Zayyan menelpon supir di kantornya untuk menjemput Keysha di bandara. Kini ia sudah berada di dalam pesawat. Sementara di sebelahnya, Shella sudah duduk manis dengan senyum kemenangan.
Zayyan merasa bersalah pada Keysha. Namun ia harus tega, karena ini penerbangan untuk tujuan bisnis. Zayyan juga membujuk Keysha begitu lama hingga Keysha mengerti.
"Tidak apa-apa, Pak. Pasti Bu Keysha mengerti. Sebagai seorang istri harusnya bu Keysha mengerti," Shella mengelus pelan bahu Zayyan. Wanita itu seakan bisa membaca raut wajah bosnya yang sedang gelisah.
"Iya mudah mudahan dia mengerti," tukas Zayyan cepat. Pria itu menyandarkan tubuhnya pada kursi penumpang dan memejamkan mata.
"Harus ngerti dong Pak. Kan ini juga buat Bu Keysha. Seorang istri yang baik harus mendukung apapun langkah karier suaminya," Shella tampak memanasi.
Zayyan terdiam. Memang benar apa kata Shella. Keysha harusnya mendukung segala karir dan pencapaiannya. Perlahan rasa bersalah pun berkurang di hati Zayyan.
Ponsel Shella bergetar tanda ada pesan masuk. Wanita cantik itu menyalakan ponselnya, ia membaca pesan yang masuk.
"Kak aku sudah ambil pasport wanita tadi. Nanti tepati janji kakak mau traktir aku sepuasnya!"
Shella tersenyum licik. Tak sia-sia ia meminta bantuan pada Fuji adiknya. Fuji sangat bisa diandalkan.
Fuji adalah adik perempuan Shella satu-satunya. Usianya hanya terpaut dua tahun dari Shella. Shella segera menutup ponselnya lagi ketika ia membalas pesan pada adiknya itu.
Sementara di bandara, Keysha Duduk dengan lesu. Ia melihat kopernya yang diangkut oleh dua supir dari kantor suaminya. Zayyan sudah memberitahu Keysha bahwa ada dua supir yang akan menjemputnya. Kedua supir itu tampak sibuk dengan koper-koper Keysha. Mereka memasukan semua koper itu ke dalam bagasi.
"Silahkan masuk, Bu!" Salah satu supir tadi membukakan pintu untuk Keysha.
Keysha menggeleng " tidak usah, Pak. Saya ingin mencari udara segar dulu sebentar. Kalian pulang duluan saja!"
Kedua supir itu saling berpandangan, detik kemudian mereka mengangguk. Sebenarnya mereka ingin Keysha pulang bersama mereka, namun mereka juga tidak berani memaksa karena takut Keysha marah dan akhirnya memecat mereka.
Setelah kepergian kedua supir tadi, Keysha berjalan kaki. Ia merasa resah mengizinkan suaminya pergi bersama Shella. Bagaimana pun Zayyan adalah manusia bukan malaikat, ia sangat takut jika Zayyan tergoda dengan Shella.
Suara klakson membuat Keysha terlonjak. Keysha memegang dadanya Karena terkejut. Ia menatap mobil berwarna merah yang kini sudah ada di sampingnya. Pengemudi mobil itu membuka kaca mobilnya, dan Keysha dibuat terkejut dua kali melihat pengemudi mobil itu.
"Dokter Andra?" Lirih Keysha.
"Kok bisa dokter ada di sini?" Raut penasaran terlihat di wajah cantik Keysha.
"Tadi saya lewat, dan gak sengaja lihat kamu yang lagi terlantung-lantung kaya anak hilang. Cepet masuk! Saya antarkan kamu pulang" Perintah Andra dengan senyum kecilnya.
Keysha mengangguk. Ia segera masuk ke dalam mobil dokter muda itu. Entah mengapa kakinya begitu ringan menuruti perkataan dokter tampan itu. Andra melajukan mobilnya meninggalkan kawasan bandara.
"Dok?" Keysha memecahkan keheningan di antara mereka.
"Hm?" Andra bergumam pelan.
"Saya sedang tidak mau pulang, saya lapar. bisa dokter turunkan saya di sebuah restoran atau rumah makan atau warteg," Keysha menatap Andra dengan lesu.
Andra masih mengemudikan mobilnya, ia menatap sekilas pada Keysha yang berada di sampingnya. "Kamu ada masalah, Key?"
"Tidak ada. Hanya saya sedang lapar," bantah Keysha menyembunyikan perasaan gundahnya.
Sementara Andra tersenyum kecil. Pria itu tahu jika Keysha tengah bersedih. Andra melajukan mobilnya menuju arah Ciwidey.
"Dok, kok ke Ciwidey sih?" Keysha merasa heran melihat mobil melaju menuju arah kabupaten Bandung itu.
"Katanya mau nyari restoran? Saya Carikan."
"Tapi gak jauh gini juga, Dok!" Keysha merasa keberatan.
"Deket lah, Key. Cuma 50 menit kok," timpal Andra tanpa beban.
Keysha hanya menuruti saja dokter muda itu. Dirinya sedang tak ingin berdebat apalagi dengan dokter Andra, dokter yang sangat serius dan perfeksionis.
Mobil mereka melewati hamparan kebun teh yang luas. Keysha merasa damai saat melihat pemandangan alam yang memanjakan mata.
"Dok, boleh saya buka kacanya?" Tanya Keysha yang sudah mulai tersenyum
Andra hanya mengangguk, Keysha lantas membuka kaca mobil dan udara sejuk membelai wajah cantiknya. Sementara Andra hanya tersenyum melihat teman sejawatnya sudah ceria kembali. Tak lupa dokter tampan itu menyalakan musik untuk mengusir kecanggungan diantara mereka.
Keysha menghirup dalam udara segar yang memenuhi paru-parunya. Saat destinasi tujuan sudah terlihat, Andra segera memarkirkan mobilnya di kawasan sebuah wisata yang mempunyai restoran berbentuk kapal laut itu. Kabut menghiasi langit Ciwidey, seakan bersanding dengan udara yang dingin.
"Ayo, Key!" Mereka berjalan beriringan menuju restoran yang berbentuk kapal itu. Setelah sampai di dalam restoran, Andra menandai meja untuk mereka dan membawa buku menu.
"Mau pesan apa, Key? " Andra melihat-lihat buku menu.
Keysha menunjuk gambar sup iga dan nasi, serta teh tawar hangat. Andra pun menyamakan pesanannya dengan Keysha.
"Dokter, tadi sudah dari mana? Mengapa lewat bandara?" Keysha membuka percakapan sambil menunggu pesanan mereka datang.
Andra tampak berpikir, ia menatap Keysha yang ditatap hanya terlihat gugup dan salah tingkah.
"Kamu nanya?"
Keysha tertawa saat nada bicara Andra mirip dengan nada bicara yang sedang viral itu.
"Ini di luar rumah sakit, Key. Jangan terus memanggil saya dokter! Panggil saja Andra!" Andra mengalihkan pembicaraan.
Keysha terkekeh "sudah kebiasaan, Dok. Rasanya segan jika hanya menyebut nama."
"Oh ya tadi kamu udah ngapain dari bandara?" Tanya Andra berbasa-basi.
"Ceritanya panjang, yang jelas saya jengkel tadi. Tapi setelah ke sini rasa kesal saya hilang. Terima kasih ya, Dok?" Keysha tersenyum tulus.
Andra tertegun menatap Keysha yang sedang tersenyum. Mengapa wajahnya mirip Nadine? Walaupun tidak identik. Akan tetapi, tatapan mata dan senyum nya mengingatkannya pada kekasihnya yang telah tiada itu.
"Setidaknya dengan terus melihatmu, kerinduanku terobati," batin Andra yang masih terus menatap Keysha yang sedang tersenyum.
"Oh ya, Dok? Memang dokter tidak takut pergi makan dengan saya?" Keysha menyedekapkan kedua tangannya di atas meja.
"Kok takut? Memang ada apa?" Andra mengernyitkan dahinya bingung.
"Saya kan sudah bersuami, Dok. Apa dokter tidak takut orang-orang salah paham pada dokter?"
Andra tertawa sumbang "mengapa saya takut? Kita kan hanya teman kerja. Dan kita pun pergi di tempat ramai seperti ini bukan ke hotel. Santai saja, Key! Kita tidak sedang berselingkuh. Jangan banyak pikiran!"
Keysha mengangguk. Ia merasa malu dengan jawaban Andra, tapi hatinya lega mendengar jawaban dokter tampan itu. Memang benar, untuk apa dia takut? Mereka hanya berteman.
Hallo para readers, absen dong. Kalian dari kota mana aja? 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bunbun Oke
Bingung mau ngomong apa
Kenapa org itu pikirannya selalu pendek
Kenapa Reuni mjd awal Rumah Tangga yg sdh dibina bertahun2
Ingat....Ingat....Jd kan kekurangan istri/suami mjd kelebihan kita yg bs menutupi kekurangan trsbt
Kelebihan pasangan mjd bonus reward utk msg2
2024-02-15
0
halimah imah
jgn pernah curhat pada lawan jenis,bkn dapat solusi yang ada jadi istri,dari aceh
2024-02-13
0
wisa
udahlah ambil tuh zayyan shell. kasian key. biar si zayyan kena azab usahanya bangkrut baru dah lu sadar pasti nyari keysha zayyaan. sebeel berat Ama zayyan. ku benci tipe orang yg berbohong!
2023-09-11
0