CJIS 08

Udah seminggu ini gue bergelung di selimut. Entah gimana bentuknya absen gue di kampus, mungkin udah seperti warna pelangi di langit sore setelah hujan.

Temen-temen baru gue di kampus juga udah pada jengukin begitu denger gue sakit. Ya secara ketua kelompok dari semua tugas dosen gue yang megang. Kalau nggak ada gue tugas juga nggak selesai.

Bahkan ada yang sampai nginap dirumah nemenin gue sambil kerja tugas.

Rumah yang tadinya sunyi senyap setelah bang Arka dan istrinya pulang, akhirnya terasa ramai lagi.

Si bapak muda yang katanya jadi suami gue juga sesekali datang kerumah tapi tidur di kamar tamu. Yang gue tahu soal dia sekarang, selain jadi asisten dosen di kampus, dia juga magang di kantor KUA, ternyata bapak muda itu sementara lanjut S2.

Mbak Uti yang cerita banyak soal suami gue. selama seminggu ini kami cuma papasan doang kalau pas mau sarapan atau makan malam doang di dapur., selama sakit gue keluar kamar cuma kalau mau makan doang itupun lebih banyak di bawain Mbak Yul tetangga sebelah gue yang biasa mami panggil buat bersihin rumah.

Sama seperti hari ini, gue baru bisa bangun lebih segar dan nggak sengaja papasan sama dia di dapur.

Dia cuma mesem doang tanpa embel-embel yang lain, lagian dirumah cuma berdua jadi suasananya agak canggung gitu. Mami udah mulai ke toko roti dan mbak Uti udah pergi sejak subuh di Anter calon mertuanya yang sengaja datang kerumah karena mau belanja ke pasar.

Gue cuma nyengir doang waktu dia mesem ke gue. Bodo amat lah. Gue lanjutin bikin teh panas sama goreng pisang.

"Ehm mbak, bisa kita bicara?" tanyanya, gue langsung noleh ke belakang

"Kenapa pak? kalau bapak mau sarapan ambil aja di atas meja, mami saya udah masak" ucap gue to the points dan mukanya langsung berubah mode.

"Bukan itu mbak, bisa nggak kita bicara soal kita?" ucapnya kemudian bikin gue sedikit nggak ngerti. Maklum masih belum sembuh total spaneng gue.

"Maksudnya bicara apa? Kalau ngomong yang jelas pak, jangan ambigu" ucap gue sedikit sinis.

"Maksudnya saya, ada yang mau saya bicarakan dengan mbak, bisa kan?" ucapnya memperjelas

"Ooh, mau ngomong apa emang pak?" ucap gue cuek bebek sambil balikin pisang yang udah berwarna hampir kehitaman.

"Bisa kita ngomongnya berdua?" tanyanya lagi bikin gue makin Gedeg rasanya.

"Lah ini udah berdua pak, dirumah kita cuma berdua, apa lagi? bapak ngerti nggak sih maksudnya berdua, apa bapak emang nggak bisa ngitung?" ucap gue sarkas

Kelihatan banget orangnya berusaha menahan amarah karena ucapan gue, atau entahlah bisa aja karena ucapan dia yang njelimet.

"Saya tunggu mbak nya selesai goreng pisang baru kita bicara" ucapnya lagi.

"Astaga pak, kalau mau ngomong ya ngomong aja kali, ini rumah mami saya, kita disini juga cuma berdua. nggak perlu nunggu saya selesai goreng pisang segala," kesel banget gue. Tinggal ngomong kebanyakan nawar.

Si bapak muda langsung kicep kayak keong masuk ke dalam cangkangnya. Gue terusin goreng pisang sisa empat lembar. terserah dia mau ngomong apa nggak. Egp.

"Mbak, Kapan ada waktu kosongnya?" tanyanya setelah sekian lama nggak ada suaranya. Rupanya udah keluar dari cangkang tuh kepalanya.

"Nggak ada waktu kosong, bapak tahu kan kalau saya sibuk kuliah sambil bantu kakak saya menjual di pasar?" tanya gue sambil naruh sepiring pisang goreng di depannya.

"Iya saya tahu, apa mbak nggak bisa longgarin waktu nya sedikit?"tanya nya lagi

"Buat apa pak? Bapak kan dosen harus nya mahasiswa yang nanyain begitu bukan malah dosen yang nanyain ke mahasiswa nya" jawab gue sekenanya

Lagi-lagi dia atur nafas kelihatan banget kesalnya ke gue.

"Mbak, tahu kan kalau diantara kita sudah terjalin hubungan?" tanyanya kesal tiba-tiba aja gue bergidik lihat wajah seriusnya.

"Mau bapak apa sih? Daritadi mbulet terus kayak benang kusut, saya nggak suka ngomong kebanyakan basa-basi pak, kalau mau ada yang di omongin langsung to the points" ucap gue ikutan kesel juga.

"Oke, maaf kalau tadi saya salah, yang mau saya omongin ini soal hubungan kita. satu Minggu yang lalu saya menikahi mbak di depan keluarga mbak, karena satu dan beberapa hal yang membuat saya harus bertanggungjawab atas kehidupan mbak dan keluarga malam itu, saya sudah urus semua administrasi pernikahan kita di KUA. Dan kalau mbak berkenan ada luang waktu kita akan mengulang ijab qobul disana, kalau mbak mau pesta resepsi bisa di bicarakan setelah urusan di KUA selesai" ucapnya panjang lebar.

Gue beo aja..nggak tahu mau ngomong apa lagi, demi almarhum papi, gue ikutin aja mau nya mami dan mbak Uti juga duo Ar. Kalau memang ini udah jalan takdir jodoh gue, ya mau gimana lagi, meskipun gue sendiri belum siap lahir batin.

Gue masih pengen seneng-seneng kayak teman-teman gue yang lain. Gue masih belum sanggup dah pokoknya. Mana kuliah juga baru semester satu. Huaaaaa mamii... Hidup gue kenapa tiba-tiba berubah dalam semalam??

"Mbak...mbak kok melamun?" panggilnya bikin gue langsung kaget.

",Eh kenapa pak?"

",Mbak kapan ada waktu buat kita ke KUA?" tanya nya lagi

", Terserah bapak saja, hari ini aja pak penghulu dari kua panggil kesini kita ulangi ijab qobul, kemarin cuma ngasih aku mahar uang 350 ribu kan? sekarang maharnya di tambah surah ar-rahman sama seperangkat alat sholat" ucap gue dengan wajah menunduk.

Gue cuma bisa pasrah. Mau gimana lagi, kemarin malam gue mimpi ketemu papi jalan sama laki-laki Sholeh berbaju putih, yang ternyata rupanya si bapak muda di depan gue. Papi kelihatan bahagia banget dalam mimpi gue.

Bisa jadi ini memang sudah jalan yang harus gue terima. Ya Allah kuat kan hamba.

"Mbak serius? Ini kita cuma berdua di rumah, ibu ke toko mbak Uti ke pasar, dan bang Arka juga udah pulang kampung mbak"

"Nggak usah kebanyakan nawar pak, tinggal urus semuanya, saya cuma terima beres, tapi ingat satu hal, kita nggak akan pernah tidur sekamar , camkan itu" ucap gue melipir pergi ke dalam kamar.

Mood gue pagi ini mau nikmatin secangkir teh panas sama pisang goreng pupus sudah.

Terpopuler

Comments

juliya

juliya

kembali lagi deh saya😁😁😊

2023-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!