Kesedihan Dan Rasa Iri William

Andre memperhatikan wajah adiknya, tangannya menggenggam tangan adiknya erat.

"Darel, maafkan Kakak. Kakak gagal menjagamu," lirih Andre.

"Kakak." Darel menangis. "Kakak jangan bicara seperti itu. Kakak tidak salah. Aku saja yang ceroboh. Aku lari begitu saja tanpa memperhatikan sekitarnya. Coba saat itu aku melihat kiri dan kanan mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi," ucap Darel.

"Tapi tetap saja Kakak yang salah."

"Kakaakk," lirih Darel menggelengkan kepalanya dan air matanya yang masih setia mengalir. "Kakak jangan menyalahkan diri sendiri. Aku tidak suka itu. Aku mohon, Kak. Berhentilah menyalahkan dirimu. Kalian kakak-kakak terbaik yang aku punya. Kalian menyayangiku, menjagaku, merawatku, dan selalu ada untukku. Kalian selalu bergantian mengantarku dan menjemputku ke sekolah. Aku menyayangi kalian, Kak!" tutur Darel.

Mereka terharu mendengar penuturan Darel.

"Kami semua menyayangimu, Rel!" jawab para kakak-kakaknya termasuk kakak-kakak sepupunya.

Sedangkan para orang tua sangat bangga melihat kedekatan, kekompakan, kepedulian anak-anak mereka.

"Coba saja putra-putraku memiliki sifat seperti keponakan-keponakanku mungkin aku juga bisa merasakan kebahagiaan sebagai seorang ayah," batin William.

Arvind yang menyadari bahwa adiknya sedari memperhatikan para anak-anak dalam diam.

"William," panggil Arvind sambil menepuk pelan bahu adiknya itu dan hal itu sukses membuyarkan lamunannya.

"Ada apa, hum? Dari tadi Kakak perhatikan kamu melamun saja dan arah pandanganmu melihat kearah anak-anak?" tanya Arvind.

"Aku hanya merasa iri saja, Kak! Aku iri melihat kalian yang memiliki putra yang begitu baik, sopan, ramah, kompak, perhatian peduli satu sama lainnya. Sedangkan aku, putraku beda jauh dengan putra-putra kalian," jawab William yang meneteskan air matanya.

"Hei, apapun itu. Mereka tetap putra-putramu? Mungkin caramu saja yang kurang memberikan nasehat dan arahan kepada mereka. Kau harus lebih tegas dan keras pada putra-putramu. Bukan keras dalam artian kau melakukan kekerasan fisik. Tapi keras dalam cara kau menasehati dan membimbing mereka," ucap Arvind.

"Papa setuju dengan Kakakmu, William! Mungkin caramu sangat lemah didepan mereka. Jadi mereka sama sekali tidak ada rasa takut denganmu. Maafkan Papa kalau selama ini selalu menyalahkanmu mengenai istri dan putra-putramu. Papa sangat menyayangimu. Papa menyayangi kalian semua," ucap Jeon Antony menambahkan.

"Ya, sudah! Jangan dipikirkan lagi, oke! Bagaimana pun dirimu, sifatmu. Kau adalah adiknya Kakak. Selamanya akan menjadi adiknya Kakak," ucap Arvind, lalu memberikan pelukan kepada adiknya.

"Aku menyayangimu, Kak! Maafkan aku," ucap William.

"Kau tidak salah. Dan Kakak tidak marah padamu. Kakak juga menyayangimu. Mungkin Kakak yang lebih besar sayangnya kekamu dari pada kamu kekakak." Arvind berucap sembari menggoda adiknya.

Lalu tiba-tiba, William memberikan cubitan kecil di pinggang Arvind.

"Aww." Arvind langsung melepaskan pelukannya dari William karena merasakan cubitan dari adiknya itu.

"Sudah berani mencubit Kakak rupanya ya!" protes Arvind.

"Kakak sendiri yang memulai," protes William balik.

Mereka semua tertawa melihat perdebatan kecil Arvind dan William.

"Aish. Papa dan Paman benar-benar lucu. Kalian seperti anak usia lima tahun saja. Perdebatan kalian bisa mengalahkan perdebatanku dengan Kak Raffa!" seru Darel nyaring.

Mereka semua tertawa mendengar ucapan yang keluar dari mulut sibungsu.

"Hahaha."

"Kamu ini ada-ada saja, Rel!" seru Salma, sang bibi.

"Ma, Pa." Darel memanggil kedua orang tuanya. Yang merasa dipanggil mengalihkan perhatian kepada Darel.

"Ada apa, sayang? Darel butuh sesuatu?" tanya Arvind.

"Aku mau pulang," jawab Darel singkat.

"Apaaa? Pulang?" teriak mereka bersamaan.

"Kenapa kalian semua berteriak? Memangnya ada yang salah dengan ucapanku?" tanya Darel dengan wajah polos tak berdosa.

"Sayang. Kamu itu baru sadar masa sudah langsung minta pulang," ucap Adelina lembut.

"Mama. Aku tidak mau lama-lama berada di rumah sakit. Rumah sakit ini sangat menakutkan," jawab Darel dengan mempoutkan bibirnya dan wajah memelasnya.

"Kau pikir ini rumah hantu, hah!" ucap Vano dengan menatap horor adiknya.

"Bahkan bagiku ini lebih dari rumah hantu, Kak Vano!" Darel menjawab pertanyaan dari Kakak esnya itu.

"Aish, kau ini selalu mengartikan dan memberikan julukan untuk tempat-tempat yang tidak kau sukai. Seperti sekarang ini. Kau mengatakan rumah sakit ini menakutkan," sela Axel.

"Itu memang kenyataannya, Kak Axel! Rumah sakit ini memang menakutkan. Apalagi sarangnya hantu. Kan banyak orang yang mati di rumah sakit. Ada yang mati tertabrak, ada yang mati bunuh diri. Ada yang mati habis melahirkan. Dan ada yang dibunuh. Dan mayat-mayat itu ujung-ujungnya di bawa ke rumah sakit setelah itu baru di bawa pulang oleh keluarganya," jawab Darel.

Mereka yang mendengar ucapan Darel hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Kamu ini ada-ada saja," kata Melvin Jecolyn sambil mengelus pelan kepala adik sepupunya.

"Dasar adik teraneh," ejek Raffa.

"Kau bahkan lebih aneh dari padaku, Kak! Bahkan otakmu kebanyakan isinya diluar nalar manusia pada umumnya," jawab Darel frontal.

Raffa melotot. Mulutnya menganga mendengar perkataan dari adiknya itu.

"Kau tidak tahu apa-apa tentangku kelinci laknat. Jadi jangan sok mengetahui apa yang ada di otakku ini," protes Raffa tak terima yang menatap horor adiknya.

"Aish. Kau lupa aku ini siapa bagimu dan kau siapa bagiku? Aku ini adikmu. Dan kau adalah kakakku. Jadi, aku tahu semua tentangmu. Termasuk isi otakmu itu," jawab Darel yang berhasil membuat Kakak aliennya itu bertambah kesal, terlihat dari wajahnya.

Melihat perdebatan kedua putra bungsunya. Arvind pun bersuara.

"Sudah, sudah! Kenapa jadi ribut seperti ini sih??"

"Kak Raffa yang mulai duluan Pa. Kan Kak Raffa yang mengataiku kalau aku ini aneh. Aku tidak terima." Darel pura-pura kesal dengan memanyunkan bibirnya.

Arvind hanya bisa pasrah melihat kedua putra bungsunya kalau sudah adu mulut begini.

"Bukan Kakak mengataimu. Tapi itu memang kenyataannya. Kau itu adik teraneh," ucap Darel yang masih terus membuat adiknya kesal.

Darel menatap tajam pada kakaknya itu dengan mulut yang digerak-gerakkan kekiri kekanan sambil mengucap kata sumpah serapah yang dituju untuk kakaknya.

"Dasar alien otak udang, otak dungu. Giliran aku sakit nangis-nangis. Giliran aku sehat dibully. Apa itu namanya? Kalau Kakak itu sama denganku? Sama-sama aneh," tutur Darel sambil membuang wajahnya dari Raffa.

Matanya sudah berkaca-kaca. "Kakak jahat. Aku tidak mau bicara dengan Kakak selama sebulan," Darel merajuk.

Raffa yang mendengar ucapan dari adiknya seketika terkejut dan juga merasa bersalah.

"Ooh tidak!! Ini tidak boleh terjadi. Duniaku bisa hancur kalau siluman kelinci ini mendiamiku selama sebulan," batin Darel.

Raffa mendekati ranjang Darel dan menggenggam tangan adiknya itu.

"Hei. Darel marah ya. Kakak kan cuma bercanda."

Darel menarik paksa tangannya yang digenggam oleh Raffa tanpa melihat kearahnya.

"Aku tidak mau bicara dengan Kakak."

"Aku ngantuk mau tidur. Jangan ada yang gangguin aku," ucap Darel dan langsung memejamkan matanya.

"Mati kau, Raffa. Siapkan saja mentalmu. Hari-harimu tanpa siluman kelinci itu? Siluman kelinci itu merajuk padamu," ejek Evan.

"Diam kau bantet," ucap Raffa kejam.

"Yak, Kau...!" ucapannya terhenti saat melihat tatapan horor dari Raffa.

"Bagaimana ya nasib seorang Raffa Wilson yang didiami oleh kelinci kesayangannya? Apalagi selama sebulan? Kakak tidak bisa bayangkan keadaan rumah pasti sangat sangat hening dan sepi tanpa teriakan sikelinci itu," goda Nevan.

"Ya, kau benar Kak Nevan. Rumah akan sepi kayak kuburan kalau tidak mendengar teriakan sikelinci itu," ujar Rendra menambahkan.

"Kau harus bertanggung jawab, Raffa." Satya ikut menjahili Raffa, adik sepupunya.

Semua mengangguk menyetujui ucapan Satya.

"Teriakan sikelinci itu sudah sarapan kita setiap hari. Kalau selama satu bulan kita tidak mendengar teriakan sikelinci itu, kita semua bisa mati," celetuk Daffa yang juga ikut menjahili adik bungsu keduanya.

"Betul.. Betul.. Betul!" seru Alvaro.

"Kalian benar-benar menyebalkan, Kak, Rendra! Bisa-bisanya kalian membullyku saat seperti ini. Bukannya membantu malah membuat makin stress," saut Raffa sambil mengusap wajah frustasinya.

"Itu salahmu sendiri. Jadi kau harus bertanggung jawab," ucap Davian yang juga ikut-ikutan menjahili adiknya.

"Kak Davian!!" teriak Raffa.

"Jangan teriak-teriak alien muka kadal. Kalau mau teriak-teriak, di hutan sana jangan disini. Kakak mengganggu tidurku," protes Darel.

Raffa reflek mengatup bibir saat mendengar protes adiknya.

Dan hal itu sukses membuat anggota keluarganya yang lain tidak bisa menahan tawa mereka. Dan akhirnya tawa mereka semua pecah saat melihat wajah Raffa yang begitu lucu.

"Hahahahaha."

Terpopuler

Comments

Tim Hore

Tim Hore

MC nya ini kaya nya lemah bgt

2024-05-23

0

Merlinda Ani Inda

Merlinda Ani Inda

terimakasih kak, ceritanya bagus
suka sekali melihat kekompakan mereka.

2024-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kebersamaan Keluarga Arvind
2 Memutuskan
3 Kemarahan Davian Wilson
4 Tamparan Keras Dari Arvind
5 Membuat Keputusan
6 Drama Wilson Bersaudara
7 Keusilan Raffa
8 Perang Mulut Duo Bungsu
9 Rencana Licik Agatha
10 Kecelakaan Darel
11 Perasaan Lega
12 Kesedihan Dan Rasa Iri William
13 Perlawanan Awal Darel
14 Keberanian Darel
15 Ketakutan Agatha
16 Ketika Sifat Manja Darel Kumat
17 Rencana Jahat Lian
18 Kemarahan Arga
19 Hukuman Pertama Rayyan
20 Amarah Seorang Davian
21 Kekecewaan Willian
22 Julukan
23 Beban Pikiran
24 Masalah Yang Rumit
25 Hampir Saja
26 Ketahuan
27 Tak Berkutik
28 Perpindahan Posisi Jabatan
29 Menceritakan Sebuah Rahasia
30 Berduka
31 Rahasia Yang Diketahui Oleh Evan
32 Perlawanan Dari Evan
33 Kilas Balik Kejadian
34 Terpuruk
35 Sebuah Peringatan
36 Meminta Maaf
37 Kemarahan Alvaro dan Axel
38 Farraz dan keempat Adiknya
39 Keberhasilan Arzan
40 Kedatangan Mathew
41 Kecurigaan Dirga dan Evan
42 Memulai Permainan
43 Kebahagiaan Farraz dan Adik-adiknya
44 Menjelaskan Yang Sebenarnya
45 Keberhasilan Evan dan Darel
46 Hukuman
47 Ketahuan 2
48 Awal Kehancuran
49 Terbongkar
50 Kembalinya Arvind Wilson
51 Kemarahan Arvind dan Adik-adiknya
52 Pertemuan William dengan Kelima Putranya
53 Adik Laki-laki Kesayangan
54 Konflik Dimulai
55 Terlalu Percaya Diri
56 Kekalahan Mathew
57 Penyiksaan
58 Kepergian Darel
59 Menangis Histeris
60 Kembalinya Darel
61 Kebahagiaan Anggota Keluarga
62 Kekompakkan Wilson Bersaudara
63 Menunggu Mata Bulat Itu Terbuka
64 Kekesalan Raffa
65 Bercerita
66 Membuka Mata
67 Kekecewaan Andrean
68 Merindukan Sang Kakek
69 Penyesalan Terbesar Rayyan dan Keempat Adiknya
70 Obrolan Darel Dengan Ketujuh Sahabatnya
71 Kekecewaan Andrean 2
72 Ketakutan Darel
73 Menceritakan Kronologi Yang Sebenarnya
74 Keputusan Pengadilan
75 Permasalahan Selesai
76 S2. Keusilan Darel Terhadap Evan Dan Raffa
77 S2. Umpatan Darel Dan Raffa
78 S2. Mengingat Momen-Momen Kebersamaan
79 S2. Keusilan Raffa Di Pagi Hari
80 S2. Keinginan Darel
81 S2. Kabar Duka
82 S2. Kepergian Lima Sahabat
83 S2. Isak Tangis Darel
84 S2. Rasa Sayang Yang Besar
85 S2. Berusaha Membujuk
86 S2. Ingatan Darel Terhadap Ketujuh Sahabatnya
87 S2. Pergi Menjemput Darel
88 S2. Kesialan Darel
89 S2. Wajah Bersalah Dan Takut Darel
90 S2. Memiliki Sifat Yang Sama
91 S2. Telepon Dari Mirza
92 S2. Tugas Berat
93 S2. Mendapatkan Kado Terindah
94 S2. Kerinduan Darel Terhadap Ketujuh Sahabatnya
95 S2. Kekesalan Darel Terhadap Para Kakaknya
96 S2. Pertemuan Darel Dengan Salah Satu Teman Gamenya
97 S2. Wajah Pasrah Evan Dan Raffa
98 S2. Keterkejutan Darel Mendengar Jawaban Pingkan
99 S2. Para Kakak Kepo
100 S2. Kemarahan Leonard
101 S2. Kelakuan Heboh Duo Bungsu
102 S2. Kilas Balik Tentang Kayana
103 S2. Keterkejutan Pingkan
104 S2. Kemarahan Darel
105 S2. Informasi Dari Arzan
106 S2. Pertemuan Pingkan Dengan Keluarga Wilson
107 S2. Kilas Balik Rafif, Agra, Reymon Dan Ronald
108 S2. Kilas Balik Berakhir
109 S2. Perang Mulut Raffa Dan Dylan
110 S2. Sikap Dingin Darel
111 S2. Telepon Dari Lian
112 S2. Ucap Dan Janji Samuel
113 S2. Kejahilan Darel Terhadap Raffa
114 S2. Akhirnya Aku Menemukan Kalian
115 S2. Pengakuan Jujur Khary, Leo Dan Fahri
116 S2. Kenzo, Gavin
117 S2. Kekhawatiran Anggota Keluarga
118 S2. Bercerita Tentang Kenzo Dan Gavin
119 S2. Pendekatan Lima Sahabat Baru
120 S2. Rasa Takut Darel
121 S2. Keberhasilan Mikko
122 S2. Terluka
123 S2. Resmi Bersahabat
124 S2. Kebenaran Yang Terungkap
125 S2. Mulai Beraksi
126 S2. Kembalinya Gavin
127 S2. Kembalinya Ingatan Kenzo Dan Tewasnya Lian
128 S2. Bercerita Tentang Kejadian Di Kampus
129 S2. Kebahagiaan Darel Dan Sahabat-sahabatnya
130 S2. Kesedihan Dan Kekecewaan Keluarga Lian
131 S2. Tidak Mendapatkan Izin
132 S2. Terungkapnya Kabar Lima Sahabat Darel
133 S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Darel
134 S2. Kekhawatiran Para Sahabat
135 S2. Menginap Di Hotel
136 S2. Pertengkaran Darel Dan Davian
137 S2. Darel Yang Mengamuk
138 S2. Berusaha Merayu
139 S2. Ancaman Darel
140 S2. Kondisi Hati Yang Buruk
141 S2. Membahas Masalah Darel
142 S2. Kembalinya Sifat Asli Darel
143 S2. Telepon Misterius
144 S2. Terungkapnya Masalah Sang Adik
145 S2. Kabar Bahagia Dari Kenzo
146 S2. Ketakutan Anggota Keluarga
147 S2. Menceritakan
148 S2. Keterkejutan Para Sahabat Darel
149 Membahas Kondisi Darel
150 S2. Titik Terang
151 S2. Air Mata Arvind
152 S2. Obrolan Darel Dan Kenzo
153 S2. Perasaan Tak Enak Kenzo
154 S2. Penawar
155 S2. Perkataan Asal Kenzo
156 S2. Dendam Arvind Dan Keenam Putranya
157 S2. Kedatangan Lima Pemuda Tampan
158 S2. Pelukan Kerinduan
159 S2. Harapan Dan Permohonan Semua Orang
160 S2. Isak Tangis Darel
161 S2. Interaksi Ibu Dan Anak
162 Rasa Bersalah Davian Dan Adik-Adiknya
163 S2. Ketakutan Aldan Dan Kebahagiaan Darel
164 S2. Doa Tulus Raffa Dan Evan
165 S2. Kekesalan Darel Terhadap Lima Sahabatnya
166 S2. Ketakutan Daksa
167 Bertemu Dengan Gadis Si Pemilik Kucing
168 Mengetahui Kabar Tentang Mathew Dan Agatha
169 S2. Sifat Manja Darel Dan Perhatian Arvind
170 S2. Terbebas Dari Segala Larangan
171 S2. Kunjungan Arvind Dan Sandy Ke Kantor Polisi
172 S2. Amarah Seorang Razig
173 S2. Lo Baper?
174 S2. Obrolan Razig Dan Ibunya
175 S2. Cerita Dari Rayyan
176 S2. Kedatangan Arzan Dan Anggotanya
177 S2. Ketakutan Darel Akan Raffa
178 S2. Kejahilan Sekaligus Pembalasan Darel
179 S2. Helaan Nafas Lega Anggota Keluarga
180 S2. Aku Akan Membantumu
181 S2. Kelompok Geng Motor
182 S2. Kekesalan Darel Terhadap Davian
183 S2. Menceritakan Tentang Neylan
184 S2. Kemarahan Samuel Akan Cerita Sarga
185 S2. Calon Adik Ipar
186 S2. Para Pengganggu
187 S2. Kekesalan Dan Balasan Darel
188 S2. Perkataan Kejam Darel
189 S2. Amarah Evan Dan Raffa
190 S2. Kabar Bahagia Dari Fayyadh
191 S2. Telepon Dan Informasi Dari Arkan
192 S2. Kemarahan Dan Hukuman Dari Kenzi
193 S2. Kedatangan Kenzi Ke Kediaman Wilson
194 S2. Kebahagiaan Neylan
195 S2. Mengingatkan Rapat Besok
196 S2. Menolong Sarga
197 S2. Hukuman Penjara
198 S2. Kabar Mengenai Ayahnya Neylan
199 S2. Menghindari Seorang Anak Kecil
200 S2. Si Penelepon Misterius
201 S2. Janji Darel Dan Rencana Licik Darel
202 S2. Rem Motor Tak Berfungsi
203 S2. Zamy, Arman Dan Pemuda Misterius
204 S2. Kiriman Video Dari Kenzi
205 S2. Ancaman
206 S2. Rencana Darel
207 S2. Perlawanan Darel Terhadap Dosen Baru
208 S2. Dendam Mirza
209 S2. Ucapan Kejam Darel
210 S2. Tatapan Tajam Darel Terhadap Luan
211 S2. Ucapan Terima Kasih Tora
212 S2. Kedatangan Lucas Ke Perusahaan Mr'tin Corp
213 S2. Terungkapnya Sang Pelaku
214 S2. Merencanakan Pembalasan
215 S2. Pembalasan Dimulai
216 S2. Pembalasan Dari Davian
217 S2. Perlawanan Dari Brian CS
218 S2. Kekalahan Luan Malachi
219 S2. Keputusan Akhir
220 S2. Mana Wanita Asli Dan Mana Wanita Palsu
221 S2. Kemarahan Sammy Ramero
222 S2. Wajah Pasrah Devon
223 S2. Dana Untuk Ke Panti Asuhan Habis
224 S2. Nomor Ponsel Polisi
225 S2. Mendapatkan Kabar Dari Lucky
226 S2. Keinginan Aldan Terhadap Pelaku
227 S2. Kemarahan Darel
228 S2. Tatapan Curiga Darel
229 S2. Firasat Tak Enak
230 S2. Keterkejutan Davian
231 S2. Air Mata Darel
232 S2. Kakak Sayang Kamu
233 S2. Diluar Oke, Didalam Nggak Oke!
234 S2. Kedatangan Mikko Ke Rumah Sakit
235 S2. Masuk Jebakan
236 S2. Video Aksi Pencurian
237 S2. Membantu Ayahnya Gavin Dan Ayahnya Charlie
238 S2. Kebahagiaan Darel Akan Kabar Kesadaran Daffa
239 S2. Kabar Mengenai Kepemilikan Gedung Panti Asuhan
240 S2. Siapa Mereka?
241 S2. Mempersiapkan Diri
242 S2. Rencana Jahat Paula Terhadap Ghali
243 S2. Merencanakan Pertemuan
244 S2. Perasaan Tak Enak Darel
245 S2. Bercerita Tentang Paula
246 S2. Terluka
247 S2. Kemarahan Davi
248 S2. Rasa Bangga Arvind Terhadap Putra Bungsunya
249 S2. Ancaman Darel Untuk Kenzo
250 S2. Ancaman Evan
251 S2. Susu Pisang
252 S2. Rapat Dadakan
253 S2. Menolong Sang Bibi Dan Adik Sepupu
254 S2. Informasi Dari Noah
255 S2. Kemarahan Dan Ancaman Evan
256 S2. Menceritakan Tentang Kepindahan Ke Jerman
257 S2. Manusia Jangkung
258 S2. Kedatangan Gadis Pertama
259 S2. Ketakutan Sang Pemilik Toko
260 S2. Merencanakan Untuk Masuk Ke Keluarga Wilson
261 Ucapan Kejam Darel Untuk Mika, Marnella Dan Laudya
262 Anda Di Blokir
263 Balasan Telak Untuk Tukang Bully
264 Di Hadang Tiga Mobil
265 Darel Yang Bermulut Pedas
266 S2. Rencana Licik Darel
267 Merajuk
268 Berusaha Meminta Maaf
269 Dua Keinginan Yang Terkabul
270 Kata-Kata Kejam Darel
271 S2. Pertarungan Yang Mengerikan
272 S2. Membantu Masalah Sang Adik
273 S2. Membahas Penyerangan Nanti Malam
274 S2. Janji Para Sahabat Darel
275 Pergi Menyelamatkan Darel
276 S2. Perasaan Takut
277 S2. Telepon Dari Pria Misterius
278 S2. Pembalasan Terhadap Keluarga Rocio
279 S2. Ayo, kita Mulai Merencanakan Pembalasan
280 Kilas Balik Pembicaraan Darel Dengan Tiga Tangan Kanannya
281 S2. Tembakan Tiba-Tiba
282 S2. Keterkejutan Xavier, Stephen Dan Richard
283 Mengeluh
284 S2. Menyelesaikan Pembalasan
285 S3. Koma
286 S3. Bagian Dari Keluarga
287 S3. Amnesia
288 S3. Keterkejutan Dan Rasa Khawatir Gavin
289 S3. Ucapan Serta Ancaman Erick
290 S3. Dua Perawat Palsu
291 S3. Ucapan Dan Ancaman Sarga
292 S3. Merencanakan Untuk Penjebakan
293 S3. Pasti Dia Orangnya
294 S3. Tujuanku Meminta Pulang
295 S3. Mengikuti Keinginan Darel
296 S3. Jangan Seperti Maling
297 S3. Telepon Dari Lucky Dan Rencana Darel
298 S3. Berhenti Atau Maju
299 S3. Anak Tidak Tahu Diri
300 S3. Yang Bersalah Yang Akan Dihukum
301 S3. Kemarahan Rizky
302 S3. Si Jangkung
303 S3. Mengajak Kerjasama
304 S3. Membawa Mindy
305 S3. Mengajukan Banding
306 S3. Kekesalan Davian Akan Ulah Darel
307 S3. Aksi Kejahilan Darel
308 S3. Uang Itu Cukup Sampai Kamu Menikah
309 S3. Minta Maaf Pada Adikku
310 S3. Wajah Super Kesal Kenzo
311 S3. Kedatangan Darel Bersama Para Sahabatnya Ke Rumah Sakit
312 S3. Sindiran Darel Untuk Davian
313 S3. Keterkejutan Davian Dan Anggota Keluarga Wilson
314 S3. Fakta Tentang Ayah Kandung Axella
315 S3. Kehancuran Keluarga Utama Kelyn Dan Keluarga Virera
316 S3. Kedatangan Sisil Ke Kampus Lucas
317 S3. Cerita Axella Tentang Pertemuannya Dengan Darel
318 S3. Perlakuan Manis Axella Terhadap Darel
319 S3. Teriak Balas Teriak
320 S3. Tinggalkan Dia. Kau Berhak Bahagia
321 S3. Telepon Dari Zola
322 S3. Kedatangan Vivian
323 S3. Para Pengendara Motor
Episodes

Updated 323 Episodes

1
Kebersamaan Keluarga Arvind
2
Memutuskan
3
Kemarahan Davian Wilson
4
Tamparan Keras Dari Arvind
5
Membuat Keputusan
6
Drama Wilson Bersaudara
7
Keusilan Raffa
8
Perang Mulut Duo Bungsu
9
Rencana Licik Agatha
10
Kecelakaan Darel
11
Perasaan Lega
12
Kesedihan Dan Rasa Iri William
13
Perlawanan Awal Darel
14
Keberanian Darel
15
Ketakutan Agatha
16
Ketika Sifat Manja Darel Kumat
17
Rencana Jahat Lian
18
Kemarahan Arga
19
Hukuman Pertama Rayyan
20
Amarah Seorang Davian
21
Kekecewaan Willian
22
Julukan
23
Beban Pikiran
24
Masalah Yang Rumit
25
Hampir Saja
26
Ketahuan
27
Tak Berkutik
28
Perpindahan Posisi Jabatan
29
Menceritakan Sebuah Rahasia
30
Berduka
31
Rahasia Yang Diketahui Oleh Evan
32
Perlawanan Dari Evan
33
Kilas Balik Kejadian
34
Terpuruk
35
Sebuah Peringatan
36
Meminta Maaf
37
Kemarahan Alvaro dan Axel
38
Farraz dan keempat Adiknya
39
Keberhasilan Arzan
40
Kedatangan Mathew
41
Kecurigaan Dirga dan Evan
42
Memulai Permainan
43
Kebahagiaan Farraz dan Adik-adiknya
44
Menjelaskan Yang Sebenarnya
45
Keberhasilan Evan dan Darel
46
Hukuman
47
Ketahuan 2
48
Awal Kehancuran
49
Terbongkar
50
Kembalinya Arvind Wilson
51
Kemarahan Arvind dan Adik-adiknya
52
Pertemuan William dengan Kelima Putranya
53
Adik Laki-laki Kesayangan
54
Konflik Dimulai
55
Terlalu Percaya Diri
56
Kekalahan Mathew
57
Penyiksaan
58
Kepergian Darel
59
Menangis Histeris
60
Kembalinya Darel
61
Kebahagiaan Anggota Keluarga
62
Kekompakkan Wilson Bersaudara
63
Menunggu Mata Bulat Itu Terbuka
64
Kekesalan Raffa
65
Bercerita
66
Membuka Mata
67
Kekecewaan Andrean
68
Merindukan Sang Kakek
69
Penyesalan Terbesar Rayyan dan Keempat Adiknya
70
Obrolan Darel Dengan Ketujuh Sahabatnya
71
Kekecewaan Andrean 2
72
Ketakutan Darel
73
Menceritakan Kronologi Yang Sebenarnya
74
Keputusan Pengadilan
75
Permasalahan Selesai
76
S2. Keusilan Darel Terhadap Evan Dan Raffa
77
S2. Umpatan Darel Dan Raffa
78
S2. Mengingat Momen-Momen Kebersamaan
79
S2. Keusilan Raffa Di Pagi Hari
80
S2. Keinginan Darel
81
S2. Kabar Duka
82
S2. Kepergian Lima Sahabat
83
S2. Isak Tangis Darel
84
S2. Rasa Sayang Yang Besar
85
S2. Berusaha Membujuk
86
S2. Ingatan Darel Terhadap Ketujuh Sahabatnya
87
S2. Pergi Menjemput Darel
88
S2. Kesialan Darel
89
S2. Wajah Bersalah Dan Takut Darel
90
S2. Memiliki Sifat Yang Sama
91
S2. Telepon Dari Mirza
92
S2. Tugas Berat
93
S2. Mendapatkan Kado Terindah
94
S2. Kerinduan Darel Terhadap Ketujuh Sahabatnya
95
S2. Kekesalan Darel Terhadap Para Kakaknya
96
S2. Pertemuan Darel Dengan Salah Satu Teman Gamenya
97
S2. Wajah Pasrah Evan Dan Raffa
98
S2. Keterkejutan Darel Mendengar Jawaban Pingkan
99
S2. Para Kakak Kepo
100
S2. Kemarahan Leonard
101
S2. Kelakuan Heboh Duo Bungsu
102
S2. Kilas Balik Tentang Kayana
103
S2. Keterkejutan Pingkan
104
S2. Kemarahan Darel
105
S2. Informasi Dari Arzan
106
S2. Pertemuan Pingkan Dengan Keluarga Wilson
107
S2. Kilas Balik Rafif, Agra, Reymon Dan Ronald
108
S2. Kilas Balik Berakhir
109
S2. Perang Mulut Raffa Dan Dylan
110
S2. Sikap Dingin Darel
111
S2. Telepon Dari Lian
112
S2. Ucap Dan Janji Samuel
113
S2. Kejahilan Darel Terhadap Raffa
114
S2. Akhirnya Aku Menemukan Kalian
115
S2. Pengakuan Jujur Khary, Leo Dan Fahri
116
S2. Kenzo, Gavin
117
S2. Kekhawatiran Anggota Keluarga
118
S2. Bercerita Tentang Kenzo Dan Gavin
119
S2. Pendekatan Lima Sahabat Baru
120
S2. Rasa Takut Darel
121
S2. Keberhasilan Mikko
122
S2. Terluka
123
S2. Resmi Bersahabat
124
S2. Kebenaran Yang Terungkap
125
S2. Mulai Beraksi
126
S2. Kembalinya Gavin
127
S2. Kembalinya Ingatan Kenzo Dan Tewasnya Lian
128
S2. Bercerita Tentang Kejadian Di Kampus
129
S2. Kebahagiaan Darel Dan Sahabat-sahabatnya
130
S2. Kesedihan Dan Kekecewaan Keluarga Lian
131
S2. Tidak Mendapatkan Izin
132
S2. Terungkapnya Kabar Lima Sahabat Darel
133
S2. Kemarahan Dan Kekecewaan Darel
134
S2. Kekhawatiran Para Sahabat
135
S2. Menginap Di Hotel
136
S2. Pertengkaran Darel Dan Davian
137
S2. Darel Yang Mengamuk
138
S2. Berusaha Merayu
139
S2. Ancaman Darel
140
S2. Kondisi Hati Yang Buruk
141
S2. Membahas Masalah Darel
142
S2. Kembalinya Sifat Asli Darel
143
S2. Telepon Misterius
144
S2. Terungkapnya Masalah Sang Adik
145
S2. Kabar Bahagia Dari Kenzo
146
S2. Ketakutan Anggota Keluarga
147
S2. Menceritakan
148
S2. Keterkejutan Para Sahabat Darel
149
Membahas Kondisi Darel
150
S2. Titik Terang
151
S2. Air Mata Arvind
152
S2. Obrolan Darel Dan Kenzo
153
S2. Perasaan Tak Enak Kenzo
154
S2. Penawar
155
S2. Perkataan Asal Kenzo
156
S2. Dendam Arvind Dan Keenam Putranya
157
S2. Kedatangan Lima Pemuda Tampan
158
S2. Pelukan Kerinduan
159
S2. Harapan Dan Permohonan Semua Orang
160
S2. Isak Tangis Darel
161
S2. Interaksi Ibu Dan Anak
162
Rasa Bersalah Davian Dan Adik-Adiknya
163
S2. Ketakutan Aldan Dan Kebahagiaan Darel
164
S2. Doa Tulus Raffa Dan Evan
165
S2. Kekesalan Darel Terhadap Lima Sahabatnya
166
S2. Ketakutan Daksa
167
Bertemu Dengan Gadis Si Pemilik Kucing
168
Mengetahui Kabar Tentang Mathew Dan Agatha
169
S2. Sifat Manja Darel Dan Perhatian Arvind
170
S2. Terbebas Dari Segala Larangan
171
S2. Kunjungan Arvind Dan Sandy Ke Kantor Polisi
172
S2. Amarah Seorang Razig
173
S2. Lo Baper?
174
S2. Obrolan Razig Dan Ibunya
175
S2. Cerita Dari Rayyan
176
S2. Kedatangan Arzan Dan Anggotanya
177
S2. Ketakutan Darel Akan Raffa
178
S2. Kejahilan Sekaligus Pembalasan Darel
179
S2. Helaan Nafas Lega Anggota Keluarga
180
S2. Aku Akan Membantumu
181
S2. Kelompok Geng Motor
182
S2. Kekesalan Darel Terhadap Davian
183
S2. Menceritakan Tentang Neylan
184
S2. Kemarahan Samuel Akan Cerita Sarga
185
S2. Calon Adik Ipar
186
S2. Para Pengganggu
187
S2. Kekesalan Dan Balasan Darel
188
S2. Perkataan Kejam Darel
189
S2. Amarah Evan Dan Raffa
190
S2. Kabar Bahagia Dari Fayyadh
191
S2. Telepon Dan Informasi Dari Arkan
192
S2. Kemarahan Dan Hukuman Dari Kenzi
193
S2. Kedatangan Kenzi Ke Kediaman Wilson
194
S2. Kebahagiaan Neylan
195
S2. Mengingatkan Rapat Besok
196
S2. Menolong Sarga
197
S2. Hukuman Penjara
198
S2. Kabar Mengenai Ayahnya Neylan
199
S2. Menghindari Seorang Anak Kecil
200
S2. Si Penelepon Misterius
201
S2. Janji Darel Dan Rencana Licik Darel
202
S2. Rem Motor Tak Berfungsi
203
S2. Zamy, Arman Dan Pemuda Misterius
204
S2. Kiriman Video Dari Kenzi
205
S2. Ancaman
206
S2. Rencana Darel
207
S2. Perlawanan Darel Terhadap Dosen Baru
208
S2. Dendam Mirza
209
S2. Ucapan Kejam Darel
210
S2. Tatapan Tajam Darel Terhadap Luan
211
S2. Ucapan Terima Kasih Tora
212
S2. Kedatangan Lucas Ke Perusahaan Mr'tin Corp
213
S2. Terungkapnya Sang Pelaku
214
S2. Merencanakan Pembalasan
215
S2. Pembalasan Dimulai
216
S2. Pembalasan Dari Davian
217
S2. Perlawanan Dari Brian CS
218
S2. Kekalahan Luan Malachi
219
S2. Keputusan Akhir
220
S2. Mana Wanita Asli Dan Mana Wanita Palsu
221
S2. Kemarahan Sammy Ramero
222
S2. Wajah Pasrah Devon
223
S2. Dana Untuk Ke Panti Asuhan Habis
224
S2. Nomor Ponsel Polisi
225
S2. Mendapatkan Kabar Dari Lucky
226
S2. Keinginan Aldan Terhadap Pelaku
227
S2. Kemarahan Darel
228
S2. Tatapan Curiga Darel
229
S2. Firasat Tak Enak
230
S2. Keterkejutan Davian
231
S2. Air Mata Darel
232
S2. Kakak Sayang Kamu
233
S2. Diluar Oke, Didalam Nggak Oke!
234
S2. Kedatangan Mikko Ke Rumah Sakit
235
S2. Masuk Jebakan
236
S2. Video Aksi Pencurian
237
S2. Membantu Ayahnya Gavin Dan Ayahnya Charlie
238
S2. Kebahagiaan Darel Akan Kabar Kesadaran Daffa
239
S2. Kabar Mengenai Kepemilikan Gedung Panti Asuhan
240
S2. Siapa Mereka?
241
S2. Mempersiapkan Diri
242
S2. Rencana Jahat Paula Terhadap Ghali
243
S2. Merencanakan Pertemuan
244
S2. Perasaan Tak Enak Darel
245
S2. Bercerita Tentang Paula
246
S2. Terluka
247
S2. Kemarahan Davi
248
S2. Rasa Bangga Arvind Terhadap Putra Bungsunya
249
S2. Ancaman Darel Untuk Kenzo
250
S2. Ancaman Evan
251
S2. Susu Pisang
252
S2. Rapat Dadakan
253
S2. Menolong Sang Bibi Dan Adik Sepupu
254
S2. Informasi Dari Noah
255
S2. Kemarahan Dan Ancaman Evan
256
S2. Menceritakan Tentang Kepindahan Ke Jerman
257
S2. Manusia Jangkung
258
S2. Kedatangan Gadis Pertama
259
S2. Ketakutan Sang Pemilik Toko
260
S2. Merencanakan Untuk Masuk Ke Keluarga Wilson
261
Ucapan Kejam Darel Untuk Mika, Marnella Dan Laudya
262
Anda Di Blokir
263
Balasan Telak Untuk Tukang Bully
264
Di Hadang Tiga Mobil
265
Darel Yang Bermulut Pedas
266
S2. Rencana Licik Darel
267
Merajuk
268
Berusaha Meminta Maaf
269
Dua Keinginan Yang Terkabul
270
Kata-Kata Kejam Darel
271
S2. Pertarungan Yang Mengerikan
272
S2. Membantu Masalah Sang Adik
273
S2. Membahas Penyerangan Nanti Malam
274
S2. Janji Para Sahabat Darel
275
Pergi Menyelamatkan Darel
276
S2. Perasaan Takut
277
S2. Telepon Dari Pria Misterius
278
S2. Pembalasan Terhadap Keluarga Rocio
279
S2. Ayo, kita Mulai Merencanakan Pembalasan
280
Kilas Balik Pembicaraan Darel Dengan Tiga Tangan Kanannya
281
S2. Tembakan Tiba-Tiba
282
S2. Keterkejutan Xavier, Stephen Dan Richard
283
Mengeluh
284
S2. Menyelesaikan Pembalasan
285
S3. Koma
286
S3. Bagian Dari Keluarga
287
S3. Amnesia
288
S3. Keterkejutan Dan Rasa Khawatir Gavin
289
S3. Ucapan Serta Ancaman Erick
290
S3. Dua Perawat Palsu
291
S3. Ucapan Dan Ancaman Sarga
292
S3. Merencanakan Untuk Penjebakan
293
S3. Pasti Dia Orangnya
294
S3. Tujuanku Meminta Pulang
295
S3. Mengikuti Keinginan Darel
296
S3. Jangan Seperti Maling
297
S3. Telepon Dari Lucky Dan Rencana Darel
298
S3. Berhenti Atau Maju
299
S3. Anak Tidak Tahu Diri
300
S3. Yang Bersalah Yang Akan Dihukum
301
S3. Kemarahan Rizky
302
S3. Si Jangkung
303
S3. Mengajak Kerjasama
304
S3. Membawa Mindy
305
S3. Mengajukan Banding
306
S3. Kekesalan Davian Akan Ulah Darel
307
S3. Aksi Kejahilan Darel
308
S3. Uang Itu Cukup Sampai Kamu Menikah
309
S3. Minta Maaf Pada Adikku
310
S3. Wajah Super Kesal Kenzo
311
S3. Kedatangan Darel Bersama Para Sahabatnya Ke Rumah Sakit
312
S3. Sindiran Darel Untuk Davian
313
S3. Keterkejutan Davian Dan Anggota Keluarga Wilson
314
S3. Fakta Tentang Ayah Kandung Axella
315
S3. Kehancuran Keluarga Utama Kelyn Dan Keluarga Virera
316
S3. Kedatangan Sisil Ke Kampus Lucas
317
S3. Cerita Axella Tentang Pertemuannya Dengan Darel
318
S3. Perlakuan Manis Axella Terhadap Darel
319
S3. Teriak Balas Teriak
320
S3. Tinggalkan Dia. Kau Berhak Bahagia
321
S3. Telepon Dari Zola
322
S3. Kedatangan Vivian
323
S3. Para Pengendara Motor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!