Setelah tiba dirumahnya, Sasi bergegas naik ke lantai dua menuju kamarnya.
"Sayang," panggil Bunda, dia heran melihat putrinya itu berlari melewatinya yang ada di ruang keluarga
"kenapa ya ?"
Bunda pun menyusul Sasi ke kamarnya
Tok..Tok..Tok
Pintu Sasi di ketuk dari luar,
"Sasi, buka pintu nya sayang..!!" Pintu Sasi yang terkunci dari dalam, membuat Bunda tidak bisa langsung masuk untuk melihat keadaan putrinya
Bunda terus mengetuk pintu kamar itu, semakin khawatir saat mendengar ada suara isakan tangis dari dalam kamar.
"Kamu kenapa ? Cerita sama Bunda," Bunda mencoba terus membujuk Sasi
Ceklek
Hiks..Hiks..Hiks
Pintu terbuka, langsung menampilkan wajah Sasi dengan deraian air mata di kedua pipinya, jangan lewatkan kedua matanya yang sudah sembab bahkan memerah karna terlalu lama menangis
"Sayang.." Bunda memeluk putrinya
"Hiks..Hiks..Bunda," Sasi memeluk Bunda nya dengan erat,
Bunda menutup kembali pintu kamar Sasi, dan membawa putrinya untuk duduk di pinggir kasur.
"Are you okay ?" Bunda menghapus sisa air mata di sudut mata Sasi, saat putrinya itu sudah mulai sedikit tenang
Sasi pun menggelengkan kepalanya, "sakit banget Bun..." Sasi kembali menangis seraya memegang dadanya "aku gak mau lagi jatuh cinta !!" sambung Sasi di sela sela tangisan nya
Bunda pun menghembuskan nafas panjang, sekarang dia tau alasan dibalik tangisan putrinya itu
"Patah hati rupanya !"
"Sayang, mau tau nggak cerita bagaimana Ayah dan Bunda bisa seperti sekarang ?" tanya Bunda, Sasi pun hanya menganggukkan kepalanya pelan, seraya membersihkan ingus di hidungnya dengan tisu
"Dulu, jaman kuliah, Bunda yang suka lebih dulu sama Ayah kamu. Pernah satu waktu bunda mengungkapkan perasaan duluan, dan Ayah menolak Bunda, katanya Ayah sudah punya pacar dari kampus yang berbeda. Disitu Bunda merasa hancur sehancur hancurnya seperti kamu sekarang, Bunda juga dulu berjanji pada diri sendiri nggak mau lagi jatuh cinta, bener bener persis seperti yang tadi kamu bilang," Bunda tersenyum seraya mengusap kepala putrinya
"terus gimana caranya Bunda bisa menikah sama Ayah ?" tanya Sasi penasaran, ingin mendengar kelanjutan kisah cinta orang tuanya, Bunda pun tersenyum melihat putrinya sudah kembali ceria lagi
"Setelah itu, Bunda mulai menjauhi Ayah. Sebisa mungkin Bunda menghindari segala sesuatu yang harus berhubungan langsung dengan Ayahmu itu. Nah, entah kenapa saat Bunda berusaha menjauh, malah Ayah yang mulai mendekati Bunda. Bunda yang sudah terlanjur patah hati karna di tolak secara terang terangan oleh Ayah mu itu, berusaha tidak perduli dengan perhatian perhatian yang diberikan Ayah. Bunda berpikir Ayah seperti itu hanya karna merasa bersalah, makanya Bunda semakin cuek dan bahkan Bunda pun tidak tau bahwa saat itu Ayah sudah putus dari pacarnya."
"tapi saat itu Bunda masih punya perasaan suka nggak sama Ayah ?" tanya Sasi,
"Tentu saja, Ayah itu cinta pertama Bunda, nggak mungkin kan kita bisa melupakan cinta pertama begitu saja ! Tapi Bunda sok jual mahal dong, nggak mau tuh Bunda menerima pemberian dari Ayah, bahkan bunda nggak pernah membalas pesan yang dikirimkan Ayah saat itu. Dan kamu tau ? Ayah pernah menghajar habis habisan teman kampus Bunda, saat Bunda dan teman kampus bunda itu jalan berdua di mall. Bahkan Bunda nggak tau Ayah mengikuti Bunda sampai ke mall, saat itu kamu tau apa yang Ayah bilang ke temen Bunda yang wajahnya hampir nggak berbentuk lagi karna di hajar Ayah ?" Sasi menggelengkan kepalanya, dia terus menyimak cerita dari Bunda nya
"Mirna calon istri gue, sekali lagi gue liat lo jalan berdua sama dia, habis lo !!" Bunda menirukan suara dan ekspresi Ayah, Sasi yang mendengar pun langsung tergelak, dia tidak percaya bahwa Ayahnya sebegitu menyeramkan nya saat itu
"Setelah kejadian itu, Ayah langsung datang kerumah Bunda dan bertemu dengan Oma dan Opa mu, padahal dulu kita masih kuliah loh, tapi Ayah dengan berani meminta Bunda untuk di jadikan istrinya saat itu."
"Andai ada lelaki yang seperti Ayah ya bun, yang mau sama Sasi yang kaya gini !!" Sasi kembali menundukkan kepalanya
"Memangnya kamu kenapa ?" tanya Bunda seraya mengangkat kepala putrinya "Kamu cantik, pinter jago main basket, apa yang kurang dari kamu ?"
"tapi Sasi nggak kaya temen temen perempuan Sasi yang lain, Sasi kaya laki laki bunda. Mana ada laki laki yang mau sama Sasi !!"
"Denger sayang, perjalanan kamu masih panjang, kamu bisa berubah menjadi lebih baik seiring berjalan nya waktu, tapi menurut bunda, kalau laki laki itu memang menyukai kamu, dia harus menerima kamu apa adanya, kamu tidak harus berubah demi orang lain, jadilah diri sendiri tanpa harus membandingkan diri mu dengan orang lain !" Sasi kembali memeluk bunda nya,
"Semoga ada stock satu lagi laki laki kaya Ayah ya bun, buat Sasi !" Bunda membalas pelukan putrinya seraya mengusap punggung belakang Sasi
"Bun, kapan berangkat ke Singapur ?" tanya Sasi tiba tiba
Bunda melepaskan pelukannya, terkejut mendengar pertanyaan Sasi "Kenapa ?" tanya Bunda
"emm, aku mau ikut bunda dan ayah, boleh ?" tanya Sasi dengan tatapan sendunya
Bunda mengerutkan keningnya,
"Aku kan hari ini selesai ujiannya bun, aku ikut ya bun, anggap aja liburan tipis tipis," Sasi mengedipkan sebelah matanya,
"Mungkin weekend ini kita berangkat, kamu ajak Axel sekalian, siapa tau dia juga mau ikut !!"
*
*
🌺🌺🌺
Mohon dukungannya ya, untuk Like dan Komentarnya dan kalau berkenan boleh kirim 🌹 dan ☕ nya 🤗
Jangan lupa untuk klik tombol Vote dan Favorit buat yang belum yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments