Menuai Hasil

Masih berkutat dengan layar monitor, sesekali Dio mengumpat dengan keras.

"Dasar laki-laki brengsek. Menimba ilmu jauh-jauh menuju ibukota hanya menambah wawasan perihal fantasi se* nya semata. Pantas saja kamu sama sekali tidak mau menghubungi tunanganmu. Sedangkan kamu main gila dengan sahabat tunanganmu dan wanita-wanita murahan lain nya." Umpat Dio ketika berhasil meretas berbagai akun sosmed Dewa. Segala fotonya bersama wanita-wanita nya yang tidak senonoh tersebut tersimpan di hidden di akun sosmednya.

Dengan tanpa ampun segera Dio mengunggah foto-foto Dewa bersama banyak wanitanya di akun sosmednya Dewa dengan menutup wajah para kekasihnya tesebut.

Beberapa detik setelah foto tersebut di unggah pun terjadi kehebohan baik di lingkungan kampus Dewa mau pun dilingkungan keluarga Dewa tinggal yang berimbas pada keluarga Anin dan Anin itu sendiri. Untunglah teman sekampus Anin tidak ada yang mengetahui jika Anin telah bertunangan.

Banyak telpon dan chat yang masuk ke nomer ponsel Anin. Kedua orang tua Anin pun segera menjemput Anin pulang ke kampung untuk di interogasi bagaimana Dewa selama ini dengan nya.

Dengan berat hati pun Anin menceritakan semuanya kepada seluruh keluarga nya. Termasuk tentang perselingkuhan Dewa dengan Dila.

"Dasar teman tak tau diri! Sudah tau Dewa tunangan kamu masih aja ingin memiliki. Sahabat macam apa itu! Sudah mama anggap anak sendiri tega-teganya mengkhianati putriku!" Amuk sang mama.

"Sudah- sudah ma jangan terlalu emosi. Bersyukur anak kita tidak di apa-apakan oleh Dewa. Syukurlah sekarang kita semua telah mengetahuinya sisi buruknya yang teramat buruk. Harus segera kita batalkan pertungan anak kita dengan laki-laki tidak tau diri itu." Jawab sang papa.

Segera setelah itu papa Anin segera menelepon papa Dewa untuk memutuskan hubungan pertunangan mereka walaupun hanya lewat telepon. Keluarga Anin terlalu jijik untuk melihat seseorang yang melakukan hal tak senonoh tersebut, yang fotonya telah tersebar kemana-mana itu.

Banyak dari teman dikampung atau teman sekolah nya dulu yang merasa kasihan dengan Anin dan banyak dari mereka yang datang untuk sekedar menghibur. Tak luput pula dengan Dio dan Amel.

Berbeda dengan Dila yang merasakan ketakutan yang luar biasa melihat foto-foto tak senonoh Dewa dengan para kekasihnya tersebut tersebar di sosmed dan lingkungan kampus. Ketakutan Dila pun bertambah ketika setiap pagi ia merasakan pusing dan mual luar biasa.

Berhari-hari Dila mengalami mual dan muntah. Dila pun telah mengetahui jika ia telah terlambat datang bulan untuk lebih dari 2 Minggu. Dila pun dengan cemas yang luar biasa segera menghubungi Dewa.

"Hallo kak."

"Hallo sayang. Jangan percaya dengan foto yang di unggah di sosmed ku itu semua bohong. Sosmed ku telah di hack orang tidak bertanggung jawab. Aku ini sedang dijauhi banyak teman kampusku. Bahkan kedua orang tua ku pun ikut menyalahkan ku. Jika masalahku ini terus berlanjut aku sudah membulatkan tekad untuk kembali ke kampung tidak melanjutkan kuliah ku kembali." Tutur Dewa berusaha membela dirinya di balik telepon.

"Kak Dewa, aku mual dan muntah. Aku terlambat datang bulan sudah 2 Minggu lebih. Kalau aku hamil anak kita bagaimana?" Tanya Dila dengan sedikit menahan ketakutan nya.

Betapa terkejutnya Dewa mendengar kabar tersebut dari Dila. Bagaimana mungkin masalah datang secara bertubi-tubi. Bagaimana mungkin ia akan menjadi seorang ayah, sedangkan dia pun belum siap menjadi seorang ayah. Ditambah masalah yang sedang dihadapi serta dia selama ini tidaklah memiliki pekerjaan apa pun dan hanya mengandalkan uang dari kedua orang tua nya