"Lo gaboleh ngomong gitu Za, takabur lo gak kasian sama Gilsha, gue tahu kalian dipaksa nikah tapi, lo kan gatau kalau Gilsha itu bahagia atau enggaknya," jelas Aris yang membuat Reza mendelik malas.
"Betul, gaboleh gitu Za," timpal Reno yang membuat Reza semakin malas saja
"Kalian gatau rasanya nikah sama orang kayak dia, kalaupun aku bakal menikah, aku pengen nikah sama orang yang sudah donorin ginjalnya dulu, bukan sama Gilsha, dia gak guna," jawab Reza.
Semakin sakit hati Gilsha mendengar semua ini, Gilsha sudah tidak bisa bertahan lagi, Gilsha kemudian kembali berjalan dengan menahan air matanya.
"Itu Gilsha, bro! Sha! Tunggu!" ujar Aris.
Gilsha tidak menoleh, dia berjalan saja meninggalkan mereka semua sementara Reza bersikap biasa saja, beda dengan Aris dan Reno yang merasa tidak enak dengan percakapan mereka yang mungkin sudah di dengar oleh Gilsha.
Gilsha berjalan menuju bagian poli kandungan dan masuk ke ruangannya, didalam sana sudah ada Sela sahabatnya.
"Eh nyonya, baru datang, darimana aja?"
Gilsha tidak menghiraukan Sela, Gilsha masuk ke dalam toilet yang ada didalam ruangan kemudian menatap wajahnya sendiri di wastefel yang dilengkapi dengan kaca.
Benarkah, dia hanya benalu dan noda hitam dalam hidup Reza, perlahan air mata Gilsha jatuh, rasanya sudah hilang perasaannya untuk berbicara kepada semuanya.
Tok!
"Sha! Lo gapapa kan?" tanya Sela dari luar sembari mengetuk pintu.
Gilsha mengusap air matanya dan dengan suara yang serak dia menjawab. "Gapapa La, aku lagi buang air kecil."
Sela mengangguk walaupun tidak bisa dilihat oleh Gilsha, sedangkan Gilsha segera membereskan dirinya apalagi air matanya sudah banjir.
Mata Gilsha menjadi sedikit bengkak dan sembab, jelas ini akan menimbulkan kecurigaan kepada Sela nanti, Gilsha memilih memakai bedak agak tebal untuk menutupi wajahnya.
"Lama amat sih di toilet, ngapain aja sih, mandi lo?" protes Sela saat Gilsha duduk disampingnya.
"Gapapa," jawab Gilsha.
"Hari ini gaada pasien yah?" tanya Gilsha kembali.
"Kagak ada, ada noh ibuk-ibuk lahiran tapi dah ditangani ama dokter lain, kalau yang periksa kandungan belum ada tunggu aja ntar bulan depan pasti rame, soalnya kemarin habis tahun baruan, banyak yang jebol," celoteh Sela yang membuat Gilsha hanya menggelengkan kepalanya.
Tak lama kemudian, dua orang pria masuk ke ruangan mereka yang membuat Gilsha dan Sela mengangkat kepalanya itu adalah Aris dan Reno.
"Sha! Maafin gue yah, gue gaada maksud buat bicarain itu sama Reza, beneran dah gue minta maaf," ujar Reno yang membuat Gilsha tersenyum.
"Ntar dulu! Ada agenda apaan nih, kok dua manusia karbitan ini datang kesini," ujar Sela yang membuat Reno dan Aris menatap tajam Sela.
"Eh, tembok kos-kosan, sembarangan lo, kagak ada urusan kita sama lo," protes Reno.
"Kalau menyangkut Gilsha yah adalah, Gilsha kan sahabat gue, lo pada habis ngapain Gilsha?"
"Dih! Kita gak ngapa-ngapain kok," jawab Aris pada Sela.
"Ren, Ris, gapapa kok, aku gak terlalu ambil dihati, santai aja," jawab Gilsha yang membuat keduanya bernapas lega.
"Gue kira lo, bakal marah sama kita, sekali lagi gue minta maaf yah, Sha, yaudah gue sama Aris pamit dulu, disini hawanya eror," jelas Reno.
"Napa, gaada setan yah disini!" ujar Sela.
"Gaadalah, orang setannya takut semua sama lo, setan aja malas deket-deket apalagi manusia," jawab Aris.
"Kampret lo, yah Ren!" Sela berdiri dan hendak melempar mereka dengan buku.
"Kabur Ris!" ujar Reno yang berlari keluar bersama Aris.
Gilsha hanya tersenyum melihat tingkah teman-temannya, setidaknya Gilsha sedikit terhibur dengan kejadian ini.
"Emang taik tuh anak dua, kalau ketemu gue bejek-bejek, liat aja!" kesal Sela kemudian kembali duduk di kursinya kembali.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Lenina
bu dokter napa sihh..belum sarapan yaa
2023-06-13
0
Lenina
emang gitu yaa ...masak sih lahiran ada musimnya..wkwkwk
2023-06-13
0
moomsq
Gilsha yaa strong
2023-03-29
0