Zafian tersenyum sinis, ingin sekali membalas semua yang dilakukan wanita yang ada didepannya, hingga akhirnya muncul niat gila yang ada di kepalanya.
"Pernikahan saya tinggal empat hari lagi, semua sudah saya persiapkan, pengeluaran yang tidak sedikit untuk pesta meriah dan semuanya, Jadi_"
"Berbelit sekali..baik, aku akan mengganti semuanya" sahut Afita.
"Afita..!!" Teriak sang mommy dan sang kakak hampir bersamaan memperingatkan Afita.
"Aku tidak butuh uang mu Nona Afita, tapi aku butuh tenaga mu untuk membantuku kemanapun aku pergi " sahut Zafian dengan senyum penuh maksud.
"Maksud mu?" Tanya Afita terkejut.
"Menikahlah dengan ku" ucap Zafian
"Apa?!!" Teriak semua orang yang ada di ruangan, termasuk dokter Firman yang baru saja hadir.
Dengan seringai puas akan rencananya yang kemungkinan akan berhasil, Zafian tersenyum "Aku akan membalas mu Afita" batinnya.
"Tidak bisa..itu tidak mungkin dan jangan bermimpi tuan Zafian Al Faradz " sahut cepat Afita.
"Aku tau kau akan mengucapkan hal itu, karena tidak ada niatmu untuk menebus kesalahanmu sama sekali" jawab Zafian.
"Zafian, jangan keterlaluan!" Teriak Afita.
"Buktikan.!"
"Baik..!" Satu kata mengejutkan dari Afita.
"Apa?!!" Teriak Reyna, Anita dan juga Firman yang tidak menduga Afita akan setuju.
Tidak dengan Aftan yang dari tadi sibuk melihat handphone nya untuk mencari informasi siapa Zafian di saat Afita sempat menyebutkan nama lengkapnya, dan sebuah senyuman sedikit mengembang di bibirnya.
"Nikahkan saja mereka Mom, biar Afita belajar bertanggung jawab akan perbuatannya" seru Aftan sang kakak.
"Aftan..!, Kau ini..!" sahut Reyna memukul lengan anak laki-lakinya, disaat itulah Aftan segera memperlihatkan handphone nya dan membuat Reyna mengerti maksud anak laki-laki nya.
"Itu yang saya mau..kalau memang Nona Afita orang yang bertanggung jawab" ucap Zafian.
"Tapi kan gak harus dengan menikah juga!" Ucap Ketus Afita.
"Memangnya kamu mau membantunya setiap saat tanpa ikatan, berdekatan bukan mahramnya bisa menimbulkan dosa, kau paham kan" sahut Aftan.
"Itu maksud ku.." sahut Zafian.
"Alasan..!, aku tau kau ingin membalas dendam padaku, kau pikir aku takut..baik, aku setuju" ucap Afita penuh emosi.
"Aku pergi dulu, kalian silahkan merencanakan apapun" lanjut Afita sengit dan keluar begitu saja.
Blam
Suara pintu yang sengaja di tutup sedikit keras oleh Afita, lalu melangkah pergi untuk menenangkan hatinya yang diliputi emosi.
"Anak ini.." ucap lirih Reyna yang kaget akan tingkah Afita. "Maaf ibu Anita, saya rasa Afita akan bertanggungjawab seperti yang anak anda inginkan" ucap Reyna.
Anita yang terkejut dengan semua itu kini masih terdiam, tidak tau harus berkata apa.
"Zaf..apa kau sudah berpikir matang-matang?" Tanya Anita setelah mendekat ke Anaknya.
"Hem..silahkan bunda atur saja" jawab Zafian.
Anita mengangguk pasrah dengan keputusan anak satu-satunya, lalu kembali bersama Reyna dan Aftan untuk berbicara serius.
"Kau gila..ini pernikahan, bukan mainan Zaf!" Ucap lirih Firman yang sedari tadi terkejut akan keputusan sahabatnya.
"Sudahlah.., aku berterima kasih kalau kau segera membantuku belajar duduk di kursi roda dan mengajariku cara pengoperasian nya, tidak mungkin aku menikah diatas gendongan mu kan?"
"Zaf..aku serius" sahut Firman.
"Ck..tidak bisakah kau membantuku meringankan beban pikiran ku"
"Aku harap kau tidak menyesali keputusan mu ini" ucap Firman lalu segera membantu Zafian.
"Sial..!!" Teriak Zafian merasa frustasi, sedangkan Firman hanya terdiam melihat sahabatnya yang masih diliputi oleh rasa kesal.
"Aku tau kau tengah terluka karena Eliza, tapi kau tidak perlu juga melibatkan Nona Afita didalamnya, masalah kalian itu sudah berbeda"
"Tapi wanita itu yang menyebabkan semua ini, dan aku lihat dia tidak merasa bersalah sama sekali" jawab Zafian.
"Tapi Zaf_"
"Cukup..jangan dibahas lagi, itu keputusanku, dan keluarganya juga menyetujui, tidak ada salahnya wanita itu bertanggung jawab, aku juga butuh bantuan ditengah kekurangan ku untuk sementara ini"
"Heeh.. terserah kau saja, aku sudah memperingati mu" ucap dokter Firman sang sahabat yang dengan telaten membantu untuk memakai kursi rodanya.
**
Empat hari kemudian, Pernikahan telah berlangsung, tidak banyak dari keluarga Nugraha yang datang, karena pernikahan dadakan, keluarga besar tentu saja tidak sempat bersiap dengan maksimal, dan malam itu hanya sang kakak Aftan, Mommy dan Daddy-nya yang tinggal sementara waktu di Surabaya selesai acara.
Tentu saja Kebesaran nama Nugraha masih di sembunyikan dari khalayak umum, hanya Zafian dan sang bunda yang tau identitas Afita yang sesungguhnya.
Di kamar penganten yang disediakan disebuah hotel, nampak Afita membantu mendorong kursi roda laki-laki yang kini sudah berstatus sebagai suaminya.
"Seperti mimpi saja" ucapnya lirih Afita.
"Kalau begitu bangunlah, ini kenyataan!" Sahut Zafian.
"Kau yang membuat kenyataan ini seperti mimpi, bagaimana mungkin aku menikah dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali, jangankan cinta..mengerti dirimu saja aku tidak" ucap Afita yang nampak begitu kesal.
"Itu karena perbuatan mu sendiri" sahut Zafian dengan enteng.
"Apa?!" Ucap Afita makin kesal dan berhenti mendorong kursi roda, Zafian melihat hal itu segera melanjutkan sendiri laju kursi rodanya dengan tombol otomatis.
"Kenapa kau selalu menyalahkan ku, bukankah semua terjadi juga karena perbuatan mu, sudah ku jelaskan semuanya kan?!" Teriak Afita makin kesal.
"Jaga bicaramu, tidak sepantasnya berbicara dengan seorang suami seperti itu" ucap Zafian berbalik dan menatap Afita.
Afita sontak terkejut, tatapan matanya bertemu langsung, dan baru kali ini dia bisa melihat dengan benar laki-laki didepannya ternyata sangat tampan.
"Sial..dia tampan sekali, sadar Afita...!!" Teriaknya dalam hati dan segera mengalihkan pandangan.
"Maaf" ucap Afita sebelum kemudian pergi dan masuk ke dalam kamar mandi mewah yang di dalam kamarnya.
Zafian masih terduduk di kursi rodanya menunggu Afita membantunya kembali untuk membersihkan diri, tak lama Afita segera keluar dan menatap aneh ke arah Zafian.
"Kamu menunggu ku?"
"Lalu aku harus menunggu siapa saat ingin ke kamar mandi?" Sahut Zafian dengan ketus.
"Ck..tidak bisakah perkataan mu lembut sedikit padaku?" Ucap Afita.
"Kau sendiri juga tidak kalah kasar denganku"
"Itu karena permintaan aneh mu!" Jawab Afita.
"Permintaan ku juga terpaksa, karena kesalahan mu!"
"Itu juga salahmu!"
"Kau ingin terus bertengkar atau membantuku?!" Ucap Zafian pada akhirnya karena sudah terlalu kesal.
Afita terdiam, masih memakai bath robe tebal lengkap dengan hijabnya.
"Baik, aku ganti baju dulu"
"Tidak perlu, tubuhku sudah terlalu lengket, lagi pula nanti bajumu bisa basah saat membantuku" ucap Zafian sambil melepaskan baju atasan nya.
"Tunggu..!!" Ucap Afita terkejut dengan apa yang dilakukan Zafian di depan matanya.
"Apalagi?!" Ucap Zafian.
"Kenapa kau melepaskan bajumu di depanku?" Teriak Afita yang sudah memalingkan tubuhnya.
"Ck..kau ini, apa aku mandi harus dengan bajuku?!" Ucap Zafian kesal. "Lagian cuma begini saja, tunggu.., apa kau tidak pernah melihat laki-laki telanjang?"
"Tentu saja tidak, pertanyaan bodoh"
"Lalu apa yang kau lakukan dengan kekasihmu sebelumnya?"
"Kau ini, aku tidak pernah punya kekasih..puas..!!" sahut Afita ketus.
"What..!!, Jangan bercanda, kau wanita normal kan?" ucap Zafian tak percaya.
"Ish.. menyebalkan..pakai bajumu dan lepas nanti saat aku keluar dari kamar mandi!" Ucap Afita segera beranjak menyiapkan air untuk suaminya, lalu segera pergi meninggalkannya begitu saja.
Sementara Zafian tertegun sejenak, merasa tidak masuk akal mengingat pengakuan Afita yang mengejutkan dirinya, "Apa mungkin wanita secantik itu tidak pernah punya kekasih, benarkah?" Batinnya.
"Teriak lah kalau sudah selesai!" Ucapan Afita membuat Zafian tersentak dan dengan segera menapakkan kakinya perlahan, kedua tangannya menahan berat tubuhnya, kakinya masih bisa sedikit menopang hingga membuatnya tersenyum.
Zafian melihat Afita sudah rapi dengan baju santainya saat membantunya keluar dari kamar mandi. "Apa kamu akan memakai hijab setiap saat seperti itu?"
"Memangnya kenapa?"
"Kita sudah suami istri, membukanya saat bersamaku tidak apa-apa bukan?"
"Aku belum siap"
"Maksud mu?"
"Sudahlah..mau aku bantu tidak?" Ucap Afita kesal sendiri.
Zafian terdiam, membiarkan Afita mencoba untuk membantunya duduk diatas tempat tidur.
"Aku harus membantumu bagaimana?" Ucap Afita bingung sendiri.
"Bawa aku diatas tempat tidur, aku tidak bisa tidur diatas kursi roda"
"Ck..aku tau, bagaimana caranya, aku bingung" ucap Afita masih berpikir, dan akhirnya dengan terpaksa memeluk Zafian untuk membawanya.
Baru pertama kalinya Afita bersentuhan se in-tim ini dengan laki-laki, membuat dirinya terkejut merasakan sesuatu yang menjalar ditubuhnya, hingga membuat dia spontan melepaskan pelukannya begitu saja.
"Sh-it!!, Apa yang kau lakukan, aku bisa terjatuh..!!" Teriak Zafian yang hampir saja oleng, beruntung tangannya sigap menarik pinggiran tempat tidur untuk menahan posisinya.
"Maaf..!, Aku_" ucap Afita yang juga terkejut dan segera memegangi Zafian kembali namun tidak sedekat sebelumnya.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
awesome moment
bar2 yg tertutup
2024-10-26
0
Yani
Ternyata Afita gadis berhizab
2024-06-16
3
SR.Yuni
Akhirnya Nemu lagi cerita anak keturunan Nugraha, jujur udah sedikit lupa karena lama banget baca kisah keluarga Nugraha...pas baca sekuelnya lsg cus lanjut baca...
2024-02-24
2