Part 5

"Nara."

Deg

Nara yang baru saja memasuki ruang kerja Alden pun langsung terkesiap saat aksinya ditangkap basah oleh Alden. Wanita itu menelan ludahnya kasar dan berbalik dengan wajah pucat.

Nara melihat mata Alden yang menatapnya tajam. Setiap Alden menatapnya seperti itu Nara selalu merasa jika Alden bukanlah pria yang ia kenal. Bak memiliki dua kepribadian yang membuat Nara bingung dan selalu bertanya-tanya.

Dan hal itu pulalah yang membawanya ke tempat ini karena merasa penasaran dengan apa yang dikerjakan oleh Alden. Selama ini Nara tak pernah tahu apa yang menjadi pekerjaan Alden setelah ia tak lagi bekerja dengan ayah dan ibunya. Nara ingin mengetahui pekerjaan Alden dan sering menanyakan kepada pria itu tapi Alden jarang ingin menjawab pertanyaannya hingga Nara larut dalam kebingungan yang menghantarkan dirinya ke sini.

"Apa yang kau lakukan di sini Nara?" tanya Alden dengan suara yang khas ingin marah tapi berusaha untuk menahan amarah tersebut.

"Pa...paman ini bukan seperti apa yang kau lihat. Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya ingin mencari mu di sini." Nara menarik napas panjang dengan berani membalas tatapan Alden. Ia merasa terintimidasi dengan tatapan tajam itu hingga tanpa sadar Nara mundur seraya meneguk ludahnya sendiri. Aura Alden terlalu kuat dan sukar untuk Nara melawannya.

"Kau berbohong Nara." Jelas dari mata Nara sudah dapat ditebak jika apa yang dikatakan oleh wanita itu bukanlah yang sebenarnya.

Alden tak bisa lagi menyembunyikan amarah yang dari tadi ia simpan. Nara sudah terlampau jauh melangkah dan ia tak akan membiarkan hal itu. Jangan sampai perjuangannya selama bertahun-tahun ini selesai sampai di sini karena hanya Nara yang merasa penasaran dengan dirinya.

"Kau hanya penasaran dengan ku bukan sedang mencari ku," ucap Alden to the point yang menghancurkan kebohongan Nara.

"Hah?" Nara tak bisa berkata-kata karena apa yang dikatakan oleh Alden memang yang sebenarnya. Alden bahkan bisa menebak dirinya. Melihat Alden yang tampak tak seperti biasanya membuat Nara merasa takut sekaligus ingin lari dari tempat ini.

"Nara."

Tiba-tiba perubahan drastis pada Alden pun terjadi. Nara bahkan sangat terkejut ketika mendengar suara lembut yang keluar dari mulut Alden. Pria itu padahal baru saja satu detik yang lalu sedang marah kepadanya. Namun dalam sekejap pula ia berubah menjadi sosok yang baik dan sangat lembut. Bahkan tatapan intimidasi itu menjadi sebuah tatapan yang sayu.

Nara mengerutkan keningnya. Justru kebaikan yang ia dapatkan secara drastis itu malah membuat Nara merasa ketakutan. Ia berpikir jika Alden akan melakukan sesuatu padanya.

"Paman."

"Nara. Kau memang sudah keterlaluan. Tapi mengingat kau adalah anak dari majikan ku aku rasa aku tidak berhak untuk memarahi mu. Kau adalah orang yang ditinggalkan oleh nyonya dan juga tuan." Alden tersenyum dan menghampiri Nara.

Nara ingin mundur tapi di punggungnya sudah terhimpit oleh tembok. Ia hanya diam sembari memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Alden.

Alden memeluk tubuhnya dengan sangat pelan. Nara terdiam seribu bahasa ketika merasakan pelukan hangat yang diberikan oleh Alden.

Selain itu Nara juga merasakan jika ada lengan yang tengah mengusap punggungnya.

"Kau tahu kau benar-benar keras kepala."

"Paman. Maafkan aku. Terimakasih sudah baik kepadaku."

"Aku selalu baik kepadamu. Hanya saja kau yang selalu curiga kepadaku. Aku ini penyelamat mu dan tidak mungkin melakukan hal buruk kepadamu. Jika aku ingin melakukan sesuatu kepadamu sudah dari lama aku membunuh mu."

"Paman. Aku tidak berpikir begitu. Tapi maafkan aku jika kecurigaan ku kepada mu membuat mu merasa tersinggung. Aku merasa jika kau mirip seperti orang yang telah membunuh ayah dan ibu ku. Apalagi saat kau sedang menatap ku tajam."

"Bagaimana mungkin itu aku. Aku selalu ada untuk mu. Kau tega menuduh ku yang seperti itu."

"Paman." Nara merasa tidak enak kepada Alden. Ia pun mengeratkan pelukannya pada pria tersebut. "Sekali lagi aku minta maaf."

Alden diam-diam pun tersenyum puas. Ia mengusap kepala Nara dan kemudian mendekatkan mulutnya di telinga Nara. Alden berubah menjadi kucing yang penurut jika bersama Nara walau itu hanyalah sekedar akting.

"Nara. Aku merasa puas dengan kebaikan mu. Terimakasih kau sudah percaya kepada ku. Jangan pernah mendengarkan apa kata orang lain. Karena mereka ingin memisahkan kita. Kau janji jika ada yang mengatakan hal buruk tentang ku maka kau harus mengabaikannya."

Nara memandang dalam Alden. Ia pun mengangguk dengan polosnya.

"Aku pasti akan lebih percaya Paman."

"Anak pintar."

Alden pun mencium pipi Nara membuat wanita itu merasa terkejut. Ia memandang bingung Alden tapi laki-laki itu kemudian meninggalkannya.

"Paman," cicit Nara ketika mengusap pipinya yang dikecup oleh Alden.

"Nara. Aku bisa melakukan hal lebih. Kau jangan kaget, itu adalah bentuk kasih sayang ku kepadamu."

Nara adalah anak yang sangat polos. Ia belum mengerti apapun mengenai dunia yang sesungguhnya.

Mendengar ucapan Alden ia merasa bahagia. Ia pikir Alden sangat menyayanginya hingga ia ingin hal yang lebih karena menurutnya Alden pasti lebih sangat menyayanginya jika melakukan itu.

"Bentuk kasih sayang?" gumam Nara lalu tersipu malu.

___________

Nara memandang kamarnya yang selalu gelap. Semenjak kejadian itu hidupnya yang dulu penuh dengan warna berubah menjadi hitam.

Nara tersenyum tipis. Ia memandang dirinya di dalam kaca buram yang menampilkan tubuhnya yang sangat seksi dengan pakaian tidurnya. Nara memiliki tubuh yang indah tapi ia tak mengerti cara memanfaatkannya.

Wanita itu malah menganggap apa yang ia miliki adalah sebuah hal buruk karena sering kali karena tubuhnya Nara di-bully oleh teman-teman perempuannya yang merasa iri dengannya.

Tak menutup juga Nara sering kali mengalami pelecehan secara non verbal.

"Nara."

Nara merasakan ada usapan di lehernya. Ia pun langsung tahu siapa orang itu. Ketika Nara hendak berbalik tubuhnya ditahan oleh Alden.

Alden tiba-tiba memeluknya yang membuat Nara pun mati kutu. Pria tersebut bernapas di telinganya membuat Nara tak bisa bernapas karenanya.

"Kau sangat cantik," bisik Alden.

Nara diam dan memandang ke cermin. Di sana ia bisa melihat dengan jelas wajah Alden yang menatapnya memuja.

Alden pun mencium lehernya yang membuat Nara langsung menjauh.

"Paman apa yang kau lakukan?"

"Hanya mencium mu sebentar. Aku tidak akan melakukan apapun kepadamu."

Nara mengerjapkan mata beberapa kali ketika mendengar jawaban Alden.

"Paman."

Alden menarik tubuh Nara dan menatap Nara dengan mata kelamnya.

"Sudah ku katakan. Kau jangan takut, itu adalah bentuk kasih sayang ku kepadamu."

Nara terkesima lalu terbawa pengaruh buruk oleh perkataan Alden. Ia menurut saja tanpa tani bahwa itu salah.

__________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA.

Terpopuler

Comments

Uswatun Khasanah

Uswatun Khasanah

ya.. terasa kurang bacanya.. 😅

2022-11-09

1

Sari Utami

Sari Utami

lanjuttt kakkk

2022-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!