Nona Antagonis
...****************...
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas, dari depan gerbang terlihat seorang gadis cantik berambut gelombang dengan panjang sebahu, bibirnya pink sederhana, ada tahi lalat kecil di pelipisnya, ah gadis itu benar-benar manis.
Wajah yang begitu cantik, didukung dengan pakaian dan tas yang lumayan berkelas melekat di badannya. Tidak semua manusia itu sempurna kan? Gadis ini juga begini, dia tidak memiliki tinggi yang memadai, dia bahkan termasuk kategori pendek.
Namun wajah indah itu kini terlihat khawatir, raut wajahnya cemas seolah menantikan seseorang datang.
"Lo nunggu siapa Fell?" sapa seorang pria, berwajah tampan, kulit putih, hidung mancung dan berkumis tipis. Pria itu mendekat ke arah sang gadis.
Fell, nama gadis berparas memukau ini. Fellerin Skyliara nama lengkapnya, dia si gadis cantik kaya raya, karna merupakan putri tunggal seorang konglomerat jajaran atas. Tidak ada yang berani menyinggung Fellin disini.
"Nungguin Azril, lo liat dia ga Ar?" tanya Fellin, matanya sayu penuh kecemasan, jari-jarinya lasak mengacaukan ujung dasinya yang rapi.
"Lo tau kan Ar? Lo kan temen dekatnya dia?" Tanya Fellin lagi, saat dia tak mendapati jawaban dari Arga.
Arga, nama pria itu. Dia diam sejenak, untuk mengingat perkataan Azril tadi pagi. Jangan pernah kasih tau Fellin, keberadaan gua dimana.
"Sorry Fell, gua nggak tau. Mending lo masuk deh sekarang. Nanti Lo malah telat." Bohong Arga, padahal jelas-jelas tadi pagi dia satu mobil dengan Azril yang dimaksud sang gadis. Tapi, Arga juga bingung, dia sudah mendapatkan amanah itu dari Azril. Jadi, apakah keputusannya berbohong itu benar?
Fellin menggeleng pelan dengan wajah sendunya. "Gue mau nunggu Azril sampe datang." Kekeuh sang gadis, entah tulus atau bodoh, tidak ada yang tau.
Arga menghela napasnya panjang, Arga yang sudah kenal Fellin sejak kecil, tentu tau seberapa bucinnya gadis itu pada Azril. Jangan ditanyakan tingkat kebucinannya, kalau itu Fellin, di ajak miskin asal sama Azril juga bakal angguk-angguk aja.
"Bentar lagi bel bunyi loh Fell, lo yakin masih mau nunggu Azril? Ntar lo telat loh, di marahin pak Wis." Arga mengingatkan sebagai teman yang baik, faktanya dia memang peduli dengan Fellin. Karna Arga salah satu sahabat yang setia.
Fellin menggeleng yakin. "Lo duluan aja, gue mau nunggu Azril."
Arga mengerti dan dia berjalan lebih dulu. 10 menit sudah berlalu banyak siswa yang berlarian melewati gerbang. Karena bel sudah berbunyi dan ini hari pertama sekolah di tahun ajaran ini, tapi Fellin masih setia menantikan Azril. Bahkan, Azril tak kunjung kelihatan.
......................
"Anjiiir tuh cewek, kekeuh banget nungguin lu Zril, mending lu kesana dah, kasian Fellin, cewek cakep gitu di suruh berdiri depan gerbang." celetuk satu dari dua orang cowok yang masih duduk di mobil tidak jauh dari gerbang. Keduanya memakai seragam yang sama seperti yang Arga pakai. Dan pandangan keduanya juga sama, terarah pada gadis cantik luar biasa di depan gerbang.
"Gua ga pernah suruh dia buat nungguin gua. Dianya aja lebay." sahut pria itu dengan muka datar. Dia adalah Azril, si pria paling cool di sekolah, stay cool, wajah tampan, harta berlimpah menjadikan Azril top list suami idaman masa depan, yang kehadirannya di buru mama-mama arisan untuk dijadikan menantu.
"Zril? Lu sadar ga sih? Lu tuh bego, apa coba kurangnya dari Fellin, cakep iya, kaya iya, baik iya, dan lagi dia bucin banget sama lo. Susah loh cari cewek kaya dia." bela pria itu, Erlan namanya, dia selalu kasihan dan iba jika itu soal melihat perjuangan Fellin. Fellin yang supel harus terjebak cinta posesif pada pria sedingin Azril.
Tanpa Azril atau Fellin ketahui, di sini, di dalam relung sanubari di sela-sela sukma, Erlan menyimpan rasa mendalam pada Fellin, sejak lama, sejak dahulu, rasa yang amat besar, tak kan terukur bahkan jika dibandingkan dengan lautan.
Erlan tulus, dia juga sudah terjebak cinta posesif pada Fellin. Tapi, luar biasanya Erlan, dia masih bisa menyembunyikan perasaannya dengan sempurna di antara kedua insan tuhan yang sedang sibuk dengan perasaan masing-masing, Erlan tidak mau, perasaan dalam hatinya merusak persahabatan diantara mereka sejak kecil.
"Kalo lo mau, ambil sana, buat lo, gua ikhlas." Azril mendorong Erlan hingga keluar mobil. Ucapannya enteng dan langgeng keluar dari mulutnya sendiri, memberikan Fellin seolah sang gadis cantik adalah barang.
Fellin memang luar biasa, tapi dia bukan barang. Sepertinya Azril tidak paham hal itu? Bahwa gadis yang dia tolak mentah-mentah itu, adalah gadis yang punya perasaan paling tulus untuknya.
Mata Erlan menyipit tanpa Azril ketahui, dia kesal, dia marah, diam-diam melemparkan tatapan menusuk adalah jawaban dari Erlan atas penghinaan yang Azril berikan pada Fellin.
"Ini lu kan yang ngomong, jangan nyesel yak kalo ntar Fellin bucininnya gua." Erlan merapikan pakaiannya, berlari cepat menemui Fellin disana. Dia tidak tahan jika harus berada di sebelah Azril lagi, Azril terlalu sadis untuk Fellin yang manis.
"Fellin? Lo bego, coba lihat gue disini, gue yang dari tahun berganti gak pernah bisa berganti hati." guman Erlan saat berlari, raut wajah tengilnya berubah sendu. Tentu saja, posisinya saat ini sangat sempurna untuk menyandang king of sadboy.
Erlan hanya bisa menghela napasnya saat dia yakin Fellin sudah berdiri di gerbang selama setengah jam hanya untuk menanti kedatangan Azril, tapi apa? Azril bahkan menganggap Fellin sebagai benalu dalam hidupnya.
"Lah? Nona muda Fellerin ngapain berdiri di sini?" sapa Erlan, dengan nada tengilnya yang khas. Saat langkahnya sudah memendekkan jarak antara dirinya dan sang pujaan hati.
"Lo tau ini jam berapa? Dan lo baru datang? Oiya gue lupa, lo kan raja dari segala rajanya murid terlambat."
Erlan hanya bisa menampilkan senyuman manisnya. Soalnya argumen Fellin yang satu itu sulit dibantah, karna valid kebenarannya.
"Oiya Azril mana? Gue nungguin dia dari tadi, dia gak dateng-dateng." Tanya sang gadis penuh harapan.
"Lo emang udah nunggu Azril berapa lama? Kali aja Azril udah masuk dari pagi." Erlan menahan hatinya yang cukup perih, melihat sang gadis tercinta malah bertanya soal pria lain di hadapannya.
"57 menit 16 detik kurang lebih." kata Fellin melihat jam putih berkilau melingkar manis di pergelangan tangannya. Bukan hanya itu, di jam itu juga terdapat mutiara langka kecil disana. Biasa, putri konglomerat kelasnya memang beda.
"Buset selama itu, emang lo mau ngapain nungguin Azril sampe selama itu?"
Jika Erlan bisa berganti posisi, dia ingin bertukar tubuh dengan Azril yang mendapat penuh cinta dan Perhatian Fellin.
"Gue pengen tahun ajaran baru ini, gue masuk pertama kali di gerbang bareng Azril." katanya polos. Harapan kekanak-kanakan memang, tapi itulah yang Fellin suka. Dia sangat terobsesi dengan sesuatu yang 'hanya' 'pertama' atau bahkan 'satu-satunya.'
"Udah-udah gak usah lebay gitu, perkara masuk gerbang doang juga." Erlan dengan lancangnya menarik tangan Fellin. Tanpa izin sang gadis, membuat langkah pertama Fellin masuk ke gerbang bersama dengan Erlan. Erlan tersenyum menang, berbanding terbalik dengan Fellin. Fellin sudah mengerucutkan mulutnya, sembari pipinya sedikit menggembung. Harapan Fellin masuk gerbang dengan Azril, tapi pada akhirnya dia masuk dengan Erlan.
Dari jauh, Azril yang mengawasi menarik sudut bibirnya tipis. "Akhirnya cewek itu masuk juga, kerja bagus Er, gua rasa lu emang cocok sama Fellin. Tapi tetep aja gua bakal terlambat, andai aja Arga bisa bujuk Fellin tadi. Gua gak mesti terlambat di hari pertama gini."
Ting! Satu notif pesan datang dari Arga.
From: Arga
|Fellin belum masuk, mending lu masuk bawa dia. Kasian dia, lagian lu kan dulu yang bilang cinta ke dia, lu sekarang beda Zril. Bukan salah Fellin, ini salah lu yang mendadak berubah.
Azril:
| Berisik, Fellin baru masuk, jagain dia.|
Azril memijit keningnya, sembari matanya yang sudah tertutup. Dia mengingat kejadian tahun lalu, dimana dia menyatakan cintanya pada Fellin. Dia mengingat pertemanan yang mereka jalin sejak berusia lima tahun, hingga saat ini.
"Fellin, berhenti suka sama gue, gue mohon."
"Tuan muda, anda harus segera turun atau anda akan semakin terlambat." Arah sang supir yang sedari tadi diam mendengarkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Elviza mela
kok di ulang lagi ceritanya... bukannya udah tamat ya.. padahal yg di tunggu2 itu cerita sherin anaknya nathan dan sheryl
2022-12-19
0
tina yusuf
fellin ..fellin kenapa begitu bucin sih,gemes jadinya
2022-12-18
0
Miyura Rajati
saya mah suka kesel thor..klau ada perempuan yg terlalu bucin ama cowok..bucin boleh tapi jangan bodoh..lanjut wae lah othor..
2022-12-17
0