"Iya, saya pemagang baru" jawab Shelly dengan sopan.
"Hari pertama?" tanya si karyawan.
Shelly menjawab dengan mengangguk sambil mengulum bibirnya.
"Udah punya temen?" tanya nya lagi.
Shelly menggeleng.
Karyawan itu menyodorkan tangan kanannya "Kenalin, saya Sean, dari divisi operasional. Sekarang aku teman pertamamu" ucapnya ramah lalu uluran tangan itu disambut Shelly dengan gugup.
Tak pernah ia merasakan gugup seperti ini.
"Shelly, magang di divisi operasional" balas Shelly sedikit malu malu.
Bagaimana tidak, setiap mereka bertemu di rumah selalu tancap gas meluapkan rasa rindu akan aktifitas dewasa yang baru mereka alami.
Jadi saat ini jantung keduanya tengah berlomba bertalu, menahan gejolak yang tak bisa seketika mereka luapkan.
"Waaah... suatu kebetulan kita satu divisi, jadi kamu gak perlu kuatir kalo ada pertanyaan. Ah iya, jangan kuatir ada yang akan membuly mu, laporkan saja padaku, kamu bisa mencariku di ruanganku, oke?" Sean menyindir para karyawati yang sedari tadi menolehkan kepala dan menatap sinis pada Shelly.
"Terima kasih" timpal Shelly dengan senyum yang hanya ia tujukan untuk suaminya.
"Waktu masih banyak, mau ikut ke kantin dulu?" Sean mengajaknya mengisi perut dengan camilan.
Shelly mengangguk. Tentu saja dia mau, asal bersamanya.
Sedangkan para karyawati yang sedari tadi melirik sinis pada Shelly mengumpati Shelly dalam hati karena terlalu cantik untuk menjadi seorang pemagang. Jadilah incaran mereka terpesona olehnya.
ting
Pintu lantai 5 terbuka, sisa orang orang keluar dari lift kecuali mereka berdua karena hendak melanjutkan ke lantai 7 dimana kantin petinggi berada, sedangkan kantin karyawan biasa berada di lantai 3.
ting
Pintu kembali tertutup.
sreett
Sean menarik pinggang Shelly lalu mencium bibirnya dengan rakus.
Pun dengan Shelly yang tak kuasa menahan diri jika berdekatan dengannya.
Mereka melakukannya dengan brutal. Lalu Sean segera melepaskan pagutan bibirnya saat lift akan berhenti di lantai 7 membuat Shelly tak rela melepasnya.
"Lipstik kamu terlalu tebal, membuatku ingin menghapusnya" ucap Sean merapikan pakaian mereka dan membantu merapikan rambut Shelly sambil tersenyum hangat.
"Kalo gitu besok aku bakalan pake lipstik yang lebih tebal lagi" tukas Shelly menggoda Sean sambil mengedipkan sebelah mata.
ting
Pintu terbuka. Sean menahan tombol lalu melirik pada Shelly yang menjawab dengan gelengan kepala seolah tahu akan pertanyaan Sean.
ting
Pintu kembali menutup karena mereka enggan untuk keluar.
Mereka melanjutkan kegiatan panas nan kilat mereka seolah tak ada waktu lagi bagi mereka meluapkan rasa rindu.
"Jangan menarik perhatian lelaki lain. Akan sangat menyiksaku" titah Sean dengan lirih sambil terengah didepan bibir seksi Shelly.
Shelly tersenyum lalu mengecupnya sekilas.
"Kamu juga. Atau aku akan mengobrak abrik kantor ini" jawabnya. Dan mereka berdua pun terkekeh lalu bersiap untuk turun di lantai tempat mereka bekerja.
Menetralkan ekspresi mereka agar tak diketahui oleh karyawan lain.
ting
Mereka berpisah menuju tempat mereka masing masing. Bersikap biasa biasa saja agar tak memancing rasa iri para karyawati senior yang sudah mengincar Sean sedari awal, pun dengan Shelly yang merupakan seorang pemagang agar tak di bully.
Benar saja.
Seminggu magang di perusahaan ini dia tak diberi pekerjaan berarti menyangkut perusahaan.
"Kamu, anak magang. Beliin kopi di cafe sebrang 5 cangkir. Cepetan, ga pake lama" seru seorang karyawati yang saat itu mendengar percakapan atasannya dengan Shelly si pemagang.
Dia juga salah satu penggemar Sean di divisinya.
Shelly tak banyak protes. Dia sudah bisa menebak nasib para pemagang di kantor kantor.
Sebenarnya bingung juga jika dikerjain terus seperti ini, lalu apa yang akan dia laporkan dalam makalahnya.
Shelly memanfaatkan kesempatan disuruh ini itu untuk mengetahui seluk beluk kantor juga para sekuriti dan OB yang bekerja tanpa henti tanpa mendapat uang tambahan atau sekedar tips dari para karyawan yang seenaknya memerintah membelikan ini dan itu.
"Pak Kimung, biasa pak 6 cangkir ya" seru Shelly pada seorang OB yang baru ia kenal seminggu ini. Dia lantas memberikan 2 lembar uang berwarna merah. Miliknya tentunya, karena karyawati tadi memintanya untuk menggunakan uangnya terlebih dahulu, berjaga jaga jika ia salah pesan.
"Siap neng" ucap pak Kimung yang usianya sudah berkepala 4 itu dengan semangat.
Bagaimana tidak, Shelly selalu memberikan tips yang sangat banyak untuknya, dia jadi bisa membelikan mainan baru untuk anak laki lakinya yang baru berusia 5 tahun, juga bisa menambah uang jajan untuk sang istri yang setia mendampinginya dalam kehidupan yang serba pas pasan.
"Shelly, apa yang kamu lakukan? bukankah seharusnya kamu membeli kopi yang ku minta?" tegur karyawati yang mendapati Shelly tengah berbincang dengan sekuriti menunggu kedatangan OB.
"Ini lagi nunggu, bu" jawab tenang Shelly. Sedangkan sang sekuriti sudah menjauh agar tak mendapat masalah.
"Kenapa kamu nyuruh lagi? aku kan nugasin kamu" sinis Meli si karyawati jutek.
"Maaf ya bu Mel, saya magang disini di bagian operasional buat ikut serta dalam perencanaan operasional perusahaan, bukan jadi kang suruh yang mana adalah kerjaan OB. Terus nanti saya harus nulis laporan apa dong. Masa iya saya harus bikin laporan yang isinya 'Ibu Meli Setiawati yang tidak setia memberikan tugas pada pemagang karena merasa tersaingi karena pemagang jauh lebih muda dan lebih energik" sindir Shelly dengan suara yang tak bisa dikatakan pelan.
"Kamu.. kurang ajar ya kamu-" geram Meli namun harus terpotong.
"Siapa yang kurang ajar?" tanya suara bariton yang sanggup membuat jantung Shelly berjingkrak.
"Eh.. pak Sean.. anu.. itu.." Meli tergagap kedapatan tengah membentak Shelly.
"Itu pak, curut kurang ajar ngambil makanan orang lain" sergah Shelly melantur sambil tersenyum jahil. Matanya melirik pada Meli yang tengah tertunduk.
"Kamu kemana aja gak pernah hadir dalam rapat perencanaan? bukankah kamu butuh data untuk membuat laporan?" tanya Sean yang seminggu ini tak pernah melihat keberadaan Shelly yang dia rindukan.
Tak sengaja berpapasan dalam lift pun tak pernah, membuatnya gusar seharian dan tak semangat dalam bekerja.
"Ah, itu. Kata bu Meli biar dia yang mencatat saja, soalnya dia kasian sama saya. Takut saya kena semprot direktur yang katanya galaknya na'uzubillah pak" jawab Shelly sekenanya. Kini giliran dia membuly Meli yang tengah semakin dalam menunduk.
"Neng Shelly, ini pesanannya" pak Kimung datang menenteng 6 cangkir kopi americano dengan peluh bercucuran.
"Ah, terima kasih pak. Ini 1 buat bapak, dan ini kembalinya bapak simpen aja ya" sahut Shelly tersenyum ramah pada Kimung si OB.
"Aduh, neng.. si eneng meni baik pisan. Gak usah atuh neng. Kan eneng masih magang, nanti ongkos pulang perginya gimana kalo kembaliannya tiap hari dikasih ke saya?" tukas Kimung yang merasa tak enak karena kehadiran sang manajer operasional bersama Shelly.
"Bukan uang saya pak. Ini ibu Meli yang kasih. Jadi bapak ambil aja ya, lumayan buat nambah uang jajan anak istrinya" sanggah Shelly yang membuat Meli semakin dalam menunduk.
"Ternyata kamu baik hati juga ya Mel. Syukurlah kalo kalian saling memperhatikan" puji Sean pada Meli yang seketika mendongak dengan wajah memerah.
"Shelly ikut saya" lanjut Sean mengedikkan kepala.
"Ah, baik pak. Ibu Meli ini pesanan kopi nya" Shelly memberikan kelima kopi pesanan Meli padanya dengan tawa ringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sandisalbiah
itu cara Shelly membalas masih lembut.. coba di tangan Chelse, udah habis itu si Melly kena gibeng.. krn berani membuly...
2024-03-05
0
Lilik Rudiati
kena yg bully Shelly,shelly d lawan...
2023-01-14
0
mar
yampon shelly sama sean gi nge drama🤦🏻♀️
2023-01-14
0