Telfon Dari Nenek

Sean mengisyaratkan pada ketiga orang itu untuk membungkam mulutnya jika ingin selamat. Ajaibnya mereka mengerti dan menurut.

"Kalian kami tunggu di kantor untuk kami proses" ucap salah satu opsir penyidik setelah mendengarkan penjelasan mereka satu per satu yang tentu saja sudah mereka rekayasa tanpa ada embel embel aksi kejar kejaran karena menjahili hingga merusak barang milik seseorang.

Fuhh...

Ketiganya menghela nafas bersamaan.

"Dah ah.. bubarr.." tukas Shelly yang hendak melarikan diri. Masalah datang ke kantor polisi gimana nanti, yang penting perut terisi.

Pikirnya.

"Eits.. main kabur aja" Sean meraih kerah belakang kaos indies Shelly dan sedikit mengangkatnya seperti anak kucing.

Shelly yang tak menyangka Sean akan sadar akan tindakannya melarikan diri langsung menangkupkan kedua tangannya seraya memohon.

"Om, tolong lepasin om.. kita belom makan dari kemaren oom.." drama Shelly membuat Sean terperangah dengan tingkah konyolnya.

Kemana larinya cewek ganas yang baru ngehajar dosen?

"Heh.. modus ya. Aku juga mau ikut. Kamu yang bayar" tukas Sean yang melepaskan cekalan di kerah Shelly lalu berjalan mendahului mereka.

"E eh.. mana bisa gitu om. Aturan yang lebih tua yang bayarin" sergah Shelly yang merasa rugi jika harus mentraktir orang yang tak ia kenal.

"Kalo ngikutin aturan, kalian harusnya langsung diseret ke kantor polisi sekarang juga"

Shelly bungkam jika menyangkut kantor polisi. Lengannya menyikut lengan Axel.

"Sel, lo yang bayarin. Gue gak punya duit" bisik Shelly.

"Yeee.. duit gue kan elo yang pegang" tukas Axel yang kemudian menyikut Rendi.

"Ren, lo aja yang bayarin. Tar kita nyicil ke elo deh" lanjut Axel.

"Elo kek yang gak tau gue aja. Orang gue kalo makan suka nebeng ke kosan elo berdua" keluh Rendi.

"Kalian payah emang. Makanya nyari duit yang bener. Gimana mo gentiin tu mobil coba, buat bayarin makan satu orang aja ngeles semua" cebik Shelly.

"Elo kalo ngomong tuh ngaca" balas Rendi.

"Ck.. gue kan cewek. Masa bayarin kalian cowok cowok" Shelly membela diri.

"Udaah.. kita bawa ke kosan aja. Bahan bahan di kulkas masih ada, biar gue masak aja biar ngirit" Axel memberikan solusi.

Sean yang berjalan di depan mereka bukannya tak mendengar diskusi mereka. Dia hanya merasa nyaman berada diantara mereka. Sesuatu yang belum pernah dia alami selama hidupnya yang monoton dan penuh kemewahan.

Seulas senyum terbit di bibirnya. Tampaknya hidupnya akan lebih berwarna, pikirnya.

Mereka tiba di tempat kos Axel dan Shelly dengan berjalan kaki. Tak terasa jika ketiga trouble maker itu yang menjalani karena sepanjang jalan mereka asik dengan canda tawa dan saling mengejek. Namun tidak dengan Sean yang tampak kelelahan.

Begitu pintu dibuka, dia langsung merangsek masuk dan mencari air minum lalu merebahkan dirinya di kursi tamu.

Axel langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan siang. Hari ini adalah awal libur semester 4, dan mereka berencana mencari kerja paruh waktu untuk mengisi waktu libur mereka dan untuk membayar biaya kost dan makan. Hal itu sudah biasa mereka lakukan bahkan meski belum masuk liburan semesteran pun mereka sering mendapat pekerjaan sampingan kala ada kesempatan.

Mereka menikmati waktu menjadi orang sederhana dan berusaha tak mengandalkan kekayaan orang tua mereka.

Banyak pelajaran yang mereka ambil saat menjadi orang yang sederhana dengan kehidupan yang pas pasan seperti kebanyakan orang.

"Sheeelll...." teriak Axel dari arah dapur.

"Apaa.." jawab Shelly dari ruang tengah yang sedang sibuk menggonta ganti channel tv.

Axel dan Shelly menyewa sebuah rumah mungil dengan 2 kamar di dalamnya yang biasa di sewa kan per kamar. Namun karena mereka bersaudara jadilah seolah mereka menyewa 1 rumah dengan harga 2 kamar.

"Pipa air nya bocor lagiii..." lanjut Axel.

"Banjir ni dapur aku mau nyuci sayuran" tambah Axel membuat Shelly menyeret pantatnya kearah dapur untuk membetulkan pipa saluran pembuangan wastafel yang baru 2 hari dia betulkan.

"Rendiii...." kini Shelly yang berteriak.

"Ambilin kunci inggris, cepetaaan.." lanjutnya.

Namun tak ada sahutan dari orang yang dituju.

"Reeeen.... kemnaa tuh orang kaga nyaut. RENDIIII..." Shelly kembali berteriak dan tak ada sahutan dari Rendi.

"Ada yang bisa kubantu?" suara berat tuba tiba terdengar dari arah pintu lalu mendekat dan mengambil alih pipa yang sedang Shelly tahan karena kebocoran saluran air bersih.

Shelly mengernyitkan dahi melihat kedatangannya yang langsung berjongkok disebelahnya.

"Mendingan kamu yang ambil kunci inggrisnya, ini biar aku yang pegang" saran Sean yang tak hafal letak kotak perkakas.

Shelly segera beranjak dan mencari kotak perkakas.

Namun pendengarannya menangkap suara tak asing berasal dari halaman rumah.

"Sialan lo, gua panggil panggil malah asik tebar pesona ya" sarkas Shelly sambil melempar lap kanebo pada kepala Rendi yang tengah mengobrol dengan penghuni baru kosan sebelah.

"Yaelah bentar napa Shell, ga bisa liat orang asik aja" tukas Rendi dengan tenang masih menampakkan senyum manis pada penghuni baru itu.

"Buruan bantuin gue" pinta Shelly yang langsung menarik paksa tangannya kearah rumah.

Shelly mengambil kunci inggris yang sudah ditemukannya dan ia simpan diatas meja, lalu membawanya kearah dapur.

"Lama amat sih, basah ni baju" keluh Sean yang sebagian bajunya memanglah sudah basah.

Axel tak mau ikut campur urusan pertukangan karena dia sudah membagi tugas dengan Shelly, dan tugas dia adalah memasak sesuai keahliannya yang diturunkan dari sang nenek yang juga dia panggil momy.

"Tuh udah ada bala bantuan, dah ah gue balik lagi kedepan" ucap Rendi yang langsung dicegah Shelly.

"Enak aja. Lo bagian senterin sini, dodol, gak keliatan" sergah Shelly yang langsung menyodorkan senter padanya.

Sean menilik ekspresi Shelly yang bisa dia baca.

"Dah, beres. Kerjaan kek gini harusnya dikerjain cowok biar ada tenaganya" sindir Sean.

"Lah emang dikerjain cowok kan?" tukas Rendi yang melirik kearah Shelly.

"Kampret, lu" sarkas Shelly yang membuat Rendi terkikik lalu melengos kembali kearah luar.

Tampak gurat kecewa di wajah Shelly dengan bibir sedikit menggerutu yang gak jelas Sean dengar.

"Kalo suka tinggal bilang aja, gak usah dipendem gitu" celetuk Sean mengalihkan arah tatapan Shelly dari punggung Rendi.

"Sok tau" ketus Shelly.

tring

tring

Dering ponsel milik Sean terdengar. Sean segera merogoh saku celananya dan langsung menampakkan wajah panik.

"Gawat" gumamnya.

"Halo, nek" Sean menggeser tombol hijau setelah melancarkan tenggorokannya yang kering.

"Apa yang kamu lakukan, Sean? Baru nenek kasih kado ulang tahun seenaknya kamu rusakin?" raungan sang nenek memekakkan telinganya. Sean bahkan sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Iya, maaf nek. Gak sengaja itu.. eh.. nenek tau dari mana?" heran Sean yang belum memberi kabar apapun perihal kecelakaan yang terjadi padanya.

"Berita kecelakaan beruntun ada dimana mana Seaaaan... terus itu, kamu berani nyembunyiin calon istri kamu dari nenek?"

"Mampus" batin Sean.

1 BAB LAGI SOREAN YAK, LAGI BEBENAH MAU PINDAHAN👌🏻

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mulutmu harimau mu, Sean... kamu yg nyeplos bilang kalau Shelly calon istri kan..? nah.. tanggung jawab tuh.. 🤭🤭🤭

2024-03-05

0

Lilik Rudiati

Lilik Rudiati

keren oey kadonya mau dong nek

2023-01-12

1

mar

mar

kado ultahnya aja Lamborghini😲

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Calon Istri
3 Telfon Dari Nenek
4 Sebuah Pengecualian
5 Rugi Banyak
6 Keputusan Rosie
7 Klasik
8 Protes
9 Milik Istriku
10 Hanya Ingin Meniduri
11 Menggadaikan Nyawa Suami
12 Tragedi Air Panas
13 Periksa Ke Dokter
14 Kabur
15 Lakban
16 Sulit Dipisahkan
17 Dimana Axel?
18 Harus Mendapatkannya
19 Magang
20 Karyawan Yang Baik Hati
21 Pacar?
22 Ke Apartemen
23 Berbagi Suami
24 Curhatan Mama
25 Bingung
26 Papa Suka
27 Kebelet Pipis
28 Laki Laki Sejati
29 Kedatangan Axel
30 Menuduh Orang Baik
31 Kado Keramat
32 Klepek Klepek
33 Kepanikan Tiara
34 Membalas Perasaan
35 Harus Jujur
36 Menghapus Jejak
37 Berusaha
38 Ngontrak
39 Ngaku
40 Alasan
41 Menjauhi
42 Tak Mau Bersaing
43 Tangga Darurat
44 Keluhan Rosie
45 Setan Jahil
46 Bertemu Cindy
47 Kekuasaan Shelly
48 Godaan Cindy
49 Baper
50 Sean Gawat
51 Wisuda
52 Positif Thinking
53 Single Parent
54 Pasangan Serasi
55 Es Krim
56 Hanya Teman
57 Kalap
58 Over
59 Pasrah
60 Amarah Sean
61 Candu
62 Pemikiran Sean
63 Terjebak
64 Dia Suamiku
65 Cermin
66 Membantu
67 Lunglai
68 Melamar Atau Dilamar
69 Rongsokan
70 Me-Museum-kan
71 Dalang
72 Sasaran Pertama
73 Modus
74 Kemunculan Evi
75 Mengungkap
76 Penyergapan
77 Bulan Sabit
78 Berburuk Sangka
79 Tak Tega
80 Pengakuan Rendi
81 Jedderrr...
82 Mengigau
83 Tolooong...
84 Tak Sanggup
85 Terpesona
86 Anggur
87 Check Up
88 Janji
89 Gengsi
90 Membawa Lari Mario
91 Mengungkap Strategi
92 Anakku
93 Messed With A Wrong Person
94 Hidup Tanpa Selly
95 Sangkaan
96 Papa Juga Sayang Mama
97 Awal Dari Perubahan (End)
98 My Crazy Roommate
99 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Awal Mula
2
Calon Istri
3
Telfon Dari Nenek
4
Sebuah Pengecualian
5
Rugi Banyak
6
Keputusan Rosie
7
Klasik
8
Protes
9
Milik Istriku
10
Hanya Ingin Meniduri
11
Menggadaikan Nyawa Suami
12
Tragedi Air Panas
13
Periksa Ke Dokter
14
Kabur
15
Lakban
16
Sulit Dipisahkan
17
Dimana Axel?
18
Harus Mendapatkannya
19
Magang
20
Karyawan Yang Baik Hati
21
Pacar?
22
Ke Apartemen
23
Berbagi Suami
24
Curhatan Mama
25
Bingung
26
Papa Suka
27
Kebelet Pipis
28
Laki Laki Sejati
29
Kedatangan Axel
30
Menuduh Orang Baik
31
Kado Keramat
32
Klepek Klepek
33
Kepanikan Tiara
34
Membalas Perasaan
35
Harus Jujur
36
Menghapus Jejak
37
Berusaha
38
Ngontrak
39
Ngaku
40
Alasan
41
Menjauhi
42
Tak Mau Bersaing
43
Tangga Darurat
44
Keluhan Rosie
45
Setan Jahil
46
Bertemu Cindy
47
Kekuasaan Shelly
48
Godaan Cindy
49
Baper
50
Sean Gawat
51
Wisuda
52
Positif Thinking
53
Single Parent
54
Pasangan Serasi
55
Es Krim
56
Hanya Teman
57
Kalap
58
Over
59
Pasrah
60
Amarah Sean
61
Candu
62
Pemikiran Sean
63
Terjebak
64
Dia Suamiku
65
Cermin
66
Membantu
67
Lunglai
68
Melamar Atau Dilamar
69
Rongsokan
70
Me-Museum-kan
71
Dalang
72
Sasaran Pertama
73
Modus
74
Kemunculan Evi
75
Mengungkap
76
Penyergapan
77
Bulan Sabit
78
Berburuk Sangka
79
Tak Tega
80
Pengakuan Rendi
81
Jedderrr...
82
Mengigau
83
Tolooong...
84
Tak Sanggup
85
Terpesona
86
Anggur
87
Check Up
88
Janji
89
Gengsi
90
Membawa Lari Mario
91
Mengungkap Strategi
92
Anakku
93
Messed With A Wrong Person
94
Hidup Tanpa Selly
95
Sangkaan
96
Papa Juga Sayang Mama
97
Awal Dari Perubahan (End)
98
My Crazy Roommate
99
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!