setelah melalukan uji nyali dengan pak budi, gue dan alex pergi ke dalam kelas. karna gue dan alex satu kelas ya jadi kita jalan berdua
"kayaknya kita jodoh deh" ucap alex yang posisinya dibelakang gue
"najis" ucap gue tanpa menghentikan langkah
"hey hey, gaboleh gitu dong kalo misalkan beneran gimana?"
alex meraih tangan gue, gue menepisnya tapi ia segera berdiri didepan gue agar bisa menghalangi jalan gue
"kenapa si lu jutek banget sama gue? sama cowo lain akrab"
"karna gue benci sama lu"
"gue cemburu lun"
"ha?"
gue dan alex diam, saling bertatap dan tidak ada suara sedikit pun yang keluar dari mulut kita berdu
"ma—mak—maksud gue, gue juga pengen akrab sama lu kaya cowok-cowok yang lainnya"
"gue tuh udah benci banget lex sama lu, jadi maaf ya gue gabisa akrab sama lu" gue menyipitkan mata
gue mendorong alex dah langsung lanjut jalan menuju kelas, namun...
"apa sih yang bikin lu benci sama gue?"
teriakan alex berhasil bikin gue berhenti melangkah
gue berhenti, alex berada disamping gue sedangkan gue memutar badan 60° agar bisa melihat alex
"apa yang bikin lu benci lun?"
"pertama lu itu ngeselin, kedua lu iseng, ketiga lu bandel, keempat lu sok kece, kelima lu playboy. udah? puas lu?"
"gue serius lun"
"gue gapernah bercanda kalo ngomongin soal kebencian gue ke lu"
"ya tapi apa karna itu lu benci sama gue?"
"maybe" gue menaikkan kedua pundak
"cowok lain banyak kok yang nakal juga apa harus gue yang lu benci?"
"gatau deh ya, rasa benci gue ke lu gabisa diralat gue udah benci banget pokoknya titik"
gue kembali melangkah kaki dan menuju ke kelas
"lama banget kemana dulu?" tanya fany dengan wajah penasaran
"gatau ah pusing"
"di apain aja tadi?"
"ga di apa-apain sih cuman bikin pusing"
"ga di apa-apain kok pusing siapa yang bikin pusing?"
gue diam tidak menjawab, gue memikirkan perbincangan gue dengan alex gue gamau fany tau dan malah jadi badmood sama gue
"ga kok, udah pokoknya gue pusing udah diem ya"
"gajelas lu lun"
"bawel lu ah"
"ehiya lun, lu liat alex ga?"
"tadi gue—" gue menghentikan pembicaraan
"lu kenapa?"
"hmm gue, gue galiat fan"
"eh itu dia lun" fany menunjuk alex dengan dagunya
gue melihat sebentar, terlihat alex tersenyum untuk gue dan gue langsung buang muka dan melihat fany yang senyam-senyum sendiri dari tadi
"ahh lun itu dia senyum ke gue"
gue langsung membungkukkan badan agar bisa tidur diatas meja sambil duduk dibangku dan menghadap tembok
"hadeh terserah lu deh fan, gue punya sodara pede abis" ucap gue dalam hati
***
setelah bel istirahat dibunyikan gue tidak ke kekantin, hanya fany yang ke kantin untuk membeli siomay, gue membaca novel sambil bersender ke tembok, karna tidak ada bahu untuk bersandar. haha
tiba-tiba fany datang membawa dua siomay sambil tersenyum bahagia, entah apa yang merasuki mu fany
ditaruhnya siomay itu diatas meja dia, sambil tersenyum
"kenapa si lu? kesambet penghuni kantin?" tanya gue
"sembarangan lu kalo ngomong" jawabnya
"ya lagian gajelas senyam-senyum aja dari tadi"
"gue ntar malem izin keluar sebentar ya"
"mau kemana?" ucap gue sambil memakan siomay
"kepo deh ah"
"gue ikut ya"
"dih gausah gue naik taxi aja"
"are you sure?"
"yes i'm very very sure"
"apaan sih lu, emang mau kemana si? sama siapa?"
"udah deh kepo banget si lu tenang aja luna khawatir banget kayaknya sama gue"
"dih bodoh, kalo lu kenapa-kenapa dijalan gimana? udah gue anter ya?"
"udah ah bawel gue bilang gausah ya gausah ya cantik gue bisa sendiri"
"yaudah iya-iya tapi kalo kenapa-kenapa langsung kabarin ya"
"siap bos" fany hormat.
jangan lupa untuk memencet tombol like dan silahkan berkomentar yang sopan, terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Cahaya Wulandari
makin seru nih
2019-10-16
2
Syafira Nur Annisa
lanjutkan thorr
2019-10-16
4