Dimana Axel?

Libur semester berakhir dengan kegiatan baru mereka.

Shelly dan Sean lebih bersemangat menjalani hari hari mereka. Sean bahkan tak pernah pulang terlambat dan selalu menampakkan senyum langka nya.

Pun dengan Shelly yang kini bersikap lebih lembut.

Tapi tidak dengan Axel. Dia merasa kehilangan jati diri saudaranya. Dia merasa sendirian meski berada dalam satu rumah.

"Itulah sebabnya kamu gak boleh terlalu bergantung pada saudaramu. Suatu saat kalian akan punya pasangan dan kehidupan masing masing, dan kalian harus memprioritaskan pasangan kalian" Rosie memberi petuah disela lamunan Axel yang tengah cemberut sendirian di ruang tengah yang super luas itu.

Axel tak menanggapi. Dia hanya menghela nafas dengan kasar untuk kesekian kalinya.

Melihat Shelly yang ceria menyambut kedatangan Sean dan langsung mengunci diri di kamar berdua meninggalkan dirinya, membuatnya iri dan ingin merasakan kebahagiaan yang saudaranya dapatkan.

Bukan berarti iri karena merasa direbut, hanya saja kebiasaan mereka selama ini yang selalu berbagi suka dan duka, membuatnya ingin juga merasakan bahagia dengan dunianya sendiri.

"Sel... "

tok tok tok

"Axel.."

Shelly berteriak memanggil saudaranya sambil mengetuk pintu kamarnya berulang kali yang tak kunjung keluar kamar.

Hari sudah cukup siang untuk mereka berangkat ke kampus dari kediaman Rosie.

"Den Asel sudah pergi dari tadi, non" bi Yani memberi informasi karena Shelly sudah cukup lama memanggil Axel.

"Hah, udah pergi? pake apa?" Shelly terkejut mendapati saudara yang tak pernah berpisah itu meninggalkannya terlebih dahulu.

"Pake motor, non. Katanya non Shelly pasti berangkat sama tuan Sean, jadi den Asel berangkat duluan" jelas bi Yani yang langsung pamit untuk membereskan dapur.

"Sialan tu bocah. Mana kak Sean juga udah pergi dari tadi, lagi" Shelly bingung karena waktu sudah mepet jika harus memanggil ojol atau taxol.

"Neeek.." hanya satu orang yang terlintas dalam pikirannya sebagai solusi.

breeeem...

Shelly berhasil membujuk Rosie dan membawa Alfred si Corolla KE30 hasil modifikasiannya. Meskipun sudah pernah mengijinkan di awal tempo hari, tetap saja dia tak rela mobil peninggalan suaminya itu di kendarai selain dirinya.

Bermodalkan janji mencetak cicit secepatnya, akhirnya Shelly berhasil mengambil paksa kunci yang tengah digenggam Rosie.

Tak lupa Shelly memberi bonus kecupan basah di pipi keriputnya.

"Dasar anak nakal. Mimpi apa aku punya cucu menantu seperti dia" keluh Rosie yang diakhiri kekehan.

Segala sesuatu yang menyangkut Shelly merupakan hiburan baginya.

Shelly membiarkan mesinnya menyala dengan posisi langsam, dalam artian menyala tanpa menginjak pedal gas, pada saat berhenti di perempatan lampu merah.

Hari sudah tak begitu pagi, juga belum beranjak siang, dan jalanan sudah terbebas dari kemacetan yang membagongkan.

bremm

breeemmm

Sebuah mobil sport berhenti di sebelah Shelly yang membuka kaca hanya setengahnya.

Shelly menurunkan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan menoleh pada si pengendara di sebelahnya.

Seorang pria seusia dengannya tengah memamerkan mobil sport yang entah milik siapanya.

Selain itu sang pria seperti mengejeknya jika mobil yang Shelly kendarai merupakan mobil kuno yang sudah ketinggalan jaman.

Shelly tetap tenang. Dia tak pernah terpancing akan jiwa jiwa sesat yang mencoba menantangnya.

"Tiga.. dua.. satu.." Shelly menghitung mundur lalu dia segera mengakselerasi mobil kebanggaannya melesat secepat kilat tanpa kesulitan mengendalikannya meninggalkan mobil sport yang tampak kecolongan karena pergerakan tiba tiba mobil tua yang dikendarai Shelly.

Dengan lihainya dia memanuver mobil itu menghindari gesekan dan tabrakan dengan mobil lain.

Shelly menurunkan kecepatan dan memantau kaca spion yang menampilkan mobil sport yang tampak mendekat dengan cepat.

Shelly lantas membuka jendelanya dengan full, lalu membiarkan mobil itu menyusulnya.

"Here we go" ( kita mulai) monolognya. Sedikit bermain main sebelum masuk kelas kuliah membuat semangatnya kembali.

Shelly membuktikan kemampuan mesinnya dan dia berhasil menyusul pengendara songong yang terlihat sedikit kewalahan menjalankan mobil cepat di jalanan yang lumayan padat.

"See you, jerk" (dadah, jelek) teriaknya sembari mengacungkan jari tengah keluar jendela tanpa menolehkan kepalanya dan tertawa puas.

Mobil unik itu dia parkirkan di halaman kampus. Dia tak mau bertaruh untuk tak bertemu dengan dosen mesum yang selalu mengincarnya meski sudah berkali kali di kerjai olehnya.

Shelly memindai keberadaan Axel yang tak kunjung ia temukan.

Kini Shelly merasa bersalah padanya karena terlalu asik dengan mainan barunya bersama Sean sehingga mengabaikan keberadaan Axel.

"Eh.. liat Axel gak?"

"Lo liat si Axel gak?"

"Maaf pak, apa bapak melihat kembaran saya?"

"OOOII... LIAT KEMBARAN GUE GAAAAK..."

Shelly terus bertanya pada setiap orang yang dia temui sepanjang koridor menuju kelas nya yang berakhir berteriak di roof top.

Kelas sudah dimulai 10 menit yang lalu, namun Shelly tak berniat hadir tanpa saudaranya.

Dia bahkan tak perduli jika harus berulangkali meneriaki setiap sudut kampus demi menemukan saudaranya.

"Sel.. elo dimana sih, tega bener sama gue.. hik.. gue ngaku salah.. lo muncul dong.." Shelly menenggelamkan kepalanya dalam lipatan kedua tangan yang bertumpu pada kedua lututnya sembari terisak.

Dia duduk di tangga menghalangi lalu lintas para mahasiswa yang bergerak naik dan turun mencari ruangan kelas mereka.

Shelly bahkan melewatkan 1 mata kuliah sebanyak 2 sks. Namun dia lebih peduli menemukan saudaranya ketimbang masuk kelas namun sia sia karena tak dapat berkonsentrasi.

Shelly tiba tiba teringat jika Axel mengambil 1 mata kuliah 2 semester ke depan agar cepat selesai.

Dia lantas melangkahkan kaki nya cepat ke ruangan dimana dosen pengajarnya adalah musuh bebuyutannya.

Dia tak perduli.

Axel lebih penting dibanding rasa eneknya bertemu dengan dosen mesum itu.

tok tok

ceklek

Shelly mengetuk pintu berwarna abu itu lalu membuka nya.

Semua atensi tertuju padanya karena dia masuk saat pelajaran tengah berjalan.

"Well.. look who we've got here" (lihat, siapa yang datang) ucap dosen si musuh bebuyutan Shelly dengan nada tenang namun menyiratkan sesuatu.

"Maaf, saya cari saudara saya" tukas Shelly dengan sopan. Lalu netranya mengarah pada barisan kursi para hadirin yang mengikuti pelajarannya.

Matanya menangkap orang yang dia kenal.

"Nyet.. liat si Asel ga?" tanyanya dengan suara sedikit keras agar terdengar oleh Rendi yang sedang duduk di barisan ke dua dari belakang.

"Lah.. gua pikir dia sama elu" tukas Rendi yang tampak bingung.

"Anjrit.. hue harus cari kemana lagi?" gerutunya.

"Apa kamu tak berniat untuk masuk dan memperhatikan saya?" sindir sang domes(dosen mesum) menampilkan senyum menjijikannya.

"Gak, makasih" sanggah Shelly yang langsung membanting pintunya setelah keluar.

"Sel.. tega lu ya, bikin si Shelly kelabakan nyariin elo. Ampe atap dia jajal tau gak. Lo gak takut apa, di bakalan lompat dari gedung gegara kagak nemuin elo?" sergah Rendi yang tak tega melihat Shelly yang sedari pagi berkeliling mencari keberadaan Axel yang tengah bersembunyi dibawah meja kelas.

Axel mengusap air mata yang berhasil lolos karena dia tahan sedari tadi.

Dia juga tak tega melihat saudaranya kesusahan seperti itu.

"Gua pikir lo dah gak butuh gua, Shell" gumam Axel.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

lah si Axel ngumpet...

2024-03-05

0

Lilik Rudiati

Lilik Rudiati

kehilangan ya Xel..

2023-01-13

0

mar

mar

oalaaah axel merajoook😪

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Calon Istri
3 Telfon Dari Nenek
4 Sebuah Pengecualian
5 Rugi Banyak
6 Keputusan Rosie
7 Klasik
8 Protes
9 Milik Istriku
10 Hanya Ingin Meniduri
11 Menggadaikan Nyawa Suami
12 Tragedi Air Panas
13 Periksa Ke Dokter
14 Kabur
15 Lakban
16 Sulit Dipisahkan
17 Dimana Axel?
18 Harus Mendapatkannya
19 Magang
20 Karyawan Yang Baik Hati
21 Pacar?
22 Ke Apartemen
23 Berbagi Suami
24 Curhatan Mama
25 Bingung
26 Papa Suka
27 Kebelet Pipis
28 Laki Laki Sejati
29 Kedatangan Axel
30 Menuduh Orang Baik
31 Kado Keramat
32 Klepek Klepek
33 Kepanikan Tiara
34 Membalas Perasaan
35 Harus Jujur
36 Menghapus Jejak
37 Berusaha
38 Ngontrak
39 Ngaku
40 Alasan
41 Menjauhi
42 Tak Mau Bersaing
43 Tangga Darurat
44 Keluhan Rosie
45 Setan Jahil
46 Bertemu Cindy
47 Kekuasaan Shelly
48 Godaan Cindy
49 Baper
50 Sean Gawat
51 Wisuda
52 Positif Thinking
53 Single Parent
54 Pasangan Serasi
55 Es Krim
56 Hanya Teman
57 Kalap
58 Over
59 Pasrah
60 Amarah Sean
61 Candu
62 Pemikiran Sean
63 Terjebak
64 Dia Suamiku
65 Cermin
66 Membantu
67 Lunglai
68 Melamar Atau Dilamar
69 Rongsokan
70 Me-Museum-kan
71 Dalang
72 Sasaran Pertama
73 Modus
74 Kemunculan Evi
75 Mengungkap
76 Penyergapan
77 Bulan Sabit
78 Berburuk Sangka
79 Tak Tega
80 Pengakuan Rendi
81 Jedderrr...
82 Mengigau
83 Tolooong...
84 Tak Sanggup
85 Terpesona
86 Anggur
87 Check Up
88 Janji
89 Gengsi
90 Membawa Lari Mario
91 Mengungkap Strategi
92 Anakku
93 Messed With A Wrong Person
94 Hidup Tanpa Selly
95 Sangkaan
96 Papa Juga Sayang Mama
97 Awal Dari Perubahan (End)
98 My Crazy Roommate
99 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Awal Mula
2
Calon Istri
3
Telfon Dari Nenek
4
Sebuah Pengecualian
5
Rugi Banyak
6
Keputusan Rosie
7
Klasik
8
Protes
9
Milik Istriku
10
Hanya Ingin Meniduri
11
Menggadaikan Nyawa Suami
12
Tragedi Air Panas
13
Periksa Ke Dokter
14
Kabur
15
Lakban
16
Sulit Dipisahkan
17
Dimana Axel?
18
Harus Mendapatkannya
19
Magang
20
Karyawan Yang Baik Hati
21
Pacar?
22
Ke Apartemen
23
Berbagi Suami
24
Curhatan Mama
25
Bingung
26
Papa Suka
27
Kebelet Pipis
28
Laki Laki Sejati
29
Kedatangan Axel
30
Menuduh Orang Baik
31
Kado Keramat
32
Klepek Klepek
33
Kepanikan Tiara
34
Membalas Perasaan
35
Harus Jujur
36
Menghapus Jejak
37
Berusaha
38
Ngontrak
39
Ngaku
40
Alasan
41
Menjauhi
42
Tak Mau Bersaing
43
Tangga Darurat
44
Keluhan Rosie
45
Setan Jahil
46
Bertemu Cindy
47
Kekuasaan Shelly
48
Godaan Cindy
49
Baper
50
Sean Gawat
51
Wisuda
52
Positif Thinking
53
Single Parent
54
Pasangan Serasi
55
Es Krim
56
Hanya Teman
57
Kalap
58
Over
59
Pasrah
60
Amarah Sean
61
Candu
62
Pemikiran Sean
63
Terjebak
64
Dia Suamiku
65
Cermin
66
Membantu
67
Lunglai
68
Melamar Atau Dilamar
69
Rongsokan
70
Me-Museum-kan
71
Dalang
72
Sasaran Pertama
73
Modus
74
Kemunculan Evi
75
Mengungkap
76
Penyergapan
77
Bulan Sabit
78
Berburuk Sangka
79
Tak Tega
80
Pengakuan Rendi
81
Jedderrr...
82
Mengigau
83
Tolooong...
84
Tak Sanggup
85
Terpesona
86
Anggur
87
Check Up
88
Janji
89
Gengsi
90
Membawa Lari Mario
91
Mengungkap Strategi
92
Anakku
93
Messed With A Wrong Person
94
Hidup Tanpa Selly
95
Sangkaan
96
Papa Juga Sayang Mama
97
Awal Dari Perubahan (End)
98
My Crazy Roommate
99
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!