Terperangkap

...Cerita bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun—mungkin karena ketidak sengajaan semata....

...Jangan lupa klik like, vote, dan comments diakhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap karya penulis....

...Terima kasih,...

...selamat membaca....

...____________________...

...T e r p e r a n g k a p...

...____________________...

...___________...

..._____...

..._...

Glek!

Maki menelan salivanya kasar, wanita itu merinding saat merasakan hawa dingin tiba-tiba hadir tepat dibelakangnya. Menggelitik punggung dari Maki, spontan dia berbalik. Kapan lelaki ini berjalan kemari?! Mempertipis jarak diantara mereka.

"Hosh~" Deru napas dari William menyapu pelan permukaan wajah milik Maki, mereka benar-benar berada diantara jarak yang begitu dekat. Apa yang coba dia lakukan! Seru Maki dalam batinnya, menantap horor kearah jemari tangan yang terangkat lalu menyusuri pipi dari Maki. Membelainya pelan. Maki menahan napas, sial—jarak ini sangatlah berbahaya.

"Padahal aku hanya meninggalkan mu 3 hari, tapi kau sudah berani berpikiran untuk kabur..."

Gara-gara siapa! Jerit dewi batin wanita itu, Salah mu karena berhasil membuat ku ketakutan!

"Bukannya aku punya hak untuk pergi?" tutur Maki, ia mengangkat tangan lalu mendorong dada milik William agar jarak diantara mereka sedikit menjauh. Tapi bukannya memperlebar lelaki itu malah semakin menghimpit tubuh dari Maki, bahkan kakinya berada ditengah-tengah kaki Maki—membuat wanita yang mengalami hal tersebut bersemu merah serta bergerak gelisah.

Sial! Sial!

Jangan tergoda dengan wajah tampan tersebut, dia adalah iblis berwajah malaikat!

Huh!

"Hak atas kebebasan mu ada ditangan ku Maki, aku ini suami mu..." bisik William teramat pelan, berhasil membuat tubuh Maki meremang gila. Wanita itu menelan saliva gugup, memilih memalingkan wajah dari pada harus menantap manik emerald yang begitu indah.

Melihat reaksi lucu dari Maki, William terkekeh. Jemarinya menjepit dagu Maki lalu membawa wajah manis didepan sana untuk kembali kearah yang seharusnya; tepat berhadapan dengan William.

Maki mendesis, sebenarnya hal-hal bodoh apa yang tengah mereka lakukan. Antara takut dan gugup, Maki tertekan. Dia mencoba menetralisir semua jenis perasaan campur aduk yang mendera punggung wanita itu.

"Kau melucu. Aku bahkan tidak ingat pernah menikah! Dan kalaupun aku sudah menikah, mungkin aku tidak akan mau menjadikan mu suami ku." sarkas wanita itu. William terdiam, agak sedikit kaget—melihat ada celah disana Maki langsung mendorong tubuh lelaki itu agar terbebas darinya. Dalam hati wanita itu bernapas lega, akhirnya~

Melihat tidak ada reaksi balasan dari William membuat Maki sedikit menilik tapi seharusnya Maki tidak perlu melakukan hal tersebut karena dia hanya disambut dengan ekspresi wajah yang sangat mengerikan?

Sial! Sial!

Ada gurat marah disana, menempel jelad pada sosok William. Maki rasa dia tidak melakukan sesuatu yang salah hingga berhasil membuat lelaki psychopath ini tersinggung, sungguh!

"Kau memang istri ku." ucapnya datar.

Lagi-lagi Maki menelan saliva kasar, apa yang coba dia katakan?! Gerutu Maki dalam hati menanggapi sosok William yang bertingkah janggal.

"Entah sandiwara apa yang kau buat, persetan! Aku tidak peduli, jika kau berharap ingin menjebak ku atau semacamnya—ku mohon urungkan niat tersebut. Lalu soal kau yang menghancurkan wajah seorang wanita, aku akan tutup mata. Tidak akan ku laporkan pada pihak berwenang, jadi bisakah kita kembali ke-kehidupan kita masing-masing?" ucap Maki panjang kali lebar dengan nada memelas diakhir kalimat. Jujur dia sedikit takut saat ini, dia juga tidak ingin terlibat dengan William lebih jauh lagi. Tidak juga dihantui oleh perasaan bersalah, satu-satunya cara yang terpikirkan wanita itu selain kabur adalah—bernegosiasi dengan bajingan gila ini.

Berpikir cepat, selamatkan diri serta lakukan apa yang kau bisa demi diri mu sendiri. Maki benar-benar egois, dia bukan malaikat—ini hanya sifat dasar manusia yang tunduk dibawah kekuatan lalu ditekan dengan kekuasaan. Dalam waktu 3 hari, Maki merenungkan diri kalau dia tidak bisa melawan William. Bahkan dengan 1 saja kebohongan yang lelaki itu ciptakan Maki sudah dianggap sebagai orang gila. Tidak ada yang percaya dengan wanita itu, serta tak ada 1 orangpun yang dapat dia percaya.

Maki benar-benar merasa sendirian. Dingin meringkuk dalam kegelapan.

Tidak ada tanggapan dari sosok didepannya, Maki memberanikan diri menantap dalam-dalam sosok William. Memperhatikan setiap perubahan wajah yang lelaki itu alami, tapi kenapa? Lama-lama rona merah seperti orang terangsang muncul. Tanpa sadar Maki mengambil langkah mundur.

Ada apa?

Ada apa dengan orang gila ini?

Ekspresi itu, membuat Maki takut.

Sial.

"Sudah ku duga, kau sungguh cocok duduk bersanding disamping ku." gumam William. Dia menyeringai, mungkin disini yang dimaksud dari ucapan William itu adalah sosok berani Maki yang sangat selaras dengannya tapi karena Maki tidak mengerti serta tidak memahami lelaki bermanik emerald tersebut; alhasil Maki salah paham.

Wanita itu semakin memundurkan kaki, melihat tersebut alis mata William terangkat. Dia ikut maju saat tiba-tiba Maki berbalik badan lalu berlari kencang menuju area tengah flat. Mata William membola, dia spontan mengikuti langkah kaki Maki.

Apa yang dia lakukan? Batin lelaki itu penasaran, sedikit merasa takut kalau-kalau Maki berhasil lolos darinya. Lelaki ini sudah memeriksa baik-baik tepat tinggal Maki, tidak ada celah disini yang bisa wanita itu pakai untuk kabur. Bahkan anak buahnya berjaga diluar pintu, lantas? Kenapa dia berlari kedalam? Disana hanya ada kamar dengan ranjang lusuh dan jendela kecil tanpa balkon.

Kau tidak akan bisa melewati jendela itu kecuali tubuh mu? Seukuran tubuh Maki.

SIAL!

William mendesis, Maki sudah pernah melakukan hal nekat sekali—terjun dari balkon apartemen; melompat jatoh dari lantai 3 mungkin tidak ada apa-apanya. Benar saja, tujuan dari Maki adalah kamarnya sendiri, wanita itu tidak membuka jendelanya dengan gerakan halus karena William nyaris mencengkeram kerah baju bagian belakang.

PRAKKK!

Suara pecahan kaca terdengar, berhamburan dimana-mana. Maki langsung melompat keluar saat lagi-lagi William ingin menggapainya.

KRAAK!

Terdengar suara pecahan lain, William menilik. Dia bukannya memilih melompat dari lantai tiga, tapi karena jarak jendela kamar Maki dekat dengan jendela flat lantai bawah—demi meminimalisir cedera Maki mengambil keputusan memecahkan jendela bawah dengan kakinya lalu mengempaskan diri ke-lantai dua kamar orang lain.

Tch! Wanita itu mengenal dengan baik bangunan ini ketimbang William. Tidak mungkin juga dia mengikuti langkah dari Maki; melompat dari situ. William berbalik, kakinya melangkah cepat menuju luar sambil berteriak.

"TANGKAP ISTRI KU!" pada anak buahnya yang mungkin saja sedikit terkejut saat mendengarnya.

Kapan bos mereka menikah? Begitu kira-kira.

Lari tunggang langgang, semua orang berhamburan—mengejar sosok Maki yang sudah lebih dulu melarikan diri; meninggalkan jejak darah disepanjang lorong yang ia lalui.

Banyak beling menempel pada telapak kaki wanita itu, dia berlari tanpa alas kaki.

"Hosh!"

Pengejaran dimulai. Siapkan dirimu MAKI.

...***...

...T b c...

...Jangan lupa like, vote, dan comments...

...Terima kasih,...

...ketemu lagi nanti...

...Bye...

...:3...

Terpopuler

Comments

rusidah siti

rusidah siti

keadaannya menegangkan sih ini

2023-03-21

2

usi susi

usi susi

👍

2022-11-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!