"Jadi, maksud ayah! Tuan Zanner adalah salah-satu kemungkinan raja di wilayah-wilayah baru itu?!"
Elia yang mendengar cerita ayahnya menjadi antusias.
"Ya, bisa dibilang begitu. Kamu tadi penasaran tentang wanita bernama Claude yang memanggil Tuan Zanner dengan sebutan 'Yang Mulia' bukan?"
Elia menggangukan kepala.
Meskipun hanya sebentar tapi dia masih memikirkan tentang waktu dimana Claude mengatakan itu.
"Jadi, aku bisa mengatakan dia memang raja disana. Lebih tepatnya, di wilayah timur kita."
"Tunggu, mengapa ayah langsung tiba-tiba memutuskannya? Bukankah masih ada kemungkinan dia adalah bawahan dari negara-negara baru ini?"
Elia merasa, untuk apa raja repot-repot melakukan ini, sementara bisa menyuruh bawahannya untuk menyusup?
Raja memejamkan mata sebelum menoleh ke arah putrinya dengan senyuman penuh makna.
"Ah, oh! Aku tahu, kamu pasti mengatakan hanya orang yang berasal dari keluarga kerajaan yang memanggil dia seperti itu." (Elia)
"Dan kita sekarang sudah mengetahui sedikit informasi tentang dia yang menolak aku menjadikannya bangsawan di negeri kita." (Raja)
"Jadi, maksud ayah!" (Elia)
Raja menggangukan kepala. "Jika memang dia adalah raja disana atau setidaknya pangeran, aku tidak akan mempermasalahkan kalian mulai membuat hubungan sekarang." (Raja)
(Sekaligus, aku ingin memperkuat hubunganku dengan Tuan Zanner)
"Tapi, ayah! Kamu mengatakan Tuan Zanner akan pergi setelah ini? Jadi, bukankah itu berarti aku tidak akan memiliki kesempatan bertemu dengannya lagi?" (Elia)
"Justru sekaranglah waktunya yang tepat untuk membicarakan itu. Aku memang belum membongkar rahasia ini tepat di depan wajahnya, karena aku ingin mendengar pendapatmu tentang ini. Bagaimana? Kesempatan seperti ini mungkin hanya datang sekali, lho." (Raja)
Elia bangkit dari tempat duduknya sebelum dengan wajah serius menggangukan kepala.
Pintu kemudian di tutup bersamaan dengan raja yang mulai melihat putrinya keluar ruangan.
"Dia besar begitu cepat."
...----------------...
Sementara itu, badai bencana sepertinya belum datang ke dalam ruanganku.
Dan, pada waktu itu aku dan dua bawahanku masih meneliti tentang peta baru tersebut.
"Tuan Zanner! Tuan Zanner! Izinkan aku pergi bersamamu!"
Eh, ada apa?!
Tiba-tiba pintu terbuka dengan dahsyat lalu ada seorang gadis yang melompat masuk dari sana.
I-itu tidak termasuk ganti rugi, bukan?!
Nah, aku tidak mau tahu tentang pintu yang hancur sekarang karena itu bukan salahku.
Namun, aku melihat Tuan Putri adalah pelakunya--Eh?
"Kenapa begitu tiba-tiba, Tuan Putri?"
Aku hanya menatap dia yang sedikit naik turun bahu nya.
"Aku ... Maksudku Yang Mulia Zanner."
"Oh, emmm, ah? Apa maksudmu?"
Aku melihat Elia yang berwajah serius sekarang.
Lalu, eh? Kenapa aku merasa ini adalah pertanda buruk?
"Aku ingin tetap bersamamu, Tuan Zanner. Atau aku bisa bilang, pangeran dari kerajaan baru itu!"
Mata ku yang pertama kali melebar sebelum diikuti oleh Claude dan Laura di dalam ruangan.
"Yang Mulia ..."
Aku tahu itu, jadi kau tidak perlu memberitahuku, Laura!
Tetap saja, aku masih bingung kenapa Tuan Putri sampai bisa mengetahui identitasku.
Atau, emmm ... "Aku bukan pangeran."
Yah, karena memang itu tidak akurat, jadi aku tidak sepenuhnya berbohong ketika mengatakannya dan membiarkannya percaya bahwa ini hanya salah paham.
Aku percaya ini akan lebih baik.
Jadi, aku berniat untuk tetap menyembunyikan identitasku setelah ini.
Aku tidak ingin baanyak masalah muncul sebelum aku menyelidiki tentang negara-negara baru tersebut.
Tapi, entah kenapa aku melihat Elia yang mulai terlihat marah sekarang.
"Kamu ... Berbohong! Jika bukan pangeran, berarti Tuan Zanner adalah raja!"
Eh, kenapa tepat sasaran?
Aku akan menggangap ini sebagai kelalaianku jika aku tadi membiarkan dia menguping pembicaraan kami.
Yah, emmm ... Memang Claude agak terlalu banyak menggunakan panggilan "Yang Mulia" kepadaku, juga dengan Laura.
Eh, tapi ... Kenapa setelah memikirkannya aku melihat mereka berdua seperti merasa bersalah.
"Aku akan menerima semua hukuman anda setelah ini, Yang Mulia."
"A-Aku juga, begini-begini aku adalah bawahan yang disuruh oleh Yang Mulia Amando untuk membantumu."
Tapi, wah!
Pada saat mereka mengatakannya dengan kejelasan suara yang tidak diatur.
Kalian mengacaukannya! Sungguh bawahan tidak berguna!
Aku, ah!
Wajahku sekarang melihat Tuan Putri yang puas dengan itu.
"Jadi kamu memang adalah seorang Raja!"
...----------------...
Entah kenapa bisa berakhir seperti ini, tapi aku sudah kembali berada di hadapan raja sekarang.
"Nah, Tuan Zanner. Atau aku bisa bilang adalah Yang Mulia Zanner, karena identitasmu sudah terungkap oleh putriku ..."
Oh, tentu.
Aku akan menghukum Claude dan Laura setelah ini.
Mereka berdua sungguh mengacaukannya.
Lalu, ah, emmm ... Aku tidak tahu harus mengatakan apa kepada Raja setelah apa yang terjadi sebelumnya.
"Aku siap untuk mendengar masalahnya, Yang Mulia."
Tentu, itu akan menjadi sebuah pertanyaan yang diarahkan kepadaku tentang seorang raja yang menerobos perbatasan wilayah negara lain.
"Tapi, aku akan melupakan hal yang menjadi tujuanmu menerobos wilayahku. Yah, bukankah ini berdampak baik sekarang? Putriku berhasil selamat, dan pengkhianat sudah ditangkap." (Raja)
Memang benar, jika aku memutuskan hanya berdiam diri di dalam istana hal semacam ini mungkin tidak akan terjadi.
"Lalu, anda masih mempercayaiku?" (Zanner)
"Sejujurnya begitu, namun aku masih belum bisa mempercayai tentang Kerajaan dunia lain yang tiba-tiba muncul dan menambah peta wilayah dunia." (Raja)
Aku memang sudah menjelaskan semua itu sebelumnya kepada Raja sebelum perbincangan ini terjadi.
Yah, siapapun yang mendengar ini ada kemungkinan banyak yang tidak mempercayainya.
"Lalu, untuk membuat anda percaya kepadaku." (Zanner)
"Tentu ... Aku ingin membuat hubungan dengan kerajaan kalian." (Raja)
Oh, ini! Seperti yang aku inginkan.
Hubungan ekonomi? Perdagangan, atau pembangunan negara?
Ah, tentu ... Aku juga ingin meniru tentang bagaimana cara Raja ini mengubah negaranya dari miskin menjadi kaya!
"Tidak, ini lebih dari hanya sekedar perjanjian perdagangan. Lebih mirip ke keluargaan." (Raja)
"Tunggu, maksud anda adalah?" (Zanner)
Raja dan ratu yang berada dihadapanku menoleh bersama-sama ke arah putrinya yang ternyata berada di dekat kami.
"Kami akan mempertinbangkan untuk menyerahkan putri kami kepadamu." (Raja)
"Ya, suamiku. Selain ini akan mengikat kita dalam hubungan keluarga. Jika kalian melahirkan bayi laki-laki kembar, itu akan membuat hubungan antar negara semakin dekat dan dekat." (Ratu)
Apa lagi sekarang?
Ada apa dengan pemikiran yang gila itu!
Dan, sementara wajahku sangat terkejut dengan itu, Elia yang berada di dekatku, justru hanya memerah padam dan membisu.
"Yang Mulia, mempertimbangkan tentang ini. Mengapa kita tidak memberitahu raja Amando jika anda akan segera menikah?" (Claude)
Tunggu, apa?!
"Claude, kau mengatakan aku akan menikah, tadi? Benar begitu?!" (Zanner)
Claude hanya menggangukan kepala.
Itu kemudian disusul oleh Laura yang berekspresi bahagia.
"Ini akan menjadi menguntungkan, Tuan. Jadi kenapa kamu tidak memulai dari menerima Tuan Putri sebagai calon pengantin." (Laura)
Kalian semua, dasar pengkhianat!
Aku bahkan bisa mengatakan ini karena ulah kalian berdua yang secara ceroboh membuat Tuan Putri mengetahui semuanya!
Ah, memikirkannya saja membuat kepalaku sangat pusing.
Calon istri, ya? Memang aku berniat mencarinya satu.
Tapi, aku tidak akan senang jika yang menjadi pengantinku adalah orang yang dijodoh-jodohkan.
Lagipula ... Aku tidak merasa Elia merasakan sesuatu yang seperti itu kepadaku.
Ketika aku masih memikirkannya dan menoleh ke arah gadis itu, entah kenapa Elia merasa semakin gugup sekarang.
"Tidak, tidak mungkin!"
Aku menggelengkan kepala.
Tidak mungkin Tuan Putri memiliki perasaan itu kepadaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments