Afita segera berlari ke kamar, sementara Zafian yang rupanya sudah bersiap untuk bekerja mendekat ke arah sang bunda.
"Apa Afita tau kalian mendapat undangan pernikahan Eliza dua hari lagi?" Tanya Anita, saat Zafian yang berada di kursi roda sudah berada disampingnya.
"Belum Bun, aku belum sempat memberitahunya, dan sepertinya lebih baik tidak usah datang"
"Tidak baik seperti itu Zaf, Bunda sarankan untuk tetap hadir bersama dengan Afita"
"Tapi Bun, aku belum siap, membayangkan saja hatiku masih terasa sakit, apalagi_"
Deg.
Zafian segera menghentikan kalimatnya saat terkejut melihat Afita sudah duduk didekatnya.
"Kenapa berhenti?" Tanya Afita.
"Ti_ tidak, tidak ada apa-apa, cepat sekali kau merapikan diri" sahut Zafian merasa bingung dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Jadi kita mendapat undangan pernikahan dari Eliza, Bun?" Tanya Afita tanpa memperdulikan perkataan Zafian.
"Em, iya Afita, bagaimana menurut mu?" Tanya Anita yang sebenarnya tidak enak hati, khawatir akan perkataan Zafian didengar oleh menantunya.
"Saya terserah Zafian Bun" ucap Afita santai.
"Kalau begitu tidak usah datang" sahut Zafian menegaskan kembali.
"Baik, tapi aku akan datang"
"Apa?!" Zafian terkejut.
"Aku datang bukan sebagai undangan dari Eliza, tapi undangan dari rekan bisnisku tuan Bimo Trihatmodjo, kemaren mengirim undangan ke kantor" sahut Afita.
"Tidak bisa!" Protes Zafian.
"Kenapa tidak?"
"Ck, aku tidak suka dengan Bimo Trihatmodjo, dia laki-laki_"
"Tapi dia rekan bisnis ku, bukannya kamu juga akan bekerja sama?" Afita menyela.
"Iya, tapi_"
"Aku tetap datang" sahut afita lagi.
"Oke, ikut dengan ku, kita datang berdua, jangan berani ke sana sendiri!" Suara Zafian meninggi.
"Santai saja, Kenapa harus berbicara keras, aku tidak tuli"
"Karena sebagai istri, kamu tidak menuruti apa kata suami"
"Aku berangkat dulu Bun, takut terlambat" ucap Afita tidak menghiraukan Zafian lagi.
"Afita!" Teriak Zafian.
"Apa lagi?" Teriak Afita tak kalah kerasnya.
"Jangan pergi begitu saja, kalau sedang bicara denganku!"
"Kau tidak sedang bicara, tapi membentak ku tuan Zafian Al Faradz" jawab Afita dengan tatapan tajamnya.
Anita terlihat begitu nelangsa melihat perdebatan kedua orang yang sangat di kasihinya, Afita tanpa sengaja melihat keadaan sang Bunda yang sudah meneteskan air matanya, segera melepaskan egonya.
"Aku minta maaf Zaf, maafkan Afita bunda" ucapnya sebelum akhirnya tetap melangkah pergi meninggalkan Mansion dengan hati yang sebenarnya mulai merasakan sakit saat mengingat alasan Zafian tidak mau hadir dalam memenuhi undangan.
Zafian segera mendekati sang Bunda, memeluknya erat dan mengucapkan kata maaf, Anita mengangguk berusaha mengerti apa yang sebenarnya terjadi antara dua orang yang bersatu tanpa ada rasa cinta.
"Bunda tau, hubungan kalian belum seperti yang bunda harapkan, tapi bunda yakin, Afita yang terbaik untukmu Zaf, begitu juga Kamu, adalah yang terbaik untuk Afita, berusahalah saling mengalah, perbaiki komunikasi kalian, bersabarlah nak" ucap lembut Anita dengan tetesan air mata.
**
Tiba di Ruang Kerjanya, Zafian yang masih setia beraktivitas dengan kursi Rodanya, kini sedang memberikan perintah untuk mengatur jadwal pertemuan kerja sama dengan Bimo Trihatmodjo hari ini juga.
"Kita akan mengadakan pertemuan dengan tuan Bimo di jam makan siang pak Zafian" ucap Cintia sang sekretaris.
"Baik, siapkan semua berkas yang diperlukan, soal tempat, siapa yang menentukan?" Tanya Zafian.
"Tuan Bimo pak"
"Dimana?"
"Di restoran Hotel mewah ini pak" ucap Cintia sambil menyodorkan kartu nama hotel termewah di kota Surabaya.
Zafian terkesiap saat mengetahui restoran itu berada di dalam lingkungan hotel yang menjadi milik istrinya.
"Bagaimana pak Zafian?" Tanya Cintia bertanya kembali saat melihat atasannya masih terdiam.
"Baik, kita akan kesana nanti siang"
"Siap pak, akan saya siapkan semua berkasnya"
Cintia segera keluar dari ruang kerja atasannya dan segera menyiapkan berkas apa yang diperlukan, sementara Zafian masih menenangkan pikirannya, merasa tidak enak hati sudah membuat keributan dengan Afita di pagi hari.
Sementara Afita yang kurang bersemangat, ditambah tubuh dan matanya yang lelah karena kurang istirahat, nampak merebahkan kepalanya di sandaran kursi, merasa tidak enak hati juga setelah pertengkaran dengan Zafian.
"Maaf Nona Afita, apa boleh saya masuk?" Ucap Naura.
"Memang ada apa?" Tanya Afita menoleh sekejab ke Sekretaris nya.
"Ada yang memboking restoran eksekutif yang berada di lantai tiga"
"Bukankah kita harusnya malah senang?" Tanya Afita merasa aneh dengan Naura.
"Iya nona, tapi mereka juga membawa beberapa wanita penghibur untuk menemani, apa boleh?"
"What!, Siapa yang berani melakukan hal itu di hotel ku, breng-sek!, Tolak saja, jangan kasih ijin, suruh cari tempat yang lain!" Perintah Afita yang langsung murka.
"Bener, tuan Afita tidak mau tau dulu siapa orangnya?" Sahut Naura.
Afita mengerutkan kening, berpikir dan menduga-duga.
"Memang nya siapa?"
"Tuan Bimo Trihatmodjo akan melakukan pertemuan bisnis dengan Tuan Zafian Al Faradz"
"Apa!" Sontak Afita terkejut.
"Terus bagaimana Nona?, Apa kita harus menolaknya?" Tanya Naura kembali.
"Tunggu, setujui saja, dengan syarat tanpa ada wanita penghibur di dalamnya, kalau tuan Bimo menolak, batalkan saja, biar mencari tempat yang lain" ucap Afita tegas.
"Siap Nona Afita!" Jawab Naura, lalu segera pergi meninggalkan ruangan.
Dalam hati, Afita merasa heran, yang jelas Bimo pasti punya suatu rencana sampai harus mengundang Zafian untuk melakukan pertemuan bisnis di restoran yang berada di hotel mewah miliknya, padahal sudah jelas dia tau bahwa Zafian adalah suaminya dan mantan dari calon istrinya.
Waktu yang ditunggu sudah tiba, Zafian kini sudah berada dalam sebuah Restoran mewah dan eksklusif yang di boking oleh Bimo Trihatmodjo untuk melakukan pertemuan.
Cintia yang tentu saja ikut menemani Zafian berjalan cepat di samping dengan pakaian yang begitu seksi tidak biasanya, kali ini belahan rok span nya bahkan membuat mata Zafian sakit.
"Kenapa hari ini kau memakai rok pendek sekali?" Tanya Zafian berusaha untuk mengalihkan pandangannya.
"Maaf pak Zafian, saya merasa ini biasa saja" jawab sekretaris nya.
"Ck, kau ini, jangan lagi mengunakan pakaian seperti itu" perintah Zafian.
"Baik pak" jawab Cintia dengan menunduk.
Pertemuan telah berlangsung, kini kata kesepakan telah di buat, dimana perusahaan AFIAN group menjadi penanggung jawab pembangunan Hotel Mewah milik Bimo Trihatmodjo.
"Maaf Tuan Zafian, anda sudah mendapatkan undangan dari Eliza bukan?" Tanya Bimo membuat Zafian tersentak.
"Iya, tentu saja tuan Bimo"
"Baguslah, maaf kalau akhirnya Eliza lebih memilih ku" ucap Bimo dengan bangganya.
Zafian hanya tersenyum, walaupun dalam hatinya mengu-mpat perkataan laki-laki yang ada di depannya.
Belum cukup membuat Zafian panas telinga, Bimo kembali berkata. "Pernikahan itu sangat menyenangkan bukan, tuan Zafian?"
"Tentu saja" ucap Zafian masih tersenyum.
"Bisa bertukar pengalaman, di bagian mana yang paling menyenangkan menurut anda?" Satu pertanyaan lagi yang sontak membuat Zafian kembali terkejut dalam diam.
"Tentu saja, di setiap momen yang ada, bukan begitu honey?" Suara seorang wanita mengejutkan keduanya.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JGN MMIKIRKN ELIZA TRUS, ITU YG BIKIN AFITA ILLFILL
2024-07-02
2
Sulaiman Efendy
AFIAN JUGA BAHLUL, SDH TAU ISTRI LO CANTIK, DN JDI INCARAN BNYK LAKI2, TRMASUK BIMO, BRSIKAP LMBUTLH..
2024-07-02
2
Sulaiman Efendy
JENGKEL JUGA DGN AFIAN YG BLM MO DARI ELIZA,,, TRKADANG JENGKEL JUFA DGN AFITA YG KRAS KPALA..
2024-07-02
1