad lalu, yang artinya saat buku ini ditulis, jejakmu memang tidak ditemukan di kastil atau dimanapun, Evan!”
“Apa artinya aku hilang dari masa lalu?” tanya Evander penasaran.
“Aku tidak tau soal itu, tapi buku ini tidak menerangkan kalau kau masih ada setelah kejadian kapal yang kau tumpangi ke London karam.”
“Mungkinkah sejarah mencatat aku ada di London waktu itu? Aku memang tidak berniat kembali ke Transylvania karena beberapa alasan. Aku memutuskan akan tingal di London begitu keluar kastil.”
Ariana menjawab sesuai pengetahuannya, “Tidak ada sejarah vampir di London, Evan!”
“Aku ingin membaca buku yang bercerita tentang vampir di negara lainnya, Ana!”
“Entah kenapa aku berpikir bahwa kau tidak bisa mengubah sejarah, Evan! Sepertinya kau tidak benar-benar kembali ke tempat semula saat melakukan penjelajahan waktu nanti!” terang Ariana pesimis.
“Tidak ada yang tidak mungkin, Ana! Aku harus kembali ke masa lalu dan sejarah bisa saja berubah. Tolong berikan aku lebih banyak buku untuk mengetahui kisah-kisah vampir di masa lalu, terutama sejarah Count Drakula dari Transylvania yang berlayar ke beberapa negara untuk menyelesaikan misi!”
Ariana mengangguk, “Besok aku akan ke perpustakaan kota untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Sekarang aku harus istirahat, jika kau masih ingin membaca silahkan saja!”
“Tidak, aku ingin keluar!” tolak Evan.
“Kau sudah berjanji untuk tidak mengunjungi tetanggaku, Evan! Ada darah di lemari pendingin jika kau lapar!”
“Aku ingin pergi ke tebing! Aku ingin membuat rencana, aku butuh ketenangan!” Evander keluar ruang baca, mengabaikan peringatan Ariana. Ia terlalu gundah setelah mengetahui fakta masa lalu dari buku yang dibacanya.
Mana mungkin ia tidak selamat dalam penjelajahan waktu nanti, sementara tubuhnya adalah bagian dari makhluk yang tak bisa mati?
Evander menatap laut lepas dari pinggir tebing, mondar mandir sambil mengumpat dan mengutuk keadaan yang menimpanya. Ia sangat frustasi dan takut tidak bisa kembali ke masa lalu untuk menyelesaikan misi pertamanya seperti yang dikatakan Ariana.
Sementara itu, Ariana tidak bisa melihat Evander dari jendela kamarnya, tapi sesekali ia bisa mendengar suara pekikan keras dari arah tebing. Suara Evander yang marah dan putus asa dari kejauhan membuatnya ikut terluka.
Butuh waktu bagi Evander untuk menerima kondisinya. Ia kembali ke rumah Ariana dan mendapati gadis itu tidur dengan jendela terbuka. Ariana pasti mengkhawatirkannya. Evander lalu menutup jendela agar udara dingin tidak mengganggu kenyamanan tidur Ariana.
Evander tidak masuk ke dalam lemari meski hari sudah menjelang pagi. Ia duduk lama di tepi ranjang hanya untuk menatap wajah Ariana yang sedang lelap. Ia menyukai Ariana yang sering berkata kasar dan sinis padanya, karena dibalik kalimat sarkasnya, Ariana peduli dengan kesialan yang terjadi padanya.
Evander juga tetap berkeinginan menjadikan Ariana sebagai teman tidurnya selama tinggal di rumah itu, tanpa peduli Ariana suka atau tidak.
Evander merebahkan dirinya di sebelah Ariana, memeluk erat wanita itu hingga ia tertidur.
Ariana bangun ketika matahari telah terbit. Ia sebenarnya tahu Evander tidur di ranjangnya, tapi Ariana mendiamkannya. Evander sedang frustasi, dan butuh teman, Ariana juga tidak ingin membuat masalah. Ia tidak lupa kalau Evander seorang vampir yang bisa menggigitnya kapan saja. Ariana pun turun dari ranjang, meninggalkan Evander di dalam kamarnya.
Tirai jendela menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam kamar, sehingga Evander akan aman saat ditinggal bekerja. Ah, haruskah Ariana berubah menjadi sangat peduli dengan vampir yang tersesat seribu tahun tersebut? Jangan-jangan Ariana mulai jatuh hati pada makhluk yang tak bisa mati tersebut.
Tidak! Ariana menolak jatuh cinta dengan makhluk penghisap darah. Ia ingin memiliki kekasih manusia normal. Rasa pedulinya pada Evander karena ia adalah seorang dokter.
Hari ini, Ariana bekerja hingga malam dan kembali ke pondok lebih larut dari kemarin. Ia tidak khawatir Evander keluyuran karena mereka sudah membuat kesepakatan. Namun, Ariana harus kecewa. Evander kembali hilang ketika ia sampai rumah.
Evander baru muncul di hadapannya sesaat setelah Ariana membersihkan diri. Pria tidak tahu aturan itu duduk di kursi makan dengan segelas besar darah yang baru saja Ariana letakkan di lemari pendingin.
“Kau mengunjungi gadis itu lagi? Atau kau memangsa tetanggaku yang lain?” tanya Ariana sinis. Setetes noda merah di baju bagian dada menjadi bukti kalau Evander baru saja pergi berburu.
“Gadis yang kemarin, aku mengambil darahnya sedikit. Aku tidak bisa menahan lapar, kau pulang terlalu malam dan persediaan darah di lemari pendinginmu habis,” jawab Evander tenang.
“Kita punya kesepakatan, Evan! Kau sudah janji tidak akan membuat ulah selama tinggal di rumahku! Bukankah aku sudah memberikan banyak informasi padamu? Dan juga darah?”
“Apa aku tidak boleh makan sedikit saat sedang kelaparan, Ana?”
“Kau tidak akan mati hanya dengan menunda makan malam selama dua jam, Evan! Kau bukan bayi! Atau aku salah menilaimu? Kau memang bayi besar yang sangat merepotkan?”
“Kenapa kau tidak pulang lebih awal agar aku tidak perlu berburu, My Lady!”
Ariana hampir berteriak, “Kau tidak bisa mengatur jadwal pulangku, Evan! Aku seorang dokter, ada misi kemanusiaan yang harus aku tangani setiap harinya!”
Evander mendebat tak mau kalah, “Aku paling tidak bisa menahan lapar, Ana! Mengertilah!”
Ariana melotot seraya menunjuk pintu keluar, “Pergi kau dari rumahku, Evander!”
“Kau mengusirku, Sayang?”
“Pergi! Aku tidak sudi menampung vampir gila tidak tahu diri di pondok ini!”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
Storyboard othor cukup lngkap & detail, cakep...
2023-01-24
4
winda hikari
hadirrr😁😁😁
2023-01-21
1
Sang
ntar kalo beneran hilang karena diculik tetangga sebelah malah cemas, kayak simbah @Andini Andana pada saat saya diculik Iteung 🤔🤔🤔
2023-01-19
3