FreeDom
...Cerita bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun—mungkin karena ketidak sengajaan semata....
...PERINGATAN! CERITA MENGANDUNG UNSUR YANG DAPAT MEMBUAT EFEK TRAUMA PADA SEBAGIAN PEMBACA. DIHARAPKAN BIJAK DALAM MEMBACANYA....
...Cerita ini semata-mata dibuat untuk hiburan, tidak membenarkan atau mewajarkan suatu tindakan. Sekali lagi diharapkan dapat menjadi pembaca yang BIJAKSANA....
...Jangan lupa like, vote, dan comments diakhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap karya penulis....
...Terima kasih,...
...selamat membaca....
...___________________...
...G a d i s - N a k a l...
...___________________...
..._________...
..._____...
..._...
"Hei kalian bilang akan ikut dengan ku ke-pesta!" Teriak Maki kesal. Dia sedari tadi menunggu teman-teman barunya dipojok ruangan sebuah klub malam, meski sayang teman-teman yang dimaksud tak kunjung datang. Alhasil Maki menghubungi mereka satu persatu lewat saluran telepon.
Tapi apa yang Maki dapatkan setelah itu?
Sebuah kalimat berisi omong kosong belaka. Maaf, kami tidak bisa datang ke klub—orang tua kami tidak mengizinkan.
Oh ayolah bung~
Maki merotasi matanya jenuh.
Umur berapa kalian? Kenapa masih perlu izin orang tua!
Dengan kesal hati Maki memutuskan sambungan telepon lalu menyimpan kembali benda kecil itu kedalam saku jaket besarnya.
Baru lewat 15 hari setelah upacara kelulusan sekolah menengah atas, Maki sudah terlihat menggila dengan kebebasan yang dia miliki.
Sayang sekali semua teman tongkrongan Maki sedang tidak ada ditempat—mereka terlalu sibuk dengan persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Berbeda dengan Maki yang benar-benar plong soal masa depannya.
Mendaftar kuliah? No! Tidak akan pernah terpikirkan, bahkan 3 tahun terjebak di sekolah menengah atas saja sudah berhasil membuatnya gila. Beruntung bisa lulus, tak terbayang jika Maki memilih melanjutkan study-nya.
Bisa botak nanti kepala gadis itu.
Hehe, |
Kembali ke topik utama, karena tidak memiliki teman Maki jadi bergaul ke distrik sebelah dan tadi sore dia bertemu dengan beberapa gadis asik seusianya.
Boleh juga~
Tercetuslah sebuah ide.
Maki ingin mengajak mereka ke sebuah pesta yang selalu diadakan oleh salah satu klub malam dekat area pinggiran distrik tapi ternyata hasilnya malah begini.
Benar-benar kacau.
Kita tidak bisa mempercayai teman yang baru saja kita temui.
Simpelnya hanya karena kenalan jangan pernah berharap lebih.
Ah~
Maki jadi ingin merokok. Melepas jenuh.
Beberapa waktu terakhir gadis itu mulai bosan dengan rutinitas hariannya. Tidur ketika siang lalu bangun ketika malam dan mulai keluyuran hingga pagi esoknya datang. Jika kalian bingung, kenapa bisa-bisanya gadis ingusan seperti dia hidup dengan cara menyedihkan seperti itu?
Jawabannya sederhana.
Karena dia cantik.
Lihat saja tubuh gadis perawan tersebut, memang tidak terlalu tinggi—tapi benar-benar seksi. Kakinya putih mulus dengan pipi tirus. Warna rambut khas anak asia, bahkan dia selalu mengenakan pakaian pendek dan terbuka jika ingin pergi kemana-mana.
Pamer badan ceritanya.
Hanya perlu merayu pria muda kaya raya, Maki sudah berhasil mengisi ulang tabungan dan dompet pribadi miliknya.
Kehidupan yang nyaman. Benar-benar bebas, tanpa kekangan.
Jika kalian bertanya-tanya dimana keluarga Maki, gadis itu pasti akan dengan lantang mengucapkan kalau dirinya telah lama dibuang. Atau lebih tepatnya Maki yang membuang kedua orang tua tidak berguna itu demi kehidupan mewah dari beberapa pria hidung belang? Mungkin saja, masukkan itu kedalam opsi pilihan jawaban.
Maki menatap liar setiap sudut ruangan. Tidak ada yang terlihat cocok untuk dijadikan mangsa, haruskah gadis itu pulang? Berada disini terlalu lama juga tidak baik, terakhir kali ada laki-laki jelek yang memaksa Maki untuk minum hingga mabuk.
Beruntung dia tidak berhasil merampas kesucian Maki, malah sebaliknya. Lelaki berwajah aspal itu berhasil diperas oleh Maki dengan tuduhan pelecehan saat berada dikantor kepolisian. Rasakan itu!
Maki merapatkan jaketnya, jika dari jauh pakaian yang dikenakan gadis itu terlihat biasa saja. Hanya tanktop hitam dan celana pendek, ditambah jaket kebesaran yang menelan habis celana pendeknya; sekilas seperti tidak mengenakan apapun diarea paha. Tapi tidak ada yang bisa menampik kalau gadis itu benar-benar terlihat cantik. Maki mulai melangkah, beberapa orang sudah menggila karena pengaruh minuman—berjoget ria seperti cacing kepanasan. Lampu kerlap-kerlip dan musik yang memekakkan telinga. Berjalan diantara bau badan mereka, Maki mendesis sedikit kesal.
Ish!
Malam ini benar-benar ramai dari pada biasanya. Seperti ada donatur kaya raya yang menyumbangkan uang untuk membiayai pesta tersebut, kalau ada mungkin Maki perlu berpikir menggaet-nya.
Siapa tahu dia bisa membawa beberapa juta uang dari kantong donatur itu. Hehe—dan jika dia lelaki tampan, mungkin Maki akan memberikan layanan khusus.
Tak salahnya 'kan gadis itu ingin melepaskan hal berharga miliknya?
Mengganti sebutan gadis menjadi seorang wanita.
Patut untuk dicoba.
Bugh!
Maki terkejut, dia membentur sesuatu yang keras hingga terjatuh. Bokong gadis itu menghantam bagian ubin lantai, menimbulkan suara renyah. Dengan wajah masam, Maki mendongak—siap menggerutu pada sosok yang berdiri ditengah-tengah menghalangi jalan gadis tersebut.
Meski sebenarnya itu murni kesalahan Maki yang tiba-tiba melamun hingga menabrak punggung seseorang.
Ketika manik berwarna kecoklatan itu terangkat—mata mereka bersinggungan. Sumpah serapah yang Maki siapkan kembali tertelan, malah digantikan oleh pandangan tertegun.
Apa itu patung dewa?
Yang ada dibuku-buku mitologi yunani kuno?
Tidak mungkin ada manusia berwajah luar biasa seperti itu!
Argh! Tuhan, ini benar-benar tidak adil?!
"—hallo? Nona?"
Maki mengerjap-ngerjapkan mata saat indra pendengar baru saja menangkap sesuatu. Sebuah tangan kekar tertanai tepat didepan wajah Maki, tanpa sadar gadis itu meraihnya.
"Maafkan aku nona, apa kau terluka?" Bahkan nada bicaranya terdengar luar biasa. HOT! Maki meleleh saat dibantu untuk berdiri, gadis itu menunduk malu—rona kemerahan muncul karena terpesona atas maha karya Tuhan didepan sana.
Maki menggeleng, sambil menyahut kalau dia tidak apa-apa.
"Syukurlah kalau begitu..." tutup lelaki berwajah TAMPAN tersebut?! Dirundung rasa canggung patung berjalan itu ingin mencoba berpamitan dengan sosok Maki, setelah minta maaf seharusnya urusan kedua orang ini sudah selesai tapi Maki seperti tidak ingin kehilangan kesempatan.
Pria hot itu bisa jadi tempat yang cocok untuk melepaskan predikat gadisnya.
Maki menarik ujung baju yang dikenakan lelaki itu sebelum dia melangkah semakin jauh dengan wajah malu-malu. Gurat bingung terlihat, lelaki itu menoleh—menantap kembali sosok Maki.
Ada apa dengan gadis muda ini?
Ya, meski hanya perlu waktu beberapa detik saja untuk dirinya agar bisa memahami.
Sudut bibir lelaki itu terangkat, dia menarik pinggang milik Maki lalu membawanya semakin dekat. Mempertipis jarak dengan saling melemparkan tatapan, begitu intens hingga berhasil mengundang suasana.
"Gadis nakal rupanya~" bisik lelaki itu, menggelitik daun telinga. Maki terkekeh, bersandar diantara dada bidang lelaki rupawan. Dia lalu mendongak, menatap dalam manik emerald indah tersebut.
"Mau cari tempat sayang? Untuk malam ini?" Ucap Maki menggoda dengan nada setengah mendesau.
Uh~
Nakal sekali.
Lelaki itu mendekat, menempel bibir didekat area daun telinga. Membalasi ajakkan dari nona muda dalam dekapan.
"Tentu saja~" ucapnya pelan serupa bisikan; berhasil membuat orang yang mendengar meremang kegirangan.
Ah~
Ini benar-benar gila.
Sungguh. |
.
.
.
.
.
Seharusnya Maki tidak melakukan hal tersebut, seharusnya dia tidak pernah bertemu dengan lelaki itu. Maki menelan salivanya kasar. Apa yang dia lihat saat ini?
Tidak mungkin itu nyata!
Tolong beritahu gadis nakal tersebut, KALAU SEMUA INI TIDAKLAH BENAR.
Degh!
"Mau kemana kamu? Hm?"
...***...
...TBC...
...Jangan lupa like, vote, dan comments jika kalian suka...
...Terima kasih,...
...ketemu lagi nanti...
...Bye...
...:3...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
usi susi
selamat uthor atas karya barunya🥰
2022-11-03
2