BAB 19. Menuju Terang

"Sela?" Aris memandang ke arah Sela yang membuat mereka semua terkejut. "Lo denger?"

Sela mengangguk dia menatap dalam kedua sahabatnya itu kemudian menarik tangan mereka berdua ke arah ruang tamu.

"Kenapa lo berdua gak pernah cerita sama gue?" tanya Sela yang membuat Reno dan Aris terdiam.

Reno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena tidak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan keadaan ini.

"Kita cuma jaga rahasia, Reza aja," jawab Reno yang membuat Sela menggeleng tidak habis pikir.

"Hei! Kita berlima, Gue, Lo berdua, Reza, Gilsha dah sahabatan selama sepuluh tahun, dari kita belum jadi Dokter sampai jadi Dokter, tapi lo masih nutupin rahasia sebesar ini, dan ini menyangkut Gilsha, sahabat kita sendiri, gue gak habis pikir yah," ujar Sela duduk di sofa ruang tamu yang membuat keduanya merasa bersalah.

"Gilsha harus tahu soal ini," ujar Sela tiba-tiba yang membuat Reno dan Aris langsung menghalangi Sela. "Kenapa?"

"Reza masih sakit, alangkah baiknya kita nunggu momen yang tepat buat ngasih tahu ini ke Gilsha, dan Reza sendiri yang cerita, gue takutnya kalau Gilsha tahunya dari orang lain dia gak cuma kecewa sama Reza, tapi sama kita semua juga!" jelas Aris yang membuat Sela mengangguk pelan.

"Gue juga gak ada hak buat ngasih tahu apapun ke Gilsha, biar ini menjadi urusan Gilsha, mau Gilsha nanti ngebawa masalah ini ke jalur hukum atau damai dengan keadaan, gue gabisa mikir apa-apa lagi sekarang," jawab Sela yang membuat mereka semua mengangguk setuju. "Tapi gue semakin yakin, Reza cerai sama Gilsha, karena Reza ngerasa bersalah udah ngebunuh bokap-nya, Gilsha."

Reno dan Aris saling menatap, pendapat mereka sama dengan pendapat Sela. "Kali ini kita sepemikiran," ucap Reno.

"Reza ada alasan dan gue yakin banget ini alasannya, gue gak bakal tahu apapun andaikan Reza gak cerita sendiri, tapi masalah Reza yang ngebunuh bokap-nya Gilsha, kayaknya ini gak seratus persen benar deh," lanjut Reno.

"Maksud lo?" tanya Sela berdiri dari duduknya dan menyuruh mereka semua mendekat.

"Lo tahu kan kalau bokap Gilsha itu pe-ram-pok?" jawab Reno yang membuat Sela mengangguk. "Malam itu Gue, Aris dan Reza baru pulang ngelakuin operasi pasien, nah Reza yang nyetir, tapi di tengah jalan kita dihadang begal, yah karena panik Reza langsung aja Gas, saat itulah bokap-nya Gilsha ketabrak."

"Gue gak yakin dia mati ditempat atau gak, tali Reza bukan gak hilang tanggung jawab kok," lanjut Reza. "Reza bawa tuh bokap-nya Gilsha ke rumah sakit, tapi karena Reza waktu itu gamau masuk penjara yah lo tahulah, Reza juga panik, dia malah kabur dan cuma ninggalin duit gitu, alhasil kasus ini di namain insiden tabrak lari, padahal sebenarnya gak gitu."

Mendengar ucapan Reno membuat Sela mulai ragu bahwa Reza bersalah atau tidak, tapi menurut Sela tindakan Reza untuk melindungi diri sendiri tapi dirinya sendiri yang bersikap seolah dia tidak bertanggung jawab.

"Apa mungkin karena ini, Reza merasa bersalah tiap ketemu sama Gilsha, sampai dia gak ngakuin anak dalam kandungan Gilsha?" jawab Sela yang membuat Reno dan Aris mendelik.

"Tunggu! Gilsha hamil!?" tanya Aris yang membuat Sela terdiam.

Sela bingung harus menjawab apa, kecuali hanya dengan anggukan kepala yang membuat Reno dan Aris ikut terdiam.

"Kita harus secepatnya ketemu sama Gilsha, biar masalah Reza dan Gilsha bisa selesai, gue berharapnya mereka bakal balik, karena mereka terpisah itu karena keadaan."

"Gue setuju sama lo, Ris," timpal Reno yang membuat Sela juga ikut mengangguk.

"Semoga anak kita bisa sehat yah, sampai lahir, maafin Mas gabisa dampingin kamu, Mas udah banyak buat salah," Reza mencium perut Gilsha yang membuat Gilsha mendelik ke arahnya.

"Emang Mas Reza mau kemana?" tanya Gilsha pada Reza.

"Mas gak yakin, kalau setelah mengetahui faktanya kamu masih mau ngeliat muka Mas," jawab Reza yang membuat Gilsha semakin bingung.

Reza membalikkan badannya kemudian pergi meninggalkan Gilsha, tangan Gilsha menahan Reza namun gagal karena Reza keburu menjauh.

"MAS REZA!" Gilsha berteriak seiring dia terbangun dari tidurnya. "Astagfirullah."

Gilsha mengucap istighfar beberapa kali setelah tersadar dari mimpinya, kenapa Gilsha harus memimpikan Reza, padahal Gilsha sudah berusaha mengubur semua harapan tentang Reza.

Gilsha melirik jam, sudah jam satu malam, dia memilih melaksanakan sholat dan doa di sepertiga malam, setelah mengambil wudhu, Gilsha menggelar sajadah di lantai kamar kemudian mulai sholat.

Cukup khusyuk sampai akhirnya Gilsha mengakhiri sholatnya. "Ya Allah, pertanda apa ini? Jika ini adalah hal yang baik maka segerakanlah, tapi kenapa perasaan hamba menjadi khawatir kepada Mas Reza, apakah karena anak dalam kandungan ini masih mengalir darah ayahnya, yaitu Mas Reza?"

Segala Doa yang selalu diucapkan Gilsha dia yakini akan bertarung dilangit, bayangkan saja jika doamu tentang seseorang bertarung dilangit dan doamu lah pemenangnya, Gilsha hanya selalu percaya pada takdir yang Allah berikan.

TBC

Assalamualaikum

Apakah ada perasaan lain ke Reza?

Kalau aku sih Gak wakaka

Terpopuler

Comments

wina 2480

wina 2480

wa'alaikumussalam.....ada,rasa pengen nabok si reza

2023-04-20

1

Mayus Rita

Mayus Rita

semoga reza rujuk sm gilsha

2023-03-10

0

🌼 Pisces Boy's 🦋

🌼 Pisces Boy's 🦋

moga Reza bisa cpt jujur ke Gilsha

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!