Bekas Gigitan

“Ana? Aku sungguh minta maaf mengenai hal ini. Apa kau tetap ingin aku meninggalkanmu sendiri?” tanya Evander dengan ekspresi tak berdaya.

“Ya, sebaiknya kau pergi dari sini! Aku tidak mau mendapatkan masalah karena ada makhluk penghisap darah di rumahku!” Ariana menahan kemarahannya dengan berbicara lebih lembut.

Evander tersenyum masam, “Bisakah aku tetap tinggal di sini sampai aku menemukan jalan pulang, Ana sayang? Aku tidak akan mengganggu tetanggamu lagi, aku janji! Aku janji, Ana! Janji tidak akan mengunjungi gadis itu lagi.”

Ariana menghembuskan nafas berat, kesal karena tidak bisa bersikap lebih kejam lagi pada Evander. “Baiklah, kau boleh tinggal untuk sementara waktu! Ehm … aku ingin tanya sesuatu padamu?”

“Ya, silahkan!”

“Kenapa kau tak menghisap darahku saja, Evan?”

Evander menatap lama ekspresi penasaran Ariana, “Aku bukan makhluk yang tidak tau terima kasih, Ana! Jika ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk membalas budi baikmu, aku bersedia mengerjakan apa saja di pondokmu ini, tapi sekali lagi tolong jangan usir aku, hanya kau kenalanku satu-satunya di negeri asing ini.”

“Berapa kantong darah yang kau butuhkan setiap hari agar perutmu tetap kenyang? Aku tidak suka kau menghisap darah tetanggaku, Evan! Jika kau keberatan dengan aturanku yang satu ini, kau bisa pergi dari rumahku sekarang juga! Ini peringatan terakhir untukmu!”

“Sediakan enam sampai tujuh kantong darah setiap hari, aku akan membayarnya dengan bekerja untukmu!” jawab Evander lega dan penuh semangat.

“Kerja untukku?” Ariana tertawa ringan. “Memangnya apa yang bisa kau kerjakan, Evander? Kau seorang bangsawan yang biasa dilayani di dalam kastil, aku tidak yakin kau memiliki keahlian lain selain minum darah dan tidur dengan banyak wanita!”

Evander ikut tergelak, “Aku bisa membersihkan pondokmu setiap hari, menyiapkan perapian untukmu, memberikan pijatan pulang kerja dan tentu saja menemanimu tidur!”

“Aku perawan tua, Evan! Kau tidak akan bergairah padaku!” sindir Ariana sarkastik. Ia masih tersinggung Evander mengatakan hal memalukan itu di hari pertama pertemuan mereka.

“Kau hanya sedikit lebih berumur dari gadis muda lainnya, tapi aku akui kau cantik, My Lady! Dan aku suka perawan, kau tau … aku tidak tertarik dengan gadis yang sudah tidak suci!”

“Aku merasa tersanjung,” ujar Ariana menertawakan dirinya yang diam-diam terpesona dengan pria jangkung berambut perak yang menyebut dirinya vampir. “Bagaimana kau tahu aku seorang perawan? Kau tau … aku berharap aku adalah janda, aku tidak suka kau tertarik padaku!”

“Aku memiliki insting yang kuat mengenai hal satu itu, dan aku belum pernah salah selama ini. Kau memang perawan suci. Kau punya kekasih?”

“Tidak, aku tidak membutuhkan pecundang dalam hidupku, terlebih dalam hatiku! Aku benci Jonathan!”

Evander menarik satu sudut bibirnya, tersenyum miring. “Jadi namanya Jonathan … apa pria itu tampan?”

“Jonathan dokter! Dia berselingkuh dengan asistennya, seorang perawat! Jonathan bukan pria tampan, karena aku bukan pemuja fisik seseorang, aku lebih menghargai kecerdasan!”

“Kecerdasan tanpa kejantanan tidak akan membuatmu bahagia, Sayang!” Evander tertawa konyol.

Ariana menyeringai menahan ledakan tawa, “Apa kau sedang merayuku? Menawarkan kejantananmu?”

“Kau akan jadi wanitaku selama aku tinggal di sini. Aku sudah mengatakan itu kemarin, apa kau bersedia?” tanya Evander antusias.

“Kau gila! Aku bukan penganut hubungan bebas!” jawab Ariana terhina.

“Kau hidup selibat karena aturanmu sendiri, lalu si Jojo berselingkuh mencari kehangatan dengan asisten perawatnya? Itu tidak salah, My Lady!”

Ariana menaikkan satu alisnya, mencibir geram! “Hm, tidak salah ya? Tapi aku tetap akan berhubungan badan dengan pria setelah menikah. Apa kau kecewa mendengarnya, Evan sayang? Baguslah!”

“Jangan membuat dirimu kesepian, Ana! Aku bisa menjadi teman tidur yang hangat untukmu!”

Ariana seketika terbahak-bahak, “Tubuhmu dingin, Evan! Kita harus bercinta di atas perapian agar aku merasa sedikit hangat!”

“Bagaimana jika aku membawamu pergi bersamaku ke masa lalu? Kita menikah di sana. Tinggal di kastil Transylvania bersamamu pasti akan menyenangkan. Jika kau lebih suka London, kita bisa membangun kastil mewah di sana! Count Drakula adalah bangsawan kaya, Ana! Kau harus bangga jika menikah denganku!”

“Huh, kau terlalu percaya diri, Evan! Ngomong-ngomong … ceritakan kenapa kau harus pergi ke London!”

Evander duduk lebih dekat dengan Ariana. Mengamati wajah cantik dengan mata sewarna hijau zamrud milik Ariana sebelum bercerita. “Count Drakula generasi keenam hilang di London! Kabarnya, ada seorang pemburu yang membunuhnya. Jantungnya ditikam dengan belati perak dan akhirnya tubuhnya hancur menjadi debu! Aku diutus ke London untuk membalas dendam dan menebar teror di lokasi terbunuhnya saudara tuaku itu!”

“Jadi kau juga akan mati jika jantungmu ditusuk dengan belati perak?” tanya Ariana menatap tajam wajah dingin Evander.

“Ya!” jawab Evander serius.

“Aku bersumpah akan membunuhmu jika kau mengusik tetanggaku sekali lagi!” ujar Ariana tanpa rasa takut.

Evander merapatkan duduknya lalu menarik tangan kanan Ariana, meletakkannya di dada tepat di atas jantung. “Disinilah letak jantungku, Ana! Semua kehidupanku berpusat di dalam dada ini, jangan sampai gagal ketika kau sudah berniat membunuhku. Akibatnya akan sangat fatal bagimu!”

“Kau akan langsung mencekikku?”

“Aku akan menggigitmu … di sini!” Evander mendekat dan mengecup bibir Ariana yang sedang tidak siap.

"Evan!" pekik Ariana, suaranya tenggelam dalam mulut Evander. Ia sama sekali tidak menduga kalau Evander berani menciumnya. Sesaat, Ariana merasa dirinya tersesat ke dunia lain.

Sementara Evander berlambat-lambat menikmati keterkejutan Ariana. Ia tak menghentikan ciumannya juga tak memperdalamnya. Evander tetap melanjutkan ciuman ringannya sampai Ariana mendorong dadanya.

Ariana mengerjap beberapa kali. Ciuman Evander yang lembut dan hangat serasa masih tertinggal di bibirnya. Ah … vampir dengan mulut dingin ini ternyata mampu membuatnya kepanasan. Sungguh, bibir Evander tidak membawa sentakan hasrat apapun padanya, tapi mampu membuat hormon Ariana naik ke ubun-ubun kepalanya.

“Aku harus istirahat, aku ada jadwal operasi sebelum matahari terbit. Selamat malam, Evan!”

Ariana buru-buru pergi ke kamar untuk menyelamatkan wajahnya yang menyala sewarna darah di gelas Evander. Ia bukan tidak pernah berciuman … maksudnya Ariana memang tidak pernah berciuman dengan vampir penghisap darah.

Dan bau karat dari mulut Evander kenapa tidak membuatnya mual? Apa karena ia seorang dokter bedah yang terbiasa dengan bau darah? Atau karena Evander mampu membiusnya hanya dengan kecupan ringan? Gila!

“Selamat malam, Ana! Aku akan menjagamu sambil membaca!” sahut Evander mesra seraya tertawa terkekeh-kekeh.

Ariana mengumpat di dalam kamar. Ia lalu merebahkan diri, memunggungi pintu masuk agar tidak dilihat Evander kalau ia tidak bisa tidur. Selain itu ia harus waspada dengan gelagat si vampir gila yang sepertinya sedang ingin tidur dengannya.

Namun, sampai matanya tertutup rapat dan kesadarannya mulai hilang, Ariana hanya merasakan selimut hangat menutupi tubuhnya hingga dada, dan mendengar suara kertas bergesek dari buku yang dibaca Evander di dalam kamarnya.

Beberapa jam berlalu, hari masih gelap ketika Ariana bangun. Ia pergi ke rumah sakit lebih cepat dari jadwal karena dr. Steven menelponnya. Ada pasien yang harus ditangani segera.

Sesampai di rumah sakit, Ariana memeriksa pasien yang sudah menjalani beberapa tes kesehatan. Cukup lama. Darah sedang ditransfusikan lewat punggung tangan gadis yang ditaksir Ariana berumur 18 tahun. Setelah transfusi selesai, Ariana pergi menemui dr. Steven di ruangannya.

“Apa yang kau dapat, Ariana?” tanya dr. Steven. “Sejujurnya aku merasa pasienmu tidak sakit! Ia hanya pingsan biasa.”

“Ya, aku sudah memeriksa semua berkas, sampai tiga kali, aku bingung dengan hasil tes medisnya … semuanya normal, kecuali dia kehilangan cukup banyak darah.”

“Anehnya gadis itu tidak terluka, aku sudah memeriksanya!”

“Kau memeriksa lehernya?”

“Gadis itu memakai syal!”

“Gadis itu memiliki dua luka kecil di leher. Luka itu harusnya sudah kering, tapi sepertinya terbuka kembali hingga menimbulkan bekas basah di bagian tengah. Sangat kecil … dan mencurigakan!”

“Maksudmu apa, Ariana?”

“Luka itu seperti bekas gigitan, Steven!”

***

Terpopuler

Comments

winda hikari

winda hikari

😂😂😂😂😂😂😂pdhl yo drg d kategorikan pratu hlo ariana kihh😁

2023-01-21

0

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

mungkin Evan juga butuh kehangatan 😅😅

2023-01-15

1

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

ck nyosor aja kayak soang

2023-01-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!