Jam sembilan malam kami baru tiba di rumah si bapak itu, sudah banyak warga yang berkumpul untuk ziarah. Meskipun di tengah hujan ternyata banyak warga yang datang melayat hingga tengah malam.
Si bayi yang gue perkirakan umur satu setengah tahun itu lagi bobok manis di pangkuan mami.
Orang tidak tahu kalau mami adalah mertua pak Rama, begitu panggilan orang di tempat tinggal nya. Yang warga tahu kalau mami adalah keluarga jauh dari pihak orang tua pak Rama.
Mbak Uti sibuk di belakang membantu ibu-ibu membuat makanan untuk peziarah dan yang berjaga hingga besok pagi.
Gue duduk manis di teras samping sendirian, sejak tadi pak Rama juga sibuk menyalami para tamu yang berziarah.
Hingga pukul dua belas malam, rumah sudah sepi hanya tinggal beberapa orang pria yang menjaga bersama pak ustadz.
Gue masuk karena udah ngantuk berat, ternyata mami dan mb Uti udah tidur duluan di kamar tantenya pak Rama.
Rumah sederhana ini hanya ada tiga kamar, satu kamar milik almarhumah yang di tempati adiknya almarhumah yang baru datang, satu lagi kamar Tantenya pak Rama yang di tempati mami dan mba Uti juga si bayi.
Karena bingung akhirnya gue bersandar di depan pintu kamar tempat mami tidur. Saking ngantuk nya akhirnya gue Nggak sadar tidur di lantai depan pintu kamar.
Sayup-sayup gue denger suara orang banyak diluar kamar, dan suara adzan subuh di masjid yang tak jauh dari rumah pak Rama.
Gue lihat sekeliling, aneh bin ajaib. Warna cat abu-abu yang sudah agak kusam, perabot tertata rapi dan bersih, seorang pria sedang memakai baju Koko dan peci, hendak bersiap untuk ke masjid. Meski membelakangi tapi gue tahu itu pak Rama berdiri di depan lemari kayu yang sudah usang.
Busyet gue ada di kamar pak Rama. Astaghfirullah auto ngecek baju gue ada yang tanggal kagak. Alhamdulillah ternyata masih utuh seperti semula.
Aroma parfumnya menguar masuk ke indera penciuman gue, menimbulkan sensasi segar dan semangat. Gue tersenyum memandang punggungnya yang tinggi tegap.
"Subuhan pak?" tanya gue dengan suara serak
Pak Rama langsung noleh dan natap gue dengan tersenyum. Senyumnya mampu menghipnotis gue. Jadi kikuk deh.
"Mau ikut subuhan? Kita jama'ah di rumah saja kalau gitu" ucapnya bikin gue langsung melongo.
"Tap... tapi nggak ada mukena pak, saya lupa bawa dari rumah" balas gue sedikit nggak enak
"Ada mukena almarhumah ibu saya di lemari ini, siap-siap dulu, saya tunggu di sini" ucapnya memutuskan tanpa tanya gue mau apa nggak. Mau nolak juga nggak enak.
Akhirnya gue melipir turun dari ranjang dengan rambut acak-acakan, jepit rambut gue ilang entah kemana.
"Lihat....." baru mau nanya nih
"Cari ini?" tanyanya nunjukin jepit rambut kesayangan gue. Baru aja gue mau nanya dia udah Nemu.
"Kok bapak tahu? Oh ya kok bisa saya ada disini ya? Siapa yang Gendong saya kesini, kalau mami sama mbak Uti nggak mungkin" tanya gue pelan
"Saya yang angkat kamu kesini, maaf ya tempat tidurnya nggak nyaman, nggak seperti di rumah kamu" ucapnya tersenyum.
Lagi-lagi bikin gue meleleh. tapi kesel juga sih sama sikap sok akrabnya.
"Ya udah saya ke belakang dulu" ucap gue jalan ke pintu. "Eh pak ada handuk bersih nggak?" tanya gue baru keinget kalau gue terbiasa mandi pagi.
"Oh iya tunggu sebentar, alat mandi nya nggak di bawa sekalian?" tanyanya seraya membuka lemari
"Alat mandi?" tanya gue aneh
"Itu di kursi belakang pintu, baru saya belikan semalam, masih tersegel kok" ucapnya nunjukin keranjang mini di atas kursi pas di belakang gue berdiri.
"Ini baju almarhumah Adik saya, siapa tahu pas, anaknya juga seumuran dengan kamu, tapi maaf kalau kamu nggak nyaman, almarhum adik saya memang anak pesantren terbiasa pakai baju gamis panjang." ucapnya nyodorin baju gamis berwarna dusty pink, gamis polos dengan aksen pita di lengan dan pinggangnya serta ada kelopak mawar putih berukuran kecil di bagian depan.
"Kayak kenal baju ini tapi dimana?" batin gue.
"Loh nggak mau ambil?" tanya nya natap gue.
"Eh iya iya, saya pakai pak, nggak apa-apa kan?" tanya gue sedikit nggak enak hati
"Nggak papa"ucapnya
Gue langsung melipir ke kamar mandi setelah membawa handuk baju dan alat mandi.
"Ini istrinya pak Rama ya cantik sekali" ucap ibu-ibu yang sedang memasak nasi di dapur saat gue lewat mau ke kamar mandi
"Punten Bu, mau lewat" ucap gue permisi
"Iya silahkan mbak" ucap ibu-ibu yang berdiri di depan gue
"Masih muda ya masih kayak anak SMA" ucap seseibu yang entah siapa karena gue udah masuk di kamar mandi.
brrr dingin banget airnya, haduh beda banget sama di rumah.
lima belas menit akhirnya gue selesai mandi dan memakai baju ganti milik almarhum adiknya pak Rama. beneran pas di badan gue. Tapi gue ngerasa aneh, kayak kenal sama baju ini tapi dimana?
Gue jalan melewati ibu-ibu yang sedang memasak di dapur, mbak Uti sama mami juga kelihatan baru bangun gue intip di depan pintu.
Gue masuk ke kamar dan nyimpen alat mandi di tempat asalnya.
"Mukena nya mana pak?" tanya gue sama pak Rama yang lagi khusuk baca Al-Qur'an.
"Oh iya lupa, maaf" ucapnya menutup Alquran dan berjalan ke arah lemari.
"Kita sholat sekarang, pak ustadz sebentar lagi pulang dari masjid pasti langsung kesini" ucapnya menggelar sajadah di lantai.
Kami larut dalam ibadah dua rakaat pagi ini, setalah sekian lama sejak papi meninggal, ini kali pertama gue sholat jama'ah di imami selain abang-abang duo Ar sama almarhum papi.
Sesi cium tangan pun terjadi tanpa di minta. Aneh aja kayak ada yang nuntun gue buat cium tangannya.
Meskipun pak Rama sempat terdiam karena kaget, tapi dia bisa bersikap normal dengan tersenyum dan mengusap kepala gue.
Mak seeerrrrr
"Saya ke depan ya, itu suara pak ustadz sudah datang, jenazah mau segera di mandikan," ucapnya pamit
"Iya, aku mau bantu ibu-ibu di belakang" jawab gue.
Setelah dia pergi gue rapikan tempat tidur yang masih berantakan juga meja kerja nya yang banyak terdapat tumpukan buku.
Gue nggak sengaja jatuhin sesuatu di antara beberapa buku yang gue rapiin. selembar kertas foto dengan posisi terbalik. Ada sebuah tulisan di baliknya.
Naila 07sept'19
Wisata alam puncak with new friend.
Sebuah tulisan di belakang foto itu. pas gue balik justru bikin gue kaget.
Ini foto gue sama.... Gue lupa tapi sedikit ingat dan setelahnya gue nggak ingat apapun lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments