proses eksekusi penyitaan harta pribadi yang di lakukan di rumah Novan di iringi dengan isak tangis penghuni rumah itu
Hampir seluruh barang yang ada di angkut para eksekutor bahkan tabungan pribadi Novan dan pak Suryo pun ikut di bekukan....
Di kantor pun mereka di turunkan jabatannya pak Suryo karena lama di perusahaan kini di pindahkan menjadi manager lapangan sedangkan Novan hanya menjadi staf karyawan biasa seperti istrinya
Dan tentunya itu sangat mempengaruhi perekonomian mereka.
Yang biasanya bergaya seperti sosialita kini menjadi terbalik 180 derajat
Kehidupan keluarga itu menjadi sangat menyedihkan
"mas, aku sudah cuty kuliah, besok aku akan cari kerja biar bisa bantu ekonomi di rumah"
Dengan terisak Novia berkata pada sang kakak yang tampak lusuh setelah melihat semua harta yang di punyai telah di sita oleh perusahaan
"terserah kamu, mas pusing"
Novan menjawab ketus seraya berlalu menuju ke kamarnya
"mas, besok gimana kita ke kantornya, mobil ku....."
Siska membuntuti Novan ke kamar dengan omelan tanda protes
"kita naik angkot atau bis, dari pada suami kamu di penjara"
"aku tidak mau mas, dari kecil aku tak pernah naik angkot dan bis, gimana nanti kata temen teman di kantor tau, malu kan aku"
"lantas kamu mau naik apa? Naik ojek? Kamu masih mikirin apa kata temen kantor, sedang kondisi kita sekarang aja sangat memprihatinkan"
Novan berteriak pada istri nya yang masih belum bisa terima dengan penyitaan semua aset mereka
"mas...kita kan masih punya gaji, kita bisa kredit mobil mas"
"apa kamu tidak berpikir bahwa kita sebentar lagi akan memerlukan biaya yang besar siska"
Novan semakin meninggi, emosi nya seperti terpancing
"apa kamu lupa, kalau kamu itu sedang hamil, dan kita akan butuh biaya yang besar untuk persalinan kamu nanti"
"tapi mas..."
"ndak usah tapi tapi...kamu bisa nggak jadi istri yang nurut, tidak membangkang pada suami"
Novan kembali keluar kamar seraya membanting pintu .....pikiran nya sangat kacau dan semrawut,
Sementara istrinya tidak bisa memberi dukungan mental dan semangat justru membuat nya tambah pusing
Bagaimana tidak, selama ini Novan adalah tulang punggung di keluarga, semua keluarga bergantung padanya, terutama dalam hal keuangan
Dulu memilih Siska berharap kehidupan ekonomi nya semakin membaik tapi kenyataan nya malah semakin buruk.
Bukan hanya ekonomi yang buruk, tapi secara mental pun Siska tak mendukung nya sama sekali
*****
Pagi ini dengan terpaksa Siska dan novan berangkat ke kantor dengan naik bis, Siska yang tidak pernah naik bis, malah muntah di bis karena tidak tahan dengan bau bau yang beraneka macam, dan suasana penumpang yang berjubel membuat Novan kerepotan mengurus istrinya yang mabok di kendaraan umum
Sesampainya di kantor tampak karyawan karyawan lain sedang berbisik bisik melihat kondisi Siska yang lemas dan berantakan karena naik bis umum
Ada yang prihatin ada juga yang justru senang melihat kondisi yang mengenaskan pada pasangan muda itu.
Ada juga yang sibuk menggunjingkan perihal CEO mereka yang telah melangsungkan ijab kabul di Jakarta.
Novan mengepalkan tangan nya mendengar kabar yang masih simpang siur itu
Bukankah saat ini Ayu masih dalam masa idah yang artinya dia tidak boleh menikah dengan laki laki lain karena dalam masa idah itu masih ada kemungkinan rujuk untuk kembali menjadi suami nya
***
Suasana di kediaman Rahardjo sore ini terlihat sedikit rame, karena semua penghuni nya sudah kembali pulang
"akhirnya ...... Ayah sudah tidak betah lama lama di rumah sakit"
kami semua hanya tersenyum melihat ayah kembali pulang dengan keadaan sehat
"om, tante kalau begitu saya pulang dulu, sudah sore"
"pulang...kamu mau pulang kemana..."
Seru ayah yang membuat wajah Arga bingung
"kamu kan sudah menikah dengan Ayu, jadi disini juga rumah kamu"
Sontak wajah Arga memerah, seraya memegang tengkuknya menahan malu, sepertinya dia lupa kalau sudah menikah
Terdengar mas Raka dan mbak Gendhis yang cekikikan dengan kelakuan Arga yang tak ingat sudah punya istri.
Aku sendiri juga canggung mesti bersikap bagaimana
"kamu itu gimana sih Yuk, kamu suruh suami mu istirahat di kamar, malah diem aja"
"eh...iya bu....aku...lupa...."
Ku ajak Arga masuk ke kamar ku, rasanya canggung, bingung mau apa, dan terasa seperti orang asing telah memasuki kamar pribadiku
"emm....kamu istirahat aja dulu, aku.... emmm mau buat makanan dulu"
Aku bingung mencari alasan karena jujur aku merasa aneh satu kamar dengan Arga meskipun dia sekarang sudah menjadi suami ku
ku ambil makanan yang sudah di siapkan bik Narsi dan segelas susu hangat karena sejujurnya aku sama sekali tidak tahu apa pun tentang Arga, termasuk makanan kesukaan nya
Saat kembali masuk ke kamar, kulihat Arga tak ada di dalam, kamar ku kosong dan tiba tiba Arga keluar dari kamar mandi dengan setengah telanjang, hanya mengenakan handuk menutupi separuh tubuh bagian bawah
Dengan gugup segera ku balik kan tubuhku menghadap tembok
Bagaimanapun aku perempuan normal, aku takut kebablasan melihat tubuh Arga yang kekar dan tegap
"kamu...kamu...sedang apa..."
Tanyaku bingung masih membelakanginya dan memegang nampan di tangan
"bodoh....kamu pikir sedang apa....sudah tahu dari kamar mandi masih tanya"
"maksud ku...kenapa kamu tidak pakai baju.."
Aku terbata bata dan gugup
"aku yang harusnya tanya, kamu taruh di mana bajuku"
"ooh..."
Kutaruh nampan di meja, dan mengambilkan koper bajunya yang belum sempat ku bereskan
"ini.."
Kataku masih dengan menunduk
Arga hanya diam tak segera mengambil bajunya, membuat jantung ku semakin berdebar dan bingung
"kenapa kamu takut?"
"aaaa....aku tidak takut....aku cuma kaget"
"lalu kenapa kamu membelakangiku"
Laki laki ini, benar benar membuatku tak bisa menjawab..,kenapa tidak segera pakai bajunya saja malah ngajak berdebat....gerutuku dalam hati
Arga tertawa geli melihat tingkahku, mungkin baginya aneh aku yang pernah bersuami tiba tiba kaget dan kebingungan melihat laki laki setengah telanjang
"cepat pakai bajumu, aku bawakan makanan dan susu hangat"
"aku tidak mau"
Jawab Arga datar seraya mengenakan bajunya
"maksud mu kamu tidak mau makan?"
"bukan...aku tidak suka makanan yang kau bawa"
Ku pandangi daging rendang buatan bik Narsi yang kelihatan sangat menggoda, bagaiman bisa dia tidak menyukainya
"aku tidak makan daging di malam hari...
Aku mau nasi goreng"
"oooh....baiklah"
"tunggu..."
Arga menghentikan langkahku yang hendak keluar
"aku mau nasi goreng buatan mu, harus kamu sendiri yang membuatnya bukan bik Narsi"
Aku melongo mendengar permintaan nya, sengajakah dia mau mengerjaiku.
Benar benar menyebalkan....
Dan sial nya pun aku hanya bisa meng iya kan permintaan nya, karena sekarang aku istri nya dan aku wajib patuh padanya....sungguh menyebalkan.
Setelah makan Arga menata bantal dan selimut di sofa, sepertinya dia akan tidur di sofa kamar malam ini
"sepertinya kamu tidak nyaman kalau kita tidur satu ranjang, aku tidur di sofa saja"
Sepertinya Arga mengerti kegelisahanku dan untuk tidur di kamar yang terpisah pun itu tidak munkin, karena kami sudah menikah
Malam ini rasanya sangat aneh, aku tidur satu kamar dengan laki laki yang sudah menjadi suamiku tapi kami sama sama tak ada rasa
Sementara kami akan tinggal disini dulu sampai ayah benar benar pulih setelah itu kami akan pindah ke apartemen Arga yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah ayah
Jadi kami bisa bebas tidur di kamar terpisah bila kami sudah pindah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments