Menjelang Pernikahan.

Acara lamaran akan segera dimulai Kamila memanggil putrinya ke kamar. Sabrina yang sudah tampil cantik di temani Prily sahabatnya, membuntuti Kamila.

Sampai di ruang tamu, keluarga Adnan sudah menunggu. Afina yang awalnya di pangkuan sang nenek, begitu melihat Sabrina segera menghampiri dan bergelayut manja di lengan Sabrina.

Sabrina tersenyum, yang awalnya sangat gugup begitu melihat Afina perasaan nya menjadi lebih tenang.

Adnan menatap calon istrinya tidak berkedip. Apa lagi saat Sabrina sedang tersenyum.

"Mata nya di kondisikan broo," kata Bobby di telinga Adnan, terkekeh kecil. Adnan hanya menggerakan siku hingga mengenai dada Adnan.

"Assalamualaikum..." ucap papa Rachmad membuka pembicaraan.

"Waalaikumsalam..."

"Kedatangan kami kemari bermaksud melamar Sabrina, untuk putra saya yang bernama Adnan. Sudikah kiranya keluarga pak Abdul menerima putra kami?" papa Rachmad mengutarakan maksud dan tujuan.

"Selaku orang tua Sabrina, kami menyerahkan keputusan ini kepada putri saya, Pak Rachmad," Abdullah menoleh putrinya.

Semua melempar tatapan kearah Sabrina menunggu jawaban, namun mulut Sabrina seolah terkunci.

"Kata Papa... Bunda mau jadi Bunda Fina beneran ya?" lirih Afina.

Sabrina mengangguk.

"Saya bersedia, tetapi sebelumnya saya minta satu hal pada Pak Adnan," setelah mendengar pertanyaan Afina Sabrina berkata lancar.

"Apa itu Nak?" papa Rachmad harap-harap cemas. Khawatir tidak bisa memenuhi permintaan Sabrina.

"Walaupun saya sudah menikah nanti, tetap di ijinkan mengajar, dan juga mengejar cita-cita saya melanjutkan kuliah S-2," Sabrina menatap Adnan yang menatapnya pula.

"Tentu saya akan mendukung" Adnan menjawab cepat.

"Masih ada satu pertanyaan lagi, tetapi maaf sebelumnya," Sabrina ragu-ragu.

"Apa?" tanya Adnan. Melihat Sabrina yang merasa berat untuk melanjutkan ucapanya.

"Maaf, saya ingin tahu keberadaan Mama kandung Sabrina untuk saat ini," Sabrina memberanikan diri. Tentu Sabrina tidak ingin sewaktu-waktu mantan istri Adnan akan mengganggu kehidupan rumah tangannya.

Mama Fatimah, papa Rachmad, dan juga adnan saling pandang.

"Pertanyaan yang bagus, tapi masalah itu jangan khawatir Nak, mantan istri Adnan sudah punya kehidupan sendiri, dan saat ini sudah menikah dengan orang luar negeri dan ," papa Rachmad menjelaskan.

"Terimakasih, Pak," Sabrina merasa lega.

"Baiklah" kedua belah pihak keluarga merasa lega. Kemudian Adnan menyelipkan cincin di jari manis Sabrina.

Membahas tentang kapan, dan dimana, acara resepsi akan di selenggarakan. Keluarga Sabrina meminta agar pernikahan putrinya dilaksanakan di rumah saja dan minta waktu selama 6 bulan agar bisa merencanakan dengan matang.

Namun tentu tidak untuk Adnan. Pernikahan yang kedua ini akan di laksanakan di hotel.

Setelah sepakat yang terakhir dilanjutkan makan siang bersama.

*********

6 bulan sudah, Sabrina dan Adnan selalu mengadakan pertemuan, pendekatan, selayaknya kekasih. Makan bersama, jalan-jalan, kencan, untuk saling mengenal kepribadian pasangan.

Namun Sabrina kadang di buat kesal dengan sikap Adnan yang pencemburu.

Sabrina harus mempunyai kesabaran lebih untuk menghadapi sikap Adnan. Seperti saat ini semakin dekat acara pernikahan mereka. Keduanya selalu bersi tegang. Dan saat ini pernikahan mereka hanya tinggal seminggu lagi.

"Ngapain sih? Kevin ke rumah kamu?!" ketus Adnan melirik Sabrina sekilah kemudian melengos. Saat ini mereka sedang di dalam mobil hendak memilih baju pengantin di butik milik Sulastri. Adnan menjemput Sabrina ke rumahnya dan kebetulan Kevin sedang ambil undangan menyebabkan Adnan dimakan api cemburu.

"Itu Mas, mau bantu aku menyebarkan undangan ke teman-teman," Sabrina menyahut lembut.

"Kenapa harus Dia?! Memang tidak ada orang lain?!" lagi-lagi Adnan bersikap sinis.

"Ya Allah, Mas... gitu saja kok diributin," Sabrina geleng-geleng kepala.

"Kevin sendiri yang mau bantu, aku nggak nyuruh Dia kok, lagian kan Dia tadi ke rumah bersama Prily, bukan sendirian" Sabrina masih bersikap tenang.

Ia mengundang teman-teman kampus dan juga alumni SMK yang kira-kira tempat tinggal mereka masih di Jakarta. Namun jika sikap Adnan terus seperti ini lebih baik membatalkan saja. Ini hanya satu orang Kevin, jika nanti teman-teman Sabrina datang di pernikahan dan ujung-ujungnya membuat Adnan cemburu, dan marah, tentu tidak baik.

Sabrina membuka tas ambil handphone Kemudian menghubungi Prily.

Prily.

"Hallo In"

Sabrina.

"Hallo Pril, undangannya tidak usah di bagikan ya"

Adnan terperangah menoleh cepat ke arah Sabrina.

Prily.

"Loh... kenapa begitu sih In?"

Sabrina.

"Pokok nya loe turuti saja kata gw, tolong bilangin Kevin juga,"

Tut.

Sabrina menutup pembicaraan, kemudian memasukan handphone ke dalam tas.

Di dalam mobil menjadi hening. Adnan yang sedang menyetir, sesekali melirik Sabrina yang menopang pelipis menatap jalanan.

Hingga mobil mereka sampai di depan butik sementara Adnan parkir, Sabrina menunggunya di depan pintu masuk butik.

"Selamat siang pak Arman," Sabrina menyapa Arman ketika Arman baru keluar dari butik.

"Selamat siang... kamu sama Adnan?" tanya Arman mengedarkan pandangan.

"Iya, Pak, tapi Mas Adnan sedang parkir," Sabrina tersenyum.

"Ibu Lastri ada di dalam kan Pak?"

"Ada. Masuk saja," Arman pun lantas pergi.

Tidak lama kemudian Adnan menghampiri. "Kok kamu nggak masuk saja, memang Lastri tidak ada," Adnan menatap Sabrina walaupun diam, di lihat dari mata yang enggan menatap nya berarti masih kesal. Hanya Sabrina lebih baik diam.

"Ada... kata Pak Arman barusan," pungkas Sabrina kemudian mendorong pintu kaca. Sabrina menemui salah satu karyawan Lastri.

"Mbak, Bu Lastri ada?" Sabrina menanyakan dosen dan mantan guru nya.

"Ada Non, saya panggilkan dulu, silahkan duduk," karyawan Lastri menemui atasannya.

Sementara Sabrina, duduk melipat kaki. Di susul Adnan. Tidak lama kemudian terdengar langah kaki wanita anggun siapa lagi jika bukan Lastri.

"Sabrina... kenapa kamu nggak langsung masuk ke ruangan saya saja," Lastri tersenyum.

"Kak Adnan, kenapa juga sih, jadi kaku begini, biasanya langsung nyelonong masuk," Lastri tertawa kecil.

"Sekarang sudah beda lah Tri, kan sudah ada satpam yang mengawal," Adnan melirik Sabrina.

"Yang ada juga kamu satpam nya Mas,"

Mereka masuk ke ruangan Lastri. Lastri menanyakan akan memilih baju adat jawa, betawi atau pasundan. Setelah memutuskan pilihan, mereka berbincang-bincang sejenak, kemudian pamit pulang.

"Kamu sering-sering main kesini dong In, ajak calon suami kamu itu, kita kan sekarang di kampus jarang bertemu," titah Lastri ketika mengantarkan Sabrina ke depan.

"Nggak enak Bu, khawatir mengganggu." Sabrina tersenyum.

"Tentu tidak lah, masa mengganggu," Lastri menutup pembicaraan.

Lastri menatap Sabrina dan Adnan dari belakang, hingga tidak terlihat lagi.

********

"Kok kita ke sini, Mas?" Sabrina heran sebab, Adnan tiba-tiba mengajaknya ke restoran tanpa bicara dulu.

"Kita makan siang di sini dulu," kata Adnan setelah mengunci mobil, kemudian masuk ke dalam restoran di ikuti Sabrina.

"Mas mau makan apa?" Sabrina menulis menu.

"Bebas," Adnan menjawab pendek.

"Kenapa undangan untuk teman-teman kamu tidak jadi disebarkan?" pertanyaan ini mengganjal di benak Adnan.

"Nggak jadi, mendingan tidak usah ada teman aku yang datang, selain Prily, daripada nanti ujung-ujungnya. Mas marah, cemburu," sindir Sabrina.

*****

...Happy reading....

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

naah...tuh kaan akibatnyaa.,. jdi kaku gitu dehh...makanya adnan...d kondisiin doong....emisinyaa

2024-01-31

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Cieeeee...Adnan mulai cembokur Ney yeeeee...wwwkkkk...tkut k bilangan Sabrina ha....ha...ha....

2023-10-03

1

Haikal Ispandi

Haikal Ispandi

jleb jwabn sabrina

2023-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Sabrina & Afina.
2 Perkenalan Tokoh.
3 Sepertinya Mengenal.
4 Dipanggil Direktur.
5 Pertemuan.
6 Terkejut
7 Pertengkaran.
8 Merona Karena Malu.
9 Berdesir.
10 Trauma masa silam.
11 Pendekatan.
12 Cemburu.
13 Memantapkan diri.
14 Mengungkapkan.
15 Menyebabkan Jantung Berdebar.
16 Lamaran.
17 Menjelang Pernikahan.
18 Nervous.
19 Kehadiran Mantan.
20 Icip Icip
21 Yang Di Cari Sedang Bercocok Tanam.
22 Afina Hilang.
23 Tidak Boleh Mengeluh.
24 Bibit Unggul.
25 Menjalani Peran Baru.
26 Kepribadian Ganda.
27 Marah Yang Tidak Beralasan
28 Terpesona.
29 Mama Fatimah Marah
30 Hasil tes kesuburan.
31 Kekasih Halal
32 Jatuh cinta hingga tidak bisa bangun.
33 Main petak umpet.
34 Setelah penantian.
35 Luntur predikat istri patuh.
36 Doorprize mobil.
37 Mengurung diri.
38 Sabrina Hilang.
39 Kalang kabut.
40 Sesal.
41 Pendarahan.
42 Teman Baru.
43 Belum ingin bertemu.
44 Gigit jari.
45 Tidak ingin berpisah.
46 Bertemu.
47 Anak sambung pengobat luka.
48 Panggilan nomor hp tidak di kenal.
49 Janjian.
50 Ketahuan.
51 Maaaakkkk... aku kwalaaaattt.
52 Sapu tangan misterius.
53 Kontraksi.
54 Bayi laki laki.
55 Kemana kamu Afina.
56 Berhasil dihasut.
57 Pilihan Afina.
58 Andai aku menjadi jodohmu sejak 10 tahun yang lalu.
59 Dafa Ramdan Rachmadi.
60 Afina tidak masuk sekolah.
61 Dirundung kesedihan.
62 Dimana-mana ada Fina.
63 Ingin sekolah.
64 Mama aku suka memaksakan kehendak.
65 Tidak sadarkan diri.
66 Titik terang.
67 Dehidrasi.
68 Maafkan Fina Mama.
69 Kalap.
70 Melarikan diri.
71 Linggis berkarat.
72 Jin baik menjamu ku.
73 Curahan hati David.
74 Air mata dua wanita.
75 Semua salah.
76 Galah panjang.
77 Derita istri kedua.
78 Mimpi buruk.
79 Sunyi sepi sendiri.
80 Keputusan David.
81 Misi Andini.
82 Bingung memilih.
83 Selamat tinggal.
84 Menemukan surat.
85 Tertangkap.
86 Berjanji.
87 Memaafkan.
88 Aku tidak sempurna.
89 Perasaan Apa Ini?
90 Gendut dan jelek.
91 Bertemu.
92 Rindu berat.
93 Anak baru pindah.
94 Akhirnya bertemu disini.
95 Kebimbangan.
96 Beri saya waktu.
97 Kerja sama.
98 Kebakaran jenggot.
99 Menjadi pengemis.
100 Jodoh sepertiga malam.
101 Bella diculik.
102 Gemar menguntit.
103 Sedih.
104 Sah
105 Jatuh tersungkur.
106 Hidangan pembuka.
107 Tertembak peluru
108 Kebahagiaan sekaligus kesedihan.
109 Sok polos.
110 Persalinan.
111 Aku tidak mau berbagi bunda.
112 Sarapan kue apem.
113 Berangkat negara A.
114 Musibah.
115 Semoga hanya mimpi.
116 Wajah kamu jelek.
117 Lahiran.
118 Kebersamaan yang indah.
119 Istri terbaikku.
120 Pengumuman bukan up
121 Draft
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Sabrina & Afina.
2
Perkenalan Tokoh.
3
Sepertinya Mengenal.
4
Dipanggil Direktur.
5
Pertemuan.
6
Terkejut
7
Pertengkaran.
8
Merona Karena Malu.
9
Berdesir.
10
Trauma masa silam.
11
Pendekatan.
12
Cemburu.
13
Memantapkan diri.
14
Mengungkapkan.
15
Menyebabkan Jantung Berdebar.
16
Lamaran.
17
Menjelang Pernikahan.
18
Nervous.
19
Kehadiran Mantan.
20
Icip Icip
21
Yang Di Cari Sedang Bercocok Tanam.
22
Afina Hilang.
23
Tidak Boleh Mengeluh.
24
Bibit Unggul.
25
Menjalani Peran Baru.
26
Kepribadian Ganda.
27
Marah Yang Tidak Beralasan
28
Terpesona.
29
Mama Fatimah Marah
30
Hasil tes kesuburan.
31
Kekasih Halal
32
Jatuh cinta hingga tidak bisa bangun.
33
Main petak umpet.
34
Setelah penantian.
35
Luntur predikat istri patuh.
36
Doorprize mobil.
37
Mengurung diri.
38
Sabrina Hilang.
39
Kalang kabut.
40
Sesal.
41
Pendarahan.
42
Teman Baru.
43
Belum ingin bertemu.
44
Gigit jari.
45
Tidak ingin berpisah.
46
Bertemu.
47
Anak sambung pengobat luka.
48
Panggilan nomor hp tidak di kenal.
49
Janjian.
50
Ketahuan.
51
Maaaakkkk... aku kwalaaaattt.
52
Sapu tangan misterius.
53
Kontraksi.
54
Bayi laki laki.
55
Kemana kamu Afina.
56
Berhasil dihasut.
57
Pilihan Afina.
58
Andai aku menjadi jodohmu sejak 10 tahun yang lalu.
59
Dafa Ramdan Rachmadi.
60
Afina tidak masuk sekolah.
61
Dirundung kesedihan.
62
Dimana-mana ada Fina.
63
Ingin sekolah.
64
Mama aku suka memaksakan kehendak.
65
Tidak sadarkan diri.
66
Titik terang.
67
Dehidrasi.
68
Maafkan Fina Mama.
69
Kalap.
70
Melarikan diri.
71
Linggis berkarat.
72
Jin baik menjamu ku.
73
Curahan hati David.
74
Air mata dua wanita.
75
Semua salah.
76
Galah panjang.
77
Derita istri kedua.
78
Mimpi buruk.
79
Sunyi sepi sendiri.
80
Keputusan David.
81
Misi Andini.
82
Bingung memilih.
83
Selamat tinggal.
84
Menemukan surat.
85
Tertangkap.
86
Berjanji.
87
Memaafkan.
88
Aku tidak sempurna.
89
Perasaan Apa Ini?
90
Gendut dan jelek.
91
Bertemu.
92
Rindu berat.
93
Anak baru pindah.
94
Akhirnya bertemu disini.
95
Kebimbangan.
96
Beri saya waktu.
97
Kerja sama.
98
Kebakaran jenggot.
99
Menjadi pengemis.
100
Jodoh sepertiga malam.
101
Bella diculik.
102
Gemar menguntit.
103
Sedih.
104
Sah
105
Jatuh tersungkur.
106
Hidangan pembuka.
107
Tertembak peluru
108
Kebahagiaan sekaligus kesedihan.
109
Sok polos.
110
Persalinan.
111
Aku tidak mau berbagi bunda.
112
Sarapan kue apem.
113
Berangkat negara A.
114
Musibah.
115
Semoga hanya mimpi.
116
Wajah kamu jelek.
117
Lahiran.
118
Kebersamaan yang indah.
119
Istri terbaikku.
120
Pengumuman bukan up
121
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!