"OMAAA !!" teriak Sasi kencang saat kedua matanya mulai terbuka. Kembali dia menangis dan langsung beranjak dari tempat tidurnya, mencoba berdiri tapi rasa sakit di kepala nya membuat pandangan matanya sedikit kabur.
"Sasi," ucap Axel menahan tubuh sahabatnya itu agar tidak jatuh
"Lepasin !!" Sasi melepas pegangan Axel di tubuhnya "Omaaa, hiks hiks hiks," Sasi terus menangis tersedu sedu
Axel pun langsung merengkuh tubuh Sasi ke dalam pelukan nya.
"Lepasin gue !! gue mau ikut Oma," Sasi terus meracau di pelukan Axel, dipukulnya dada bidang Axel agar dia mau melepaskan pelukan nya, tapi tentu saja itu tidak berhasil, yang ada Axel malah semakin mengeratkan pelukan nya.
"Kalau lo belum tenang, gue ga akan ngelepasin pelukan ini," ucap Axel tanpa melepaskan pelukan nya
*****
Sementara itu di lapangan sekolah, teman teman yang berada di tim basket yang sama dengan Sasi dan Axel sedang bersiap siap menuju ke rumah Sasi.
Setelah mendapat kabar duka dari Axel, akhirnya mereka dengan terpaksa harus membatalkan pertandingan kali ini.
Dengan menaiki kendaraan masing masing, ada sekitar 7 motor yang beriringan menuju rumah duka.
Kurang dari 30 menit akhirnya mereka sudah sampai di rumah Sasi. Yang di halaman rumahnya sudah di penuhi begitu banyak karangan bunga sampai memenuhi sebagian bahu jalan.
"Omaygat, kayanya keluarga si Sasi bukan keluarga sembarangan ya ?" tanya salah satu teman Sasi yang melihat salah satu karangan bunga yang bertuliskan dari "Presiden Konoha"
"Yaiyalah bege, mana ada orang sembarangan jadi donatur tetap sekolah kita, ngaco lo ,!!" jawaban sinis dari Gara "udalah, cepet turun," ketus Gara meminta teman nya itu untuk segera turun dari motornya
"elah santai bro, udah ga sabar ya lo mau ketemu Sasi ?" ledek Reza yang memang sudah tau bahwa Gara menyimpan rasa pada teman setimnya itu
Gara tidak sekelas dengan Sasi maupun Axel, mereka berada di kelas yang berbeda. Sementara Reza sedari kelas 10 hingga sekarang selalu berada di kelas yang sama dengan Sasi.
"Ck, apaan sih,!!" ucap Gara cepat, lalu dengan segera masuk ke dalam rumah Sasi untuk mengucapkan belasungkawa pada keluarga Sasi.
Teman teman yang lain menunggu di halaman luar, yang masuk ke dalam hanya Gara dan Reza.
"Bro, lo masuk aja sama si Gara, biar kita kita tunggu disini," ucap salah satu dari mereka
"oke, nanti kalau ketemu Sasi, gue kasih tau lo pada nunggu diluar," jawab Reza dan segera mengekor Gara di belakang
*****
Sementara itu masih di kamar tamu
Axel sudah melepaskan pelukannya. Dan kini dia sedang berlutut di depan Sasi yang duduk di pinggir kasur.
"Denger Sas, gue tau lo sedih, lo sakit, tapi jangan kaya gini !! Inget, lo masih punya Bunda, Ayah sama Ka Bian yang sayang sama lo," ucap Axel sambil menggenggam tangan Sasi
"Bunda dari tadi nangis terus liat lo kaya gini, Apa lo gak kasian sama Bunda ? Bunda udah kehilangan ibu kandung nya, ditambah lo yang kaya gini, coba lo pikirin gimana perasaan Bunda sekarang ?" Sambung Axel lagi seraya menghapus air mata di pipi sahabatnya itu
"Bunda..." gumam Sasi lirih
"Maafin Sasi Bun !!" ucap Sasi lagi sambil kembali menangis mengingat bundanya. "gue mau ketemu bunda, Xel," Sasi akhirnya mengangkat kepalanya menatap Axel
"Iya, gue anter ke depan ya, tapi lo harus tenang dulu," Axel sudah bangun dari tempatnya tadi seraya mengusap lembut kepala Sasi
Setelah itu, Axel pun menggenggam tangan Sasi dan membawanya keluar kamar. Sasi yang melihat tangan nya di genggam dengan erat, hanya bisa menahan degupan jantungnya.
*****
Saat tiba diluar, terlihat beberapa orang yang sedang melakukan Sholat Jenazah.
hiks hiks hiks, kembali Sasi terisak
"tenang ya, aku disini buat kamu !!" ucap Axel sambil terus mengeratkan genggaman nya
Deg!!
Sasi seketika mendongakkan kepalanya, menatap Axel. Sambil bertanya tanya, apa dia tidak salah denger, Axel menyebut "Aku Kamu," pada Sasi yang seumur hidup tidak pernah di dengar oleh gadis itu
"Apa ?" ucap Axel tersenyum seolah tidak terjadi apa apa
"Sas.." panggilan dari arah pintu rumah Sasi
"Gara, Reza, !" Sasi pun reflek melepas genggaman tangan Axel, membuat sahabatnya itu kembali menatap penuh tanya kearah dirinya
"gue sama anak anak, turut berduka ya Sas, semoga amal ibadah beliau di terima di sisi Tuhan," ucap Gara saat sudah berhadapan dengan Sasi
"makasih ya, sorry gue ga ikut tanding hari ini," ucap Sasi yang memang belum tau bahwa pertandingan akhirnya di batalkan, dan mungkin di undur beberapa hari kedepan
"ga usah di pikiran, lagian kita gak jadi tanding hari ini !!" ucap Reza
"tapi kenapa ?" tanya Sasi, karna dia tau pertandingan ini penting untuk menentukan juara bertahan dari dua sekolah tersebut
"udah kamu tenang aja ya ga usah pikirin itu, kamu fokus dulu sama keluarga kamu, soal pertandingan itu masalah gampang, masih banyak waktu," ucap Gara yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Axel, belum lagi Reza yang menatapnya heran
"Aku, Kamu ?" pertanyaan itu bukan keluar dari mulut Sasi, melainkan Reza "oyoyoyo, mesra amat sih," ledek Reza pada Gara
Sasi pun hanya tersenyum simpul melihat tingkah teman teman nya itu. Sementara Axel terus menatap tajam ke arah Gara, banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan. Tapi dia menahan diri untuk tidak melakukan nya. Namun yang pasti, ada perasaan tidak suka mendengar Gara memanggil Sasi dengan sebutan Kamu.
"Sas, temen temen yang lain pada nunggu di luar," ucap Reza membuyarkan keheningan yang terjadi beberapa detik itu.
Sasi pun meninggalkan Axel dan Gara, bersama Reza dia berjalan menuju halaman depan yang sudah berdiri tenda dan kursi kursi yang entah kapan di pasangnya dia pun tidak tau. Sebab sebelumnya pada saat Ambulance tiba dirumah, sama sekali belum seramai sekarang. Belum ada tenda dan kursi kursi yang berjejer rapi.
"Sas," ucap salah satu teman Sasi dan segera berdiri dari duduknya dan langsung diikuti oleh beberapa teman yang lain.
Mereka pun seketika berkumpul dan memberi semangat pada Sasi yang terlihat masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Thanks ya, kalian udah pada datang kesini," Sasi tersenyum kecil, dia bersyukur memiliki teman teman yang begitu care, dan di saat saat seperti ini mereka selalu ada untuk diri nya.
Setelah sedikit berbincang, Sasi pun kembali masuk meninggalkan teman teman nya.
"Xel, kita langsung cabut aja ya, sampein ke Sasi, kita balik duluan," pinta Reza
"nanti gue yang sampein ke Sasi," potong Gara
"emang lo ga ikut balik ?" tanya Axel menatap tajam ke arah Gara
"nggak, gue mau nemenin Sasi," jawab Gara cepat
Reza yang merasakan ada hawa panas di antara kedua teman nya itu pun, segera beranjak dan meninggalkan mereka berdua. Bersama dengan teman teman nya yang lain kembali mengendarai motornya untuk pulang kerumah masing masing.
"maksud lo apaan ?" ketus Axel
"apaan apa nya ? lo ga liat Sasi lagi berduka, pasti dia butuh seseorang untuk bersandar," jawab Gara dan langsung kembali masuk kerumah Sasi
Axel masih diam mematung, mencerna kata kata yang tadi keluar dari mulut Gara.
"**** !!" gumam Axel
*
*
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments