Keesokan harinya, Seorang laki-laki yang sudah tersadar dan mengetahui keadaannya hanya terdiam di temani oleh sahabatnya yang saat ini melakukan perawatan.
"Apa bunda kemaren histeris melihat keadaan ku?"
"Tentu saja Zaf, tapi beliau sudah bisa menerimanya, justru aku sekarang mengkhawatirkan keadaanmu" Jawab sahabatnya yang tak lain adalah dokter Firman.
"Hem, aku baik-baik saja, jangan khawatir"
"Kelumpuhan mu ini masih bisa di sembuhkan, hanya saja butuh waktu yang tidak bisa aku prediksi"
"Aku tau" ucap Zafian menunduk sedih melihat keadaan kakinya, "Apa dia sudah datang melihat ku?"
Firman menarik nafas dalam, "Tunangan mu itu terlalu sibuk dengan dirinya, bahkan mendengar soal kecelakaan mu tidak ada kabar berita"
"Jadi dia belum kesini?" Tanya Zafian.
”Belum, tadi meneleponku, mungkin sebentar lagi" jawab Firman yang kemudian merapikan alat medisnya, bersiap untuk kembali bertugas.
"Fir..?" Ucap Zafian.
Firman menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan mendekat kembali."Ada apa?"
"Apa benar yang membawa ku kemari seorang wanita?"
"Hem, dan dia sangat cantik, aku melihatnya seperti bidadari" jawab Firman dengan senyuman saat membayangkan wajah Afita.
"Aku akan buat perhitungan dengan wanita itu" ucap Zafian seketika emosi setelah mengingat kejadian kecelakaan itu.
"Hasil pemeriksaan pihak berwajib, kau mengalami kecelakaan tunggal"
"Iya, tapi itu karena wanita itu"
"Oh ya..memang apa yang di perbuatannya, lagi pula tidak ada bukti mengarah kesana" sangkal Firman.
"Ck..kau itu sahabatku apa bukan?" Ucap Zafian semakin emosi dibuatnya.
"Aku hanya bersikap realistis saja Zaf, dia masih bertanggung jawab lo dengan mengantarmu ke sini"
"Sudahlah.." sahut Zafian tidak suka.
"Aku berharap ELIZA RICARDO Tunangan mu itu bisa menerima keadaan mu saat ini" ucap Firman lagi dengan wajah seriusnya.
"Tentu saja, dia sendiri yang pernah bilang padaku kalau sangat mencintai ku apapun keadaanku" sahut Zafian.
"Semoga itu benar"
"Kenapa kau sepertinya tidak pernah setuju aku bisa bersama dengan Eliza?" Tanya Zafian.
"Ck..aku hanya menjagamu saja, wanita itu belum membuatku yakin menjadi yang terbaik untuk mu"
"Tapi aku sudah menjalin hubungan hampir lima tahun, ku rasa itu cukup untuk melihat bagaimana Eliza"
"Terserah kau saja, aku hanya mengingatkanmu Zaf, berhati-hati lah"
"Tidak usah khawatir, pikirkan saja bagaimana aku bisa cepat terbebas dari kelumpuhan ku ini"
"Tentu saja"
Berbincang keduanya berhenti disaat pintu kamar perawatan Zafian terbuka, dan disana nampak seorang wanita cantik berjalan mendekat, seketika senyum Zafian langsung mengembang.
"Sayang.." ucap Zafian lembut.
"Bagaimana keadaan mu?" Sahut Eliza sang kekasih yang kemudian segera duduk.
"Aku sudah baikan, hanya kakiku_"
"Apa kata dokter kelumpuhan itu akan berlangsung lama?" Tanya Eliza sebelum Zafian menyelesaikan kalimatnya.
"Yang jelas itu membutuhkan waktu yang tidak cepat" sebuah suara mengejutkan dua orang yang sedang berbincang, rupanya Firman kembali lagi ke kamar Zafian bersama dengan seorang wanita yang tak lain adalah Afita.
"Assalamualaikum.."
"Waalkum salam.." jawab firman dan Zafian hampir bersamaan, namun tidak dengan Eliza yang masih terdiam menyorot Afita yang kini sudah ada di depannya.
Disaat itu rupanya di barengi dengan kedatangan sang Bunda Zafian yang tak lain adalah ANITA YUNDANIA FARADZ.
"Syukurlah sudah banyak yang menemani kamu disini Zaf" ucap sang Bunda.
"Bunda baru datang?"
"Maaf..bunda ingin memasak makanan kesukaan mu tadi" jawab Anita yang kemudian menatap Afita yang terasa asing baginya. "Ini_?"
"Kenalkan Tante, saya Afita"
"Dia wanita yang membawa Zafian sampai di Rumah Sakit ini Bun" sahut Firman di saat Afita sudah me nyalam takzim ke Tangan Anita.
Sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Afita, namun ada hati yang menghangat menyelimuti Anita dan juga dokter Firman.
Namun tidak dengan Zafian yang mengamati dari tadi, hatinya masih bergemuruh saat mengingatkan kejadian kecelakaan itu yang tak lain karena ulah Afita yang mengejutkannya di jalanan.
Anita mempersilahkan duduk, lalu kemudian obrolan berlangsung
"Jadi nak Afita juga kerja disini?" Tanya Anita.
"Iya Bu"
"Dimana?"
"Saya_" Afita segera menghentikan kalimatnya, mengingat akan statusnya sebagai putri keluarga konglomerat yang terkenal, dirinya berniat menyembunyikan statusnya untuk sementara waktu.
"Saya baru 3 hari kerja di Surabaya Bu"
"Tiga hari saja kau sudah membuat susah orang lain" sahut Zafian yang sukses mencuri perhatian semuanya.
"Maksud anda?" Tanya Afita merasa tidak senang.
"Masih berani kamu bertanya?"
"Kau_"
"Apa?!, Kalau kau memang wanita yang baik dan bertanggung jawab, katakan dengan jujur kejadiannya" sahut Zafian berapi-api.
"Itu bukan salahku, kau duluan yang membuat kekacauan, menyalip mobilku dengan kasar di jalanan yang sangat ramai" jawab Afita tidak mau kalah.
"Tidak usah membolak-balikkan fakta"
"Apa maksud anda tuan Zafian?!" Tanya Afita makin emosi.
"CUKUP..!" seru Eliza kekasih Zafian.
"Ada hal lebih penting yang ingin aku sampaikan disini" ucapnya lagi.
"Ada apa sayang?" Tanya Zafian lalu meraih tangan kekasihnya.
"Maafkan aku Zaf, aku mau kita urungkan pernikahan kita" ucap Eliza menarik perlahan tangannya.
"APA..?!!"
Kompak Zafian, Firman dan juga Afita, sedangkan sang bunda berjalan perlahan mendekati Zafian.
"Tenanglah Zaf.." ucap Anita sambil mengusap punggung sang putra. "Apa tidak bisa dibicarakan nanti saja nak Eliza?" Tanya Anita berharap.
"Tunggu..ada apa ini??" Sela Zafian tidak mengerti.
"Maaf Zafian..aku dan keluarga mempunyai prioritas yang tinggi akan pernikahanku dan tentu saja soal pendamping ku" jawab Eliza.
"Maksudnya?" Tanya Zafian.
"Dengan keadaan mu yang sekarang ini, aku tidak bisa hidup berdampingan, maaf.."
"Keadaanku yang mana maksud mu?" Tanya Zafian mulai bisa membaca maksud Eliza.
"Aku menginginkan suami yang sempurna Zafian, tanpa cela sedikitpun, dan keadaan mu sekarang harus di kursi_"
"Maksud mu kakiku yang lumpuh ini?" Sahut Zafian.
Eliza terdiam, begitu juga dengan Anita yang air matanya mulai menggenang, tampak Firman mulai ikut emosi sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan pandangan Afita tertuju pada sosok Eliza yang memutuskan pertunangan dengan semudah itu.
"Rupanya cintamu hanya sebatas itu padaku, aku tidak menyangka" ucap dingin Zafian.
"Maaf Zaf..kau tau sendiri kan, aku dari keluarga terpandang" dengan sombongnya Eliza mengatakan hal itu, membuat Afita semakin melebarkan matanya tak percaya.
"Kami tau nak" sahut Anita yang sudah tidak tahan, dan air matanya keluar begitu saja.
"Kau tau alasanku kenapa aku tidak pernah menyukai hubunganmu dengan wanita ini kan Zaf?, Feeling ku tidak pernah salah" ucap Firman menyela.
Sementara Zafian masih terdiam, menahan semua sesak di dada, hatinya begitu nyeri, sebagai seorang laki-laki merasa tidak dihargai oleh orang yang selama ini di cintai.
"Sekali lagi aku minta maaf Zafian..aku_"
"Pergi, keluar dari kamar ini!!" teriak Zafian.
"Kau mengusirku?" Ucap Eliza tidak percaya dengan kata-kata dingin dari Zafian.
"SEMUA KELUAR..!!!" Teriak Zafian mengagetkan semuanya.
Anita yang tau akan hebatnya sakit hati sang putra saat ini, segera memeluk Zafian, mengecup keningnya lalu mengajak semua keluar dari kamar.
"Maaf Tante..saya harus memutuskan hal ini" ucap Eliza terasa seperti tidak tau situasi sama sekali.
"Iya..Tante mengerti, maaf kalau keadaan Zafian membuatmu dan keluarga kecewa" sahut Anita.
"Inilah yang aku takutkan tentang dirimu Nona Eliza Ricardo, tapi untunglah semua belum terlanjur" sahut Firman yang dari tadi menahan geram.
"Jangan ikut campur urusanku dokter Firman, ingat..kau bekerja di Rumah sakit dengan penanam Saham tertinggi dari keluarga ku, keluarga Ricardo, aku bisa mendepak mu kapan saja, kalau kau membuat masalah dengan ku"
"Kau_!"
"Firman..sudahlah, sabar nak" sahut Anita mendekat dan menenangkan Firman.
Sementara itu Afita hanya menatap tajam kearah Eliza yang semakin arogan tanpa memperdulikan perasaan orang lain, "Sombong sekali wanita ini, bisa-bisanya laki-laki itu memilihnya sebagai kekasih, apa hatinya sudah buta" batin Afita.
"Baiklah aku pamit dulu Tante..ku harap Zafian akan menemukan pendamping yang sesuai untuknya, dan aku rasa seharusnya wanita yang membuatnya lumpuh yang harus bertanggung jawab" ucapnya ketus melirik kearah Afita sambil berlalu pergi.
Afita mengepalkan tangannya, Ingin sekali memberikan pelajaran setidaknya satu pukulan di wajah wanita yang sungguh menyebalkan baginya saat ini, namun sayang, itu tidak bisa dilakukan ditempat keramaian, apalagi saat ini identitasnya masih di sembunyikan.
"Wanita Gila!!" Ucap lirih Afita yang masih bisa didengar oleh Anita dan juga Firman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
awesome moment
salah paham. dendam salah sasaran
2024-10-26
0
Ant
entar musuhan trus bucin... 🥰
2024-08-21
1
Yani
Seru kayanya
2024-06-16
2