Setelah mereka puas berbagi peluh, nafas, dan erangan, lantas Dewa merebahkan diri di sisi Dilla.
"Kak, bagaimana jika aku hamil? kakak akan bertanggung jawab kan?" tanya Dilla dengan sedikit khawatir.
"Iya sayang, tenang aja aku akan bertanggung jawab. Enggak mungkin juga sekali tembak langsung jadi. Nanti kamu minum pil KB saja ya. Biar kita tetap bisa menikmati kebersamaan kita sampai lulus kuliah. Setelah itu aku kerja dan nikahin kamu. Setelah masa break ku dengan Anin selesai keputusanku tetap bulat untuk mengakhiri pertunangan kami demi kamu sayang," jawab Dewa seraya memainkan rambut Dilla.
Mereka pun kembali berciuman bercumbu dan mengulang pertempuran percintaan mereka hingga mencapai ******* berkali-kali. Erangan demi erangan terdengar sampai diluar kamar kosan Dilla. Namun apa mau di kata jika erangan kenikmatan mampu melupakan segalanya.
Di sisi yang lain Dio telah bertemu dengan Anin dan Amel. Mereka bercengkerama bertiga berbagi keseruan mereka selama berjauhan hingga mampu melupakan kesedihan yang di alami oleh Aninda.
Sebenarnya Dio berkunjung ke Bandung bukan lah sebuah kesengajaan. Namun atas permintaan Amel yang tengah mencoba membujuk Aninda agar segera melupakan Dewa.
Namun yang namanya cinta itu buta, walaupun telah di sia-sia kan pun masih sangat berharap untuk kembali seperti dulu. Sampai soal urusan makan dan ke kampusnya pun jadi terbengkalai hanya karena patah hati nya.
Keberadaan Dio kali ini sangatlah membantu Aninda dalam melupakan persoalan nya yang telah menimpanya. Beberapa kali Anin telah menunjukkan senyum di bibirnya.
Hingga Dio dengan sengaja menanyakan hubungannya bersama dengan Dewa untuk saat ini masih tetap saling menjaga dan mencitai atau sebaliknya. Bukannya menjawab, namun tetesan air mata yang keluar dari sudut matanya.
"Sakitt banget hatiku, Dio. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Dan ini pertama kalinya aku di abaikan dan di sakiti. Dia memintaku untuk break sejenak tentang hubungan kita Dio. Huhuhu. Aku enggak sanggup. Setiap hari bayanganku terngiang-ngiang bagaimana jika hubungan kami kandas di tengah jalan. Bagaimana dengan muka keluarga ku jika hubungan ini berakhir? Apa salahku Dio. Apa disana dia benar-benar telah memiliki penggantiku? Hatiku benar-benar sesak Dio. Huhuhuhu."
Isak tangis Anin pun pecah. Dia benar-benar menumpahkan segala keresahan di hatinya selama ini tanpa berhenti untuk menangis. Hingga tangisan Anin pun melemah dan tak sadarkan diri.
Amel dan Dio sangat lah panik melihat sahabatnya pingsan dengan kondisi yang memprihatinkan. Segera mereka meminta bantuan untuk segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Hingga sampailah mereka membawa Anin ke bangsal IGD untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
Dokter pun menganjurkan untuk rawat inap dikarenakan kondisi Anin yang kekurangan cairan dan asupan di sertai gejala setress. Melihat kondisi Aninda yang seperti ini pun membuat kedua sahabat nya tersebut menitikkan air mata.
Sebenarnya Amel pun sudah mengetahui jika Dewa dengan Dilla memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Namun Amel tidaklah sanggup untuk mengatakan secara langsung tentang itu semua di depan Aninda.
Ditambah keduanya adalah sahabat mereka. Namun mana ada sahabat yang tega menusuk sahabat sendiri dari belakang.
Dio dan Amel pun sepakat untuk tidak mengabari kedua orang tua Aninda perihal Anin yang di rawat di rumah sakit. Mereka takut jika mengambil keputusan sepihak tanpa sepengetahuan Aninda akan menimbulkan masalah yang lain lagi sehingga mereka menunggu Aninda sendiri yang memutuskan untuk menghubungi pihak keluarga nya atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments