BAB 13. Switchover 0.2

"Yah, seperti itulah Pa, Ma, aku menceraikan Gilsha kemarin," jawab Reza seolah tidak peduli di hadapan kedua orang tuanya.

Darion tampak kesal, dari raut wajahnya saja dia sudah menahan emosi terhadap anak pertamanya itu.

"Tapi kenapa Za! Kamu gak kasian, Gilsha baru aja kehilangan Mamanya, kamu ini gimana sih!?" ujar Darion duduk di kursi yang ada di hadapan anaknya.

"Aku gak peduli tentang itu, Pa, kalaupun aku bisa, aku bakal balik ke Masa Lalu dan gak akan setuju dengan pernikahanku dengan Gilsha," Jawaban yang benar-benar membuat siapa saja kesal pastinya dengan jawaban Reza ini.

"Dimana Gilsha sekarang?" tanya Aida yang membuat Reza kembali mendelik malas.

"Mama tuh sama aja kayak Papa yah, Reza kan sudah bilang kalau Reza gak peduli sama Gilsha, yah mau dimana kemana sekarang itu bukan urusan Reza!"

"Za! Jaga nada bicara kamu! Papa gak pernah ngajarin kamu begini yah Za! Kamu kenapa?" Darion berdiri tersulut emosi sedang Aida langsung menenangkan suaminya itu.

"Lalu Papa mau apa- Ehm, M-maaf Pa," jawab Reza tidak jadi marah karena dia tidak tega dan merasa bersalah membentak kedua orang tuanya.

"Asal kamu tahu yah, Gilsha itu-"

"KAK ION! SUDAH!" teriak Aida menghentikan ucapan semuanya, Darion menatap Aida sedang Aida memberinya kode untuk tidak mengatakan itu.

Darion mengerti, dia langsung mengusap wajahnya dan menatap anaknya kembali dalam keadaan frustrasi.

"Reza! Jangan sampai suatu saat kamu ingin kembali kepada Gilsha tetapi Gilsha meminta kamu untuk membuang penyesalanmu, Reza suatu saat kamu bakal benar-benar sadar akan hal ini," jelas Darion pada Reza. "Assalamualaikum."

Darion dan Aida pergi, Aida sengaja memisahkan kembali Darion dan Reza karena mereka sama-sama keras kepala, benar-benar like father like son.

"Kenapa kamu gak ngizinin kakak ngasih tahu Reza sih, Dek?" tanya Darion saat Aida dan dirinya berjalan di koridor rumah sakit.

"Jangan Kak, ini amanah dari Gilsha saat Gilsha mendonorkan ginjalnya bahwa dia tidak ingin Reza tahu apa yang dia lakukan, lebih baik kita cari dimana Gilsha berada, kasian dia," jelas Aida pada suaminya.

Darion mengangguk, kalau sudah menyangkut amanah dari yang bersangkutan, Darion sekalipun tidak berani.

Sementara itu di ruangan Reza setelah ditinggal kedua orang tuanya di tampak memijat kepalanya pusing.

"Maaf Pa, Maaf Ma, bukannya Reza tidak menyayangi Gilsha, Reza sayang sama dia, tapi Reza terpaksa melakukan ini, perasaan bersalah saat melihat wajahnya membuat Reza merasa berdosa sekali padanya sehingga Reza memilih berpisah darinya," bisik Reza dalam hatinya sendiri.

"Laku berapa yah kira-kira Mbak?" tanya Gilsha pada penjaga toko emas yang ada disana.

Gilsha berdiri dihadapan penjaga toko emas itu, berharap harganya cukup untuk membiayai hidupnya selagi menunggu gaji dari rumah sakit, karena tidak mungkin dia akan merepotkan Umi Syafa terus.

"Ini masih bisa dijual Bu, setelah kami timbang dan cek, ini cincinnya beratnya empat Gram yah Bu, kira-kira sekitar empat juta delapan ratus untuk harga sekarang, gimana Bu?" jelas penjaga toko itu.

Gilsha terdiam sejenak, benar-benar berat bagi Gilsha, haruskah dia merelakan tanda sakral janji suci pernikahannya itu.

Ini semua demi anak dan kehidupannya nanti, karena sekarang dia harus berjuang sendiri.

"Saya jual aja Mbak," jawab Gilsha yakin.

Penjaga toko itu mengangguk. "Sebentar, saya siapkan uangnya yah."

Penjaga toko itupun kemudian menyiapkan uang untuk Gilsha hasil menjual emasnya sementara Gilsha menunggunya, tak lama kemudian penjaga toko itu datang kembali.

"Silakan Bu, dihitung dulu."

"Gausah Mbak, saya percaya kok, saya permisi dulu yah Mbak, makasih," jawab Gilsha memasukkan uang itu ke dalam tasnya.

Gilsha kemudian berjalan keluar dari sana, kini benar-benar dia harus memulainya dari awal lagi.

Gilsha menenteng peralatan ibu hamil yang dia dapatkan dari sopir taksi tadi sedangkan tangan satunya membawa tas.

Bruk!

"M-Maaf Pak! Saya gak sengaja," jawab Gilsha saat dia tidak sengaja menabrak Gilsha.

"Gapapa Mbak, lain kali hati-hati yah," ucap pria itu membantu Gilsha berdiri saat Gilsha lengah pria itu tampak memasukkan amplop coklat ke Tas Gilsha. "Saya permisi duluan yah, Mbak."

Gilsha mengangguk. "Sekali lagi saya minta maaf yah, Pak."

Pria itu mengangguk, ia kemudian masuk ke toko emas tempat Gilsha tadi datangi dan membeli sebuah cincin kawin yang dijual Gilsha tadi, setelah mendapatkannya, dia tampak menelepon seseorang.

[Halo, Pak]

[Iya]

[Cincinnya sudah saya dapatkan, Pak]

[Bagus, Bawa ke saya segera]

[Baik, Pak]

TBC

Assalamualaikum

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

rasa versalah ...reza tau kh gilsha pendonor ginjalx

2024-05-18

0

Sukliang

Sukliang

aneh

2024-01-16

0

💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓

💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓

jadi mending nyuruh orang yang berbuat baik, ketimbang di lakukan sendiri sewaktu menjadi suami, padahal itu lebih gampang.
gak ada pembenaran nya bagi orang yg sudah menelantarkan anak dan istri nya, nggak ada yg lebih penting perannya seorang suami bagi istri yg sedang hamil mau lu kirim 1000 orang suruhan karena mereka nggak bisa 24 jam mantau gilsha

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!