Lamaran.

Sabrina berkutat di depan lap top, menggantikan pekerjaan Adnan hingga hampir jam 12 siang. Namun, Adnan maupun Afina, masih pulas. Ia tersenyum tidak terasa pekerjaan telah selesai.

Sabrina pun duduk bersandar di sofa, chatting dengan Prily sambil senyum-senyum. Hingga akhirnya ia tertidur juga di bawah kaki Adnan yang sedang selonjor. Handphone yang ia pegang terlepas dari tangan jatuh ke lantai tanpa Sabrina sadari.

*******

Setelah adzan dzuhur dan shalat di masjid, Bobby naik lift menuju lantai atas dimana Afina dirawat. Perjaka yang sudah usia matang itu berniat menjenguk putri sahabatnya.

Sampai di depan pintu ruang rawat seperti petunjuk mama Fatimah. Bobby membuka pintu perlahan. Mata Bobby seketika melebar kala menatap pemandangan di sofa. Yakni kaki Adnan menumpang di pangkuan Sabrina yang sedang pulas bersandar di kursi panjang nan empuk.

Bobby membiarkan mereka terbuai dalam mimpi. Ia mendekati Afina memegang dahi gadis kecil itu, rupanya panasnya sudah turun tidak seperti yang diceritakan Fatimah.

Bobby lantas mendekati sofa tersenyum jail memotret Adnan dan juga Sabrina. Selesai memotret ia pun duduk santai bermain game online menunggu mereka bangun.

Hampir satu jam Sabrina tidur ia hendak bangun mamun matanya seolah lengket tidak mau terbuka. Sabrina meraba benda berat yang menindih kedua pahanya yang tertutup gamis muslim.

"Kok seperti kaki? Sabrina membatin. Perlahan ia membuka mata.

"Kiaaaa..."

Bluk"

Sabrina memekik karena terkejut mendorong kaki Adnan, hingga Adnan jatuh ke lantai.

"Sabrina... kamu kasar amat sih!" Adnan memegangi bokongnya yang sakit karena terjungkal ke bawah.

"Lagian Bapak ngapain... kaki nya di tumpangi ke paha saya? Bapak sengaja kan?!" Sabrina kesal.

"Bohong! Kamu, siapa lagian yang sengaja, namanya juga orang tidur" entah sedang ngingau atau sadar Adnan ngomel-ngomel. Membuat Sabrina kesal tidak menyahut, kemudian segera ke toilet meninggalkan Adnan.

Sabrina tidak menyadari jika ada pria yang duduk di dekat Afina senyum-senyum memperhatikan mereka.

"Hahaha..." Bobby menghampiri Adnan yang masih duduk di lantai.

"Ngapa loe?! Tertawa nggak jelas!" sungut Adnan melempar tatapan datar ke arah Bobby.

"Yang ada loe yang salah Nan, tapi loe nyalahin calon bini loe," Bobby mencebik.

"Calon bini?" Adnan segera bangun lalu duduk di kursi.

"Hais loe! Pura-pura nggak tahu, hari sabtu besok, loe akan melamar Sabrina kan?" tanya Bobby. Ketika di rumah mama Fatimah, sebelum berangkat ke rumah sakit, Fatimah sudah cerita pada Bobby.

"Ngaco," Adnan tidak yakin. Sebab ia memang belum tahu, tapi di dalam hati nya mengamini.

"Halaaah... Tante Fatimah barusan cerita sama gw, makanya jaga sikap loe, nanti Dia ngambek, terus batalin niat loe," Bobby berkata panjang lebar.

"Memang sikap gw yang mana, yang harus gw jaga," Dahi Adnan mengkerut.

"Barusan juga loe ngomel-ngomel, padahal loe yang salah," Bobby kemudian membuka hp.

"Lihat nih! Hahaha..." Bobby menunjukkan foto yang barusan ia ambil.

"Cek! loe!" Adnan pun beranjak.

"Mau kemana loe?" seru Bobby, ketika Adan melangkah keluar. Namun Adnan sudah tidak menyahut.

Ia ternyata ke restoran membeli makan siang untuk bertiga setelah shalat dzuhur tentunya.

Dengan membawa kantong plastik berwarna merah, ia kembali ke ruang rawat. Sampai di tempat, netranya menangkap keseruan Sabrina sedang bercanda bersama Afina.

"Anak Papa sudah makan?" Adnan mendekati putrinya. Melirik Sabrina yang enggan untuk menatap nya, kejadian tadi membuat Sabrina malu dan kesal.

"Sudah... barusan, sayurnya Fina habiskan," celoteh Afina.

"Waah... pintar," puji Adnan.

"Sekarang Afina istirahat dulu, biar Bunda makan sama Papa," kata Adnan membuat Sabrina merasa tergelitik tiap kali Adnan memanggilnya Bunda.

"Tapi... jangan makan di luar?" Afina cemberut.

"Nggak kok, makan disini," Adnan menunjukkan kantong plastik.

Afina akhirnya mengangguk.

"Kita makan dulu In" ajak Adnan.

"Bapak saja yang makan," tolak Sabrina. Padahal perutnya memang sudah lapar.

"Pasti kamu masih kesal dengan kejadian tadi ya? Maaf, aku nggak sengaja," Adnan menyembunyikan rasa malu, karena sudah menumpangkan kaki di pangkuan Sabrina tanpa ia sadar.

"Iya" Sabrina pun mengangguk, mengikuti Adnan menghampiri Bobby yang masih sibuk dengan hp.

"Ciee ciee..." Bobby nyengir kuda meledek Sabrina dan Adnan.

"Jangan banyak ngomong! Sudah makan belum?" Adnan memberikan satu kotak makan siang.

"Sudah sih, tapi kalau gratis, siapa yang mau menolak," Bobby justeru membuka kotak lebih dulu.

"Pantas, perut Pak Bobby gendut," celetuk Sabrina tersenyum, begitu juga dengan Adnan.

"Jangan di kira, perut seperti ini, banyak dikagumi kaum hawa, soalnya kalau tidur, jadi tidak perlu pakai bantal. Hahaha," Bobby jika bicara suka ceplas-ceplos.

Mereka makan siang dalam diam.

*********

Hari berganti, sudah tiga hari Afina di rawat. Adnan dan juga Sabrina memberikan perhatian khusus, dan akhirnya di ijinkan pulang, karena sudah pulih kembali.

"Papa... aku boleh ikut ke rumah Bunda kan?" tanya Afina saat semua sudah berkumpul di dekat mobil. Seperti yang sudah disepakati kedua belah pihak, tepatnya hari sabtu, papa Rachmad dan Fatimah hendak melamar Sabrina.

"Tentu dong sayang..." Adnan segara menggendong Afina masuk ke dalam mobil.

******

Sementara di kamar Sabrina, ia sudah selesai didandani oleh perias, dan hasilnya tampil cantik. Namun ketegangan meliputi wajahnya.

"Loe jangan tegang gitu napa, In," Prily terkikik.

"Loe nggak ngerasain sih, perasaan gw tuh campur aduk! Tahu!" Sabrina memang dag dig dug. Wajar, hal seperti ini sering dialami oleh setiap wanita yang akan dilamar maupun menikah.

"Oh iya In, gw salut deh sama loe, selama ini kan loe selalu menolak cowok, tapi ternyata malah memilih Pak Adnan," Prily menatap lekat wajah Sabrina.

"Jangan dibahas," Sabrina menjawab singkat.

"Oh iya In, sekarang jujur deh sama gw, apa loe mencintai Pak Adnan?" cecar Prily.

Sabrina hanya menggeleng. Andai punya pilihan, ia saat ini memilih kuliah, karena sama sekali belum ada keinginan untuk menikah. Apa lagi, Sabrina belum memahami siapa itu Adnan, Sabrina tahu, Adnan pria sholeh tentu tidak meragukan untuk ia jadikan imam. Namun masalahnya Adnan itu seorang duda cerai. Sabrina hanya bisa berdoa semoga pernikahanya nanti, akan langgeng hingga sampai ajal memisahkan.

Ia tidak tahu apa itu cinta, yang Sabrina tahu, hanya merelakan masa mudanya demi anak kecil yang masih membutuhkan perhatian seorang ibu.

Kedua sahabat itu mempunyai pemikiran yang berbeda.

Prily tidak berani lagi bertanya. Prily tahu sahabatnya bersedia menjadi istri Adnan, hanya demi Afina. Namun lain bagi Prliy, siapa yang akan menolak pria seperti Adnan. Kaya, tampan, dan juga baik menurut Prily.

Tok tok tok.

Pintu kamar Sabrina di ketuk, Prily segera membuka pintu.

"Sabrina sudah siap belum? Keluarga Adnan sudah menunggu," Kamila memanggil Sabrina.

********

Bersambung.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ciee yamg lamaran

2023-01-24

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

tenang in nanti jg bucin kamu sm adnan..lanjuut

2023-01-23

0

Authophille09

Authophille09

Yang sabar ya inn🤭

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Sabrina & Afina.
2 Perkenalan Tokoh.
3 Sepertinya Mengenal.
4 Dipanggil Direktur.
5 Pertemuan.
6 Terkejut
7 Pertengkaran.
8 Merona Karena Malu.
9 Berdesir.
10 Trauma masa silam.
11 Pendekatan.
12 Cemburu.
13 Memantapkan diri.
14 Mengungkapkan.
15 Menyebabkan Jantung Berdebar.
16 Lamaran.
17 Menjelang Pernikahan.
18 Nervous.
19 Kehadiran Mantan.
20 Icip Icip
21 Yang Di Cari Sedang Bercocok Tanam.
22 Afina Hilang.
23 Tidak Boleh Mengeluh.
24 Bibit Unggul.
25 Menjalani Peran Baru.
26 Kepribadian Ganda.
27 Marah Yang Tidak Beralasan
28 Terpesona.
29 Mama Fatimah Marah
30 Hasil tes kesuburan.
31 Kekasih Halal
32 Jatuh cinta hingga tidak bisa bangun.
33 Main petak umpet.
34 Setelah penantian.
35 Luntur predikat istri patuh.
36 Doorprize mobil.
37 Mengurung diri.
38 Sabrina Hilang.
39 Kalang kabut.
40 Sesal.
41 Pendarahan.
42 Teman Baru.
43 Belum ingin bertemu.
44 Gigit jari.
45 Tidak ingin berpisah.
46 Bertemu.
47 Anak sambung pengobat luka.
48 Panggilan nomor hp tidak di kenal.
49 Janjian.
50 Ketahuan.
51 Maaaakkkk... aku kwalaaaattt.
52 Sapu tangan misterius.
53 Kontraksi.
54 Bayi laki laki.
55 Kemana kamu Afina.
56 Berhasil dihasut.
57 Pilihan Afina.
58 Andai aku menjadi jodohmu sejak 10 tahun yang lalu.
59 Dafa Ramdan Rachmadi.
60 Afina tidak masuk sekolah.
61 Dirundung kesedihan.
62 Dimana-mana ada Fina.
63 Ingin sekolah.
64 Mama aku suka memaksakan kehendak.
65 Tidak sadarkan diri.
66 Titik terang.
67 Dehidrasi.
68 Maafkan Fina Mama.
69 Kalap.
70 Melarikan diri.
71 Linggis berkarat.
72 Jin baik menjamu ku.
73 Curahan hati David.
74 Air mata dua wanita.
75 Semua salah.
76 Galah panjang.
77 Derita istri kedua.
78 Mimpi buruk.
79 Sunyi sepi sendiri.
80 Keputusan David.
81 Misi Andini.
82 Bingung memilih.
83 Selamat tinggal.
84 Menemukan surat.
85 Tertangkap.
86 Berjanji.
87 Memaafkan.
88 Aku tidak sempurna.
89 Perasaan Apa Ini?
90 Gendut dan jelek.
91 Bertemu.
92 Rindu berat.
93 Anak baru pindah.
94 Akhirnya bertemu disini.
95 Kebimbangan.
96 Beri saya waktu.
97 Kerja sama.
98 Kebakaran jenggot.
99 Menjadi pengemis.
100 Jodoh sepertiga malam.
101 Bella diculik.
102 Gemar menguntit.
103 Sedih.
104 Sah
105 Jatuh tersungkur.
106 Hidangan pembuka.
107 Tertembak peluru
108 Kebahagiaan sekaligus kesedihan.
109 Sok polos.
110 Persalinan.
111 Aku tidak mau berbagi bunda.
112 Sarapan kue apem.
113 Berangkat negara A.
114 Musibah.
115 Semoga hanya mimpi.
116 Wajah kamu jelek.
117 Lahiran.
118 Kebersamaan yang indah.
119 Istri terbaikku.
120 Pengumuman bukan up
121 Draft
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Sabrina & Afina.
2
Perkenalan Tokoh.
3
Sepertinya Mengenal.
4
Dipanggil Direktur.
5
Pertemuan.
6
Terkejut
7
Pertengkaran.
8
Merona Karena Malu.
9
Berdesir.
10
Trauma masa silam.
11
Pendekatan.
12
Cemburu.
13
Memantapkan diri.
14
Mengungkapkan.
15
Menyebabkan Jantung Berdebar.
16
Lamaran.
17
Menjelang Pernikahan.
18
Nervous.
19
Kehadiran Mantan.
20
Icip Icip
21
Yang Di Cari Sedang Bercocok Tanam.
22
Afina Hilang.
23
Tidak Boleh Mengeluh.
24
Bibit Unggul.
25
Menjalani Peran Baru.
26
Kepribadian Ganda.
27
Marah Yang Tidak Beralasan
28
Terpesona.
29
Mama Fatimah Marah
30
Hasil tes kesuburan.
31
Kekasih Halal
32
Jatuh cinta hingga tidak bisa bangun.
33
Main petak umpet.
34
Setelah penantian.
35
Luntur predikat istri patuh.
36
Doorprize mobil.
37
Mengurung diri.
38
Sabrina Hilang.
39
Kalang kabut.
40
Sesal.
41
Pendarahan.
42
Teman Baru.
43
Belum ingin bertemu.
44
Gigit jari.
45
Tidak ingin berpisah.
46
Bertemu.
47
Anak sambung pengobat luka.
48
Panggilan nomor hp tidak di kenal.
49
Janjian.
50
Ketahuan.
51
Maaaakkkk... aku kwalaaaattt.
52
Sapu tangan misterius.
53
Kontraksi.
54
Bayi laki laki.
55
Kemana kamu Afina.
56
Berhasil dihasut.
57
Pilihan Afina.
58
Andai aku menjadi jodohmu sejak 10 tahun yang lalu.
59
Dafa Ramdan Rachmadi.
60
Afina tidak masuk sekolah.
61
Dirundung kesedihan.
62
Dimana-mana ada Fina.
63
Ingin sekolah.
64
Mama aku suka memaksakan kehendak.
65
Tidak sadarkan diri.
66
Titik terang.
67
Dehidrasi.
68
Maafkan Fina Mama.
69
Kalap.
70
Melarikan diri.
71
Linggis berkarat.
72
Jin baik menjamu ku.
73
Curahan hati David.
74
Air mata dua wanita.
75
Semua salah.
76
Galah panjang.
77
Derita istri kedua.
78
Mimpi buruk.
79
Sunyi sepi sendiri.
80
Keputusan David.
81
Misi Andini.
82
Bingung memilih.
83
Selamat tinggal.
84
Menemukan surat.
85
Tertangkap.
86
Berjanji.
87
Memaafkan.
88
Aku tidak sempurna.
89
Perasaan Apa Ini?
90
Gendut dan jelek.
91
Bertemu.
92
Rindu berat.
93
Anak baru pindah.
94
Akhirnya bertemu disini.
95
Kebimbangan.
96
Beri saya waktu.
97
Kerja sama.
98
Kebakaran jenggot.
99
Menjadi pengemis.
100
Jodoh sepertiga malam.
101
Bella diculik.
102
Gemar menguntit.
103
Sedih.
104
Sah
105
Jatuh tersungkur.
106
Hidangan pembuka.
107
Tertembak peluru
108
Kebahagiaan sekaligus kesedihan.
109
Sok polos.
110
Persalinan.
111
Aku tidak mau berbagi bunda.
112
Sarapan kue apem.
113
Berangkat negara A.
114
Musibah.
115
Semoga hanya mimpi.
116
Wajah kamu jelek.
117
Lahiran.
118
Kebersamaan yang indah.
119
Istri terbaikku.
120
Pengumuman bukan up
121
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!