Cinta Dalam Diam
"SASI," Suara teriakan dari seorang wanita paruh baya yang setiap pagi membangunkan anak perawan nya.
Tok Tok Tok
"Sasi, cepet bangun !! Bunda capek tiap pagi harus teriak teriak kaya gini," ucap Bunda Mira yang tak lain adalah ibu dari Sasikirana Atmajaya
"5 menit lagi bun," jawab Sasi dengan suara serak khas bangun tidur
"No Sasi !! cepet bangun sekarang atau kamu mau Ka Bian yang kesini buat bangunin kamu ?"
"Noooo Bunda, oke aku bangun sekarang," teriak Sasi dari dalam kamarnya
*****
Sementara itu di meja makan
"gimana bun, bangun nggak dia ?" tanya Ayah
Bunda menarik nafas panjang, kesal bercampur lelah setiap pagi harus membangunkan anak gadisnya yang langka itu. Tidak kurang dari 20 menit, bunda berteriak teriak sambil mengetuk pintu kamar Sasi setiap pagi.
"sepertinya bunda sudah tidak sanggup membangunkan anak kamu lagi yah, besok dan seterusnya bunda serahkan tugas ini sama Ayah" ucap Bunda sambil melihat kearah suaminya
"Itu juga kan anak kamu sayang. Kalau begitu, Ayah akan serahkan tugas negara ini untuk kamu Bi," ucap Ayah tersenyum licik menatap putra nya
Selalu saja ada drama di pagi hari untuk membangunkan si Tuan Putri itu.
"Bi, antar adik mu dulu sebelum berangkat ke kantor," pinta Ayah "adik mu itu pasti akan ngebut ngebutan dengan motor nya kalau sudah terlambat begini," sambung Ayah lagi
Tanpa menunggu jawaban dari putra sulungnya, Ayah berangkat lebih dulu menuju perusahaan nya. Ayah Sasi menjabat sebagai CEO, sementara putra nya menjadi wakil CEO, yang tentu saja jika sudah siap putra nya itu akan mengganti kan nya untuk memimpin perusahaan.
Bunda pun mengekor Ayah di belakang, sambil membawakan tas kerjanya.
dug dug dug
Suara sepatu Sasi terdengar menuruni tangga dengan sedikit berlari
"kamu itu, selalu saja seperti ini setiap pagi !!" ucap Bian si anak sulung
"aduh Ka, aku tuh udah terlambat ini," jawab Sasi cepat dan segera meminum susu hangat yang sudah tidak hangat lagi
Cupp!!
"aku berangkat ya," ucap Sasi sambil mencium pipi kanan Bian,
"Tunggu !!"
"ck, apa lagi sih ka ? cepetan ini udah jam 7 lewat tau," Sasi berdecak seraya melihat ke arah jam di tangan nya
"kamu berangkat bareng kaka hari ini," ucap Bian lagi
"No !! nggak mau, Sasi ada pertandingan basket hari ini di SMA Harapan, nanti berangkat nya gimana kalau nggak bawa kendaraan ?" tolak Sasi
"kamu kan bisa berangkat bareng sahabat kamu si playboy cap kadal itu,"
"dia itu berangkat sama pacar nya ka, udah ah aku buru buru," Sasi pun segera meninggalkan Bian yang masih duduk di meja makan.
"Bun, ayah mana ?" tanya gadis itu saat dia sudah berada di halaman depan rumah nya
"sudah berangkat dari tadi, kenapa sih kamu selalu saja terlambat ? kamu itu suka ya jadi anak kesayangan guru BK ?" ketus Bunda
"cukup Bun, nanti di lanjut lagi ngomel nya ya, Sasi udah telat !!" ucap Sasi seraya mencium pipi sang Bunda. Bunda Mira pun hanya bisa menggelengkan kepala nya, melihat kelakuan anak perempuan nya itu.
"sebenarnya ngidam apa aku, saat dulu hamil bocah itu," gumam Bunda
"Bun, mana Sasi ?" tanya Bian yang baru saja keluar dari dalam rumah
"tuh," Bunda menunjuk dengan bibirnya yang di majukan 5 centi dan mengangkatkan sedikit kepalanya
Bian pun berjalan setengah berlari mengejar Sasi yang sedang memarkirkan motornya. Tanpa aba aba Bian segera mencabut kunci motor adik nya itu.
"Ka, apaan sih ? jangan bercanda deh, aku udah telat banget ini," ucap Sasi sambil membuka helm full face nya
"tadi Kaka udah bilang, hari ini kamu berangkat bareng kaka !! cepet turun, kaka tunggu di mobil !" Bian pun melangkah kan kaki menuju mobil nya, sementara Bunda hanya terkekeh melihat perdebatan antara kedua anak nya itu
"Bundaa...," rengek Sasi pada Bunda nya sedangkan bunda hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya seraya tersenyum
Mau tidak mau, Sasi pun akhirnya berangkat bersama dengan Bian.
"Kaka ih, kenapa sih rese banget, aku kan udah bilang, sore nanti aku ada tanding basket !!" sejak masuk ke dalam mobil, Sasi terus saja mengomel hingga tak terasa sudah tiba di depan sekolah yang pagarnya hampir di tutup
"sudahlah, cepat masuk !!" usir Bian, karna sedari tadi kuping nya sudah panas mendengar adiknya itu yang tidak berhenti bicara.
Sasi pun segera turun dari mobil Bian, berlari menuju ke arah gerbang sekolah nya "Pak tunggu, jangan ditutup dulu !!" ucap Sasi pada salah seorang penjaga sekolahnya
"aduh Non Sasi, kenapa terlambat lagi ? kemaren kan udah janji ga akan terlambat lagi !" ucap Pak Sukri si security penjaga sekolah
"Maaf pak, ini yang terakhir, besok besok nggak akan terlambat lagi, janji ," Sasi mengangkat dua jari nya membentuk huruf V.
"kali ini bapa tidak bisa bantu Non," ucap Pak sukri lagi
"yaudah kalau bapak ga mau bantu Sasi, Sasi mau manjat pager nya aja," ucap Sasi seraya mengangkat sedikit rok nya dan mulai menaikkan satu kakinya ke atas pagar sekolah nya tersebut
"SASIKIRANA ATMAJAYA !!" Pekik salah seorang guru di sekolah Sasi. Ya, dia adalah Pak Bakti, guru BK.
"Ooppsss.." gumam Sasi sambil turun kembali ke bawah, padahal sudah hampir setengah pagar itu di panjat oleh Sasi
Braem Braem Braem
Bunyi suara motor, yang berhenti tepat di sebelah Sasi berdiri.
"Axel.." ucap Sasi tepat setelah laki laki itu membuka helmnya
"hehehe.." kekeh Axel saat melihat wajah sahabat nya itu
"Ya ampun, kalian berdua ini, selalu saja terlambat !!" Pak Bakti menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kedua muridnya itu, selalu kompak setiap datang ke sekolah.
"Maaf Pak, besok besok nggak akan terlambat lagi, janji." seru Sasi tersenyum tanpa rasa bersalah seraya mengangkat jari kelingking nya
"janji janji terus, setiap hari terlambat dan setiap hari juga kalian berjanji untuk tidak terlambat lagi !!" sepertinya kekesalan Pak Bakti sudah mencapai ******* nya. Bagaimana tidak, mereka yang keduanya sama sama anggota Osis dan juga sudah duduk di bangku kelas 12, sama sekali tidak mencontohkan sikap dan perilaku yang baik kepada adik adik kelasnya. Pak Bakti khawatir kelakuan kedua muridnya itu akan di contoh oleh siswa siswa yang lain.
"Buka pager nya pak," pinta Pak Bakti pada penjaga sekolah.
Pak Sukri pun segera membuka gembok di pagar, dan diikuti oleh masuknya Sasi dan Axel.
Axel pun segera memarkirkan motor gedenya itu.
"Lo kenapa terlambat ?" Bisik Sasi pada sahabatnya itu saat sudah berada di koridor sekolah mengekor Pa Bakti yang berjalan lebih dulu
"karna elo terlambat !!" jawab Axel asal
"dih, apaan sih ?" ucap Sasi sambil memukul pelan lengan Axel. Axel pun hanya tersenyum sambil terus berjalan mengikuti guru BK itu
"Kalian bapa hukum bersihin taman belakang, sebelum semuanya bersih, kalian tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas !!" ucap Pa Bakti saat tiba di halaman belakang sekolah yang terlihat penuh dengan sampah dedaunan, akibat hujan beserta angin kencang semalaman penuh
Setelah itu, Pa Bakti pun meninggalkan kedua muridnya yang selalu membuat tekanan darahnya naik.
Awalnya Pa Bakti sedikit ragu memberikan hukuman pada kedua muridnya itu, karna background siapa orang tua mereka.
Ya, orang tua Axel adalah pemilik yayasan di sekolah tempat dia mengajar, sementara orang tua Sasi adalah Donatur tetap di sekolah tersebut.
*
*
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Salmi Ati
serba salah kan pak😁😁😁
2024-07-07
1