Seharian ini Gilsha seolah kehilangan fokusnya saat melayani pasien yang ingin memeriksakan kandungannya.
Jam kerja Gilsha dan Sela sendiri hanya sampai jam delapan malam, sesuai kebijakan dari jam poli kandungan..
"Lo balik, naik apa?" tanya Sela saat melihat Gilsha keluar dari area rumah sakit karena jam kerja mereka yang sudah selesai.
"Taksi, kalau gaada taksi yah aku pesan ojek online aja deh," jawab Gilsha yang membuat Sela mendelik.
"Lakik lo udah pulang?" Gilsha mengangguk karena memang jam kerja dokter umum hanya sampai jam enam sore dan diganti oleh dokter umum lain untuk jam malam. "Lakik lo gaada perhatiannya banget sih!"
"Udahlah La, Mas Reza kan pulang duluan, gak enak kalau dia nungguin aku," jawab Gilsha yang membuat Sela mendelik.
"Iya sih, tapi masa sekalipun dia gak pernah datang dan pulang bareng lo," jelas Sela merasa curiga. "Kalian baik-baik aja kan?"
"Udahlah, gausah dibahas, gapapa kok," jawab Gilsha tersenyum.
Sela hanya menghela napas panjang. "Lo nebeng gue aja, dah malam mau dapat ojek sama taksi dimana, lo."
Mendengar itu membuat Gilsha langsung memeluk Sela, walaupun Sela adalah orang yang lumayan tomboy, tapi Sela adalah orang paling care dalam hidup Gilsha.
"Udah ah, pelukan mulu, lo kira, Teletubbies," ujar Sela melepas pelukan mereka.
•
"Makasih yah, La, besok jemput lagi," ujar Gilsha saat turun dari mobil Sela.
Sela membuka kaca jendela mobilnya sehingga bisa membuat Gilsha menatap langsung ke Sela.
"Ngelunjak, lo!"
"Canda bestie, Makasih yah, tiati pas pulang, lampu merah jangan di terobos, aku tahu kamu slengean," jawab Gilsha.
"Tenang bestie, kalau gue ditilang gue kasih aja tubuh gue."
"Buat apaan?"
"Ngangetin pak polisinya lah, kan dah malam," jawab Sela yang membuat Gilsha tertawa.
"Aduh zina, Deck-Deck!"
"Sa ae lo, yaudah gue balik yah, Assalamualaikum!"
"Waalakumsalam," jawab Gilsha yang masih berdiri saat mobil Sela perlahan menghilang dari hadapannya.
Gilsha melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, di dalam rumah jelas sudah ada Reza karena Gilsha bisa melihat mobilnya yang ada didepan.
Tapi yang membuat Gilsha bingung adalah tas yang ada didepan Reza.
"Mas?"
"Kamu udah denger semuanya tadi pagi kan? Harusnya kamu sadar dengan semua ini," jawab Reza yang membuat Gilsha mendelik.
"M-Maksudnya?"
"Ini," Reza mengeluarkan sebuah kertas berisi surat pengajuan perceraian kepada pengadilan negara. "Sudah satu bulan kita, menikah dan tidak ada lagi yang bisa kita pertahankan."
"Mas, mau cerai?"
"Jelas, aku sudah tidak bisa meneruskan pernikahan ini, pernikahan tanpa tujuan yang tidak jelas akhirnya."
Gilsha terdiam, dia rasanya sudah menyerah juga dan beginilah akhirnya.
"Kalaupun Mas mau, aku juga ingin menerima perceraian ini," jawab Gilsha.
Air mata Gilsha jatuh, walaupun dia juga yang menginginkan ini, tapi kenapa hatinya begitu sakit.
Reza menatap dalam-dalam Gilsha kemudian menghela napas panjang. "Maaf Gilsha, aku akan berbicara pada Papa nanti tentang perceraian kita, aku juga hidup tersiksa jika begini keadaannya."
"Aku mengerti posisi kamu, Mas, maafkan aku, harusnya kamu gak terjebak dalam pernikahan ini."
Reza mengangguk dia meraih Gilsha dan memeluknya. "Pelukan pertama dan terakhir, maafin Mas Gilsha."
Gilsha terdiam.
"Gilsha, Mas TALAK kamu."
Deg!
Dunia Gilsha serasa berhenti saja, dia kini sudah resmi ditalak oleh Reza, air matanya semakin jatuh, sedang Reza langsung meraih tasnya dan beranjak keluar.
"Mas gausah pergi, biar aku yang pergi," jawab Gilsha. "Ini kan rumah Mas Reza."
Gilsha kemudian berjalan masuk ke kamar untuk mengemasi pakaiannya, semuanya sudah benar-benar berakhir.
Suaminya mengucap talak disaat Gilsha yakin pernikahannya hanya retak bukan hancur.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
fitriani
itu reza 11 12 sama pohon pisang y... punya jantung gak punya hati... masa baru 1 bulan udh ditalak istrinya🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2024-06-14
0
Sukliang
1 bln
gilaaaa
2024-01-16
0
Lisa Icha
satu saat nti kamu akan nyesal Reza udah ceraikan Ghalisa.
2023-07-20
0