CHAPTER 19

Pemandian yang telah di siakan oleh Eileria.

" Saya tidak menyiapkan bak mandi, saya menyarankan kolam pemandian ini. " Ucap Eileria seraya menaburi bunga merah ke dalam kolam mandi.

" Ya, ini jauh lebih baik. " Ucap Callisto acuh.

Pria itu melepaskan handuknya, dan melangkah masuk ke dalam kolam. Eileria yang masih sibuk dengan bunganya dia terkejut melihat kaki Callisto yang tiba-tiba sudah berada di dalam air.

Yang lebih mengejutkan Eileria melihat handuk yang membungkus bagian bawah Callisto berada di sebelahnya.

" A-anda....." Eileria tergagap, dia tidak berani menatap ke atas setelah melihat handuk milik Callisto berada di sampingnya.

Eileria tanpa pikir panjang, segera menaburkan bunga merah sebanyak-banyaknya agar dia cepat selesai dan pergi.

| Ayo selesaikan ini, dan kembali. | Batin Eileria.

Melihat Eileria menaburkan bunga dengan asal-asalan, Callisto menegurnya galak.

" Jangan menaburinya seperti itu! kau sama sekali tidak becus melakukan sesuatu! " Bentak Callisto dengan suara tinggi, dan nyaring, sehingga membuat suaranya bergema.

Eileria menjawab dengan suara yang sama tingginya.

" Itu karena anda! lagi pula kenapa anda tiba-tiba membuka handuknya. " Ucap Eileria yang masih menunduk.

" Berisik sekali! " Celoteh Callisto seraya mengibaskan rambutnya gagah.

Tidak mau berlarut-larut, Callisto dengan cepat merendam tubuhnya di dalam kolam yang sudah di penuhi merahnya bunga mawar.

" Ck! " Callisto sesekali mendecakkan lidahnya kesal.

Pria itu berbalik ke arah Eileria, tangan yang tadinya terendam di dalam air, kini keluar dan terulur ke arah Eileria.

Tangan yang gagah itu meraih tangan Eileria, sehingga membuat Eileria mundur ke belakang.

" Apa yang ingin anda lakukan? " Tanya Eileria matanya menatap wajah Callisto yang dingin.

' Tak ' Tangan Callisto yang basah menangkap lengan Eileria sekali lagi.

" Kau ini memang bodoh! kenapa diam saja dan bukannya membersihkan tubuhku? " Tanya Callisto dengan wajah mengerut.

" Cepat gosok punggungku! " Perintah Callisto.

Eileria dengan cepat mengambil sabun cair yang telah di siapkan, dia meletakkan sabun tersebut di atas kain.

| Apa semua pangeran semanja, dan secerewet ini?! | Batin Eileria.

" Yang mulia, tangan saya yang hina dan kotor ini akan segera menyentuh punggung anda. " Ucap Eileria dengan nada di tekan.

" Hmmm, lanjutkan. " Callisto hanya mendesah lelah.

Tangan mungil milik Eileria perlahan mendarat di punggung agung milik Callisto, tentunya Eileria tidak selembut itu.

| Gosok, gosok, gosok. Kita lihat apa kulitnya akan memerah, salahkan saja dia. Kenapa merekrutku menjadi pelayan pribadinya. | Batin Eileria dengan niat yang sedikit jahat.

'Srek, srek, srek....' Eileria menggosok punggung Callisto dengan kasar, sehingga punggung Callisto yang tadinya putih, menjadi kemerahan.

" Tubuh anda bagus yang mulia, memang anda layak menjadi seorang pangeran..." Eileria tertawa kecil dengan perkataannya.

Dia bahkan memberikan jempol ke hadapan Callisto.

| Lihat saja bagaimana aku menggosok tubuhmu. | Batin Eileria.

Seolah heran dengan tingkah Eileria yang tidak biasanya, Callisto jadi curiga jika Eileria tidak melakukan tugasnya dengan benar.

" .....Kau, seperti bukan dirimu. " Gumam Callisto bingung.

Eileria terus menggosok punggung Callisto kasar, hingga suatu ketika, kulit Callisto mulai lecet karena gosokan kasar tersebut.

| Apa ini tidak keterlaluan? Hmmmm.....Tapi, apa dia tidak merasakan sesuatu? | Eileria bertanya-tanya.

Callisto, dia tidak pernah merasakan sakit, karena dia tidak pernah menerima luka saat bertarung.

" Hmmm....." Callisto mendesah lelah.

" Kenapa? " Eileria memastikan.

" ...... " Tidak ada jawaban dari Callisto.

Karena tidak ada respon, Eileria terus menggosok tubuh Callisto, hingga dia menyadari bahwa punggung Callisto lecet, dan mengeluarkan darah.

" Astaga! darah?! " Eileria tersentak kaget melihat punggung Callisto.

Bahkan darah itu menempel di kain yang di gunakan untuk menggosok punggung pria tersebut.

" Bagaimana ini? kenapa bisa sampai berdarah? " Eileria bertanya-tanya dengan heran.

| Padahal aku tidak terlalu kuat menggosoknya. Apa karena kulitnya yang terlalu lembut? | Eileria dalam batinnya.

" Gawat ini!! Jika dia tahu mungkin leherku tidak akan selamat. " Gumam Eileria seraya menggigit jarinya khawatir.

" Yang mulia? " Eileria memastikan apa Callisto menyadari lukanya.

" ...... " Tidak ada respon.

| Kenapa dia tidak bersuara? Tidak mungkin dia mati?!....Lah itu mana mungkin. | Batin Eileria terus bergumam.

Saat batin Eileria terus bergumam, tiba-tiba kepala Callisto menunduk seperti orang ketiduran.

" Kenapa dia? " Eileria berbisik pelan.

Untuk memastikan keadaan Callisto, Eileria memutuskan untuk turun ke kolam.

" Aku pastikan dulu.." Gumam Eileria seraya turun ke dalam kolam.

Kaki Eileria menapak lantai kolam, tentu saja, karena dia cukup tinggi. Eileria berjalan untuk menghadap ke arah Callisto.

Pria yang ada di hadapan nya tertunduk dengan tubuh tegak, tanpa goyah.

" Sshhhhh......sepertinya dia tertidur. " Gumam Eileria pelan.

Wanita itu terus menatap pria di depannya, dengan tatapan heran.

" Maaf, aku hanya ingin memastikan saja. " Gumam Eileria, seraya mengulurkan tangannya ke wajah Callisto.

Eileria ingin memastikan apakah Callisto benar-benar tidur, apa dia pingsan.

Saat tangan Eileria mulai menyentuh wajah Callisto, dia merasakan bahwa wajah Callisto cukup dingin.

" Dingin...." Gumam Eileria.

Eileria mulai mengubah posisi kepala Callisto yang tadinya tertunduk ke bawah, menjadi menghadap ke arahnya.

Wajah Callisto saat tidur sungguh menawan, bulu mata yang sedikit lentik jelas terlihat saat dia menutup mata, bibir yang tipis, wajahnya yang tenang tanpa ada emosi, semakin enak di pandang.

Di sini Eileria sadar, bahwa ketampanan Callisto memang nyata, dan tidak bisa di pungkiri.

| Jujur saja, dia memang menawan dari kebanyakan pria yang aku temui di kedai. Hanya saja, Callisto tampan saat dia dalam keadaan tenang seperti ini. Saat dia menaikan alisnya atau menurunkan alisnya, dia lebih cocok di sandingkan dengan macan tutul. | Pikir Eileria yang terus terpesona dengan wajah Callisto.

" Dia tidur...." Gumam Eileria seraya menarik lengannya dari wajah Callisto.

Secara bersamaan, kepala Callisto terkulai, dan tubuh tegaknya condong ke hadapan Eileria.

Sontak hal itu membuat Eileria refleks menangkap tubuh Callisto.

" Uwaaa....berat sekali. " Ucap Eileria tanpa suara.

Wanita itu menangkap tubuh pria tersebut, lalu menyenderkan nya di dinding kolam.

" Fyuh....padahal hanya 2 langkah ke dinding kolam. Tapi kenapa aku sampai seperti ini. " Gumam Eileria seraya mengusap keningnya yang tidak berkeringat.

" Aku tidak percaya jika dia benar-benar tidur dalam keadaan seperti ini. " Gumam Eileria yang masih heran.

| Benar juga, dia pangeran tidur. Tentu saja dia mudah tidur. | Batin Eileria.

" Jangan pikirkan itu, seharusnya aku mengambil ramuan untuk luka di punggungnya. " Gumam Eileria, seraya melangkah naik ke atas.

Eileria berencana mengobati luka yang ada di punggung Callisto.

| Tadi aku yang bersemangat menggosok punggung pria kasar itu, sekarang sudah lecet seperti itu, aku malah mengobatinnya. Sebenarnya aku ini kenapa? | Pikir Eileria heran dengan tingkahnya sendiri.

...----------------...

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Jung Yerin~

Jung Yerin~

Kenapa ceritanya bagus sih. Nyesel baru dapat nih novel😭❣️

2023-01-26

2

Nanik Lestari

Nanik Lestari

Semoga si kecil Fiona bisa dekat dengan Selera dan Calissto

2023-01-25

0

Yasmin Risno

Yasmin Risno

aduh thorr jgn menggantung donk thor ceritax lanjut napa?

2023-01-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!