setibanya gue didepan pintu rumah, gue langsung membuka pintu dan melihat fany sedang duduk disofa sambil memakan bubur dan menonton tv
"eh fan, beli bubur dimana"
"tadi lun ada yang lewat"
kemudian gue menyusul fany duduk disofa
"gue udah tau semuanya fan"
"semuanya apa?" fany mengerutkan dahinya
"gue tau kenapa lu nangis semalam"
fany terdiam
"alex kan?" sambung gue
fany mengangguk
"gausah dibahas ya lun"
"gue mau bahas ini sampe tuntas"
"tapi gue gamau lun!" ucap fany dengan nada tinggi
gue diam memandang fany tidak percaya, baru kali ini fany membentak gue
"maaf lun" sambung fany
"kita bikin perasaan lu tenang dulu, gimana kalo minggu kita ke bali, gue mau nepatin janji"
"serius?" fany tersenyum
"serius sayang"
"najis banget sih lun"
gue tertawa
***
tidak lama kemudian hari sabtu pun tiba, gue menghabiskan waktu bersama fany dibali, semua kebutuhan fany selama dibali gue yang membayar selama sabtu dan minggu ini
sesampainya gue dibali dan langsung istirahat di hotel yang gue pesan.
"kita seneng-seneng disini, jangan pikirin apapun masalah dirumah oke?" jawab gue sambil merapihkan baju
"siap bos" fany hormat
semakin lama senja indah mulai terlihat, gue dan fany pergi ke pantai kuta untuk menikmati kecantikan senja didaerah bali ini.
pengen nangis rasanya karna lebih indah dari wajah gue
"gila sih, gamau pulang gue kalo begini" ucap fany
"jangan gila"
"gue udah tergila gara-gara sunset bali"
setelah itu gue dan fany pergi ke hotel untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk makan malam
gue pergi ke McDonald's untuk makan malam
setelah selesai makan malam gue kembali ke hotel dengan fany, sambil menikmati indahnya pemandangan disekitar dan melepas rindu dengan bali
sesampainya dihotel. gue memulai pembicaraan karna gue masih penasaran dengan kejadian alex dan fany sampai membuat fany menangis kejar waktu itu
"fan"
gue manaruh handphone dibantal dan merubah posisi menjadi duduk, kebetulan posisi gue sedang tiduran
"hmm" saut fany yang juga asyik bermain handphone
"lu belum cerita loh masalah itu"
"lah kan lu sendiri yang bilang disini seneng-seneng jangan mikirin apapun" fany menatap gue
"ya kan gue penasaran fan"
"oke gue ceritain"
*flashback on*
"mau ngomong apa lex?"
dengan tema romantis disebuah taman, alex menyuruh fany untuk datang dan mendengarkan alex bicara
"aku, aku mau ngomong sesuatu fan"
"iya apa?"
"tapi, tapi, tapi kamu jangan marah ya"
"aku gabisa marah sama kamu lex"
"aku serius"
"yaudah iya, emang mau ngomong apa sih?" tanya fany
"aku, aku, sebenernya, suka"
fany sudah mulai geer dan mengukir senyuman dibibirnya
"sama luna"
fany membulatkan mata
"maksud kamu?" tanya fany sambil mengerutkan dahinya
"ya aku sebenarnya suka sama luna fan"
"tujuan lo nyuruh gue dateng kesini apa lex?" tanya fany emosi
"aku gamau rasa suka kamu ke aku makin besar terus aku dibilang gabisa menghargai perasaan kamu, selalu gapeduli sama kamu. aku bosen fan digituin mulu jadi hari ini aku jujur sama kamu"
fany mulai membendung air mata
"sejahat itu lex?" sambung fany
"aku salah lagi?"
"kalo emang lo ga suka sama gue harusnya lo ga respon chat dari gue, harusnya lo ga usah bikin gue baper kalo ternyata hati lo bukan buat gue"
"bukan aku bikin kamu baper fan, tapi—"
"tapi apa? karna luna cuma respon chat dari lo kalo penting doang dan luna ga peduli sama lo jadi lo bales chat gue bikin gue baper itu cuma jadi pelarian lo? gue cuma jadi korban pergabutan lo? " selak fany
"gue cuma jadi angin kosong pengisi malam lo, ketika dia yang lo anggap penerang sedang absen untuk sementara?"
alex menunduk
"pas orang-orang bilang kalo lo tuh ga baik harusnya gue percaya, tapi rasa suka gue ke lo terlalu besar sampe gue ga peduli sama hal-hal buruk yang lo simpen didalam diri lo"
"iya aku tau fan aku salah, intinya aku udah bilang jujur ke kamu"
"iya, makasih buat semua, makasih udah pernah jadi temen chat gue dan gue bersyukur bisa jadi pelampiasan bosen lo, nanti gue salamin ke luna"
air mata fany mulai membanjiri pipi
"jangan nangis fan"
"emang gaboleh? gaboleh gue nangis pas gue tau orang yang gue suka malah menyukai sodara sendiri? gue gaboleh nangis?"
"lex gue menerima lo sebagai tamu dihati gue dan gue harap lo ga ngerusak apapun yang ada disini, tapi lo malah ngerusak pabriknya, rumahnya, yaitu hati gue"
fany langsung pergi dari hadapan alex dan mulai meninggalkan taman tersebut, perasaan fany mulai kacau tubuh fany seperti ditusuk-tusuk. memang benar-benar ditusuk, ditusuk oleh realita
*flashback off*
tanpa disadari oleh fany, dia dari tadi bercerita sambil menangis
gue pun memeluk fany
"gue udah bilang kalo lu harus terbuka sama gue, cerita apapun masalah hidup lu diluar sana, kalo gue bisa bantu pasti gue bantu" ucap gue sambil mengelus rambut fany
"gue minta maaf lun"
"buat apa?"
"gue sempet hampir pengen benci sama lu"
fany melepas pelukan secara perlahan
"gara-gara alex sukanya sama lu jadi gue hampir pengen benci cuman gue mikir kenapa gue harus benci sama lu sedangkan lu aja ga izinin alex buat masuk ke ruang hati lu" sambung fany
"lu masih dipeluk sama kedewasaan, beruntung lu ga jadi benci sama gue"
"lah kenapa beruntung?"
"ya kalo lu jadi benci kan kita gajadi kebali"
gua dan fany tertawa ngakak
jangan lupa untuk memencet tombol like dan silahkan berkomentar yang sopan, terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Cahaya Wulandari
akhirnya up juga😍
2019-11-05
2