Zafian masih merasa shock dengan apa yang baru saja dilihatnya, tubuh yang indah dan mo-lek sempat memenuhi netranya walaupun hanya sekejap. "Ya Tuhan!" Ucapnya lirih sambil memegangi dadanya.
Belum sempat mengatur jantungnya untuk tenang, Zafian di kejutkan lagi dengan kerasnya pintu yang terbuka.
Brak.
"Lain kali kalau kamu berbuat seperti itu lagi, aku akan menendang mu!" Teriak Afita dengan emosi.
"Aku tidak sengaja, lagian mandi lama sekali, kalau mau tidur jangan di kamar mandi!" Sahut Zafian yang kini ikutan kesal.
"Aku mandi sekalian menenangkan diri" sahut Afita sengit.
"Memangnya ada masalah apa sampai harus menenangkan diri di kamar mandi berjam-jam, aneh!" Ucap Zafian.
Afita yang makin kesal, tidak menjawab dan langsung masuk ke ruang ganti, terdengar langkah kasar dan juga suara berisik mengacak-acak lemari bajunya, tak lama kemudian keluar dan berkacak pinggang di depan Zafian.
"Kau yang aneh, kita baru saja kenal, kenapa harus tinggal satu rumah bahkan satu kamar!" Teriak Afita meluapkan emosinya.
"Dimana-mana suami istri tinggal ya satu kamar dan tentu saja satu rumah, dimana anehnya?"
"Kau ini, diajak bicara selalu tidak mengerti!" Teriak Afita lagi.
"Bicara biasa saja, tidak usah pake teriak bisa kan?" Ucap Zafian.
"Tidak bisa, memang kenapa?" Tantang Afita yang amarahnya kepalang tanggung.
Zafian tidak merespon, berpaling begitu saja dan keluar dari kamarnya, tidak ingin memperparah keadaan karena dia tau bahwa wanita yang ada dihadapannya saat ini tengah berusaha menerima kenyataan yang belum siap baginya.
Makan malam tengah berlangsung dengan sepi, Afita hanya terdiam dan sedikit tersenyum, Anita yang melihat hal itu melirik ke Zafian seolah meminta penjelasan.
"Biar bunda dan bibi nanti yang membereskan, Afita istirahat saja, sepertinya capek" ucap Anita mengambil alih piring kotor yang di bawa oleh Afita.
"Nggak usah bunda, biar Afita saja, ini hanya sedikit kok" ucapnya.
Anita tersenyum, membiarkan Afita melakukan apa yang diinginkan, sementara Afita berada di belakang, Anita langsung menghampiri Zafian.
"Ada Apa dengan istri mu?" Tanya Anita.
"Tidak tau Bun, tanya saja langsung ke Afita" jawab Zafian biasa saja.
"Kau ini, harus perhatian sama istri, wajahnya mendung gitu, kamu bilang gak apa-apa, jangan bohongi bunda" ucap Anita makin penasaran.
"Kesal dia, kaget harus tinggal di sini secepat ini" jawab Zafian pada akhirnya.
"Astagfirullah, jadi Nak Afita nggak kerasan gitu?" Tanya Anita khawatir.
"Bukan, mungkin masih shock saja bun, nanti lama-lama juga akan terbiasa, jangan terlalu dipikirkan" jawab Zafian.
**
Setengah hari di kantor membuat Afita masih belum bisa menyamankan dirinya, beberapa kali omelan sekretaris nya yang biasa membuatnya kadang tertawa kini tidak mempan lagi untuk mengobati kegundahan hatinya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya Naura.
Afita masih merebahkan kepalanya di sandaran kursi sambil memejamkan matanya, perlahan membukanya dengan menarik nafas panjang. "Aku sekarang harus tinggal dengan Zafian di Mansion nya".
"Lalu masalahnya dimana Nona?, bukannya memang seharusnya suami istri tinggal bersama?" Sahut Naura bingung.
"Masalahnya aku belum siap Naura, aku belum mengenal dia sama sekali" sahut Afita dengan malas.
"Apa?!, Tapi kan tuan Zafian suami Nona Afita sekarang ini" jawab Naura makin tak mengerti.
"Tidak perlu kau ingatkan soal itu, semua orang juga tau" sahut Afita makin sengit.
"Lalu?" Tanya Nura lagi.
"Ck, sudahlah, makin pusing aku ngomong dengan mu, tanya terus!" ucap Afita.
"Namanya suami istri kalau ada sesuatu yang gak nyaman ya harus dibicarakan dong Nona, jangan dipendam sendiri, saya yakin tuan Zafian pasti mengerti, apa susahnya?"
Mendengar celoteh sekertaris nya, Afita tertegun, merasa benar apa yang dikatakan Naura dan juga heran melihat kearahnya.
"Tumben kamu waras" celetuk Afita.
"Ish, kalau saya gila, mana mungkin Nona memperkerjakan saya, yang ada Nona Afita ikutan gak waras juga, hahaha" suara tawa Naura membuat Afita kesal.
"Heh!, dasar kau ini, pergilah!" Ucap Afita sebelum melihat kegilaan sang sekretaris bertambah parah.
Naura hendak beranjak pergi, lalu diurungkan niatnya karena mengingat sesuatu.
"Ada tamu nona, maaf saya sampai lupa mau ngomong dari tadi" ucap Naura.
"Siapa?" Tanya Afita.
"Sangat tampan, cool dan berwibawa" jawab Naura.
"Kau ini, aku butuh namanya, bukan ciri fisiknya, persilahkan masuk!" Ucap Afita.
"Siap, eh tunggu!, itu bukan kekasih gelap nona Afita kan?" Ucap Naura menduga-duga.
Afita melotot seketika, hendak menimpuk Naura, beruntung wanita itu segera melesat keluar dari ruangan kerjanya, tak lama kemudian masuklah seorang laki-laki yang sudah merentangkan tangan bersiap memeluknya.
Afita segera menampik dengan malas.
"Kenapa?" Tanya laki-laki itu heran dengan sikap Afita.
"Kak Aftan sendiri kenapa ada disini?"
"Merindukan adik tercinta tentunya, bagaimana kabarmu?"
"Buruk, dan itu berkat kak Aftan juga" sahut Afita.
Aftan tersenyum, lalu duduk sambil menarik tangan Afita. "Jelaskan ada apa, kakak tidak mungkin membiarkan kamu menderita, kalau soal Zafian membuatmu sakit hati, katakan, aku akan memberinya pelajaran" ucap Aftan sambil melihat sang adik menunduk.
"Aku harus hidup satu rumah dengan Zafian kak, mommy juga yang menyarankan hal itu, dan sekarang jangan bilang kak Aftan tidak tau" protes Afita.
Aftan terdiam sejenak, menatap wajah adiknya yang masih tertunduk, "Zafian adalah suamimu sekarang, kalian berada di bawah ikatan suci, apa itu belum cukup untuk membuatmu mengerti?"
"Tapi kita tidak saling mencintai, kalian juga yang memaksaku untuk menikah dengannya"
"Af, apa kau lupa apa yang telah kau lakukan, Allah tidak tidur, setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan kalau kau tidak ingin mendapat balasan yang lebih mengerikan dari sang pencipta, ingat itu"
Afita terdiam, apa yang di katakan sang kakak tidak ada yang salah. "Tapi aku masih belum siap tinggal satu atap dengan Zafian kak, aku melihat dia masih sangat mencintai mantan tunangannya, apa bisa aku menggantikannya walaupun aku mencoba untuk menerimanya?" Ucap Afita.
"Wanita dari keluarga Nugraha adalah sosok yang kuat dan pantang menyerah, itu yang kakak tau, apa itu sudah berubah darimu?" Tanya Aftan.
Afita terkesiap, bagaimana mungkin dia begitu putus asa sebelum mencoba apapun akan hubungannya. "Maaf kak?" Ucap Afita lirih.
Aftan tersenyum, lalu memeluk adiknya, "Mungkin kau hanya perlu adaptasi saja, jangan biarkan apa yang sudah menjadi milikmu itu sia-sia, kenali suamimu dengan baik, aku akan memberikanmu informasi tentangnya kalau kau mau"
Afita melepas pelukannya dan memandang lekat kakaknya, "maksud kak Aftan?" Tanya Afita.
"Dia laki-laki hebat yang memulai semuanya dari nol, bahkan saat dirinya dalam keadaan terpuruk dimasa lalunya, apa kau tidak tau?" tanya Aftan.
Afita mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan sang kakak padanya.
"Hahaha, kau kira kenapa mommy dan aku waktu itu langsung menyetujui syarat yang di berikan Zafian untuk menjadikanmu istrinya, hem?" lanjut Aftan.
"Maksud kakak, kalian sengaja melakukan hal itu?" Tanya Afita terkejut.
"Kami tidak mungkin main-main dalam memberimu restu untuk sebuah pernikahan Af, pikirkan hal itu" ucap Aftan dan membuat Afita sejenak terdiam.
"Sudah cukup aku memberikan penjelasan padamu, selanjutnya terserah, kau yang memutuskan" lanjut Aftan, lalu segera beranjak dan berpamit pergi untuk melanjutkan perjalanan bisnisnya ke luar negeri.
Sementara Afita masih terdiam di kursi kerjanya, segera membuka laptop dan berselancar mencari informasi tentang Zafian Al Faradz yang kini sudah menjadi suami nya.
Afita tertegun, melihat salah satu berita dimana Zafian pernah mendapatkan kekerasan diwaktu kecil bersama dengan sang bunda, rupanya sang ayah yang saat itu seorang pengusaha sukses dan bahkan sempat menjadi saingan bisnis keluarga Nugraha dimasa berjayanya, telah membuang Anak dan istrinya demi seorang model kelas atas yang menjadi seling-kuhannya.
"Astagfirullah" gumam Afita.
Tangannya terus mencari sumber informasi yang lain, hingga Afita berhenti pada sosok wanita cantik yang berprofesi seorang model dan dulu menjadi tunangan Zafian, Bahkan beberapa foto se-ksi keduanya yang nampak begitu in-tim banyak bertebaran di media sosial.
"Menji-jikkan!" Ucapnya kesal.
Masih terus melanjutkan pencariannya, Afita dibuat terperangah dengan kerjasama perusahaan suaminya dengan calon mertuanya yang tidak jadi.
"Oh my God, kenapa dia bodoh sekali, pantas saja perusahaan Ricardo Company menjadi begitu cepat besar, rupanya memanfaatkan otak dan juga uangnya, dasar sembrono!" Ucap Afita lagi.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
awesome moment
kn perempuan pumya banyak senjata utk mengalahkan laki2
2024-10-26
0
Liesdiana Malindu
boleh tau di part berapa kisah zafian dan bundanya dalam cerita keluarga Nugraha sebelumnya? Aq sudah lupa2 ingat soal nya sudah lama, malas aja kalau mau mengulang membaca kisah mereka, tapi penasaran juga dgn kisah zafian dan keluarga Ricardo sebelumnya..🙏
2024-08-12
2
Sulaiman Efendy
SEMOGA ZAFIAN GK TRGODA ELIZA LAGI, MODEL DIPACARI, 80% PARA MODEL, MANA ADA AHKLAK, HIDUP MRK LBH PTGKN KARIR DRIPADA KLUARGA,
2024-07-02
0