Chapter 15

"Count, ternyata kau?!"

Wow, apakah ini yang dinamakan ekspresi marah yang sesungguhnya?

Aku bahkan merasakan tatapan mata raja lebih tajam dari sebelumnya, dan itu seperti mengeluarkan niat membunuh.

Sementara itu, Elia yang berada di dekat ayahnya berusaha menenangkan beliau.

"Ayah, pikirkan tentang ini. Count adalah orang baik, jadi tidak mungkin baginya untuk ..." (Elia)

"Tuan Putri, sepertinya anda terlalu baik dalam hal ini." (Zanner)

Ah, mengapa aku merasa dia terlalu naif.

Sudah jelas bukti ada di depan mata.

Dan aku sungguh sangat yakin tidak ada kesalahan dengan surat kontrak tersebut.

Sebelumnya, memang selama pertemuan ini berlangsung aku menyuruh Lena diam-diam menyusup ke dalam ruangan pribadi Count Deto.

Dan dia kembali dengan sesuatu yang mengejutkanku.

Kali ini, aku akan melihat bagaimana pria itu menghindari dari berbagai tunduhan.

"Aku hanya melakukan ini demi kerajaan. Yang Mulia, aku mohon! Jangan bunuh aku! Aku bahkan hanya berniat menculik Tuan Putri selama beberapa waktu, sungguh!" (Count Deto)

Nah, aku pikir dia akan membuat alasan yang lebih masuk akal.

Dengan begini, bukankah itu sama saja seperti melempar minyak ke dalam api?

"Count Deto!"

Raja sekarang marah.

Jelas, aku sudah melihat itu sebagai kemarahan seorang ayah.

Count Deto yang menyadari nyawanya terancam memutuskan untuk bergerak cepat dan menjauh.

"Bodohnya dia merasa itu akan berhasil." Aku menghela nafas sambil menggelengkan kepala mengatakan itu.

Setelahnya, aku melihat Claude yang berdiri di dekat pintu tidak membiarkan itu terjadi.

"Menyingkirlah! Jangan halangi aku atau aku akan-"

Sebelum dia bisa mendapatkan jawabannya, beberapa tendangan sudah mengarah ke kakinya dan itu akan menunggu waktu selama satu detik sebelum dia terlempar ke lantai lalu pingsan.

---

"Apa yang terjadi, yang mulia?!"

Beberapa ksatria yang mendengar ada keributan di dalam segera bergegas masuk ke dalam, sebelum menemukan Claude menghunuskan pedang ke arah Count Deto.

"Aku akan anggap ini sebagai percobaan untuk membunuh seorang bangsawan."

Sekarang, nah. Ada apa lagi ini?

Ksatria yang salah mengira Claude adalah pelaku dari keributan ini justru menodongkan senjatanya ke arah leher gadis itu.

"Oi! Dia tidak bersalah! Kau, cepat letakan ..." (Zanner)

"Hentikan kekonyolan ini!"

Dan, BAM!

---

Raja membuat semuanya bungkam.

Aku cukup terkejut dengan itu.

Meskipun aku melihat Claude tetap tenang ketika diarahkan senjata seperti itu, aku hampir saja memutuskan untuk terlibat jika raja tidak sampai ikut campur dengan cara yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.

"Tangkap Count Deto."

"Permisi?"

Para prajurit saling memandangi sebelum Raja kembali meninju dinding.

"Ah, aku ..."

"Dimengerti, Yang Mulia!"

Entah karena Raja yang terlihat berbeda hari ini atau bagaimana, yang pasti para kesatria itu langsung menyeret tubuh Count Deto dengan berbagai wajah ketakutan.

 ---

"Aku tidak mengerti, alasan dia yang merencanakan ini ternyata sesederhana itu."

Raja mulai menceritakan kepadaku hasil dari interogasi yang dilakukan oleh bawahannya kepada pengkhianat tersebut.

"Dia memang pada awalnya mengatakan melakukan ini demi merebut kembali wilayah kerajaan yang hilang. Tapi aku tidak mempercayaiitu." (Raja)

Memang benar, menculik Tuan Putri lalu mengembalikannya, itu terdengar aneh.

Maksudku, dia pasti merencanakan hal lain selain dari itu.

Semacam menjadikan Tuan Putri sebagai alat tawar menawar untuk mendapatkan tahta mungkin?

"Yah, meskipun belum ada bukti yang menunjukan jika itu adalah tujuannya."

Pada bagian ini, tetap saja kedua penjahat yang terlibat dalam rencana tersebut.

Yaitu, Eri dan Count Deto akan dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka.

Tentu, tentang percobaan untuk meracuniku tidak akan semudah itu diabaikan.

Jadi, pertama-tama Eri harus menjalani hukumannya.

Biasanya, untuk kejahatan seperti ini ...

"Tuan Zanner, di dalam kerajaanku ada peraturan yang membuat penjahat menjadi budak setelah melakukan kejahatan berat." (Raja)

"Dan, jadi ... Apakah kau akan mengatakan Eri akan menjadi budak setelah ini?" (Zanner)

Aku bahkan menggaangap itu sebagai keterpaksaan.

Dia melakukannya untuk melindungi keluarga.

Jadi, aku merasa aneh jika dia dianggap melakukan kejahatan berat.

Raja menggangukan kepala.

"Dia akan menjadi budak sekarang. Tuan Zanner, bagaimana menurutmu?"

Oh, apakah ini tentang aku akan memaafkan dia atau semacamnya?

Berniat untuk membunuhku, itu termasuk hal yang sulit aku lupakan bagaimanapun alasannya.

Namun, aku rasa harus menunjukan belas kasihan khusus untuk dia.

"Aku memaafkan dia. Jadi, bisakah kau menghentikan kekonyolan ini?" (Zanner)

Raja menggelengkan kepala, "Peraturan tetaplah peraturan, jadi ... Dia akan menerima kerah di lehernya mulai dari sekarang."

Kemudian, aku melihat Eri dibawa oleh beberapa orang ke dalam ruangan lalu memperlihatkan bagaimana kerah itu mulai terpasang di lehernya.

Gadis itu hanya menatap semuanya dengan mata kosong.

Sampai akhirnya Raja menjelaskan lagi kepadaku.

"Selama ada ini, dia akan terikat kepada pemiliknya. Anda bahkan bisa melakukan apapun kepadanya. Kerja keras? Kesetiaan? Itu akan didapat dengan hanya satu perintah saja."

Wow, semudah itukah?

Aku melihat lagi ke arah Eri.

Memang, dia seperti menyesali perbuataanya dan tidak ingin berakhir seperti itu.

"Jadi, kenapa kau menunjukan ini kepadaku."

Raja memejamkan mata sebelum menjelaskan apa yang menjadi tujuannya, "Mulai dari sekarang kau adalah pemiliknya, selesai."

"Mmmm ..." UAAPA?!

"Benar, anda juga adalah yang termasuk menjadi korban dalam rencana ini. Lalu, untuk bertanggung jawab atas perbuataannya, Eri akan mulai melayanimu sebagai budak mulai dari sekarang."

Ya, untuk beberapa alasan, aku merasa tidak menyangka akan menjadi seperti ini.

"Lalu, untuk pria itu."

"Oh, maksudmu mantan Count itu? Ah, dia akan dihukum mati besok."

Jadi, begitulah akhir dari bangsawan pemberontak itu?

"Untuk melemahkan pengaruh mereka dan mencegah pemberontakan susulan, seluruh keluarganya akan kehilangan posisi beserta yang menjadi pendukung mereka kemudian disingkirkan secara perlahan. Lalu, kami akan menyita beberapa hal yang menjadi aset mereka dan membuat itu menjadi milik negara."

Sungguh kejam, tapi aku menyukai ide itu.

"Sekarang, bukankah sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Raja?" (Zanner)

Raja menggangukan kepala. "Tapi, aku masih belum memberimu hadiah bahkan setelah semua ini."

Yah, aku memang agak sedikit melupakan hal tersebut.

"Semua kejadian ini membuatku sedikit melupakannya. Jadi, sebagai gantinya. Apakah kau berniat mengelola wilayah atau semacanya?" (Raja)

"Tunggu, jangan bilang kau berniat menjadikanku bangsawan atau semacamnya?" (Zanner)

Raja menggangukan kepala.

Tapi, maaf saja.

Aku sudah memiliki wilayah yang harus diurus.

Dan aku senang menjadi raja di wilayah itu.

Tentu aku tidak bisa mengatakan itu kepada raja dan membuat dia mengetahui identitasku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!