Afita langsung merubah ekspresi nya, lebih dingin dan nampak biasa saja.
"Maaf Nona Eliza" ucapnya.
"Oh, kebetulan sekali ketemu nyonya Zafian di sini, saya hendak konsultasi persiapan pra nikah, bagaimana kabar suami anda nyonya, oh iya, apa masih belum bisa berjalan?" Tanya Eliza dengan nada tidak mengenakkan.
Afita tersenyum, memandang wanita di depannya dari ujung rambut sampai ujung kaki yang baginya hampir saja mirip dengan orang yang telan-jang.
"Alhamdulillah, suamiku baik-baik saja nona Eliza, dan sepertinya dia beruntung dengan keputusan anda" ucap Afita.
"Apa maksudmu?" Sahut Eliza.
Afita tersenyum kembali, lalu melanjutkan ucapannya, "Saya rasa anda lebih tau jawabannya bukan, saat anda memutuskan meninggalkan Zafian" ucap Afita lirih namun penuh dengan penekanan, membuat Eliza merasa di dominasi.
"Maaf nona Eliza, lain kali saja kita akan lanjutkan perbincangan ini, karena saya harus mengantarkan suami saya" lanjut
Eliza menatap tajam kepergian Afita, saat ini tidak mungkin dirinya menyusul dan melampiaskan kekesalannya di tempat umum yang begitu ramai orang.
"Wanita Breng-sek, aku akan membalas mu, memangnya siapa dirimu, hanya memiliki beberapa hotel mewah saja, berani dengan ku, apa enaknya menikah dengan orang cacat seperti zafian, sombong sekali, dasar!" Ucap lirih Eliza meluapkan kekesalannya.
Sementara itu, sampai di ruang tunggu, Afita langsung menghampiri Zafian.
"Belum dipanggil?" Tanya Afita.
"Sebentar lagi" jawab Zafian.
Dan tak lama kemudian Zafian dipersilahkan masuk untuk melakukan terapi, dokter Firman tentu saja ikut mendampingi ketika berada di dalam, dan dari hasil semua pemeriksan membuat beberapa dokter yang bergabung merasa tercengang dengan apa yang di dapati.
"Sebagai dokter spesialis tulang, saya tidak pernah melihat hal seperti ini, tulang Tuan Zafian begitu cepat menyatu kembali, retak yang sempat membuat saya khawatir juga tidak saya duga hampir sembuh seluruhnya" ucapnya.
"Aku juga, syaraf-syaraf yang aku kira butuh waktu lama untuk pulih dan sehat kembali, kini melakukan fungsinya lebih dari yang aku kira" ucap dokter spesialis syaraf.
Firman sebagai ahli bedah juga melihat hal aneh, dimana luka bekas pembedahan yang dilakukan juga sembuh lebih cepat dari dugaannya.
"Apa ini kasus yang jarang terjadi?" Tanya Zafian nampak khawatir.
"Hem, bukan jarang, tapi tidak pernah, dan kami sempat bingung di buatnya" jawab Firman.
"Apa itu pertanda buruk?" Sahut Afita memastikan.
"Tidak!" Jawab ketiga dokter hampir bersamaan.
"Jadi ini bagus untuk kesembuhan Zafian bukan?" Ucap Afita lagi.
Ketiga dokter mengangguk bersamaan lagi, Afita dan Zafian saling pandang, senyuman mengembang dari bibir Afita membuat ketiga dokter itu menjadi salah fokus.
"Ehem, kapan kita mulai?" Tanya Zafian tak rela melihat ketiga dokter yang masih menatap Afita.
Selanjutnya terapi pun segera diberikan, Afita melihat dengan seksama, bahkan ikut membantu memegangi saat dibutuhkan, Zafian perlahan bisa berjalan walaupun sangat pelan dengan tangan yang menopang besi penahan yang berada disamping tubuhnya.
Hingga waktu berlalu, kini keduanya sudah berada di dalam mobil, bersiap untuk kembali pulang ke Mansion.
"Aku juga merasa heran dengan tubuhku, setiap bangun tidur selalu merasa hangat dan segar kembali, tidak pernah sebelumnya aku merasakan seperti ini" ucap Zafian.
Afita hanya menanggapi dengan biasa saja, "Mungkin dulu kamu terlalu sibuk, tidak menikmati masa istirahatmu, jadi tidak bisa merasakan segarnya beristirahat seperti yang bisa kamu rasakan saat ini"
"Bisa juga, tapi_"
"Ada apa?" Tanya Afita yang kini menatap Zafian.
"Aku pernah dengar keluarga Nugraha punya kekuatan supranatural, apa mungkin_?"
"Jangan konyol, itu hanya gosip yang tersebar, jangan bilang kamu mempercayai hal itu juga" sahut Afita seolah berusaha menutupi, itulah yang selalu di lakukan oleh keturunan keluarga Nugraha, untuk menyamarkan semuanya dan bisa hidup normal tanpa ditakuti oleh orang-orang disekitarnya.
"Benarkah?, Jadi itu hanya hoax?" Tanya Zafian.
"Sudahlah, bisa kita bicarakan yang lain?" Ucap Afita.
"Hem, contohnya?"
"Aku tadi bertemu dengan Eliza, sepertinya dia akan segera menikah" ucap Afita.
"Bagaimana kamu tau, siapa laki-laki yang akan menikahi nya, kapan?" Tanya Zafian memberondong dengan raut wajah yang langsung berubah, dan itu sangat terlihat oleh Afita.
"Antusias sekali menanyakan soal Eliza, kalau masih merindukannya telpon saja, sekalian ungkapkan semua pertanyaanmu tadi, karena aku juga tidak tau dan tidak mau tau lebih tepatnya" jawab Afita lalu mengalihkan tatapannya dengan menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan.
Zafian terdiam, tidak ada satu kata yang terucap untuk selanjutnya, dan menyandarkan kepalanya sesekali memejamkan mata, nampak bayangan kenangan Eliza memenuhi kepalanya, ada rasa yang seakan belum rela, bagaimanapun lima tahun bersama baginya sangat sulit untuk dilupakan begitu saja.
Afita yang semakin merasa tidak dibutuhkan keberadaan nya saat ini, segera menyuruh supirnya untuk berhenti, dirinya yakin kalaupun dia berpindah tempat, saat ini suaminya tidak akan menyadari, dan benar saja, Zafian bahkan tidak membuka matanya saat mobil berhenti dan Afita pindah ke depan bersama dengan sang sopir.
"Maaf nyonya, kenapa duduk disini?" Tanya sang sopir terkejut.
"Tidak apa-apa, jalan pak, kita hampir sampai" perintah Afita dan tentu saja segera dilakukan.
Hingga tiba di Mansion, Afita langsung beranjak pergi dengan sebelumnya meminta tolong supir dan asisten rumah tangga membantu Zafian, tentu saja semua saling pandang, karena biasanya sang nyonya yang membawa Tuannya masuk ke dalam.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Zafian tak kalah terkejut.
"Tadi nyonya bilang kita yang harus menolong tuan Zafian"
"Apa?!, Lalu dimana Afita?" Tanya Zafian nampak mulai kesal, bisa-bisanya dia ditinggal begitu saja.
"Nyonya masuk kedalam tuan"
"Panggil !" Ucapnya keras, dan kedua orang itu segera berlari melaksanakan tugas Zafian yang tengah murka.
Tak lama kemudian, Afita keluar bersama dengan asisten rumah tangganya.
"Kenapa?" Tanya Afita heran.
"Apa maksudmu meninggalkanku disini?" Protes Zafian.
"Siapa yang meninggalkan mu, aku sudah meminta tolong supir dan asisten rumah tangga untuk membantumu, dan mereka juga ada di sini, jadi kamu tidak sendiri kan?, Lagian kamu juga tidak memperdulikan keberadaan ku dari tadi"
"Apa maksudmu?!" Ucap Zafian.
"Ck, jangan dikira aku tidak tau siapa saat ini yang ada dalam benakmu itu, sudahlah, aku masuk dulu" sahut Afita segera berbalik.
"Afita!, Jangan berani beranjak sebelum membawaku!" Teriak Zafian yang tentu saja membuat banyak orang terkejut.
Anita yang mendengar hal itu segera keluar untuk menengahi, "Zafian, ada apa lagi nak?, Pelan kan suara saat berbicara dengan istrimu"
"Dia yang memulai Bun, menyebalkan!" Ucap Zafian.
"Apa..?!, Aku kau bilang..?, Memangnya siapa yang dari tadi membayangkan orang lain saat berada di samping ku ha!" Jawab Afita semakin meninggi.
"Jangan membohongi dirimu sendiri dengan mencari alasan dan menyalahkan orang lain" lanjut Afita tak kalah emosi.
Anita segera melangkah dan memeluk Afita, membawanya pergi dari hadapan Zafian yang masih menatapnya dengan amarah, tak lama kemudian Anita kembali dan membantu mendorong kursi Putranya yang sudah hampir sampai di ruang tengah.
"Zaf, Bunda mohon, jangan memperlakukan Afita seperti itu, lembut lah padanya, bagaimana pun kau sendiri yang memintanya untuk menjadi pendamping mu, ingat itu"
"Itu pun karena dia yang menimbulkan masalah ku Bun, ingat juga akan hal itu" jawab Zafian yang hatinya masih begitu sakit saat mengingat segalanya tentang mantan kekasihnya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?, pernikahan itu bukan mainan Zafian, Bunda tidak suka kalau kau meremehkan hal itu"
"Apa bunda lupa, bagaimana seriusnya bunda akan pernikahan, dan apa hasilnya?, tetap saja bunda yang terluka" jawab Zafian.
"Masalahnya berbeda Zafian, bunda tidak ingin kau menyakiti hati seorang wanita, lihatlah bunda, apa kau tidak kasihan pada bunda yang dulu_"
"Cukup!, jangan ingatkan lagi akan luka itu, seumur hidup aku tidak akan pernah melupakannya, tapi bukan berarti aku harus mengalah dan terus terluka akan wanita" Ucap Zafian dan berlalu pergi.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Rinjani
ingat ya Afita bisa nembus otak mu u hal2 yg di luar nalar manusia
2023-01-31
0
Mbak R
salah banget sih zafian... lo gk mau luka lama terungkit kembali. ya jangan buat luka yang sama tuk istri mu.. sakit ny istri mu sama dengan sakitnya mak mu.
2023-01-24
1
WaTea Sp
ye...si zaf dia yg salah dia jg yg marah
2023-01-16
0