Pertemuan di sebuah Hotel termewah di Surabaya tengah berlangsung, Afita lebih banyak diam tidak seperti biasanya, rupanya konsentrasinya terbelah dengan masalah laki-laki yang membuatnya pusing sedari pagi, hingga pertemuan itu selesai dan kembali ke ruangan kerja, suasana hatinya masih juga diliputi rasa tidak nyaman.
"Breng-sek!!" Ucap Afita, sontak Naura yang masih ada disampingnya sangat terkejut, mulai bisa menduga bahwa sang Bos dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Ehem..bisa saya tau siapa yang breng-sek nona Afita?"
"Zafian..!" Teriaknya spontan tanpa disadarinya.
"Siapa?" Sahut Naura terkejut saat nama laki-laki keluar dari mulut Afita begitu saja.
"Eh..apa?" Ucap Afita baru sadar akan apa yang diucapkannya.
"Siapa Zafian Nona..??" Tanya Naura dengan sedikit menahan tawa melihat tingkah bingung Bos nya.
"Ish..kau ini, keluarlah, kenapa menempel padaku terus, aku akan memanggil mu kalau aku membutuhkan" sahut Afita beranjak dari tempatnya lali duduk di kursi kerjanya kembali.
"Baik Nona Afita..saya siap membantu masalah Zafian..eh maaf, keliru" goda Naura dengan sengaja.
"NAURA..KELUAR..!!" Afita berteriak makin kesal.
"Baik Nona..Maaf!!" Jawab Naura terkekeh sambil melesat keluar.
Afita mendesah kesal saat melihat beberapa berkas milik Naura yang harusnya segera dikerjakan masih tertinggal diatas meja kerjanya, dengan malas Afita terpaksa menghubungi sekertaris nya lewat telpon untuk kembali.
"Kesini cepat, ada yang kamu tinggalkan di mejaku" ucap Afita ketus.
"Bukan Nama Zafian kan Nona?" Jawab Naura sengaja.
"Naura..mau kamu aku pecat?!"
"Ampun Nona Afita"
"Kesini cepat!" Perintah Afita dan segera menutup teleponnya, namun beberapa detik berikutnya berbunyi kembali, dengan cepat Afita mengangkat dan berteriak.
"Berkas mu yang ketinggalan.. bukan Zafian!!" Teriak Afita di saluran telepon.
"Siapa Zafian?" Terdengar suara berat yang membuat mata Afita langsung terbelalak.
"Daddy..?!!"
"Siapa Zafian?" Ucap suara itu lagi yang rupanya berasal dari seorang Alex Brian Nugraha.
"Sorry Dad..itu, hanya..Itu.."
"Dari Zafian nona Afita..?" Tiba-tiba saja muncul pertanyaan dari sekertaris laknatnya.
"Ssttt..Diam..Ini Daddy!" Sahut cepat Afita dengan panik.
"Ouh..maaf, ampun..saya keluar, tidak ikut-ikutan" cicit Naura segera berlari pergi.
"Dasar mulut ember!" Ucap spontan Afita kesal akan kelakuan Naura.
"Kau mengatai Daddy mu?!" Terdengar suara lagi dari saluran telepon nya.
"Duh..bukan Daddy, itu untuk sekretaris ku yang hobi nyinyir" jawab Afita.
"Lalu siapa Zafian tadi?"
"Itu anu Dad.. teman..iya, teman bisnis saja" bohong Afita.
"Kau kira Dady bisa di bohongi, jawab jujur atau aku akan kesana sekarang juga!" ancam sang Daddy pada akhirnya.
"Bukan begitu Dad, itu..duh..ceritanya panjang, nanti aku telpon lagi Dad, sekarang masih mau meeting dengan klien, Afita tutup dulu telponnya ya Dad"
"Baik, kau hutang penjelasan Afita, nanti malam segera jelaskan semuanya"
"Siap Dad"
"Dady mau memberitahu akan ada teman bisnis Dady yang ingin bertemu denganmu, ingin kerjasama bisnis Hotel yang akan di bangun di Surabaya, kau tertarik?"
"Tentu saja Dad, siapa namanya?"
"Nanti kau akan tau, dia pengusaha muda bergerak di bidang yang sama denganmu, Perhotelan"
"Siap Dad..apa orang ini bisa di percaya?"
"Daddy belum tau pasti, ingat selalu pesanku, hati-hati, jangan mudah percaya begitu saja, pastikan semuanya dulu, kau tau caranya bukan?"
"Tentu saja, Daddy sudah memberikan ilmu terbaik untukku, jangan khawatir "
"Bagus, jaga diri baik-baik disana, kalau aku mendengar ada yang tidak beres denganmu, kakak dan mommy mu akan turun tangan"
"Iya Dad, aku baik-baik saja, sungguh"
Kemudian sambungan terputus setelah keduanya mengucap dan menjawab salam, Afita kembali memanggil Naura dan keluar untuk bertemu dengan teman bisnisnya yang akan melakukan kerjasama.
Hari sudah semakin sore, tepat sebelum Maghrib, Afita memasuki Apartemen miliknya, membersihkan diri sejenak dan kemudian memasak untuk makan malamnya, tak lama setelah dirinya bersantai di depan televisi tiba-tiba saja handphone nya berdering, Afita menepuk kepalanya, dirinya lupa bahwa punya hutang penjelasan yang harus di bayar saat ini juga.
Cerita yang diberikan bergulir begitu saja, Afita menyelesaikan serangkaian Kejadian tentang sosok laki-laki yang bernam Zafian.
"Sepertinya kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu, apa kau tidak merasa bersalah?" Ucap Alex sang Daddy.
"Aku tidak sengaja melakukan itu Dad, dan itu juga karena laki-laki itu yang mengawalinya"
"Aku hanya bertanya, apa kau tidak merasa bersalah?" Ucap Alex lagi.
"Aku_?"
"Keluarga kita akan ada yang kesana untuk mendengar dari pihak laki-laki itu"
"Maksud nya Daddy tidak percaya padaku?"
"Tentu saja percaya, dan kami sebagai keluargamu akan meminta maaf secara pribadi, ingat..suatu kesalahan harus segera di benarkan, jangan ditunggu menjadi masalah baru"
"Ck.. tapi aku bisa menyelesaikan sendiri Dad"
"Aku tidak melihat hal itu"
"Terserah.."
"Tunggu kami" ucap sang Daddy.
"Iya Dad.." jawab Afita yang kini tidak bisa berbuat apa-apa. "Kenapa urusannya jadi serumit ini sih..semoga Zafian segera bisa berjalan kembali dan masalah ini segera berlalu, membuatku merasa bersalah saja.. Dasar..!!" Ucap lirih Afita berbicara sendiri.
**
Pagi yang membuat Afita malas sekali, melihat dua orang yang siap untuk bertemu dengan Zafian dan ibunya di Rumah Sakit, Rupanya jam sebelas malam sang Mommy (Reyna Khaira Kusuma) dan sang kakak (Aftan Brian Nugraha) sudah berada di Apartemen nya.
"Apa tidak bisa nanti siang saja Mom?" Tanya Afita.
"Tidak bisa, lebih cepat lebih baik, mommy juga tidak bisa berlama-lama di sini".
"Ini semua karena ulah mu, kau pikir aku tidak punya kerjaan, beberapa pertemuan penting terpaksa aku batalkan" sahut Aftan tidak mau kalah.
"Kalau kalian sibuk, kenapa juga kesini?" Jawab Afita.
"Itu karena kau_" ucap Mommy dan Aftan bersamaan.
"Hehe..kalian ini kompak sekali" sahut Afita terkekeh.
"Dasar..!!" Aftan langsung memiting Afita dengan gemasnya.
"Aduh kak..lepas..sakit..!!" Teriak Afita.
"Rasakan..kau itu selalu saja ceroboh dan tidak berhati-hati melakukan apapun, lihat ini akibatnya, membuat orang lumpuh..itu kesalahan besar..Dasar..!!"
"Ish..bukan salahku sepenuhnya kak..aku sudah jelaskan ke Daddy semuanya"
"Tapi tetap saja, kau juga ikut andil disana Afita..sudah ayo kita berangkat!" Perintah sang mommy.
Tiba di Rumah Sakit, Afita menarik nafas panjang, berharap masalahnya akan segera terselesaikan dengan baik dan damai, apapun itu, hanya satu harapannya, segera bekerja kembali dan mengurusi bisnisnya tanpa gangguan.
Kedatangan mereka yang mendadak, sontak membuat Anita dan Zafian terkejut, Zafian mencoba mengingat sosok laki-laki yang tak lain adalah Kakak Afita yaitu Aftan.
"Sepertinya aku tidak asing dengan wajah laki-laki ini" batin Zafian masih memperhatikan disaat Afita memperkenalkan anggota keluarganya, tentu saja dengan menghilangkan embel-embel Nugraha yang masih dirahasiakan oleh semua nya.
"Sudah ku bilang semua terjadi karena kamu yang mencari gara-gara dahulu" ucap Afita membela diri.
"Apa maksudmu..aku menyalip mu, bukan mencari gara-gara dengan mu nona" sahut Zafian tidak terima.
"Tapi kau kasar sekali, membuat emosi ku terpancing" jawab Afita.
"Itu urusanmu!"
"Lalu kenapa yang terjadi denganmu harus menjadi urusanku?" Sahut Afita tak mau kalah.
"Karena kau harus bertanggung jawab, ulah mu itu membuat ku lumpuh, tunangan ku meninggalkanku dan pernikahanku gagal!!" Jawab Zafian dengan emosi.
"Apa kau bilang.?!, Seenaknya saja menyalahkan ku, matamu saja yang buta, bisa-bisanya memilih calon istri seperti wanita gila"
"Jaga bicaramu Nona Afita!"
"Kau juga jaga bicara mu tuan Zafian!" Teriak Afita tidak mau kalah.
"SUDAH!" Sela Aftan dengan keras.
"Tapi kak..!"
"Diam Afita..!!" Aftan memperingatkan, sontak membuat Afita terdiam.
"Baiklah, kami atas nama keluarga akan bertanggung jawab akan kesalahan anak kami, saya minta maaf Ibu Anita" ucap Reyna penuh hormat.
"Iya, saya tau kalau Nona Afita tidak sengaja"
"Benar, berarti aku tidak harus bertanggung jawab apapun kan Ibu Anita?" Sela Afita tersenyum senang.
"Diam lah Afita..mommy belum selesai bicara!" Ucap Reyna melanjutkan permintaan maafnya dan akan bertanggung jawab membantu pengobatan Zafian.
"Saya tidak perlu itu ibu Reyna, bukan anda yang bersalah, saya hanya butuh permintaan tulus dari orang yang sudah mengakibatkan semua ini" ucap Zafian sambil melirik tajam kearah Afita.
"Baik, katakan apa yang kau inginkan, aku akan memenuhi nya sebagai bentuk pertanggungjawaban ku, silahkan tuan Zafian" sahut Afita menantang.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Isabela Devi
siapa tau jodoh Krn tiap ketemu kaya kucing Adan anjing
2024-12-18
0
awesome moment
gotcha!
2024-10-26
0
Yani
Wah...Afita menang tang 🤭
2024-06-16
2