Pintar juga siska batinku melihat dia mengenakan gaunku berwarna cream elegant, gaun yang ku beli di Bali sebelum aku menikah dengan mas Novan, tidak mahal sih, yah sekitar 30 jutaan...
Aku tersenyum padanya...melihat dia keluar dari dalam dengan wajah kesal
"nah begitu kan cantik bu Novan....gimana suka dengan gaun saya?"
Tanyaku sedikit menggoda
"iya nona terima kasih banyak atas pinjamannya"
Kata siska tetap dengan muka cemberut dan sedikit mendengus kesal
"tidak perlu berterima kasih ibu Novan, saya senang bisa membagi apa yang saya punya"
Aku tersenyum nakal padanya
"oh iya, anda tak perlu meminjam...saya berikan gaun itu pada anda...yah,....maklum lah saya tidak terbiasa memakai kembali apa pun yang sudah di pakai orang lain, termasuk baju yang anda pakai"
Ke kernyitkan dahiku lalu pergi, mita yang dari tadi menahan tawa melihat muka siska mengikutiku pergi dan....
Ha..ha...ha...
Di belakang kami tertawa terbahak bahak geli melihat wajah siska yang tidak bisa berkutik
"silahkan di nikmati bapak devan"
Aku tersenyum di sudut bibirku mempersilahkan Devan, Novia dan orang tua mereka
Mereka tampak kaget aku menghampiri mereka, Novia dan Devan tampak kikuk, mungkin mereka tahu aku menghampiri pasti untuk melakukan sesuatu pada mereka seperti pada Siska tadi
"terima kasih yu, emmm, maksud saya nona Ayu...dan terima kasih juga telah turut mengundang kami di acara besar dan mewah seperti ini.."
Devan menjawab dengan terbata bata sementara Novia hanya diam ketakutan tak berani menatapku
"tak perlu sungkan, acara ini memang kami buat agar kami bisa lebih dekat dengan semua rekan bisnis dan juga karyawan karyawan kami"
Aku berkata dengan mantap
"iya, kami tahu...sekali lagi terima kasih, kami merasa sangat terhormat.."
Kali ini Novia menjawabku dengan mata tak berani menatapku
"jangan sungkan sungkan, silahkan menikmati hidangan dari kami yang apa adanya ini"
Kataku sedikit merendah
"nona ayu ini sangat merendah, hidangan yang di sajikan ini sangat mewah bukan apa adanya"
Devan berkata sambil memaksakan senyum
"oh, kalau begitu jangan sungkan silahkan di makan, oh iya bahkan kalau mau kalian bisa bungkus bawa pulang...soalnya kalau sisa juga palingan di buang...sudah ndak ada yang mau..."
Aku tersenyum sinis sebelum meninggalkan mereka yang terlihat kesal dan malu
"mit, menurutmu aku keterlaluan ndak sih?"
Tanyaku pada Mita, sebenarnya hatiku tak tega melihat mereka di permalukan seperti itu meskipun aku sendiri yang mempermalukan mereka
"enggak lah....apa kah mereka memikirkan perasaanmu saat menghina dan mengusirmu dulu"
"iya sih, tapi sebenarnya aku tidak tega melihat kedua orang tua mas Novan tadi"
Kamu tidak tega karena mereka orang tua?.....tapi apakah mereka pernah memikirkanmu ketika memperlakukanmu seperti pembantu, apakah mereka kasian padamu setelah kamu mengorbankan waktu 5 tahun untuk melayani mereka....come on ayu....
Mereka pantas mendapatkan itu"
Entahlah, rasa tak tega tiba tiba muncul dari hatiku
"kamu tenangin diri dulu yu, jangan sampai kamu kalah dengan rasa tak tegamu itu,...aku temani temu yang lain dulu"
Mita kembali masuk ke dalam meninggalkanku di teras belakang dengan hamparan teratai yang terlihat anggun terpancar sinar rembulan malam ini....
Ku hela nafas dalam dalam, sepertinya ini salah, yah ini salah...aku melibatkan dua keluarga sekaligus demi membalaskan sakit hatiku, yah, keluargaku dan keluarga Arga, ternyata aku ini egois....padahal Arga terpaksa bertunangan denganku bukan karena cinta dan kedepannya apakah aku akan menikah tanpa cinta ataukah pertunangan ini hanya main mainan saja
Lalu bagaimana dengan keluarga ku dan keluarga Arga.....ini salah...benar benar salah.....
Aku terkejut saat melihat Arga sudah duduk di sampingku, sejak kapan?
"hhhhh"
Aku menahan teriak karena terkejut sudah sosok tegap duduk di sampingku
"sudah selesai melamunnya?"
Tanya Arga membuatku membulatkan mata...
"emmm....eh....kamu kapan datang?"
"cukup lama untuk melihatmu melamun....untuk ndak sampai kesambet"
Arga menyulut rokok dan menghembuskan asapnya sembari menghela nafas panjang
Terlihat sekali wajahnya sangat lelah
"aku....aku tidak melamun....cuma sedang berfikir"
"berfikir!!!!"
Arga mengulangi kata kataku, tatapnnya tetap datar
" berfikir bagaimana caranya membalas mantan suamimu dan keluarganya"
Arga menebak namun tetap dengan muka datarnya
"lalu apakah kamu tidak pernah berfikir, bagaimana kalau aku membalasmu...."
Aku terkejut dengan kata kata Arga, dia menatapku tajam, matanya yang biru seolah olah ingin memakanku hidup
hidup
Kutelan ludahku dengan kasar seolah olah menyumbat di kerongkongan
Selama ini aku sibuk berfikir cara membalaskan sakit hatiku pada mas Novan, tapi aku lupa bahwa ada orang yang sakit hati karena perbuatanku
Apakah ini karma ku karena aku dulu menolak perjodohan dan memilih pergi dengan laki laki yang kucintai
Lama kami saling beradu tatapan
"kamu mau membalasku?"
Tanyaku lirih seraya menunduk malu
Arga tersenyum sinis dengan kepulan asap rokok keluar dari mulutnya
"menurutmu?"
Aku semakin merasa bersalah, egois dan jahat
"kalau kamu sudah punya pacar kita bisa membuat kontrak, setelah menikah kita bisa cerai" kataku lirih, Arga memandangku penuh tanda tanya
"maksudku yang di Bali ..."
Arga tertawa sebelum aku melanjutkan kata kataku
"sudahlah sebaiknya kita ke dalam, tamu tamu mencari kita untuk pamitan"
Arga mengulurkan tangannya untuk menggandengku masuk ke rumah, baru satu langkah heel yang ku pakai tersangkut di gaun ku dan....
"aw..."
Teriaku tak mampu menjaga keseimbangan tubuhku hampir terjatuh...
Dengan sigap Arga menangkap tubuhku dan meraihku dalam pelukannya
Rasanya ada yang aneh, jantungku berdebar kencang ketika tubuh kekar itu memeluk ku
Tangan kekar Arga merangkulku kuat, membuat ku canggung saat tatapan mata kami saling beradu
Ku dorong sedikit tubuhnya ke belakang, melepaskan tubuhku dari pelukannya, rasanya pipiku memerah entah karena malu atau apa
"jalan jangan melamun"
kata Arga sembari membenarkan.jasnya yang sempat ku tarik saat hampir terjatuh, aku hanya tersenyum canggung tak tahu harus berkata apa
" ayo, kita sudah di tunggu"
Arga menggandeng tanganku masuk ke rumah menemui para tamu yang hendak berpamitan
Setelah semua tamu pulang begitu juga dengan Arga dan keluarganya, aku kembali duduk di teras belakang rumah, yah tempat ini adalah favoritku karena di mana ada bunga teratai di situlah aku bisa berekspresi, berimajinasi dan berkeluh kesah, rasanya sangat damai memandangi bunga pink yang bermekaran segar, bukan hanya tubuhku yang lelah, pikiranku pun terasa sangat lelah...semua terjadi begitu cepat dan rasanya bagai mimpi
Seperti bagai kemarin aku menjadi istri mas novan tiba tiba sekarang aku sudah bertunangan dengan Arga....secepat ini semua terjadi....
Semua keluarga sudah terlelap karena kecapek an, tinggal beberapa kru wedding organizer yang sibuk berbenah
Ku pandangi tumpukan goody bag, hadiah yang di bawakan para tamu undangan.....hhhhh, sebenarnya ini salah
dan bagaimana bila nantinya aku mengecewakan banyak orang lagi karena aku dan Arga bertunangan tanpa ada cinta dan bagaimana bila benar Arga sudah punya pacar, bukankah aku akan menjadi orang jahat yang memisahkan sepasang kekasih demi keegoisanku membalas sakit hatiku pada mantan suami
Lalu bagaimana juga dengan keluargaku dan keluarga Arga jika kami tidak jadi menikah....
Ahhh sepertinya aku bisa gila bila memikirkan hal ini, ya Tuhan....aku harus bagaimana.....
Aku tahu persis bagaimana sakitnya di khianati lalu sekarang aku yang akan membuat seorang laki laki mengkhianati kekasihnya demi perempuan lain, demi aku.....
"ini kopinya non"
Bik Narsi asisten rumah tangga yang sudah merawatku dari kecil tiba tiba datang membawa secangkir kopi hitam membuyarkan lamunanku
"bik Narsi repot repot, makasih bik, bibi istirahat saja pasti capek"
"bibi sdh tidu tadi non, bibi malah ndak repot, karena semua kerjaan ada yang ngurus, justru seharia ini tadi bibi santai, bisa ikut makan makan"
Aku mengernyitkan keningku sambil menyeruput kopi hitam khas buatan bik Narsi
*bibi lihat dari tadi non ayu gelisah, melamun,....non tak bahagia?"*
Tanya bik Narsi yang hafal betul denganku karena memang aku baginya sudah seperti anakbkandungnya sendiri
"entahlah bik, aku bingung harus seneng atau sedih atau apa...."
Bik Narsi tersenyum serasa mengusap pundak ku mengetahui kegelisahanku
"non, percaya sama bibi,.....tak ada orang tua yang ingin anaknya susah, semua orang tua pasti akan memberikan yang terbaik, seperti non kepada Naya, pasti akan memberi yang terbaik pada Naya, begitu juga dengan bapak dan ibu....mereka pasti punya pertimbangan yang menurut mereka terbaik buat non ayu....yakinlah"
Kata kata bik Narsi membuatku sedikit tenang, aku mengangguk paham rasanya seperti mendapat air di kala sedang dahaga
"tapi bik...aku merasa tak enak pada Arga...bagaimana kalau Arga sudah punya pacar, bukankah itu artinya aku sudah menyakiti hati perempuan lain"
"masa sih non mas Arga punya pacar, kalau dia punya pacar kenapa dia mau tunangan sama non Ayu"
"iya bi, kemarin di Bali Arga membawa perempuan bersamanya"
Jawabku lirih dan datar
"mungkin perempuan sewaan non, kayak di tv tv itu lo, yang di bayar buat nemenin pas lagi di bali"
"bik Narsi ada ada aja...."
Tapi rasa rasanya perempuan itu memang hanya kulihat pas di Bali saja, atau Arga tidak jujur pada pacarnya kalau dia tunangan....ah, tapi kan acara tunangan tadi sangat besar dan banyak media yang meliput ....tak mungkin kalau Arga menyembunyikan pertunangan dari pacarnya...
Ku acak acak rambutku sendiri memikirkan kekonyolan kekonyolan yang terlintas di benak ku
"sudahlah non, pergi tidur saja, berdoa saja kalau semua akan baik baik saja"
"iya bik, ayu tidur dulu, sudah jam 3"
mimpi yang indah buat diriku sendiri.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments