Jam istirahat sudah tiba untuk para pekerja medis. Sebagian ada yang sudah istirahat untuk makan siang, sementara sebagian lagi bertugas untuk jaga menunggu giliran jam istirahat ke dua.
Keysha membuka kotak bekal makanannya yang ia buat dari rumah. Menunya roti gandum, telur rebus dan salad buah. Keysha memang sudah terbiasa tidak memakan makanan yang diberikan catering rumah sakit. Ia lebih suka membawa bekal untuk dirinya. Keysha menghabiskan jam istirahat bersama teman-temannya yang juga berprofesi sebagai dokter obygin, termasuk dokter Andra yang duduk di sebrang mejanya.
"Dokter Keysha, hpmu ketinggalan," Andra menggeser ponsel berlogo buah apel itu ke arah Keysha.
"Iya tadi saya lupa, Dok. Terima kasih ya?" Keysha tersenyum tulus.
Andra mengangguk. Dokter tampan itu memperhatikan wajah Keysha sebentar, lalu fokus lagi dengan makanannya.
"Mari makan semua!" Dokter Herry menyuapkan sendok yang sudah penuh dengan makanan.
Keysha menyendokan salad buah ke dalam mulutnya. Dokter bekulit kuning langsat itu sangat menikmati makan siangnya kali ini. Perutnya sangat keroncongan. Sesekali Keysha menyalakan ponselnya, ia mengharapkan Zayyan menghubunginya. Akan tetapi, sampai siang ini tidak ada satu pun pesan yang ia terima dari suaminya.
Jemari Keysha beralih pada aplikasi Instagram, ada beberapa follower yang meminta mengikutinya karena akunnya yang di privat.
Deg...
Jantung Keysha berdebar-debar saat melihat siapa yang mengikutinya, Shella Arnesta. Keysha segera mengklik profil akun itu, dan benar saja, itu adalag Shella sekretaris suaminya.
Mendadak selera makan Keysha musnah seperti tertebak angin. Ia terus menscroll foto-foto Shella guna mencari tahu jati diri wanita itu. Dari sana Keysha tahu bahwa Shella adalah seorang model. Banyak sekali foto dirinya yang menawarkan produk dengan pakaian yang kurang bahan.
Ada satu foto yang mencuri perhatian Keysha. Foto itu adalah foto dengan latar langit senja, Shella duduk membelakangi kamera di pinggir pantai yang dibubuhi dengan caption Salahkah aku menyimpan perasaan ini? Pertahankan atau aku lepaskan?
"Apakah postingan ini untuk Zayyan? Zayyan itu pria normal, Shella sangat cantik dan seksi. apakah dia tergoda dengan Shella? Apakah perubahan sikapnya padaku karena ada sekretarisnya itu?" Gundah Keysha dalam pikirannya.
Hatinya merasa tak tenang, wajar saja perempuan mana yang bisa tenang saat mengetahui sekretaris suaminya cantik menggoda, dan masih single? Keysha pun paham dengan tatapan mata Shella. Walaupun sekilas tapi Keysha tahu bahwa wanita itu menyimpan rasa pada suaminya. Ia Keysha adalah seorang wanita juga. Ia begitu memahami dan tahu sorot mata Shella saat menatap Zayyan. Keysha terus berperang dengan batinnya sendiri. Ia melepaskan sendok yang ia pakai untuk makan. Tatapannya terus tertuju kepada layar ponsel keluaran terbaru itu.
Sementara di sebrang meja, Andra menatap Keysha yang menghentikan aktivitas makan siangnya. Andra menatap Keysha yang tengah fokus pada ponsel yang digenggamnya. Andra tahu bahwa teman sejawatnya itu saat ini tengah gusar.
"Dokter Key, kamu gak apa-apa?" Andra melambaikan tangannya di hadapan wajah Keysha.
Keysha terlihat gelagapan, ia menaruh ponselnya di meja. "Gak apa-apa, Dok."
"Jangan banyak ngelamun, Dokter Keysha! nanti gak konsen lagi. Sore ini kita harus visit ke ruang perawatan pasien," Andra memperingatkan dengan tegas.
Keysha mengangguk. Keysha buru-buru menyimpan ponselnya. Akhirnya ia tak menghabiskan makan siangnya. Kemudian, Keysha menutup kotak bekalnya. Ia mengelap sudut bibirnya dengan tisu. Pikirannya banyak bertanya-tanya mengenai Shella. Sebenarnya siapa dia? Keysha harus mencari tahu.
****
"Key, apa kamu gak lelah dieman terus kaya gini?" Zayyan menyentuh pelan bahu Keysha, saat wanita itu sedang membuka kulkas.
"Bukannya kamu ya yang ngajak diem-dieman?" Ketus Keysha dengan nada sinis. Tangannya masih mengambil cemilan buah untuk dirinya sendiri.
Ya, memang sudah dua hari ini Keysha dan Zayyan tidak saling sapa. Zayyan merasa tersiksa saat Keysha mendiamkannya seperti ini. Hingga ia memutuskan untuk meminta maaf pada istrinya.
"Key, lihat aku!" Zayyan membalikan tubuh istrinya hingga mereka berhadap-hadapan.
Keysha berdecak pelan. Ia menatap wajah suaminya yang tampan. Namun apakah suaminya yang tampan ini setia? Pikiran buruk terus saja memenuhi isi kepala Keysha.
"Aku tahu aku salah. Maafkan aku sudah memilih sekretaris tanpa sepengetahuanmu! Tapi kamu harus tahu Key, ini semua benar-benar mendadak. Aku sangat membutuhkan sekretaris. Kamu tahu kan pekerjaanku sangat sibuk. Dan semuanya tidak bisa aku kerjakan sendiri!" Zayyan menjelaskan, tangannya masih tidak mau melepaskan bahu Keysha.
"Apa kamu tidak bisa ngasih tahu? Itu gak akan makan waktu lama," Keysha melepaskan tangan Zayyan dari bahunya. Dokter itu hendak pergi meninggalkan Zayyan.
"Tunggu, Key!" Zayyan menahan tangan Keysha. Ia ingin segera berdamai dengan istrinya sendiri.
"Apa lagi? Aku mau tidur," Keysha berusaha melepaskan cengkraman tangan suaminya tapi tidak berhasil.
"Aku ingin semua clear, Key. Dua hari lagi aku harus ke Jepang. Kamu mau aku pergi sementara kita masih gini?" Zayyan melembutkan suaranya.
"Ke Jepang?" Keysha mengulangi perkataan Zayyan.
"Iya. Ada pekerjaan di sana, Key. Aku bersama tim harus pergi," Zayyan menciumi tangan Keysha.
"Bersama Shella?" Tanya Keysha sembari menatap wajah Zayyan.
"Tentu aja, Key. Dia kan sekretaris aku. Tapi kita tidak berdua, Key. Kita berangkat satu team," Zayyan tidak melepaskan tangan istrinya yang ia rasakan akan melepaskan tangannya.
"Apa dia harus ikut?" Raut wajah Keysha berubah jadi kesal.
"Tentu aja, Key. Seperti yang aku bilang, aku butuh sekretaris, Key."
"Cari sekretaris lain!" Keysha menatap ke sembarang arah.
"Key, itu mustahil! Ke Jepang dua hari lagi. Mana bisa aku cari sekretaris baru dalam waktu singkat. Lagi pula Shella udah kuasain semuanya," Zayyan menjelaskan agar Keysha mengerti. Ia mengangkat dagu istrinya agar Keysha menatap ke arahnya.
"Kalau begitu, aku ikut!" Keysha menatap tajam tepat di bola mata Zayyan.
"Ikut ke mana?" Zayyan kebingungan.
"Iya aku ikut ke Jepang. Boleh kan?"
"Tapi, bukannya kamu harus kerja?" Entah mengapa nada suara Zayyan seperti tidak senang Keysha berinisiatif akan ikut ke Jepang.
"Aku bakal ambil cuti. Lagi pula aku butuh liburan. Aku rindu Jepang," jawab Keysha cepat.
"Tapi, Key-"
"Aku ikut atau batalkan semuanya!" Keysha memotong cepat. Ia memberikan pilihan yang tegas kepada suaminya. Keysha tidak ingin ada celah bagi wanita lain untuk merusak rumah tangga yang sudah ia bina selama lima tahun ini.
"Ini soal kerjaan lho, Key!" Zayyan seakan tak percaya dengan penuturan istrinya.
"Kamu takut aku ganggu kamu sama sekretaris baru kamu itu?" Amarah Keysha naik dengan sangat cepat bila mengingat Shella.
"Oke, oke kamu boleh ikut!" Zayyan akhirnya memutuskan. Ia tidak ingin lagi bertengkar dengan istrinya, walaupun Zayyan rasa Keysha sangat kekanak-kanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Ekayadi
di sini gk bisa yg d salahkan si istri resiko jadiin dokter sebagai istri ya gtu ... suami juga harus bisa memposisikan diri juga...gk mungkin kn berasa teman lalu curhat trus slh masuk lubang....UD gtu mau milikin kedua ny...ini aj bnyak kebohongan yg tersimpan rapat sedangkan istri tidak ad kebohongan sama sekali yg dia tutupi...
2024-02-15
0
Diii
andai dulu key sadar untuk bisa memilah waktu ..mungkin hati zay blm terbagi. ...tapi meski begitu tidak ada kata terlambat jika mau memperbaiki....usaha....hasil akhir serahkan. pada author ajah🤪🤪
2023-03-13
0
Shakila Anwar
tapi kamu telat key, pelakornya sudah masuk tuh ke pintu rumah tangga kamu
2022-12-14
1