"SASI," Suara teriakan dari seorang wanita paruh baya yang setiap pagi membangunkan anak perawan nya.
Tok Tok Tok
"Sasi, cepet bangun !! Bunda capek tiap pagi harus teriak teriak kaya gini," ucap Bunda Mira yang tak lain adalah ibu dari Sasikirana Atmajaya
"5 menit lagi bun," jawab Sasi dengan suara serak khas bangun tidur
"No Sasi !! cepet bangun sekarang atau kamu mau Ka Bian yang kesini buat bangunin kamu ?"
"Noooo Bunda, oke aku bangun sekarang," teriak Sasi dari dalam kamarnya
*****
Sementara itu di meja makan
"gimana bun, bangun nggak dia ?" tanya Ayah
Bunda menarik nafas panjang, kesal bercampur lelah setiap pagi harus membangunkan anak gadisnya yang langka itu. Tidak kurang dari 20 menit, bunda berteriak teriak sambil mengetuk pintu kamar Sasi setiap pagi.
"sepertinya bunda sudah tidak sanggup membangunkan anak kamu lagi yah, besok dan seterusnya bunda serahkan tugas ini sama Ayah" ucap Bunda sambil melihat kearah suaminya
"Itu juga kan anak kamu sayang. Kalau begitu, Ayah akan serahkan tugas negara ini untuk kamu Bi," ucap Ayah tersenyum licik menatap putra nya
Selalu saja ada drama di pagi hari untuk membangunkan si Tuan Putri itu.
"Bi, antar adik mu dulu sebelum berangkat ke kantor," pinta Ayah "adik mu itu pasti akan ngebut ngebutan dengan motor nya kalau sudah terlambat begini," sambung Ayah lagi
Tanpa menunggu jawaban dari putra sulungnya, Ayah berangkat lebih dulu menuju perusahaan nya. Ayah Sasi menjabat sebagai CEO, sementara putra nya menjadi wakil CEO, yang tentu saja jika sudah siap putra nya itu akan mengganti kan nya untuk memimpin perusahaan.
Bunda pun mengekor Ayah di belakang, sambil membawakan tas kerjanya.
dug dug dug
Suara sepatu Sasi terdengar menuruni tangga dengan sedikit berlari
"kamu itu, selalu saja seperti ini setiap pagi !!" ucap Bian si anak sulung
"aduh Ka, aku tuh udah terlambat ini," jawab Sasi cepat dan segera meminum susu hangat yang sudah tidak hangat lagi
Cupp!!
"aku berangkat ya," ucap Sasi sambil mencium pipi kanan Bian,
"Tunggu !!"
"ck, apa lagi sih ka ? cepetan ini udah jam 7 lewat tau," Sasi berdecak seraya melihat ke arah jam di tangan nya
"kamu berangkat bareng kaka hari ini," ucap Bian lagi
"No !! nggak mau, Sasi ada pertandingan basket hari ini di SMA Harapan, nanti berangkat nya gimana kalau nggak bawa kendaraan ?" tolak Sasi
"kamu kan bisa berangkat bareng sahabat kamu si playboy cap kadal itu,"
"dia itu berangkat sama pacar nya ka, udah ah aku buru buru," Sasi pun segera meninggalkan Bian yang masih duduk di meja makan.
"Bun, ayah mana ?" tanya gadis itu saat dia sudah berada di halaman depan rumah nya
"sudah berangkat dari tadi, kenapa sih kamu selalu saja terlambat ? kamu itu suka ya jadi anak kesayangan guru BK ?" ketus Bunda
"cukup Bun, nanti di lanjut lagi ngomel nya ya, Sasi udah telat !!" ucap Sasi seraya mencium pipi sang Bunda. Bunda Mira pun hanya bisa menggelengkan kepala nya, melihat kelakuan anak perempuan nya itu.
"sebenarnya ngidam apa aku, saat dulu hamil bocah itu," gumam Bunda
"Bun, mana Sasi ?" tanya Bian yang baru saja keluar dari dalam rumah
"tuh," Bunda menunjuk dengan bibirnya yang di majukan 5 centi dan mengangkatkan sedikit kepalanya
Bian pun berjalan setengah berlari mengejar Sasi yang sedang memarkirkan motornya. Tanpa aba aba Bian segera mencabut kunci motor adik nya itu.
"Ka, apaan sih ? jangan bercanda deh, aku udah telat banget ini," ucap Sasi sambil membuka helm full face nya
"tadi Kaka udah bilang, hari ini kamu berangkat bareng kaka !! cepet turun, kaka tunggu di mobil !" Bian pun melangkah kan kaki menuju mobil nya, sementara Bunda hanya terkekeh melihat perdebatan antara kedua anak nya itu
"Bundaa...," rengek Sasi pada Bunda nya sedangkan bunda hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya seraya tersenyum
Mau tidak mau, Sasi pun akhirnya berangkat bersama dengan Bian.
"Kaka ih, kenapa sih rese banget, aku kan udah bilang, sore nanti aku ada tanding basket !!" sejak masuk ke dalam mobil, Sasi terus saja mengomel hingga tak terasa sudah tiba di depan sekolah yang pagarnya hampir di tutup
"sudahlah, cepat masuk !!" usir Bian, karna sedari tadi kuping nya sudah panas mendengar adiknya itu yang tidak berhenti bicara.
Sasi pun segera turun dari mobil Bian, berlari menuju ke arah gerbang sekolah nya "Pak tunggu, jangan ditutup dulu !!" ucap Sasi pada salah seorang penjaga sekolahnya
"aduh Non Sasi, kenapa terlambat lagi ? kemaren kan udah janji ga akan terlambat lagi !" ucap Pak Sukri si security penjaga sekolah
"Maaf pak, ini yang terakhir, besok besok nggak akan terlambat lagi, janji ," Sasi mengangkat dua jari nya membentuk huruf V.
"kali ini bapa tidak bisa bantu Non," ucap Pak sukri lagi
"yaudah kalau bapak ga mau bantu Sasi, Sasi mau manjat pager nya aja," ucap Sasi seraya mengangkat sedikit rok nya dan mulai menaikkan satu kakinya ke atas pagar sekolah nya tersebut
"SASIKIRANA ATMAJAYA !!" Pekik salah seorang guru di sekolah Sasi. Ya, dia adalah Pak Bakti, guru BK.
"Ooppsss.." gumam Sasi sambil turun kembali ke bawah, padahal sudah hampir setengah pagar itu di panjat oleh Sasi
Braem Braem Braem
Bunyi suara motor, yang berhenti tepat di sebelah Sasi berdiri.
"Axel.." ucap Sasi tepat setelah laki laki itu membuka helmnya
"hehehe.." kekeh Axel saat melihat wajah sahabat nya itu
"Ya ampun, kalian berdua ini, selalu saja terlambat !!" Pak Bakti menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kedua muridnya itu, selalu kompak setiap datang ke sekolah.
"Maaf Pak, besok besok nggak akan terlambat lagi, janji." seru Sasi tersenyum tanpa rasa bersalah seraya mengangkat jari kelingking nya
"janji janji terus, setiap hari terlambat dan setiap hari juga kalian berjanji untuk tidak terlambat lagi !!" sepertinya kekesalan Pak Bakti sudah mencapai ******* nya. Bagaimana tidak, mereka yang keduanya sama sama anggota Osis dan juga sudah duduk di bangku kelas 12, sama sekali tidak mencontohkan sikap dan perilaku yang baik kepada adik adik kelasnya. Pak Bakti khawatir kelakuan kedua muridnya itu akan di contoh oleh siswa siswa yang lain.
"Buka pager nya pak," pinta Pak Bakti pada penjaga sekolah.
Pak Sukri pun segera membuka gembok di pagar, dan diikuti oleh masuknya Sasi dan Axel.
Axel pun segera memarkirkan motor gedenya itu.
"Lo kenapa terlambat ?" Bisik Sasi pada sahabatnya itu saat sudah berada di koridor sekolah mengekor Pa Bakti yang berjalan lebih dulu
"karna elo terlambat !!" jawab Axel asal
"dih, apaan sih ?" ucap Sasi sambil memukul pelan lengan Axel. Axel pun hanya tersenyum sambil terus berjalan mengikuti guru BK itu
"Kalian bapa hukum bersihin taman belakang, sebelum semuanya bersih, kalian tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas !!" ucap Pa Bakti saat tiba di halaman belakang sekolah yang terlihat penuh dengan sampah dedaunan, akibat hujan beserta angin kencang semalaman penuh
Setelah itu, Pa Bakti pun meninggalkan kedua muridnya yang selalu membuat tekanan darahnya naik.
Awalnya Pa Bakti sedikit ragu memberikan hukuman pada kedua muridnya itu, karna background siapa orang tua mereka.
Ya, orang tua Axel adalah pemilik yayasan di sekolah tempat dia mengajar, sementara orang tua Sasi adalah Donatur tetap di sekolah tersebut.
*
*
🌺🌺🌺
Sasikirana Atmajaya, 16 tahun
David Axel Prayoga, 18 tahun
*
*
Pagi itu, akhirnya Sasi dan Axel di sibukkan dengan membersihkan halaman belakang sekolah.
"Ya ampun Xel, lo tuh bisa nggak sih nyapu nya yang bener ?" tanya Sasi yang melihat Axel hanya mengayun ayunkan sapunya, "gue ngantuk tau, pengen cepet cepet masuk kelas !!" seru Sasi lagi
"ya elah, lo juga emang bener itu nyapunya ?" sindir Axel dengan memutar bola matanya malas, bagaimana tidak, Sasi pun hanya berjongkok dan sama sekali tidak melakukan hukuman yang di berikan Pak Bakti itu.
"kantin aja yuk, laper nih tadi gak sempet sarapan," ajak Sasi menjatuhkan sapu yang dipegang nya
"gasss .." jawab Axel dengan senyum yang merekah. Memang sahabatnya itu yang paling mengerti, karna dia pun tadi melewatkan sarapan pagi nya
Mereka berdua pun meninggalkan halaman belakang yang masih penuh dengan dedaunan menuju kantin sekolah tanpa rasa bersalah.
"Lo mau pesen apa ?" tanya Axel saat sudah tiba di kantin
"emm, nasi goreng satu setengah porsi pake telornya dua ya setengah mateng," jawab Sasi cepat sambil menjatuhkan bokongnya di kursi kantin
"buset, lo itu cewe apa cowo sih sebenernya ? banyak amat makan nya kaya kuli," ledek Axel sambil mengacak acak rambut Sasi
"di hukum juga butuh tenaga tau !! udah sana buruan gue laper banget," usir Sasi seraya mendorong tubuh Axel
Axel pun segera memesan makanan untuk mereka berdua. Setelah memesan makanan, Axel segera menempati tempat duduk yang berhadapan langsung dengan sahabatnya itu.
"Xel, nanti sore nebeng ya gue ga bawa motor," tanya Sasi yang sebenarnya dia juga sudah tau sahabatnya itu akan menjawab apa, dia hanya ingin memastikan siapa tau Axel berubah pikiran.
"ga bisalah, gue kan boncengin Niken. Lo nebeng sama yang lain aja deh," ucap Axel santai sambil meminum es jeruk pesanan nya tadi
"Ck, tega banget sih sama gue !!" ucap Sasi dengan menunjukkan raut wajah yang memelas
"udah ga usah acting, ga akan mempan !!" seru Axel lagi
*
*
Sementara itu di ruang kelas
"Niken, tadi pas gue ke toilet, gue liat cowo lo sama si Sasi di kantin," ucap salah satu teman sekelas Niken yang merupakan pacar dari Axel
"Biarin aja deh, mereka kan emang sahabatan." jawab Niken seraya kembali mengerjakan tugas dari guru nya
"Ish, emangnya lo gak cemburu apa sama Sasi yang selalu nempel terus sama si Axel ?" Niken hanya diam, tidak menjawab lagi pertanyaan teman nya itu.
Sebenernya di hati yang paling dalam, dia pun merasa cemburu karna kedekatan antara Sasi dan Axel. Bagaimana tidak cemburu, terkadang Axel lebih banyak menghabiskan waktu nya dengan sahabatnya itu di banding Niken, pacarnya.
Tapi dia selalu meyakinkan dirinya, bahwa Sasi dan Axel hanya sebatas sahabat tidak lebih.
Beberapa kali juga Niken pernah mengungkapkan perasaan tidak sukanya jika Axel terlalu dekat dengan Sasi. Tapi sekali lagi Axel selalu bisa meyakinkan Niken, bahwa tidak ada hubungan yang lebih dari sekedar persahabatan antara mereka berdua.
*
*
"Ya ampun, SASI ! AXEL ! kenapa kalian malah di kantin ? memangnya sudah selesai hukuman yang bapa berikan tadi ?" teriak Pa Bakti di kantin sekolah "Bapa cari kemana mana, ternyata kalian malah enak enakan di sini,"
"aku itu laper Pa, tadi nggak sempet sarapan karna terlambat, dari pada pingsan kan, nanti Bapa juga yang repot, hehehe," ucap Sasi santai
"bener bener ya kalian ini," Pa Bakti lalu menjewer kuping Sasi dan Axel secara bersamaan
"aduh, aww aww, sakit Pa, ampun, nanti kupingku copot kalau di tarik begini," Sasi mengaduh sambil memegang tangan Pa Bakti yang terus menarik telinganya
"Pa ampun, lepasin ini sakit banget," seru Axel juga yang sama sama di tarik telinganya
Sontak saja semua mata para penjual makanan di kantin sekolah itu langsung tertuju pada kedua siswa yang memang sangat terkenal di sekolah tersebut. Siapa yang tidak mengenal sasi dan axel, semua nya pasti tahu mereka berdua adalah murid berprestasi tapi memiliki kelakuan yang super ajaib..
"Kalian ini dari dulu sampai sekarang kelakuan nya nggak pernah berubah ya. Kalian itu sebentar lagi ujian ! Apalagi kamu Sasi, kamu itu perempuan, bisa tidak kelakuan kamu itu selayaknya siswi perempuan yang lain ?" tanya Pa Bakti yang belum juga melepaskan capitan tangan di telinga kedua muridnya
"Lepasin dulu Pa tangan nya, kita bisa bicarakan ini baik baik," ucap Sasi lagi yang semakin membuat Pa Bakti geleng geleng kepala. Dia pun segera melepaskan tangan nya, di ikutin oleh Sasi dan Axel yang langsung mengusap usap telinganya yang sudah memerah dan terasa panas.
"Cepat masuk ke kelas, sebelum Bapa berubah pikiran !!" ucap Pa Bakti pada Sasi dan Axel.
Pa Bakti pun menarik nafasnya kasar. Menurutnya, percuma saja menghukum kedua anak itu, yang ada malah membuat emosi nya semakin naik.
Sasi dan Axel pun segera meninggalkan kantin menuju kelasnya masing masing. Ya, dari awal masuk ke sekolah menengah, Axel dan Sasi tidak pernah satu kelas, karna permintaan kedua orang tua mereka.
Menurut kedua orang tua Sasi dan Axel, jika mereka di satukan dalam kelas yang sama akan ada keributan setiap hari dikelas itu. Bahkan saat SMP, mereka pernah membuat salah satu guru mengundurkan diri saking tidak kuat nya menghadapi kelakuan kedua bocah itu.
Bagai botol dengan tutupnya, Sasi dan Axel memang serasi dalam membuat kekacauan.
Tapi dibalik kerusuhan mereka, ada satu hal yang membuat iri para siswa yang lain, yaitu mereka berdua sama sama siswa dan siswi berpretasi di SMA Cempaka Putih.
Pertanyaan nya, bagaimana bisa kedua murid yang super bandel bin nyebelin itu, bisa menjadi murid yang berprestasi ?
Jawabannya, tentu saja bisa, bahkan itu soal mudah, melihat bagaimana background kedua orang tua mereka masing masing.
Ayah Sasi adalah seorang CEO perusahaan ternama dan Bundanya adalah mantan Dokter kepala di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di kota J.
Sedangkan Axel, kedua orang tuanya sama sama memiliki bisnis di bidang properti. Bisnis yang di geluti kedua orang tua Axel itu, sudah sampai merambah ke pasar Internasional. Hingga memiliki beberapa cabang di luar negeri.
Untuk soal pendidikan, orang tua Sasi dan Axel akan sangat tegas. Menurutnya, pendidikan adalah hal yang utama. Sebab itulah Sasi dan Axel diikut sertakan dalam beberapa pelajaran tambahan di luar sekolah.
Tentu saja mereka tidak di tempatkan di tempat yang sama. Orang tua Sasi lebih memilih mendatangkan guru private kerumah mereka, sedangkan Axel lebih memilih untuk mengikuti les private via Online, bertatap muka dengan guru pembimbing via layar di ponselnya.
Dan tentu saja, bukan hanya itu yang menjadi alasan mereka menjadi murid yang berprestasi, tapi karna Sasi dan Axel yang juga memiliki kesadaran tinggi soal pendidikan, ya walaupun kelakuan mereka tidak mencerminkan isi kepalanya.
Tapi bukan kah ada yang mengatakan "Don't judge book by its cover", Ya, mungkin begitulah kira kira istilah yang bisa menggambarkan Sasi dan Axel.
*
*
🌺🌺🌺
"Permisi bu," ucap Sasi saat sudah berada di pintu masuk kelasnya. Disana ternyata sudah ada Bu Bherta, guru Matematika yang terkenal killer nya.
"eh eh tunggu dulu, siapa yang suruh kamu masuk ?" tanya Bu Bherta menghentikan langkah Sasi yang langsung masuk menuju ke arah tempat duduknya.
"Kalau mau masuk, kerjain dulu soal yang ada di papan tulis,"
Sasi pun segera menyimpan tas nya di atas meja, lalu mulai mengisi jawaban soal soal yang di tulis guru nya itu.
Beberapa saat...
"sudah bu," ucap Sasi yang masih berdiri di depan kelas
Bu Bherta pun segera memeriksa jawaban dari muridnya itu. Sebenarnya Bu Bherta sudah tau bahwa Sasi pasti bisa mengisi soal soal yang dia berikan, tetapi dia tidak mau di anggap tidak profesional oleh muridnya yang lain, jika mengizinkan Sasi masuk begitu saja padahal sudah sangat terlambat untuk mengikuti pelajaran nya.
Teng Teng Teng...
Bunyi bel sekolah sudah terdengar sebelum Sasi di izinkan untuk duduk di tempat duduknya.
"Anak anak, cukup untuk pelajaran hari ini, dan untuk pekerjaan rumah kalian, silahkan buka halaman 33-35, minggu depan ibu periksa satu persatu," ucap Bu Bherta mengakhiri jam pelajaran nya
"wooooooo," suara murid murid di kelas itu, membuat protes pada gurunya, bagaimana tidak ? pekerjaan rumahnya sampai hampir 4 halaman, membuat murid murid di kelas bergidik ngeri sebelum mengerjakan nya.
"apa mau ibu tambah ?" tanya Bu Bherta dengan tegas "kalau begitu di tambah dengan halaman...."
"nggak bu, nggak, cukup !!" suara beberapa anak murid yang memotong ucapan gurunya
"yasudah, kalau begitu kerjakan, jangan banyak protes, kalian itu sebentar lagi ujian," ucap Bu Bherta lagi, setelahnya dia langsung meninggalkan ruang kelas
Di ikuti oleh beberapa siswa yang berbondong bondong menuju surganya sekolah, yaitu Kantin. Sementara Sasi, dia segera menuju meja tempat duduknya.
Huh..
Sasi menarik nafasnya dalam, dan langsung menjatuhkan bokongnya di bangku dan tangannya berada di atas meja menopang kepalanya.
"Sas, Lo telat lagi ?" tanya teman sebangku Sasi
"he'em," jawab Sasi singkat
"Kantin yuk" ucap nya lagi seraya menggoyang bahu Sasi
"nggak ah, lo aja, gue udah makan tadi di kantin," jawab Sasi tanpa mengangkat kepalanya "Hoaamm ..ngantuk banget," tambahnya lagi sambil menguap dan tanpa sadar dia sudah tidur lelap di atas meja kelasnya
"Ck, kebiasaan ni bocah !!" ucap nya lagi setelah mendengar suara dengkuran kecil dari Sasi. Dia pun segera meninggalkan Sasi menuju kantin bersama teman nya yang lain.
*****
Sementara di kelas Axel
"yank, kantin yuk," ajak Niken bergelayut manja di lengan Axel
"kamu ke kantin sama temen yang lain dulu gapapa kan ? aku tadi udah makan," tolak Axel lembut
"aku mau nya sama kamu," ucap Niken lagi
"tapi aku udah makan sayang," Axel sambil memegang tangan Niken yang masih melingkar di lengan nya
"kamu gak usah makan, cukup temenin aku aja," Niken mulai melancarkan aksinya, yaitu membuat wajah yang sedikit sedih agar Axel mau menemaninya. Dan hal itu selalu berhasil di lakukan oleh Niken jika Axel menolak hal hal yang dia inginkan.
"Yaudah oke oke, ayo," Axel mencubit hidung Niken seraya bangun dari duduknya. Mereka pun langsung menuju kantin dan tentu saja dengan tangan Niken yang terus bergelayut manja di lengan Axel.
"Kamu mau makan apa ? biar aku pesenin, kamu duduk aja disini," ucap Axel.
Ya, Axel selalu lemah lembut jika berhadapan dengan Niken, entah sudah bucin atau memang keharusan yang dia lakukan sebagai seorang pacar.
Mereka sudah dua bulan ini menjalin hubungan asmara. Sebelum itu mereka hanya teman sekelas biasa, tapi Niken yang memang sudah menyukai Axel sejak pertama masuk sekolah, memanfaatkan kesempatan nya untuk mendekati Axel.
Kesempatan yang baru dia nikmati di tahun terakhir masa SMA nya, yaitu berada satu kelas dengan Axel.
Setiap hari Niken selalu mendekati Axel, entah itu di kelas ataupun di luar kelas. Dia rela menjatuhkan harga dirinya di depan Axel, dengan berpura pura sakit, untuk mendapatkan perhatian Axel.
Dia pernah berpura pura pingsan di depan Axel, sehingga membuat Axel panik dan segera mengangkat tubuh Niken menuju UKS. Semenjak itulah Axel mulai membuka hatinya untuk Niken.
"aku mau makan sandwich yank sama jus jeruk, jangan pedes ya," ucap Niken dengan suara yang dibuat manja
"Oke, princess," jawab Axel seraya mengusap pucuk kepala Niken. Gadis itu pun tersenyum senang mendapat perlakuan istimewa dari pujaan hati nya
Saat Axel memesan makanan untuk Niken, dia melihat teman sebangku Sasi sedang duduk di meja kantin menikmati makanan nya.
"Lan, Sasi mana ?" tanya Axel pada Wulan, teman sebangku Sasi
"Tidur," jawab Wulan cepat
"hah ?"
"Iya, dia tidur dikelas," jawab Wulan lagi
Axel pun segera meninggalkan Wulan, lalu mengambil pesanan Niken yang sudah siap untuk di nikmati.
"Sorry, lama ya ?" tanya Axel pada pacarnya yang sedang memainkan ponselnya dan hanya dijawab senyuman oleh Niken. Niken pun segera menyantap makanan tersebut.
Beberapa saat kemudian...
"Kamu makan dulu ya, aku kesana dulu sebentar,"
Tanpa menunggu jawaban Niken, Axel segera beranjak dari duduknya dan tidak lama dari itu dia pun kembali ke tempat duduknya.
*****
"Sas,," Wulan menggoyangkan kembali tubuh Sasi
"ish, Sasiii," pekik Wulan yang mulai tidak sabaran dengan teman nya itu
"hem," jawab Sasi mengangkat kepalanya
Slurrrppp
Sasi menarik ilernya yang sedikit membasahi bibir mungilnya.
"ih jorok ,!!" ucap Wulan sedikit menjauhkan tubuhnya
"jorok, jorok, ini tuh namanya kenikmatan duniawi tau," ucap Sasi asal "eeughh," lenguhan Sasi sambil merentangkan kedua tangan nya, meregangkan otot otot nya yang terasa kaku akibat tidur dengan posisi yang tidak nyaman
"nih.." ucap Wulan seraya memberikan minuman favorit Sasi
"wah, thank you bestie," mata Sasi berbinar dan langsung meminum minuman favoritnya itu
"Lah, itu bukan dari gue kali,"
"terus ?" tanya Sasi penasaran
"yaelah pake nanya segala, pasti lo udah tau itu dari siapa ?"
"Axel ?" tebak Sasi sambil menaikkan kedua alisnya
"Yupz," ucap Wulan sambil menjentikkan jari nya
deg deg deg
Jantung Sasi pun berdetak lebih cepat dari biasanya.
please Sasi, jangan baper, dia itu sahabat lo, wajar aja dia ngasih minuman kaya gini !! Batin Sasi
"Oh," ucap Sasi dengan wajah datar berpura pura tidak terkejut
Sebenarnya Sasi begitu terkejut dengan Axel yang tiba tiba memberikan nya minuman. Sebab, semenjak Axel berpacaran dengan Niken, sangat jarang Axel ke kantin di jam istirahat bersama Sasi, malah bisa di bilang tidak pernah. Karna Niken tidak membiarkan Axel bersama nya jika di lingkungan sekolah.
Posesif sekali bukan pacarnya itu ? Padahal Axel dan Sasi sudah bersahabat semenjak masih di dalam kandungan. Tapi, malah yang terjadi sekarang selalu ada jarak di antara mereka.
Dan Axel dan Sasi hanya akan ke kantin bersama jika terlambat masuk sekolah seperti hari ini. Selebihnya tidak akan pernah, selama Niken masih menjadi pacar Axel.
*
*
🌺🌺🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!