Steph menggangukan kepala dan dengan setuju menjawab perkataanku,
"Memangnya pertanyaan apa yang ingin Tuan tanyakan kepadaku?"
Steph pada awalnya ragu dengan permintaanku, karena mengira ini akan sulit.
Jadi dia menanggapi ini dengan sedikit tegang.
Aku kemudian mengatakan yang menjadi tujuan kami.
"Kami hanya memerlukan peta kerajaan kalian, lengkap dengan nama setiap kota dan wilayah."
"Permisi?"
Seolah-olah terkejut atau semacamnya, Steph menatapku agak heran
"... Emmm, apa hanya itu saja?"
Aku tidak tahu setelahnya, tapi aku rasa hanya itu saja yang menjadi alasan aku ke tempat ini.
Steph sekarang menjadi cukup terkejut.
"Apakah kau bisa memberitahuku?"
Aku membuat dia menggelengkan kepala dengan cepat.
"Maaf, maaf! Tadi aku hanya sedikit terkejut, jadi aku tidak bermaksud untuk ..."
Ah, mengapa aku merasa gadis ini terlihat imut ketika melakukannya.
Mengesampingkan soal itu.
"Baik, uhm ... Seperti yang kau ketahui, kerajaan yang menjadi tempat tinggalku ini dinamakan dengan Fredohmnia."
Aku menggangukan kepala.
"Kota ini adalah Galark. Lalu ..." (Steph)
"Tunggu sebentar!" (Zanner)
Aku menghentikan dia menjelaskan sebelum mengeluarkan satu lembar kertas besar.
"Aku berharap kau bisa menggambarkan peta wilayahnya." (Zanner)
"Aku, emmm ... Aku akan berusaha." (Steph)
Aku melihat Steph dengan kerja keras melakukannya meskipun pada awalnya itu terlihat cukup menyulitkan baginya.
Tapi setelahnya, pada akhirnya aku menemukan itu penuh coretan.
"Meskipun tidak sebagus yang digambar oleh bawahanku."
Namun, aku bisa memperbaiki ini nanti dan melempar benda tersebut ke [Storage] ku.
"Sekarang, tinggal acara berkeliling." (Zanner)
"Ummm ... Baik, aku akan." Kemudian, setelah ini kami berniat akan memulainya dari toko terdekat.
──Aku tiba-tiba berhenti melangkah keluar ketika mendengar suara seseorang seperti, "Ehem!" dari arah ranjang.
"Kau tidak berniat mencelakai kakak ku atau semacamnya, bukan?"
Gadis bernama Bella tersebut menanyaiku begitu sebelum dia mendapatkan respon keras dari seseorang disamping.
"Bella, jangan berbicara seperti itu kepada penyelamatmu!"
Yah, aku merasa itu wajar.
Maksudku, Steph sampai berlutut kearahku ketika dia mengatakan akan melakukan apapun untuk bisa membayar.
Dan ini mungkin akan membuat Bella salah paham tentang diriku.
"Aku hanya ingin informasi, dan tidak lebih." (Zanner)
"Bukankah anda berasal dari negara ini?" (Bella)
"Tidak, aku orang asing."
"Ini aneh, kenapa orang asing tidak pernah mendengar tentang kerajaan kami? Seharusnya kau pernah mengetahuinya dari orang-orang atau berita, memangnya kamu berasal dari kerajaan mana sebelumnya?"
"Itu, aku ..."
Ketika aku kehabisan kata-kata karena perbincangan dengan Bella.
"Kamu, diam!"
Steph menutup mulut gadis itu dengan ke dua tangannya, dan aku kemudian melihat gadis kecil itu seperti berontak.
"Ah, ini cukup merepotkan."
Baiklah, jika ini yang akan terjadi.
"Steph, bisakah kau menggambar satu peta lagi untukku?"
Kali ini, aku menyuruh dia menjelaskan tentang beberapa bangunan umum di dalam kota, seperti toko senjata, toko sihir, toko zirah dan penginapan atau semacamnya yang mungkin aku perlukan ketika berada di tempat ini.
"Aku bisa saja melakukan itu, Tuan. Tapi apakah tidak masalah hanya dengan menggambar?"
"Asalkan lokasinya tepat seperti yang ada di peta, aku akan sangat terbantu dengan itu."
"Maafkan aku, Tuan. Karena hanya bisa melakukan ini."
Aku tidak sepenuhnya menyalahkan kepada gadis ini, tapi aku merasa sedikit terganggu dengan tatapan adiknya yang mengira aku orang jahat.
Lalu, aku juga tidak bisa terlalu lama berada disini dan bermain-main.
Setidaknya, setelah matahari terbenam, aku berniat melanjutkan perjalanan menuju ke lokasi lain.
Tentu, kami masih akan kembali ke kota Galark ini.
Namun, ketika itu terjadi aku mungkin sudah membuat beberapa rencana.
...----------------...
Ketika kami dalam perjalanan ke kastil di ibu kota dan melewati sebuah jalan raya besar, mataku secara tidak sengaja melihat sesuatu yang tidak biasa di bawah.
"Hmmm? Apakah terjadi pertarungan?"
Itu aneh, setidaknya ada satu kereta kuda dan beberapa prajurit dengan kuda dan baju besi seperti berusaha untuk melindungi sesuatu dari kelompok orang dengan zirah hitam yang mengelilinginya.
"Tuan, sepertinya mereka diserang oleh para perampok." (Claude)
Aku mengira mereka bukan termasuk itu.
Karena, aneh saja melihat para perampok memiliki zirah hitam yang terlihat seperti seorang ksatria tersebut.
Sementara aku masih belum bertindak, para kelompok orang dengan zirah hitam membunuh lebih banyak orang dan melakukan pengepungan.
...----------------...
"Kalian dengar, kalian sudah dikepung! Menyerahlah dan serahkan orang yang ada di dalam kereta!"
Satu orang dengan topeng yang mengendarai kuda mengatakan itu kepada barisan prajurit zirah putih.
"Kami tidak akan menyerahkan beliau meskipun itu berarti harus mengorbankan nyawa ini."
Satu dari pihak pengawal mengatakan itu dengan lantang.
Namun, tetap saja.
Pemandangan puluhan orang yang mengepung dia, sementara dari pihak ksatria yang hanya berjumlah beberapa orang sungguh membuat dirinya yakin tidak akan selamat dari kejadian itu.
Mungkin, satu hal yang ada di dalam pikirannya saat itu.
Menghabisi sebanyak mungkin lawan.
"Kita adalah ksatria yang terhormat! Kalian tahu? Jadi jangan takut dengan ancaman mereka! Tetap pada tujuan dan pertahankan formasi, lindungi tuan putri!"
Ketika dia mengatakannya, para prajurit zirah hitam mulai melancarkan serangannya.
"Kalian akan menyesal karena sudah melewatkan kesempatan untuk melarikan diri."
"Sungguh bodoh, kami ksatria kerajaan lebih memilih mati daripada melakukannya."
Pria dengan zirah hitam mulai terkekeh.
Sementara pertarungan di luar masih terjadi dengan sengit-sengitnya.
Di dalam kereta, ada seseorang yang terlihat seperti seorang bangsawan bersama dengan pelayan pribadinya yang terluka.
"Yang Mulia, mohon bersabarlah. Mereka akan melakukan yang terbaik untuk melindungi anda."
Pelayan mengatakan itu dengan sedikit tenang, namun tidak untuk sang gadis bangsawan.
"Aku tidak yakin. Kita kalah jumlah disini. Memang, mereka akan berjuang dan berjuang sampai akhir. Tapi, aku tidak menginginkan ini! Sungguh, jika bisa, bukankah lebih baik hanya aku yang mati?"
Mendengar itu, pelayan wanita disampingnya hanya tersenyum kecil sebelum itu berubah menjadi tatapan waspada.
"Tuan putri, sepertinya ada yang datang."
Sementara gadis bangsawan merasa tegang dengan situasi tersebut.
Gadis pelayan segera mengambil sesuatu dari balik rok panjangnya dan mulai melempar itu kepada seseorang yang membuka pintu dengan kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
V.MaryGrace
.
2022-12-23
3