Shelly mengecup lembut bibir Sean untuk menuntaskan rasa penasarannya.
Sean terkesiap dengan perlakuan Shelly yang mengambil start lebih dulu.
Tadinya dia ingin nekat mencoba mengambil start meski nyawa taruhannya. Namun tanpa ia duga Shelly berinisiatif memulainya lebih dulu.
dug
dug
dug
Ini adalah ciuman pertamanya. Shelly berhasil membuat jantungnya bermasalah untuk yang pertama kali.
Tak mau larut dalam perasaannya yang berujung bertepuk sebelah tangan, mengingat perjanjian mereka untuk tak lebih jauh dalam berhubungan dan hanya sekedar teman berstatus pasangan sah, Sean memberanikan diri untuk bertanya.
"Apa itu tadi?" tanya Sean sambil mencoba menenangkan jantungnya yang tak bisa dia kendalikan.
"Aku selalu penasaran gimana rasanya. Tapi.." ucapan Shelly terpotong. Mata mereka masih saling menatap dan menilik sesuatu yang tak bisa mereka artikan masing masing.
"Tapi?" Sean kembali bertanya dengan harapan Shelly melanjutkan ucapannya yang terjeda.
"Tapi aku gak bisa ngelakuinnya sama sembarang cowok" lanjut Shelly. Mata mereka masih saling mengunci.
"Lalu?" lanjut Sean penasaran. Dia ingin mengetahui apa maksud pernyataan Shelly.
"Tapi om beda. Lagi pula kita udah sah buat khilaf" Shelly beralasan. Benarkah hanya itu? batin Sean dalam hati dan mengangkat sebelah alisnya.
"Mau coba lagi?" Sean mencoba bernegosiasi. Padahal dia yang menginginkannya lagi.
Shelly mengangguk tanpa ia duga. Membuat seulas senyum terbit dibibirnya.
Sean perlahan mendekatkan kepalanya dan perlahan menyatukan bibir mereka. Tak tahu harus bagaimana karena ini adalah ciuman pertama mereka dan mereka hanya menempelkannya cukup lama hingga
pletak
Sesuatu menghantam belakang kepala Sean.
"Bocah bocah kurang ajar, berani mengotori mobilku dengan tingkah kalian" hardik Rosie yang mendapat laporan dari montir keluarga.
Bukannya mengadu, tapi saat dia melewati mobil tua itu dia melihat pemandangan yang mengotori otaknya. Pasalnya sudah sekian lama dia menyendiri setelah ditinggal sang istri dan berniat mengabdikan diri pada keluarga Tuan Anton, suami Rosie, dan kini pemandangan itu menggugah sesuatu dalam dirinya. Dan saat dia memutuskan berlalu mengabaikan pemandangan syur tersebut, Rosie sang nyonya majikan menghampirinya dan bertanya perihal keberadaan sepasang pengantin baru itu.
"Ne.. nenek.." Sean terkejut karena kedapatan berbuat mesum di dalam mobil neneknya.
Dia sontak bangkit dan berdiri tegak meski sempat terantuk atap mobil.
Sedangkan Shelly, dia hanya tertawa lirih. Menertawakan kelakuannya beserta suami yang terciduk sang nenek.
"Maaf.. nek.. kita.. kita gak sengaja.." ucap Sean penuh penyesalan dengan kepala menunduk.
"Kurang ajar tuh nek, cucu nya. Kawinin aja nek, dah kebelet itu?" Shelly mengompori Rosie membuat Sean menoleh padanya dan memelototinya.
"Ya ampun, bisa gila nenek lama lama ngadepin kalian" Rosie memijat pelipisnya.
Shelly lantas bangkit dan meraih lap untuk menyeka keringat yang belum sempat ia seka.
"Lagian, kalo digerebeg kek gini.. kapan nenek dapet cicitnya" bisik Shelly masih bisa didengar Sean yang mengangakan mulutnya.
Bisa bisanya gadis ini berbicara absurd seperti itu pada tetua keluarga raksasa.
"Gadis tengik. Minta di pasung ya kamu" geram Rosie mengangkat tongkat dan mengarahkan pada Shelly yang sudah berlari menjauh sambil memeletkan lidah dengan tawa nyaringnya.
Sean yang memperhatikan tingkah Shelly pun menahan semburan tawanya.
Rumah besar itu memang terasa lebih hangat dan hidup dengan kehadiran seorang Shelly. Bahkan dia melihat sang nenek terlihat lebih berseri dan lebih segar meski tampilan luarnya galak namun sepertinya tak berlaku bagi Shelly yang dengan mudah mengacak acak tata krama di rumah itu.
"Nanti kita terusin di kamaar.." lanjut Shelly berteriak saat menjauh sembari melambaikan tangan padanya membuat wajah Sean kembali memerah salah tingkah.
Rosie menoleh pada Sean yang langsung tertunduk menyembunyikan wajah merahnya.
"Cih, sudah kuduga kalian berpura pura tak ada hati" decih Rosie sambil berlalu kembali masuk ke rumah.
"Nenek tadi ada apa mencari Sean?" teriak Sean saat teringat jika tadi sang nenek tengah mencarinya dan tanpa sengaja menemukan mereka tengah berbuat mesum.
"Sudah lupa..." jawab Rosie balas berteriak.
"Buatkan cicit yang banyak untuk nenek" lanjut Rosie.
...😳😳😳😳😳😳😳...
Malam menjelang, seperti biasa rutinitas di mansion itu setelah makan malam yang kini terasa ramai karena kehadiran dua bersaudara itu akan kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat.
Karena Shelly sudah menikah dan sang empunya rumah memerintahkannya untuk sekamar dengan Sean, Axel pun tak bisa membantah.
Tak masalah baginya selama mereka masih satu rumah. Meski mereka melakukan aktifitas masing masing, selama bisa mendapati kehadiran salah satunya di tempat yang sama, mereka bisa melakukan kegiatan masing masing dengan tenang.
"Aku selesai" ucap Sean kala keluar dari kamar mandi sudah berpakaian piyama lengkap dan rambut basah yang ia keringkan dengan handuk kecil.
Shelly yang tengah mengutak atik ponsel berselancar di dunia si maya pun bangkit dan bergantian masuk untuk mandi.
Kenapa mandi malam? karena saat mereka makan malam tadi terjadi aksi lempar melempar makanan.
Yang tadinya Axel memperagakan akrobat melahap makanan yang Shelly lempar dari seberang meja, namun saat meleset dan jatuh tepat di wajahnya membuat Shelly terbahak dan melempar lagi ke wajahnya. Terjadilah aksi balas membalas hingga melibatkan Sean dan membuat Rosie menjadi salah satu korbannya.
Sungguh Rosie tak bisa berkata kata dengan kelakuan dua bocah yang sudah tak bocah lagi.
"Ah.. hati hati shower air dinginnya sedikit macet-" peringatan Sean tak digubris Shelly yang sudah menutup pintunya.
Sean ragu ragu, apakah istrinya mendengar peringatan darinya? semoga iya.
"AAWW..." suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi.
"Shelly?" lirih Sean yang tersadar akan suara Shelly yang berteriak.
"Apa dia tak mendengar peringatanku tadi?" gumamnya yang langsung berlari menerobos pintu kamar mandi yang tak terkunci itu.
Sean tak mendapati keberadaan Shelly dibawah shower yang memancarkan air panasnya. Uap panas memenuhi kamar mandi sehingga sedikit menghalangi pandangannya.
Sean berjalan meraba raba untuk mematikan keran air yang hanya mengeluarkan air panas itu.
"Shelly..." Sean memanggil dan mencari keberadaan sang istri karena uap panas masih menyelimuti kamar mandi.
"Huuu... sakiiit..." Shelly merintih di suatu sudut ruangan.
"Kamu sebelah mana?" tanya Sean agar dia bisa melihat seberapa parah luka bakar yang diderita sang istri.
"Deket bathtube.. huuu.. momyy sakiit.." jawabnya sembari merintih.
Sean melangkahkan kaki kearah yang ia kira adalah arah bathtube.
Tangan yang ia rentangkan untuk meraba udara ia rasa ia menemukan Shelly karena dia bisa meraih rambut panjang dan.. bahu.. tangan yang ia tebak sedang menutup wajahnya.. dan..
glek
Baru ia tersadar jika bahu yang ia sentuh tak terbalut kain.
Perlahan uap panas itu menghilang.
Lalu yang berada tepat dihadapannya saat ini adalah..
Shelly..
Tanpa busana..
TENANG, BIAR YANG NGE LIKE SEDIKIT TAPI YANG BACA BANYAK
OTHOR SENENG KALO BISA MENGHIBUR KALIAN
APALAGI YANG NGEHARGAIN KARYA OTHOR
PANTENGIN TERUS😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sandisalbiah
lah.. si Shelly.. kenapa ceroboh sih..
2024-03-05
0
yhoenietha_njus🌴
bisa ya yang like dikit tapi nyang baca banyak...jempolnya kepake buat scrool2 doang...pencet dikit napa tombol dikiri ga susah juga...tetep semangat thoor kaya maknya Shelly
2023-11-10
1
Asngadah Baruharjo
semangat thoorrr 🌹🌹🌹🌹
2023-06-05
1