"Sinting lo. Kalo gue nikah sama lo, trus siapa yang bayar ganti rugi" tukas Shelly.
"Lagian ogah gue sama lo. Bibir sama ******** lo dah diumbar kemana mana. Jijik gue" sarkas Shelly melanjutkan alasannya.
"Ya kali aja pada gak mau sama elo, gua siap nampung lo. Lagian gue masih perjaka"
"Udahan curhatnya?" sela Rosie yang jengah dengan obrolan anak muda di depannya ini.
Keduanya menunduk.
"Silahkan kalian diskusikan. Saya lelah" lanjut Rosie kembali melanjutkan langkahnya. Namun kembali ia hentikan karena ada hal yang ia lupa sampaikan.
"Ah iya. Saya beri kalian waktu hingga.. mmm... pukul 8 malam ini. Jangan harap kalian bisa kabur, karena orang orangku akan mengawasi kalian. Termasuk kamu, Sean"
Keempat orang itu saling terdiam dengan pikiran mereka sendiri sendiri.
"Apa kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya Sean memecah keheningan.
Shelly terkesiap dari lamunannya. Kepalanya menoleh pada Sean dan menatap dalam matanya. Mencari sesuatu yang bisa membuatnya yakin mengambil keputusan.
Namun tatapan milik Shelly membuat Sean salah tingkah. Ada sesuatu dalam dirinya yang tak biasa kala manik coklat itu menatapnya lekat.
"Apa gue punya pilihan lain?" jawab Shelly dengan bertanya.
Ya, dia tak punya pilihan lain selain mengambil pilihan itu. Pilihan yang mengamankannya dari amukan sang momy.
"Tapi gue punya syarat" lanjutnya.
Sean menunggu.
"Status kita hanya diatas kertas. Gue belum siap kalo lebih dari itu" pinta Shelly.
Sean pun sependapat karena dia pun belum terpikir kearah sana. Bahkan selama ini dia belum merasa tertarik dengan gadis manapun. Jika ditanya apakah dia normal? tentu saja dia normal. Hanya saja wanita yang selama ini dia kenal atau hanya sekedar berpapasan dengannya belum ada yang menarik minatnya untuk melakukan komitmen meski sekedar berpacaran.
Dia berfikir pacaran hanya membuang waktu dan tenaganya saja.
"Tak masalah. Selama kamu tinggal di rumahku dan meyakinkan nenek bahwa kita benar benar menikah"
"Shell.. lo yakin?" tanya Axel panik. Dia tak bisa berjauhan dari Shelly sedari orok.
"Menurut lo?" lagi lagi Shelly menjawab dengan pertanyaan.
"Trus nasib gue gimana?" tanya sendu Axel.
Shelly juga tak bisa jika berjauhan dengan keponakan rasa kembarannya. Apa apa mereka selalu berdua.
Kecuali mandi🙄
"Boleh gua tambah satu lagi persyaratannya?" Shelly mencoba bernegosiasi.
"Apa lagi?" Sean menghela nafas seolah tau arah pembicaraan Shelly.
"Saudara kembar gue.. dia harus ikut sama gue. Gak masalah kan?"
Sudah Sean duga jika itu yang ingin Shelly ajukan. Namun dia sedikit tak percaya dengan pernyataan Shelly.
"Kembar? kalian kembar?" tanya Sean tak percaya yang diangguki keduanya mantap.
"Trus nasib gue gimana?" tanya Rendi panik.
"Elo kan udah punya gebetan baru. Minta makan aja sama gebetan lo. Kalo engga, kumpul kebo sana numpang idup, numpang jadi beban" sarkas Shelly yang masih merasa sakit hati karena kelakuan Rendi yang tak bisa setia dengan satu wanita. Tak masalah jika tak tertarik dengannya. Setidaknya jika dia sudah memacari satu wanita, ya jangan nyosorin wanita lain. Pikirnya.
"Mana bisa gitu. Kita sepaket, nyet" sergah Rendi yang juga tak bisa berteman dengan yang lain selain dengan mereka berdua.
"Berisik lo. Kita kan bisa ketemuan di tempat kerja sama di kampus. Jan manja deh" Shelly mendelik kearah Rendi.
Rendi tau kalo Shelly marah padanya. Dia menebak pasti Shelly melihatnya bercumbu dengan tetangga baru di sebelah tempat kos Shelly. Hal yang tak bisa dia tahan jika menemukan mangsa baru yang nyatanya sama dengannya.
Tapi se brengsek brengseknya Rendi, dia tetap menjaga keperjakaannya. Meski harus setengah mati menahan hasratnya kala lawannya memancing.
......................
Sean, Shelly dan Axel sudah berada di rumah milik Rosie.
Sean tak tinggal se rumah dengan neneknya itu dan memilih tinggal di apartemennya sendiri.
Pasalnya dia tak tenang karena selalu di cecar masalah menikah karena usianya yang sudah cukup matang.
Di perusahaan keluarganya pun tak ada yang mengetahui kalau dia adalah pewaris tunggal perusahaan turun temurun itu.
Dia bahkan hanya menjabat sebagai manajer operasional.
Bukan direktur.
Dia ingin memulai dari nol untuk mengetahui kesulitan di posisi bawah.
Selain itu, tindakannya itu merupakan salah satu bentuk memata matai pergerakan para pegawai yang memungkinkan melakukan kelicikan berupa manipulasi data atau penyalahgunaan anggaran.
Rosie tengah menghadapi berbagai menu terbaik di meja makan berukuran besar dan panjang itu.
*Othor salfok kalo ngomongin yang besar dan panjang🙈
"Duduklah. Kalian pasti belum makan malam, bukan?" titah Rosie.
Sean mengambil kursi disebelah kanan Rosie, sedangkan Shelly dan Axel disebelah kiri wanita tua itu.
"Dia..." tanya Rosie sambil menatap Axel 6ang duduk disebelah Shelly.
"Dia saudara kembar saya, nyonya" jelas Shelly.
Rosie mengernyitkan dahi. Memang banyak saudara kembar dengan gender berbeda. Namun tak sedikitpun ada kemiripan diantara keduanya selain usia yang sama.
Shelly menyadari ketidak percayaan Rosie terhadap pernyataannya tentang Axel.
"Hhh... kami saudara kembar beda ibu, nyonya" akhirnya Shelly menjelaskan, namun lebih tak dimengerti oleh otak tua namun tajam milik Rosie.
Sean pun terperangah dengan kenyataan baru.
"Bagaimana bisa? kamu lagi mencoba menipu saya?" sergah Rosie.
"Momy saya itu ibu sambungnya mama Axel. Usia kami hanya beda 1 tahun. Sedari kecil Axel diurus oleh momy Shelly dan kami gak pernah pisah, nyonya" jelas Shelly sambil memotong dan mengunyah steak yang terhidang dihadapannya.
Rosie dan Sean mengangguk tanda mengerti lalu melanjutkan makan malam mereka.
"Jadi, bagai mana keputusanmu?" tanya Rosie setelah mereka menghabiskan makan malam mereka.
Shelly melirik kearah Axel yang menunduk.
Sungguh, Axel tak rela jika saudaranya menikah lebih dulu.
Kalaupun harus menikah, dia ingin mereka menikah diwaktu yang sama. Tapi dia tak bisa menjamin bisa menghilangkan ketergantungannya akan keberadaan Shelly.
"Baiklah, nyonya. Tapi.." jawab Shelly. Namun dia kembali melirik pada Axel.
Rosie tak menjawab. Dia menunggu kalimat lanjutan Shelly.
"Saya minta saudara saya ikut dengan saya. Karena mama Lexa menitipkannya pada saya" pintanya tegas.
"Tak masalah. Kalau begitu besok saya siapkan pernikahan kalian. Kamu siapkan dokumen pribadi kamu" ucap tenang Rosie yang membuat dua bersaudara itu sedikit gugup.
"Apa.. nyonya akan membuat pesta dan memberitahukan pada orang tua kami?" Shelly menanyakan apa yang menjadi ketakutannya.
"Menurutmu.. apakah keluarga besar kami harus menyembunyikan pernikahan pewaris tunggal kami" jawab Rosie.
"Nenek" Sean menegur sang nenek yang tengah menggoda gadis dihadapannya.
Rosie terkekeh melihat wajah panik gadis yang berhasil menarik perhatiannya.
"Baiklah baiklah. Saya tau kalian belum siap. Untuk saat ini cukuplah kamu kami ikat dengan status tanpa adanya pesta" Rosie memutuskan.
Shelly merasa lega karena dia mempunyai waktu untuk mengumpulkan uang ganti rugi agar bisa terlepas dari hukumannya ini.
"Tapi saya tidak bisa menjamin jika masalah ini tak akan bocor pada keluarga kalian" lanjut Rosie yang membuat Shelly kembali berkeringat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rohayani Yani
oooo axel anaknya Alexa toh
2024-03-07
0
Sandisalbiah
daddy Bear itu kan posesif ke semua wanita nya... termasuk princess Shelly... jd gak mungkin kalau mereka itu gak di pantau.. pastinya mereka bakal tau...
2024-03-05
0
mar
yakin chelsea gak tau?🤔
2022-12-30
0