Ramalan Bulan Iblis

Beberapa malam berikutnya, Evander terus saja berkutat dengan komputer dan buku-buku yang dibawa Ariana dari perpustakaan. Kisah seorang Indian yang berhasil selamat dua kali melewati portal waktu membuat Evander semakin optimis untuk pulang.

Beberapa informasi yang ditemukan Evander, menunjukkan kalau portal waktu akan terbuka di malam bulan iblis. Kejadiannya pun tidak akan jauh beda seperti kedatangannya ke zaman ini. Kapal Evander nantinya akan dihempas badai, mungkin juga disambar petir jutaan volt sebagai pertanda keberhasilan.

Evander semakin fokus pada semua cerita dan ramalan mengenai kedatangan bulan iblis, mengenai pergeseran semesta yang dapat menimbulkan celah waktu hingga makhluk hidup bisa berpindah dari satu waktu ke waktu lain, dari satu tempat ke tempat lain.

Evander sudah mulai paham, ketika malam kapalnya dihempas badai dan karam di tengah laut, semesta sedang bergeser dan ada kebetulan astrologi yang mengakibatkan bulan iblis kembali membuka portal waktu.

“Jika kapalmu karam karena ada sebab kebetulan astrologi, lalu bagaimana kau bisa tau kebetulan itu akan terjadi lagi, Evan?” tanya Ariana. Ia cukup pusing dengan ramalan bulan iblis dan kebetulan astrologi yang dijelaskan Evander.

“Bulan iblis akan terjadi pada purnama ketiga dari sejak kapalku karam! Artinya dua bulan lagi aku bisa bulang, Ana!” jawab Evander antusias.

Ariana menatap sayu pada binar mata Evander, “Dan kau percaya begitu saja kalau portal waktu akan terhubung dan terbuka di tempat yang sama? Bukankah itu hanya ramalan yang bisa saja salah?”

Evander mengangguk, “Ya aku harus percaya begitu saja karena faktanya aku sampai di zaman ini oleh sesuatu yang sulit dilogika. Untuk itu, aku harus segera menyelesaikan semua persiapan dan pergi ke tengah laut pada saat bulan iblis tiba jika ingin kembali melintasi waktu. Aku tidak bisa menunggu sampai bulan iblis berikutnya lagi, yang diperkirakan akan terjadi satu tahun lagi. Itu akan memperlambat misiku di London, Ana!”

“Bagaimana jika perjalanan pulangmu tidak berhasil, Evan?” Ariana menyandarkan kepala di bahu Evander. Sedih dan sepi pasti akan sangat menyiksa dirinya saat berpisah dengan Sang Count.

“Aku harus berhasil, My Lady!” jawab Evander mengelus pipi Ariana yang duduk di sebelahnya, lalu merangkul erat bahu wanita itu. “Ada hal penting yang harus aku kerjakan di masa lalu.”

“Entah mengapa aku merasa … sejarah tidak akan berubah, dan aku merasa sangat khawatir!” kata Ariana dengan mata berkaca-kaca. Ia sudah pernah mengatakan hal itu, tapi sayangnya Evander tidak mempercayai naluri wanitanya.

Evander meregangkan pelukan, lalu menatap Ariana sangat dalam, “Jika sejarah tidak berubah artinya perjalananku gagal dan aku mungkin tidak selamat. Kita benar-benar terpisah dalam arti yang sebenarnya, My Lady!”

“Bukankah terpisah seribu tahun itu juga mengerikan, Evan?” tanya Ariana kesal. "Kita tidak hidup di zaman yang sama!"

Evander mengangkat tubuh Ariana hingga duduk menyamping di atas pangkuannya. Mengusap bekas basah di pipi Ariana, lalu menggantinya dengan ciuman singkat.

“Begitu kembali ke masa lalu, aku berencana membuat kastil yang besar dan kuat di London, memenuhi satu ruangannya dengan lukisan wajahmu, membayar seorang ahli untuk menulis kisah kita dan mengabadikan namamu di tempat yang tidak akan rusak oleh badai sekalipun.”

“Hm, terdengar sangat manis! Sayang sekali aku tidak bisa mengunjungimu, melihat kastilmu, aku belum lahir saat itu!” dengus Ariana.

“Aku adalah bagian dari makhluk yang tidak mati, Ana! Setelah aku kembali ke tahun 1023 aku akan terus hidup hingga tahun 2023 agar bisa bertemu lagi denganmu di sini. Jika tidak tahan, mungkin aku akan mencarimu di tahun 2016, ketika usiamu masih 18 tahun!” Evander tak kuasa menahan cengiran mesumnya. Ia membayangkan betapa cantiknya Ariana ketika usianya baru beranjak dewasa.

“Berapa usiamu saat aku 18 tahun?”

Evander terbahak-bahak, “Mungkin sekitar 1.400 tahun?”

Ariana memukul lengan Evander, ikut tertawa kecil membayangkan fantasi konyol mereka. “Aku tidak yakin saat usiaku 18 tahun bisa tertarik padamu! Aku kutu buku dan tidak punya banyak teman. Kau mungkin akan sulit menemukanku di kota ini karena aku hidup di kubangan buku, di perpustakaan!”

Evander tersenyum menawan, “Aku akan mencatat alamatmu. Dimana kau tinggal ketika berusia 18 tahun, Ana?”

"Bersama ayahku, beliau seorang dokter. Kita bisa mengunjunginya jika kau mau! Kau tau, ayah lah yang membuat aku tetap perawan, karena aku hanya boleh berteman dengan buku waktu itu. Beliau ingin aku jadi dokter hebat!"

"Hm, sepertinya aku harus berkenalan dengan pria yang memiliki andil besar pada kehidupan baikmu ini," ujar Evander penuh minat. "Aku akan memperkenalkan diri sebagai kekasihmu!"

Ariana tersenyum masam, “Sudahlah, Evan! Kau akan kembali ke masa lalu … aku tidak yakin dalam kurun waktu seribu tahun kau tidak akan jatuh cinta pada wanita lain. Kau mungkin sudah memiliki keluarga vampir dan lupa denganku yang belum lahir.”

“Seandainya saja penjelajahan waktu tidak memiliki resiko, aku dengan senang hati akan mengajakmu, My Lady! Aku bahkan sudah merencanakan apa saja yang akan kubawa ke masa lalu bersama dirimu! Aku memesan kapal yang tidak terlalu kecil ….”

“Apa saja yang ingin kau bawa selain diriku?” tanya Ariana tertarik.

Evander menjawab sambil terkekeh-kekeh. “Mobil sport! Aku sangat membutuhkan itu untuk menggantikan kereta kuda yang lambat dan memakan banyak waktu saat perjalanan darat. Yang kedua, aku suka komputer pintar seperti ini, ketiga, televisi, oh ya aku juga lihat Steven memiliki telepon genggam yang sangat keren, dan … masih banyak lagi!”

“Sayangnya kau hanya bisa membawa dirimu sendiri, apa aku benar?” tanya Ariana dengan tawa kecil.

“Yeah, kau benar! Dan dari semua yang kusebutkan, aku lebih memilih membawamu jika bisa! Kau akan kuperkenalkan sebagai pengantinku begitu kita tiba di kastil Transylvania.”

“Bagaimana jika kau tersesat lagi, Evan?” Ariana mendadak takut membayangkan Evander tidak sampai ke masa lalu, tapi justru tersesat ke tempat lain. Meski ia sangat suka mendengar Evander akan memperkenalkan dirinya sebagai seorang istri pada keluarga besar Count Drakula, tapi tidak bisa menghapus rasa khawatir mengenai rencana perjalanan Evander yang mungkin saja gagal.

Evander menunduk sedikit untuk mengecup bibir Ariana, “Jangan khawatirkan aku! Kau tau aku adalah makhluk yang tak mudah mati! Aku bisa mencari jalan pulang, My Lady.”

“Kapan kapalmu siap?”

“Aku tidak tahu, masih menunggu kabar dari pembuatnya. Tapi kapal untuk uji coba sudah ada, Steven juga sudah menghubungi instruktur yang akan mengajariku mengemudikan kapal!” jelas Evander. Kalimat yang membuat Ariana semakin merana.

Melihat Ariana bersedih dengan rencana perjalanannya, Evander berbisik sensual. “Bagaimana jika kita melihat taman bunga? Belum sepenuhnya selesai, tapi sudah bisa dinikmati keindahannya.”

***

Terpopuler

Comments

Mata Peña_✒️

Mata Peña_✒️

Tata bahasany indah & mampu membuat pembaca merasakan lgsg berada didalam cerita tsb, selayakny karya novel luar..

2023-01-29

3

tias

tias

lanjut al

2023-01-21

1

irva 😍

irva 😍

bang eep nya tak ajak ngopi dulu sini,,,,

2023-01-21

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!