Zafian tersenyum, entah kenapa hatinya begitu tidak bisa ditinggalkan saat berdekatan dengan sosok wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.
Mendengar leng-uhan dari bibir Afita yang lolos begitu saja, membuat has-ratnya melambung tinggi, namun kenangan bayangan Eliza yang sering melakukan sen-tuhan panas saat bersamanya membuyarkan pikiran Zafian seketika.
"Aku hanya ingin memberitahu, Bimo menginginkanmu lebih dari hanya sekedar partner bisnis" bisik Zafian, membuat Afita tersadar dan segera berdiri, bingung dengan apa yang baru saja terjadi dan perubahan sikap Zafian yang begitu tiba-tiba.
"Itu urusanku!" Ucap Afita hendak melangkah pergi.
"Itu juga urusanku, karena kau istriku" sahut Zafian.
"Terserah" jawab Afita langsung pergi dan masuk ke dalam ruang kerjanya.
Afita segera duduk termenung, berusaha untuk mengerti apa yang baru saja terjadi, kenapa tubuhnya begitu rela saat disen-tuh oleh Zafian.
"Kenapa aku selemah ini, tidak, tidak boleh, Zafian masih mencintai wanita itu, aku tidak boleh menurutinya begitu saja, ayolah Afita, ada apa denganmu?" Ucap Afita dalam hati dan merasa sangat frustasi.
Detik itu juga, Afita memutuskan untuk menjaga jarak dengan Zafian, bahkan makan malam sengaja dilewatkan dengan berpura-pura tertidur diruang kerjanya, hingga sang bunda melarang Zafian untuk membangunkannya.
Hampir tengah malam, sang bunda akhirnya menyambangi Afita yang masih berada di ruang kerja.
"Boleh bunda masuk?" Tanya Anita.
Afita terkejut mendapati suara Anita yang masih belum beristirahat, hingga kemudian Afita menyambut kedatangan ibu mertuanya.
"Bunda kenapa belum tidur?" Tanya Afita.
"Bunda tidak bisa tidur kalau melihatmu masih bekerja sampai tengah malam begini, apa tidak sebaiknya istirahat dulu, dan ini bunda bawakan makanan, tadi Afita belum sempat makan malam kan?" Ucap Anita.
Afita tersenyum, lalu membawa Anita duduk di kursi Sofanya, menerima makanan lezat yang di bawa Anita untuk disantap.
"Bunda bisa bantu menyuapi Afita?, Biar pekerjaan Afita cepat selesai juga" Ucap Afita membuat Anita terkejut dan tertawa bahagia.
Kegiatan penuh mes-ra itupun berlangsung, Anita bahkan sangat terkejut mendapati sosok Afita yang bisa berubah seperti gadis kecil yang ingin bermanja, Afita menerima suapan demi suapan sementara tangannya ikut bergerak lincah diatas laptop menyelesaikan pekerjaannya.
Rupanya ada sepasang mata yang tidak sengaja melihat interaksi Kedua nya, dengan lekat menatap kejadian langka yang baginya sudah lama tidak pernah dia lihat, siapa lagi kalau bukan Zafian yang hendak mengambil air minum saat terbangun di tengah malam.
"Bunda, sudah lama aku tidak melihat senyuman yang begitu bahagia, dan dengan Afita senyuman itu hadir kembali" batin Zafian masih terus memperhatikan, tak lama Zafian segera melangkah pergi untuk mengambil air minum lalu kembali ke kamarnya.
Begitu juga dengan Afita yang kini sudah menghabiskan satu porsi makanan yang di bawa oleh Anita.
"Sudah habis, apa Afita mau nambah lagi?"
"Benarkah?" Afita terkejut dan melihat isi piring yang sudah bersih, lalu dirinya tersenyum sedikit malu karena sudah menghabiskan semua makanan tanpa sisa, bahkan dirinya berharap masih ada yang bisa dimasukkan lagi ke dalam mulutnya.
Anita tertawa kecil melihat tingkah polah menantu kesayangannya, lalu kemudian mengajaknya untuk segera beristirahat.
Afita masuk ke dalam kamar, dilihatnya Zafian sudah tertidur pulas diatas kasur, sejenak Afita mendekat dan membenahi selimut nya.
Zafian yang sebenarnya bisa merasakan kedatangan Afita masih terdiam, sudut bibirnya tersenyum disaat tubuhnya merasa hangat oleh selimut yang benarkan oleh istrinya, tak berapa lama Zafian merasa lega saat merasakan pergerakan istrinya yang sudah berbaring di sampingnya.
Waktu berlalu terasa begitu cepat, hingga pukul tiga pagi akhirnya Afita terbangun kembali saat merasakan tubuhnya begitu berat ada beban yang menindih.
"Oh my God, Zafian, bangun!" Ucap Afita yang menggagalkan niatnya untuk berteriak dan memilih perlahan membebaskan diri.
Afita tersenyum lega saat tangan Zafian berhasil dipindahkan pelan-pelan, niat hati melakukan aksi selanjutnya dengan menggeser tubuhnya namun apa yang terjadi?
Brug.
Tubuh Afita terjatuh kembali dalam dekapan tangan Zafian yang bertambah erat.
"Ya Ampun, sial banget sih, Zaf, hei, Zafian, lepas" ucap Afita sambil menggoyangkan tubuh Zafian yang tak bergerak sedikitpun.
Perlahan Afita mencoba melepaskan kembali, kali ini tekadnya sudah bulat, bukan karena apa, tapi dirinya sudah tidak bisa menahan untuk bung air kecil, dalam dekapan erat Zafian akhirnya Afita berseru dalam kekesalannya.
"Zafian, bangun!" Teriaknya dengan kencang.
"Sh-it!, Kau menyakiti telingaku!" Tak kalah seru Zafian akhirnya merespon.
"Mangkanya minggir!" Ucap Afita bukannya merasa berdosa tapi sebaliknya.
"Minggir kemana, bisa terjatuh kalau aku terlalu minggir!" Alasan Zafian.
"Mau aku buang air disini?" Sahut Afita kesal.
"Apa?, Cepat turun, dasar!" Zafian langsung melepaskan Afita seketika.
Malam yang sangat singkat bagi Afita, rasa kantuknya seolah belum hilang, namun pagi sudah menyapa, tubuh yang lelah rasanya semakin bertambah karena insiden semalam yang membuatnya kurang nyaman untuk merebahkan tubuhnya kembali.
Anita yang melihat langkah gontai Afita dengan hijabnya yang melen-ceng sana sini tertawa sendiri, dan rupanya itu juga terlihat oleh asisten rumah tangganya.
"Bu, sepertinya nyoya Afita lagi galau" Ucap sang asisten rumah tangga.
"Hem, lebih mirip orang habis bertempur dari pada bangun tidur" jawab Anita.
"Hahaha" Sontak keduanya tertawa.
Sementara Afita tidak peduli dan lebih tepatnya tidak merasakan keanehan dalam dirinya.
"Bunda kenapa tertawa, bahagia sekali?" Tanya Afita sambil menguap beberapa kali.
Anita tidak menjawab dan masih senyum-senyum sambil membenahi hijab Afita. "Begini kan lebih cantik" ucap Anita.
"Makasih Bun, mau masak apa?, Biar Afita bantu" ucapnya dengan mata sayu terlihat begitu mengantuk.
"Tidak usah, kalau Afita masih ngantuk, tidur lagi saja, ijin telat sampai di tempat kerja kan tidak mengapa" jawab Anita sambil sibuk melanjutkan aktivitas masaknya.
Afita bukannya menuruti kata Anita, malah duduk dan membantu mengupas kentang untuk bahan membuat masakan. Beberapa menit masih aman, Anita lebih banyak bicara untuk menghidupkan suasana, tidak dengan Afita yang menahan kantuk luar biasa, hingga kemudian.
"Akh!" Teriak Afita.
"Astagfirullah!" Anita ikut menjerit saat melihat da-rah keluar dari jari menantunya yang tergo-res.
Tanpa di duga Zafian yang rupanya sudah berada didekat Afita, langsung menyahut tangannya dan menekan dengan kuat.
"Auwh, sakit Zaf!" ucap Afita menahan perih akibat jarinya yang tersa-yat pis-au.
"Tahan dulu, biar da-rahnya berhenti, lain kali hati-hati, gak usah ikut masak kalau sampai melukai seperti ini!" Sahut Zafian yang begitu nampak khawatir, lalu menarik Afita untuk duduk tepat di depannya.
Interaksi keduanya membuat Anita tersenyum, tidak pernah melihat Zafian se panik tadi, bahkan dahulu saat bersama Eliza mantan kekasihnya.
Asisten rumah tangga mengambil perlengkapan P3K sederhana yang tersedia.
"Biar aku balut sendiri Zaf" ucap Afita merasa tidak enak.
"Diam!"
Zafian dengan segera membalut jari Afita yang terluka dengan telaten dan perlahan agar da-rah tidak keluar kembali.
"Thanks Zaf"
"Hem, lain kali hati-hati, nanti saat bekerja jangan gunakan jarimu yang terluka dulu, paling tidak tiga hari, kalau masih nye-ri, aku antar nanti ke Rumah Sakit"
"Tidak perlu, ini sudah mendingan" sahut Afita hendak pergi dari hadapan Zafian karena detak jantungnya merasa tidak aman.
"Mau kemana?" Tanya Zafian yang masih memegangi tangan Afita.
"Ini, sebaiknya aku bersiap untuk bekerja" ucap Afita.
Zafian melepaskan perlahan, sungguh sebenarnya Zafian juga merasakan getaran hebat dalam hatinya, bahkan hanya sekedar kulit tangan Afita, mampu membuat debaran jantungnya tidak karuan.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Isabela Devi
zafian masih memikirkan mantan gmn
2024-12-18
0
awesome moment
info yg disampaikan dgn baik2 pasti bisa diterima. alsan yg jelas. pake bukti.
2024-10-26
0
Sulaiman Efendy
AGAK KECEWA DGN AFITA YG DIINGATKN SUAMINYA TTG BIMO MLH NGEYEL..
2024-07-02
1