Waktu terus bergulir, hari kelulusan Aninda dkk pun tiba. Walaupun hubungan percintaan Aninda masih saja seperti dulu jarang adanya komunikasi dengan Dewa, namun Aninda masih mencoba berfikir positif tentang hubungan nya. Mencoba untuk menghindari pertengkaran.
Terkadang ada rasa curiga Aninda terhadap Dilla. Bagaimana tidak, dia bahkan setiap hari selalu menanyakan bagaimana kabar Dewa kepadanya. Pernah sekali Aninda memergoki Dilla sedang melihat-lihat profil sosmed milik Dewa sembari tersenyum.
Hari-hari berikutnya, kegiatan Aninda di sibukkan dengan semangat dan giatnya dalam mengikuti pembelajaran mengenai kiat-kiat lolos ujian SBMPTN.
Aninda pun memiliki dua universitas impian. Yang pertama Universitas negeri yang ada di Jakarta, dan yang kedua jatuh pilihan di Universitas terkemuka di Bandung.
Begitupun dengan Amel, dia ingin selalu mengikuti kemanapun nanti Aninda di terima maka dirinya juga akan ikut di universitas yang sama dengan Aninda tersebut walaupun berbeda jurusan ataupun fakultas.
Sedangkan Dilla, dirinya sudah sangat memimpikan diterima di sebuah Universitas Negeri yang ada di Jakarta.
Berbeda dengan Dio, dia telah di terima di Universitas Udayana di Bali melalui jalur SNMPTN. Sesuai ke ingan kedua orang tua Dio untuk mengambil jurusan manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Udayana tersebut.
Beberapa Minggu berlalu. Dio telah menetap di Bali. Sedangkan Dilla telah diterima di universitas impian nya yang berarti dirinya satu kampus dengan Dewa. Sedangkan Aninda dan Amel diterima di Universitas impiannya di Bandung.
Beberapa hari kemudian, Dilla terlihat meminta izin untuk meminta kontak Dewa dengan dalih memperluas pertemanan di Universitas nya. Dengan berat hati Aninda pun memberikan kontak Dewa tersebut kepada Dilla.
Malam pun tiba, telepon di hp Aninda terdengar berbunyi. Ternyata Dewa lah yang menelpon Aninda. Dengan segera Aninda pun mengangkat telpon tersebut.
"Hallo kak, ada apa?" tanya Aninda.
"Apa kamu yang memberikan kontakku ke Dilla? Lain kali jangan langsung memberikan kontak nomerku ke orang lain tanpa seizin ku ya dek. Bukan karena apa, hanya untuk menjaga kita dari segala kemungkinan yang ada," tutur Dewa.
"Baik kak, tidak akan ku ulangi lagi. Apa kakak ini sudah enggak sibuk? Tumben sempat telpon? Minggu depan aku sudah mau berangkat ke Bandung. Apa kakak tidak ada rencana untuk pulang lebih dulu sebelum aku ke Bandung?" tanya Aninda kemudian.
"Iya aku usahakan pulang dek akhir pekan. Kalaupun akhir pekan nanti belum sempat pulang kalau kakak ganti mengunjungi mu ke Bandung gapapa kan?" ucapnya.
"Iya gapapa kak. Yaudah ya kak, aku mau tidur dulu. Besok di sambung lagi aja ya kalau kakak ada waktu," jawab Aninda dengan sedikit menguap.
"Baiklah dek. Jaga dirimu baik-baik ya. Mimpi indah calon istri dan ibu dari anak-anakku nanti," goda Dewa.
"Hisshh. Kak Dewa gombal lagi. Udah dulu ya kak. Selamat malam," Aninda pun akhiri telpon tersebut sembari merebahkan diri melepaskan penat hingga terlelap.
Ting!
Ting!
Ting!
Bunyi dering telpon Aninda berbunyi berkali-kali dan di saat pagi-pagi sekali. Dengan malas Aninda pun segera mengangkat telpon tanpa melihat siapa yang menghubungi nya tersebut.
"Hallo princess ku. Ayo bangun. Aku mau nunjukin sesuatu nihh. Katanya kamu suka lihat matahari terbit kan? Nih aku lagi di pantai sendirian sambil liat mata hari terbit. Buruan bangun, lihat layar hp kamu," teriak Dio.
"Oh my. Ngapain kamu pagi-pagi ke pantai sendirian? Tapi bener bagus banget pemandangan nya. Jangan di matiin dulu ya vc nya sampai matahari nya naik ke atas. Hehehe," senyum Aninda sembari memandangi kamera hp nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Women-Stars🍁 Al-Zha
wanita mah emg begitu, sll curigaan hehw
2023-03-14
0
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
aw godaan mu membuat ku malu hehe 🙈
2023-03-13
1
Kacan
his thor aku kok kesal ya. jangan sampai ada tukang menyelip 😭
2023-03-07
1